Brilio.net - Jadi trend saat masa pandemi, menanam dengan sistem hidroponik semakin meningkat di berbagai kalangan. Kini semakin banyak orang yang memanfaatkan sistem hidroponik untuk memenuhi kebutuhan sayur ataupun meraup untung. Salah satunya dengan berbisnis sayur hidroponik. Show
BACA JUGA : Teknik penanaman hidroponik menjadi sangat populer karena kemudahan dan efisiensinya dalam menggunakan lahan yang ada. Nah ada beragam jenis sistem hidroponik sistem, salah satu yang kerap digunakan yakni sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT). Hidroponik NFT adalah sistem dengan menggunakan gully/pipa sebagai talang instalasi. Metode ini cukup berbeda dengan cara lainnya karena akar dari tanaman tidak akan terendam di dalam air dan hanya akan dialiri oleh air saja. BACA JUGA : Untuk kamu yang masih pemula dan ingin mencoba bertanam dengan sistem ini, tak ada salahnya mengenal kelebihan dan kekurangannya. Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (3/3). Kelebihan sistem hidroponik Nutrient Film Technique.foto: Instagram/@tanamkesehatan 1. Pemeliharaan lebih mudah. Bertanam dengan sistem hidroponik NFT ini lebih mudah, terutama ketika ingin mengontrol nilai kandungan nutrisi. Kamu bisa melakukan dengan mengontrol bak penampungan. Dengan begitu semua tanaman seragam akan mendapatkan distribusi nutrisi dengan nilai Part Per Million (PPM) yang merata. 2. Tumbuh secara cepat dan maksimal. Selain mudah dalam pemeliharaan, pertumbuhan dengan sistem NFT juga lebih cepat dan maksimal. Hal ini dikarenakan kebutuhan akar tanaman terhadap air, oksigen, dan nutrisi tercukupi. Net pot dan media tanam yang langsung menyentuh ke dasar gully menyebabkan akar langsung terkena aliran nutrisi. Tak hanya itu, gully yang datar juga dapat membuat akar dapat tumbuh secara bebas serta menyerap nutrisi dengan maksimal. 3. Tak banyak menghabiskan pupuk. Karena sistem NFT menggunakan aliran air yang sangat tipis, sehingga kebutuhan larutan nutrisi bisa lebih diminimalisasi. Namun, kebutuhan nutrisi terserap sempurna, sehingga tidak mempengaruhi tumbuh kembang tanaman. 4. Risiko pengendapan kotoran dalam gully/talang sedikit. Air yang mengalir ke semua bagian secara lancar menyebabkan residu nutrisi minim yang menempel pada gully. Sehingga, potensi nutrisi atau kotoran yang menempel di tanaman secara berlebihan dapat diatasi. Kekurangan sistem hidroponik Nutrient Film Technique.foto: Instagram/@tanamkesehatan 1. Tergantung pada listrik. Disamping memiliki banyak kelebihan, sistem NFT juga memiliki kekurangan. Di mana sistem ini menggunakan pompa untuk mengalirkan air, jika listrik padam maka pompa akan ikut mati. Sehingga, tanaman tidak akan mendapatkan nutrisi, dan jika dibiarkan dalam waktu yang lama tanaman bisa layu bahkan mati. Maka sistem ini tidak cocok untuk daerah yang sering ada pemadaman listrik. 2. Penyebaran penyakit cepat. Distribusi atau pengairan yang bagus juga membawa dampak yang tidak baik jika ada penyakit di dalam kit tersebut. Tanaman bisa tumbuh seragam jika tanaman normal dan tidak ada penyakit. Tapi, sebaliknya jika salah satu terkena penyakit atau jamur, akan cepat berpengaruh dan menyebar secara cepat ke masing-masing tanaman. 3. Biaya instalasi mahal. Penggunaan alat-alat pada sistem hidroponik NFT, seperti sistem instalasi tergolong mahal. Harga gully untuk pembuatan instalasi ini masih tergolong mahal dan masih susah didapatkan. Tips memulai berkebun dengan sistem hidroponik.foto: Instagram/@j.i_hidroponik - Pertama, kamu harus memahami tentang sistem hidroponik apa yang akan kamu coba. Pastikan untuk mempelajari terlebih dahulu apa saja kebutuhan yang harus disiapkan. - Kamu perlu menyiapkan bibit tanaman yang akan ditanam, sesuaikan dengan ukuran dari lahan hidroponik yang kamu punya. - Tak lupa memastikan agar sistem aerasi terus berjalan, sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen. Selain itu juga pastikan agar air yang ada tidak tercemar oleh larutan pupuk yang berlebihan dan secara berkala diganti. - Konsisten serta sabar dalam merawat tanaman.
Budidaya tanaman dengan menerapkan hidroponik kini semakin diminati oleh masyarakat. Berbeda dengan sistem tanam konvensional, metode hidroponik dianggap lebih praktis namun tetap efektif. Beberapa contoh tumbuhan yang ditanam melalui teknik ini adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Nah, bagi yang ingin mengenal lebih jauh, mempelajari serta menerapkan pola tanam ini, ada baiknya ikuti panduang dan langkah-langkah menanam dengan prinsip hidroponik berikut ini. Pengertian HidroponikHidroponik adalah budidaya menanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan cara memanfaatkan air. Satu hal yang sangat ditekankan dalam hidroponik adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Teknik menanam hidroponik membutuhkan air lebih sedikit jika dibandingkan dengan teknik menanam di tanah pada umumnya. Metode tanam hidroponik sangat sesuai diterapkan di area yang memiliki sedikit air. Akan tetapi, kebutuhan nutrisi tanaman menjadi sangat penting agar pertumbuhan tanaman maksimal. Nutrisi untuk tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik bisa berasal dari berbagai sumber, misalnya dari kotoran ikan, kotoran bebek, pupuk kimia atau unsur buatan lainnya. Hidroponik Menurut Para AhliSelain definisi umum yang dijelaskan sebelumnya, beberapa ahli memiliki pendapat mengenai apa itu hidroponik, antara lain:
Sejarah & Asal HidroponikPercobaan menanam tanpa media tanah yang pertama kali tercatat dalam sejarah terdapat pada buku karya Francis Bacon berjudul Sylvia Sylvarum atau A Natural History. Buku yang dirilis pada tahun 1627 ini pun menjadi dasar diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai cara menanam hidroponik di tahun-tahun berikutnya. PixabayPada tahun 1699, seorang naturalis dan geologis asal Inggris bernama John Woodward, mempublikasikan hasil menanam tanaman mint dengan teknik air. Woodward menemukan bahwa tanaman akan tumbuh lebih baik pada air yang kurang murni, dibandingkan dengan air sulingan. Pada tahun 1842 atau hampir 2 abad kemudian dipercaya ada 9 elemen penting untuk teknik menanam menggunakan air. Selanjutnya 2 ahli botani asal Jerman, Julius von Sachs dan Wilhelm Knop pada tahun 1859-1875 berhasil mengembangkan teknik budidaya tanaman tanpa media tanah. Metode ini pun menjadi riset standar dan teknik mengajar yang masih digunakan hingga sekarang. Pada masa ini, teknik tersebut dinamakan ‘solution culture’ atau budaya solusi. Pada tahun 1930-an, seorang ahli botani menginvestigasi adanya beberapa wabah penyakit pada tanaman, sehingga dilakukan penelitian terhadap kondisi media tanah. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa menanam dengan air akan mengurangi risiko wabah penyakit. Pada tahun 1929, ahli tanaman dari Universitas California di Berkeley yang bernama William Frederick Gericke mulai mempromosikan teknik menanam solution culture guna kepentingan produksi pertanian. Awalnya ia menggunakan nama ‘aquaculture’ untuk metode ini, namun kemudian ia menyadari bahwa nama itu telah digunakan untuk metode lainnya. William Frederick Gericke membuat sensasi dengan hasil tanaman tomatnya setinggi 7,6 meter. Ia menanam tomat di halaman belakang rumahnya hanya dengan menggunakan air. Akhirnya pada tahun 1937, seorang psikolog bernama W. A. Setchell mengusulkan istilah hidroponik pada Gericke. Namun pada saat itu Gericke berpikir bahwa teknik ini belum benar-benar siap untuk diaplikasikan. Teknik Gericke menimbulkan rasa ingin tahu dan penasaran, sehingga ia mendapat permintaan untuk memberi informasi lanjutan mengenai hidroponik. Gericke menolak permintaan melakukan penelitian lebih lanjut di rumah kaca milik universitas, karena Gericke merasa pemerintah skeptis akan sistem yang ia kembangkan. Pada akhirnya Gericke diberi sarana rumah kaca dan waktu yang cukup untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Namun di saat yang sama, Universitas California juga menugaskan 2 ahli lain, yaitu Hoagland dan Arnon untuk mengevaluasi penemuan Gericke. Keduanya berpendapat bahwa teknik yang dilakukan Gericke tidak membawa keuntungan bagi tanaman. Pada akhirnya, Gericke melepas jabatannya di universitas karena perbedaan pendapat tersebut. Perseteruan keduanya justru berdampak positif, karena Hoagland akhirnya menemukan cara pemberian nutrisi bagi tanaman yang dibudidayakan dengan cara hidroponik. Sehingga teknik awal milik Gericke dapat dikombinasikan dengan teknik Hoagland untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas. Kelebihan Teknik HidroponikTeknik hidroponik memiliki banyak kelebihan, salah satunya adalah berkurangnya penggunaan air untuk pertanian. Contohnya, untuk mendapatkan panen 1 kilogram tomat melalui penanaman pada media tanah, umumnya dibutuhkan air sekitar 400 liter. Sementara jika menggunakan teknik hidroponik, untuk menghasilkan jumlah tomat yang sama hanya memerlukan air sekitar 70 liter. PixabayPenghematan air tentunya sangat baik untuk pemeliharan kondisi lingkungan di masa depan. Selain itu, kawasan yang terbilang kering pada akhirnya memiliki solusi untuk bisa memproduksi tanaman. Metode hidroponik memungkinkan lingkungan yang kekurangan air untuk dapat memproduksi sendiri bahan makanan dan tidak selalu bergantung dari pasokan daerah lain. Berikut ini adalah kelebihan bercocok tanam dengan metode hidroponik, antara lain:
Teknik penanaman hidroponik sangat cocok dilakukan di rumah, karena lebih bersih dan ramah lingkungan. Tanaman yang diletakkan di dalam ruangan tidak perlu menggunakan tanah, sehingga tidak akan ada tanah yang jatuh berserakan dan membuat kotor. Khusus untuk bunga-bungaan, warna bunganya bahkan bisa diatur menurut selera. Caranya adalah dengan mengatur tingkat keasaman dan kebasaan di dalam larutan nutrien yang diberikan untuk tanaman. Namun untuk melakukan teknik ini membutuhkan keahlian khusus. Kekurangan HidroponikPerkembangan hidroponik di Indonesia diawali oleh hidroponik substrat, kemudian NTF (Nutrien Film Technique), serta aeroponik. Hidroponik substrak tidak sepenuhnya menggunakan air sebagai media, melainkan menggunakan media tanah bukan tanah yang dapat menyerap dan menyimpan nutrisi, air dan oksigen serta mampu menjadi media tumbuhnya akar. Bahan-bahan dalam metode substrat adalah arang sekam, pasir, kerikil, batu apung, cocopeat, rockwool, dan spons. Selain itu, sistem irigasi menerapkan irigasi tetes agar kebutuhan unsur hara dari air terpenuhi secara berkelanjutan. Keuntungan sistem tanam hidroponik bukan tanpa cacat, sebab metode ini juga memiliki kekurangan. Berikut ini adalah kelemahan dari metode hidroponik, antara lain: Pembuatan sistem hidroponik pertama kali memerlukan modal cukup banyak, terutama jika dilakukan dalam skala besar. Modal tersebut digunakan untuk membangun media tanam berupa instalasi yang terdiri dari pipa, selang, pompa akuarium dan sebagainya.
Meski hidroponik mulai populer, namun bahan dan alat yang dibutuhkan cenderung sulit didapatkan. Tidak semua toko pertanian menjual alat dan bahan hidroponik. Umumnya, alat dan bahan dijual oleh toko khusus hidroponik. Diperlukan ketelitian dalam mempraktikan hidroponik. Petani harus mampu mengontrol nutrisi serta tingkat pH secara berkala. baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan - Pengertian dan Contoh Selain teliti, petani harus memiliki keterampilan dalam hal menanam, melakukan pembibitan, menyemai serta melakukan perawatan sesuai karakteristik tanaman. Penerapan Teknik Hidroponik di DuniaSalah satu contoh sukses penerapan teknik hidroponik terdapat di Pulau Wake, tepatnya di sebuah kawasan berbatu yang terletak di lautan pasifik. Kawasan ini merupakan tempat pengisian bahan bakar bagi Pan American Airlines, maskapai penerbangan terbesar di Amerika pada masa lalu. Teknik hidroponik digunakan di Pulau Wake pada tahun 1930-an untuk menanam sayur-mayur bagi para penumpang pesawat. Di Pulau Wake, teknik hidroponik sangat dibutuhkan karena tidak ada tanah memadai di tempat ini. Selain itu, biaya untuk mengirim sayuran lewat udara juga sangat mahal. Sementara itu, seorang tentara Amerika Serikat bernama Daniel I. Arnon yang memiliki keahlian di bidang nutrisi tumbuhan menggunakan pengetahuannya untuk menanam di Pulau Ponape yang terletak di bagian barat lautan pasifik. Arnon berhasil menanam dengan media batu kerikil dan air kaya nutrisi, sebab di pulau tersebut tidak ada lahan yang bisa dijadikan untuk menanam. Bahkan NASA pun melakukan penelitian terhadap teknik hidroponik untuk kepentingan perjalanan ke luar angkasa. Di tahun 2007, pertanian di Willcox, Arizona yang bernama Eurofresh Farms, telah berhasil menjual lebih dari 200 juta pon tomat yang ditanam secara hidroponik. Tomat dari Eurofresh bebas pestisida, ditanam di wol mineral dengan pengairan tingkat tinggi. Di tahun 2017, Kanada memiliki lahan besar untuk penanaman hidroponik berskala besar. Khususnya untuk tomat, paprika, dan timun. Diperkirakan dengan semakin berkembangnya teknogi, teknik hidroponik akan berkembang pesat ke depannya. Jenis Teknik HidroponikHidroponik terdiri dari beberapa jenis cara atau variasi, yaitu static solution culture, aeroponic, continuous flow solution culture, passive sub irrigation, flood and drain irrigation, run to waste, deep water culture, bioponic, dan bubbleponic. Namun ada 2 teknik yang paling sering digunakan, yaitu static solution culture dan aeroponic. 1. Static Solution CultureDalam bahasa Indonesia, teknik ini lebih dikenal dengan nama teknik apung dan sistem sumbu. Teknik apung adalah cara menanam hidroponik dengan air statis atau tidak mengalir. Akar tanaman akan terus tercelup di dalam air dan diletakkan di dalam wadah yang berisi larutan nutrien. Ukuran wadah yang digunakan berbeda-beda, tergantung dari ukuran tanaman dan penggunaan tanaman tersebut. Untuk skala kecil atau rumah tangga, bisa menggunakan wadah berupa gelas, toples, ember, ataupun bak air. Wadah yang digunakan bisa berwarna maupun bening. Wadah yang bening ditutup dengan alumunium foil, cat, plastik, atau material lain untuk menghindari sinar matahari sehingga lumut tidak tumbuh. Agar larutan nutrien dapat bersikulasi secara merata, maka harus diberi oksigen. Alat yang digunakan untuk kebutuhan ini adalah aerator berukuran kecil. Untuk budidaya skala besar, maka bisa menggunakan pompa bertenaga medium. Sebenarnya menanam tanpa menggunakan aerator juga masih bisa dilakukan, tetapi akibatnya larutan nutrien tidak akan terserap secara sempurna ke seluruh bagian tanaman. Air tidak tersikulasi dengan baik dan akar juga kurang mendapat asupan oksigen. Tanaman masih tumbuh, namun hasilnya tidak sebaik jika dibandingkan dengan tanaman yang diberi aerator. Larutan nutrien harus diganti secara berkala. Setiap kali larutan berkurang pada skala tertentu, larutan nutrien harus ditambah atau diganti. 2. AeroponikMetode tanam aeroponik tidak membutuhkan media apapun untuk menanam dan akarnya menggantung di udara. Namun akar tumbuhan harus dibasahi secara berkala dengan butiran-butiran larutan nutrien yang teksturnya sangat halus menyerupai kabut. PixabayTeknik aeroponik telah terbukti sukses dilakukan budidaya komersial untuk produksi tomat, benih kentang, tanaman daun-daunan, dan perkecambahan biji. Richard Stoner sebagai penemu sudah mengkomersialkan metode ini sejak tahun 1983. Sehingga sejak saat itu, teknik aeroponik telah digunakan sebagai alternatif untuk menanam dengan sedikit air. Kelebihan dari metode ini adalah bisa digunakan untuk setiap jenis tanaman, asalkan melakukannya dengan tepat. Dengan aeroponik, tanaman juga mendapatkan oksigen dan karbon dioksida pada seluruh bagian tanaman, mulai dari akar, batang, hingga daun. Sehingga dapat mempercepat pertumbuhan biomassa dan mengurangi waktu perakaran. baca juga: Rumput Teki - Taksonomi, Morfologi, Dampak Buruk & 11 Manfaat Teknik aeroponik mampu mengurangi timbulnya penyakit tertentu pada tanaman. NASA juga menganggap teknik aeroponik lebih menguntungkan untuk perjalanan ke luar angkasa, dibandingkan teknik menanam hidroponik sederhana. Teknik aeroponik hanya menyisakan kabut cairan, sementara hidroponik membutuhkan air. NASA menganggap penanganan kabut di tempat tanpa gravitasi lebih mudah daripada penanganan air. Kelebihan teknik aeroponik lainnya adalah tidak merusak jaringan akar tanaman, sehingga sebuah tanaman dapat dipanen hingga beberapa kali. Hal ini telah terbukti berhasil pada kentang dan beberapa umbi-umbian. Media Tanam Metode HidroponikDalam metode hidroponik, media tanam yang digunakan disebut sebagai inert. Inert adalah media tanam yang tidak tersedia unsur hara di dalamnya. Media tanam inert biasanya digunakan sebagai penyangga tanaman agar tanaman dapat tumbuh dan berdiri dengan baik. Sehingga tanaman tampak lebih indah terutama pada tanaman hias. Beberapa contoh media tanam inert adalah pasir, kerikil, batu apung, spons, rockwool arang sekam, serbuk kayu atau serbu gergaji, sabut, bulu domba, sekam padi, kacang-kacangan, pecahan batu bata dan lain-lain. Contoh Tanaman HidroponikUmumnya teknik hidroponik diterapkan pada tanaman buah maupun sayuran, antara lain: Pixabay1. SeladaSelada adalah sayuran rendah kalori namun kaya akan vitamin A, C dan K, serta mengandung mineral seperti zat besi, kalsium dan mahnesium yang penting bagi metabolisme tubuh. Bagi yang ingin mempelajari teknik menanam secara hidroponik, selada bisa menjadi pilihan karena membutuhkan perawatan mudah dan lahan tanam yang tidak terlalu luas. Selain itu, masa panen selada juga relatif cepat, dalam hitungan minggu kita bisa memanen selada dan menikmati sayuran melalui cara tanam hidroponik. 2. TomatTomat merupakan sumber makanan yang kaya vitamin A, C dan asam folat. Buah ini mengandung antioksidan tinggi sehingga dapat melindungi tubuh dari risiko diabetes, kanker dan penyakit jantung. Jika ingin menanam tomat secara hidroponik, sebaiknya lakukan di luar rungan. Sebab tomat adalah tanaman merambat yang memerlukan penyangga agar sesuai pertumbuhannya. 3. MentimunKandungan yang dimiliki timun atau mentimun adalah zat besi, natrium, kalium, magnesium dan zonk. Selain itu, sayuran ini juga mengandung vitamin B, C adan asam folat sehingga efektif untuk menekan kolesterol dan memperlambat proses penuaan dini serta menjaga metabolisme tubuh agar berjalan dengan baik. Budidaya mentimun secara hidroponik dapat dilakukan secara sederhana dan mudah. Kita tidak perlu pengetahuan tinggi tentang pertanian, karena hanya memerlukan ketelitian dalam merawatnya. 4. Bawah MerahBawang merah adalah salah satu tanaman yang bisa ditanam seacra hidroponik. Kelebihan penanaman dengan etknik ini adalah kecepatan panen yang hanya membutuhkan waktu 3 hingga 4 minggu. Kandungan bawang merah seperti vitamin A, B, C dan K sangat baik bagi kesehatan tulang. Selain itu, bawang merah juga membantuk mencegah kerusakan DNA dan kerusakan kulit akibat radikal bebas. Secara alami, bawang merah kerap digunakan untuk mengobati infeksi virus flu dan pilek. 5. KangkungKangkung adalah tanaman merambat yang bisa tumbuh di perairan atau tanah dengan kondisi basah. Namun jika ingin menanam kangkung secara hidroponik, kita bisa menggunakan baskom. Hasil menanam kangkung dengan cara ini akan menghasilkan sayuran lebih berkualitas dibanding kangkung yang tumbuh di lingkungan liar. 6. PaprikaPaprika adalah sayuran yang tak hanya digunakan untuk menambah rasa masakan maupun pelengkap makanan. Sayuran ini juga mengandung senyawa Lycopene, vitamin C dan A, sehingga sangat baik mencegah kanker, menjaga kesehatan mata, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Teknik budaya paprika hampir sama dengan penanaman sayuran atau buah-buah secara hidroponik. Akan tetapi kita harus bisa melakukan perawatan sesuai karakteristik tanaman. 7. BayamBayam merupakan sayuran hijau yang kaya akan zat besi. Sayuran ini sangat sehat dan memiliki sifat antioksidan, kandungan vitamin serta mineral tinggi. Menanam bayam secara hidroponik dinilai lebih praktis dibanding menanamnya di lahan pertanian. 8. StrawberrySalah satu buah yang bisa ditanam secara hidroponik adalah strawberry. Buah yang identik dengan warna merah ini kaya antioksidan dan vitamin C yang sangat baik bagi daya imunitas. Selain itu, manfaat strawberry lainnya adalah mampu menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi. |