Apa dikata rasullah tentang pohon kurma

Reporter : Ahmad Baiquni

Buah dari pohon kurma itu jatuh ke rumah tetangga, namun pemiliknya masih tega mengambilnya.

Dream - Di masa Rasulullah Muhammad SAW, ada seorang yang kaya namun begitu pelit. Dia punya pohon kurma yang buahnya sangat lebat.

Saat musim panen, tangkai buah pohon kurma itu sampai ke rumah tetangganya yang miskin dan punya banyak anak. Tetapi, orang kaya itu masih tega mengambil buah yang jatuh di rumah tetangganya.

Gara-gara itu, si miskin mengadukan masalahnya kepada Rasulullah yang menyanggupi menyelesaikan persoalan itu.

Kemudian, Rasulullah mendatangi si kaya. Rasulullah bermaksud meminta pohon kurma itu.

" Ya Fulan, pohon kurmamu yang tangkai buahnya menjulur ke tetanggamu tidak punya itu, berikanlah padaku. Sebagai imbalannya, engkau akan mendapatkan pohon kurma di surga kelak," kata Rasulullah.

Apa dikata rasullah tentang pohon kurma
© Dream

" Ya Rasulullah, hanya seperti itukah tawaranmu? Aku punya banyak pohon kurma, tetapi yang paling lebat buahnya hanyalah pohon kurma yang engkau minta," kata orang kaya itu, lalu pergi meninggalkan Rasulullah.

Pembicaraan itu didengar oleh orang kaya lain yang dermawan. Ia kemudian mendatangi Rasulullah dan menyampaikan maksudnya.

" Wahai, Rasulullah. Apakah tawaran itu berlaku untukku, sekiranya pohon kurma yang tangkai buahnya menjulur ke tetangganya itu menjadi milikmu?" kata dermawan itu.

" Ya, berlaku untukmu pula," kata Rasulullah.

Pria dermawan itu senang dan segera menemui pemilik pohon. Dia lalu menyampaikan maksudnya untuk membeli pohon itu.

" Apakah engkau akan menjual kurma yang dijanjikan penggantinya di surga oleh Allah?" kata dermawan itu.

" Tidak, kecuali ada orang yang bisa memenuhi keinginanku," jawab si pemilik pohon.

" Berapa harga yang engkau tawarkan," tanya si dermawan.

" Aku ingin pohon kurma itu ditukar dengan 40 pohon kurma kurma lain yang lebat buahnya," kata pemilik pohon itu.

Si dermawan terdiam sejenak mendengar jawaban itu. Dia lalu kembali menjawab ucapan si pemilik pohon.

" Kamu meminta sesuatu di luar kewajaran, namun aku akan penuhi apa yang menjadi permintaanmu. Datangkan saksi dan aku akan menukar pohon kurmamu itu dengan empat puluh pohon kurma milikku."

Transaksi pun terjadi. Dermawan itu kemudian menyerahkan pohon tersebut kepada Rasulullah.

" Ya Rasulullah pohon kurma yang engkau kehendaki telah menjadi milikku. Mulai saat ini aku serahkan kepadamu," kata si dermawan.

Rasulullah begitu senang menerimanya. Segera Rasulullah menemui keluarga miskin yang mengadu tadi.

" Ambillah pohon kurma itu untukmu beserta keluargamu," kata Rasulullah.

Kisah ini merupakan asbabun nuzul turunnya ayat 5-11 Surat Al Lail.

Selengkapnya...

[crosslink_2]

Apa dikata rasullah tentang pohon kurma

Ustadz Abdul Somad menjelaskan pohon selain kurma yang dapat menjadi sunnah untuk ditanam sekaligus menangkal jin dan sihir. /YouTube semuthitamTV/

DESKJABAR - Ada banyak sunnah Rasulullah SAW yang sering kali berkaitan dengan kurma atau pohon kurma. Misalnya proses Tahniq atau mengunyahkan kurma untuk disuapkan ke bayi dengan dilumurkan pada langit-langit mulutnya.

Ada pula sunnah Rasulullah yang menyarankan untuk menanam pohon kurma karena banyak manfaatnya.

Ternyata, selain pohon kurma, ada juga tanaman yang kalau ditanam di halaman rumah, juga merupakan sunnah dan punya manfaat lain.

Baca Juga: Bisakah Memanggil Arwah atau Roh Orang Mati? Ustadz Abdul Somad: Bohong Besar

Menurut Ustadz Abdul Somad, menanam pohon tersebut di depan rumah juga dapat menolak sihir dan jin dari mengganggu penghuni rumah.

>

Ustadz Abdul Somad menjelaskan pohon yang menjadi sunnah untuk ditanam  tersebut dalam video berjudul AYO TANAM !! DAHSYATNYA KHASIAT DAN MANFAAT POHON BIDARA yang diunggah kanal YouTube semuthitamTV pada 9 Februari 2021.

Seperti dikutip DeskJabar.com dari artikel portaljember.pikiran-rakyat.com berjudul Bukan Kurma, Tanamlah Tanaman Ini di Depan Rumah, Menangkal Sihir dan Jin, Ustadz Abdul Somad: Sunnah, tumbuhan yang dimaksud oleh Abdul Somad tersebut adalah pohon bidara atau widara.

Pohon bidara yang berukuran relatif kecil, disebutkan Ustadz Abdul Somad ini manfaatnya tak kalah hebat dari kurma, baik secara religi maupun di luarnya.

Baca Juga: FENOMENA SPIRIT DOLL, Tren Boneka Arwah Membahayakan, Begini Penjelasan Buya Yahya

Sumber: Portal Jember YouTube semuthitamTV

Jakarta -

Surat Al Lail terdiri dari 21 ayat dan tergolong dalam surat Makkiyah. Artinya dari ayat 1-21, seluruh ayat dari surat Al Lail diturunkan di kota Mekah. Surat ini termasuk dalam surat urutan ke-92 sesuai dengan susunan mushaf Al Quran.

Kata Al Lail mengandung arti malam. Nama Al Lail diambil dari permulaan ayat pertama pada surat ini. Pada umumnya, kandungan surat Al Lail berisikan balasan bagi orang-orang yang memberikan hartanya kepada orang lain dengan ikhlas dan semata-mata hanya karena Allah SWT.

Adapun bacaan lengkap surat Al Lail ayat 1-21 beserta artinya dapat disimak pada penjelasan berikut ini,

1. وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ

Bacaan latin: wal-laili iżā yagsyā
Artinya: "Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),"

2. وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ

Bacaan latin: wan-nahāri iżā tajallā
Artinya: "dan siang apabila terang benderang,"

3. وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلْأُنثَىٰٓ

Bacaan latin: wa mā khalaqaż-żakara wal-unṡā
Artinya: "dan penciptaan laki-laki dan perempuan,"

4. إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ

Bacaan latin: inna sa'yakum lasyattā
Artinya: "sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda."

5. فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ

Bacaan latin: fa ammā man a'ṭā wattaqā
Artinya: "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,"

6. وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ

Bacaan latin: wa ṣaddaqa bil-ḥusnā
Artinya: "dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),"

7. فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ

Bacaan latin: fa sanuyassiruhụ lil-yusrā
Artinya: "maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah."

8. وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ

Bacaan latin: wa ammā mam bakhila wastagnā
Artinya: "Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,"

9. وَكَذَّبَ بِٱلْحُسْنَىٰ

Bacaan latin: wa każżaba bil-ḥusnā
Artinya: "serta mendustakan pahala terbaik,"

10. فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ

Bacaan latin: fa sanuyassiruhụ lil-'usrā
Artinya: "maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar."

11. وَمَا يُغْنِى عَنْهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ

Bacaan latin: wa mā yugnī 'an-hu māluhū iżā taraddā
Artinya: "Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa."

12. إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَىٰ

Bacaan latin: inna 'alainā lal-hudā
Artinya: "Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk,"

13. وَإِنَّ لَنَا لَلْءَاخِرَةَ وَٱلْأُولَىٰ

Bacaan latin: wa inna lanā lal-ākhirata wal-ụlā
Artinya: "dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia."

14. فَأَنذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّىٰ

Bacaan latin: fa anżartukum nāran talaẓẓā
Artinya: "Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala."

15. لَا يَصْلَاهَا إِلَّا الْأَشْقَى

Bacaan latin: lā yaṣlāhā illal-asyqā
Artinya: "Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,"

16. ٱلَّذِى كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ

Bacaan latin: allażī każżaba wa tawallā
Artinya: "yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman)."

17. وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى

Bacaan latin: wa sayujannabuhal-atqā
Artinya: "Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,"

18. ٱلَّذِى يُؤْتِى مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ

Bacaan latin: allażī yu`tī mālahụ yatazakkā
Artinya: "yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,"

19. وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَىٰٓ

Bacaan latin: wa mā li`aḥadin 'indahụ min ni'matin tujzā
Artinya: "padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,"

20. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ

Bacaan latin: illabtigā`a waj-hi rabbihil-a'lā
Artinya: "tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi."

21. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

Bacaan latin: wa lasaufa yarḍā
Artinya: "Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan."

Lantas, seperti apa kisah di balik turunnya surat Al Lail ayat 1-21 ini?

Mengutip buku Asbabun Nuzul; Sebab Turunnya Ayat Al-Quran karya Jalaluddin As-Suyuthi, dari Ibnu Abi Hatim dan lainnya meriwayatkan dari al Hakam bin Aban dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa ada seorang laki-laki kaya yang memiliki pohon kurma. Dahan dari pohon kurma tersebut menjulur ke pekarangan rumah seorang laki-laki fakir yang memiliki banyak anak.

Setiap kali ia hendak memetik kurma, ia memetiknya dari rumah tetangganya itu. Setiap kali ada kurma yang jatuh ke rumah orang fakir tersebut, kurma itu selalu diambilnya. Bahkan, kurma yang sudah masuk mulut anak orang fakir itu dipaksannya untuk dikeluarkan.

Orang fakir tersebut kemudian mengadu pada Rasulullah SAW. Hingga suatu hari, Rasulullah SAW menemui si pemilik kurma dan berkata, "Berikanlah kepada saya pohon kurmamu yang dahannya menjulur ke rumah si Fulan dan sebagai imbalannya engkau akan mendapat pohon di surga,"

Ucapan Rasulullah itu tidak diindahkan oleh si pemilik kurma. Tetapi, ada seorang laki-laki yang mendengar percakapan mereka barusan dan menemui si pemilik kurma. Ia berniat untuk membeli pohon kurma tersebut demi mendapat imbalan pohon surga seperti sabda Rasulullah SAW.

Setelah berhasil membeli sebatang kurma dengan empat puluh batang kurma, lelaki itu menemui Rasulullah SAW dan memberikan batang kurma itu kepadanya. Selanjutnya, Rasulullah SAW pun mendatangi rumah si lelaki fakir tadi dan berkata, "Pohon ini sekarang menjadi milikmu dan keluargamu,"

Allah SWT lalu menurunkan ayat, "Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)..." hingga keseluruhan surat Al Lail ayat 1-21.

Simak Video "Diduga Nistakan Agama, Pendeta Saifuddin Ibrahim Dilaporkan ke Bareskrim!"



(rah/erd)