Naskah drama adalah teks tertulis yang berisi alur cerita yang digambarkan menggunakan dialog-dialog antartokoh. Isi drama dapat dilihat dari unsur pembangun naskah drama tersebut. Unsur tersebut terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Hal-hal yang dapat dianalisis dalam isi naskah drama sebagai berikut:
Dengan demikian, hal-hal yang dapat dianalisis dalam isi naskah drama yaitu dilihat dari unsur intrinsiknya berupa tokoh dan penokohan, alur, latar, amanat, dialog, dan dari unsur ekstrinsiknya berupa nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.
9:06 AM
Berikut ini adalah Artikel yang menjelaskan tentang Menulis Naskah Drama berdasarkan Peristiwa Nyata, contoh naskah drama, contoh drama, teks drama, naskah drama pendek, drama sekolah, teks drama singkat, contoh naskah drama anak sekolah. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita. Dalam naskah drama tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan, kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara (musik pengiring).Untuk memudahkan para pemain drama, naskah drama ditulis selengkap-lengkapnya, bukan saja berisi percakapan, melainkan juga disertai keterangan atau petunjuk. Petunjuk itu, misalnya gerakan-gerakan yang dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, benda-benda peralatan yang diperlukan setiap babak, dan keadaan panggung setiap babak. Juga tentang bagaimana dialog diucapkan, apakah dengan suara lantang, lemah, atau dengan berbisik. Terkait dengan bahasa drama, berikut ini ada beberapa hal yang perlu kalian perhatikan. Kalimat yang digunakan harus komunikatif dan efektif.
Supaya drama yang ditampilkan menarik, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah naskah drama itu sendiri. Naskah drama harus menarik sehingga pesan apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh para penonton. Beberapa langkah menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata antara lain sebagai berikut.
Related Posts :[1]Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak.[2][3] [4] Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan.[2] Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater.[2] Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton.[5] Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi.[6] Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.[6] Istilah untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah tonil.[6] Tonil kemudian berkembang diganti dengan istilah sandiwara oleh P.K.G Mangkunegara VII.[6] Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara.[6] Sandi artinya rahasia, sedangkan wara (warah) artinya pengajaran.[6] Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.[6] Sementaran itu, pengertian drama modern dan tradisional harus dibedakan. Dalam drama modern, aktivitas drama menggunakan naskah dialog, sedangkan drama tradisional menggunakan improvisasi dalam dialognya.[7] Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi.[5] Sebuah drama mengikuti struktur alur yang tertata.[5] Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan, dialog, prolog dan epilog.[5] Babak merupakan istilah lain dari episode.[5] Setiap babak memuat satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama.[5] Dengan kata lain, babak merupakan bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.[5] Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa.[5] Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu.[5] Misalnya, dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B.[5] Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka terdapat perubahan adegan di dalamnya.[5] Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain.[5] Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama.[5] Dialog adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain.[5] Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama.[5] Prolog merupakan pengantar untuk masuk ke dalam sebuah drama.[5] Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan dimainkan.[5] Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama.[5] Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama yang dimainkan.[5] Drama tragedi merupakan drama yang menceritakan kisah-kisah sedih dari para tokoh mulia. Kisah di dalam drama tragedi adalah perjuangan tokoh mulia yang menjadi pahlawan untuk menentang berbagai perlawanan terhadap dirinya. Penentangan ini bersifat tidak adil karena adanya perbedaan kekuatan. Cerita di dalam drama tragedi sangat serius sehingga menimbulkan rasa kasihan dan rasa takut.[8] Drama komediDrama komedi merupakan drama yang menampilkan cerita-cerita yang tidak terlalu serius tetapi lucu. Cerita berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang kemungkinan terjadi di dalam drama. Hal-hal lucu timbul dari kelakuan para tokoh dan tidak berkaitan dengan situasi cerita. Kelakuan yang lucu juga mengandung kebijaksanaan para tokoh.[8] MelodramaMelodrama memiliki kisah yang sangat serius. Dalam penceritaannya, muncul berbagai kejadian secara kebetulan. Cerita di dalam melodrama memunculkan rasa kasihan yang membuat penontonnya terbawa suasana.[8]
|