Pada masa pemerintahan dinasti umayyah terdapat lima lembaga pemerintahan, diantaranya kecuali

Jakarta -

Bani Umayyah adalah dinasti lain yang menandai besarnya peradaban Islam. Dalam sejarahnya, kesultanan ini berdiri selepas kejadian tahkim dalam Perang Siffin yang melibatkan Ali bin Abi Thalib.

Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebagai pendiri sekaligus khalifah pertama Bani Umayyah menjalin kesepakatan damai dengan sang khulafaur rasyidin. Selepas Ali, pemerintahan yang dilanjutkan Hasan bin Ali cenderung lemah hingga menyerahkannya pada Mu'awiyah.

Sejak saat itu dimulailah sejarah salah satu bukti kejayaan sejarah peradaban Islam di dunia. Berikut penjelasan lengkapnya

A. Periode pemerintahan

Periode pemerintahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua yaitu Damaskus (Syiria) dan Andalusia/Cordoba (Spanyol). Dikutip dari JUSPI: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, periode pemerintahan yang berpusat di Damaskus berlangsung 90 tahun pada 660-750 M.

"Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol) awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang dipimpin seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al Malik," tulis artikel berjudul Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran) karya Taufik Rachman.

Andalusia kemudian diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah, setelah berhasil menaklukan Bani Umayah di Damaskus. Kekuasaan Umayyah di Spanyol berlangsung 275 tahun pada 756-1031 M.

B. Kemajuan yang dicapai

Berbagai kemajuan dalam sistem pemerintahan dan ilmu pengetahuan berhasil dicapai Bani Umayyah. Berikut penjelasannya:

1. Kemajuan dalam sistem pemerintahan

  • Pendirian departemen pencatatan (diwanul khatam)
  • Pendirian pelayanan pos (Diwanul Barid)
  • Pemisahan urusan keuangan dari urusan pemerintahan dengan mengangkat pejabat bergelar sahibul kharaj
  • Penggunaan bahasa Arab sebagai alat komunikasi resmi dalam pemerintahan
  • Pencetakan mata uang
  • Pembangunan fasilitas umum misal gedung, masjid, sumur, jalan raya
  • Pengurangan pajak dan menghentikan pembayaran upeti (jizyah) bagi orang yang baru masuk Islam.

2. Kemajuan dalam agama dan ilmu pengetahuan

  • Penyempurnaan tulisan mushaf al-Quran dengan titik pada huruf-huruf tertentu
  • Pembangunan masjid Al Amawi di Damaskus dan al Aqsha di Yerussalem
  • Perluasan masjid Nabawi di Madinah
  • Pembangunan rumah sakit bagi penderita kusta
  • Pengumpulan hadits
  • Menyamakan kedudukan orang Arab dan non Arab sehingga kembali bersatu.

C. Keruntuhan Bani Umayyah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan dinasti berusia 365 tahun tersebut. Faktor ini adalah:

  • Munculnya kelompok yang tidak puas terhadap Bani Umayyah misal Khawarij, Syiah, dan non-Arab (mawali)
  • Tidak adanya ketentuan jelas tentang sistem pergantian khalifah
  • Perpecahan antara etnis suku Arabiah Utara (Bani Qais) dengan suku Arabiyah Selatan (Bani Kalb)
  • Senang hidup mewah
  • Terbunuhnya Khalifah Marwan bin Muhammad yang dilakukan tentara Dinasti Abbasiyah sebagai akhir Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
  • Munculnya kekuatan baru yang dipimpin keturunan Al-Abbas bin Abdul Muthalib sebagai saingan Bani Umayyah.

Simak Video "Kedaton, Sejarah Panjang Perkembangan Islam di Kota Pesisir, Ternate"



(row/erd)

Sistem Politik dan Pemerintahan Dinasti Umayyah (41-132 H/ 661-752 M). | Sumber: kumparan.com

Ciri kehidupan masyarakat arab yang menonjol adalah kemandirian, semangat persamaan, dan tiadanya formalitas dari sebelum datangnya Islam samaoai masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Rakyat dapat berbicara langsung kepada khalifah tanpa perjanjian. 

Ciri ini hilang sejak Mu'awiyah berkuasa di Syam, Damaskus dekat ibukota Byzantin, Konstatinopel (sekarang Istanbul). Jabatan Hajib diadakan untuk bertugas mengatur pertemuan atau audiensi dengan khalifah bagi para pejabat tinggi negara maupun anggota masyarakat. 

Baca juga: Sistem Pemerintahan Zaman Bani Ummayyah dan Abbasyah

Ada 5 kepaniteraan di masa umayyah, diantaranya urusan korespondensi, urusan pajak, urusan angkatan bersenjata, urusan kepolisian, dan urusan peradilan. 

Jabatan di masa ini, menyimpang dari tradisi pengangkatan khalifah melalui musyawarah. Namun menggunakan sistem turun-temurun atau nasab. 

Dinasti Umayyah diawali dari kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan yang mengambil jabatan kekhalifahan dari tangan Hasan secara tidak wajar, atau bisa disebut juga dengan perebutan kekuasaan. Peralihan kekuasaan turun-temurun melalui wilayat al-Ahd atau sukses kepemimpinan dengan jalan penunjukan putra raja. juga adanya perubahan sosial berupa fanatisme kesukuan Arab Quraisy bangkit kembali. 

Baca juga: Mengenal Dinasti Umayyah, Sejarah Kekhalifahan Hingga Runtuh

Muawiyah adalah seorang politikus dan administrator yang pandai, cakap dalam urusan politik pemerintahan, cerdas dan jujur, negarawan yang ahli bersiasat, piawai merancang taktik da strategi juga gigih, ulet dan bersedia menempuh segala cara berjuang untuk mencapai cita-citanya dengan pertimbangan politik dan situasi. Berwatak keras dan tegas tetai juga toleran dan lapang dada. Ia perspekter dan inovatif dalam mebuat berbagai kebijakan politik.

5 diwan Dinasti Umayyah; Al-nidham al-shiyasy (organisasi politik), al-nidaham al-idary (organisasi tata usaha negara), al-nidham al-maly (organisasi keuangan/ekonomi), al-nidham al-harby (organisasi pertahanan), al-nidham al qadhi (organisasi kehakiman). 

Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah I Damaskus

Terdapat 5 katib yaitu; Katib al-rasail (sekretaris negara), katib al-karraj (sekretaris negara pendapatan), katib al-jamd (sekretaris militer), katib al-syurthut (sekretaris kepolisian), dan katib al-qodhi (sekretaris kehakiman). Berikut masa keemasan dinasti umayyah di bawah beberapa pemimpin, yaitu; 

  • Muawiyah bin Abi Sufyan, sang pendiri DInasti Umayyah dapat menyelesaikan konflik antara Umayyah dan Abassiyah, sebgaian Eropa dan Afrika, Byzantium
  • Marwan bin Hakam dapat mengembalikan wilayah Syam
  • Abdul Malik bin Marwan yaitu gubernur Madinah dari zaman Muawiyah bin Abi Sufyan, menaklukan Afrika dan Eropa, juga mencetak mata uang sendiri (dinar dan dirham)
  • Umar bin Abdil Aziz karena mengembalikan gaya hidup khalifah seperti Khulafaurrasyidin yang terkenal dengan toleransinya, tidak ada orang miskin, serta menuliskan dan membukukan hadits  


Page 2

Ciri kehidupan masyarakat arab yang menonjol adalah kemandirian, semangat persamaan, dan tiadanya formalitas dari sebelum datangnya Islam samaoai masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Rakyat dapat berbicara langsung kepada khalifah tanpa perjanjian. 

Ciri ini hilang sejak Mu'awiyah berkuasa di Syam, Damaskus dekat ibukota Byzantin, Konstatinopel (sekarang Istanbul). Jabatan Hajib diadakan untuk bertugas mengatur pertemuan atau audiensi dengan khalifah bagi para pejabat tinggi negara maupun anggota masyarakat. 

Baca juga: Sistem Pemerintahan Zaman Bani Ummayyah dan Abbasyah

Ada 5 kepaniteraan di masa umayyah, diantaranya urusan korespondensi, urusan pajak, urusan angkatan bersenjata, urusan kepolisian, dan urusan peradilan. 

Jabatan di masa ini, menyimpang dari tradisi pengangkatan khalifah melalui musyawarah. Namun menggunakan sistem turun-temurun atau nasab. 

Dinasti Umayyah diawali dari kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan yang mengambil jabatan kekhalifahan dari tangan Hasan secara tidak wajar, atau bisa disebut juga dengan perebutan kekuasaan. Peralihan kekuasaan turun-temurun melalui wilayat al-Ahd atau sukses kepemimpinan dengan jalan penunjukan putra raja. juga adanya perubahan sosial berupa fanatisme kesukuan Arab Quraisy bangkit kembali. 

Baca juga: Mengenal Dinasti Umayyah, Sejarah Kekhalifahan Hingga Runtuh

Muawiyah adalah seorang politikus dan administrator yang pandai, cakap dalam urusan politik pemerintahan, cerdas dan jujur, negarawan yang ahli bersiasat, piawai merancang taktik da strategi juga gigih, ulet dan bersedia menempuh segala cara berjuang untuk mencapai cita-citanya dengan pertimbangan politik dan situasi. Berwatak keras dan tegas tetai juga toleran dan lapang dada. Ia perspekter dan inovatif dalam mebuat berbagai kebijakan politik.

5 diwan Dinasti Umayyah; Al-nidham al-shiyasy (organisasi politik), al-nidaham al-idary (organisasi tata usaha negara), al-nidham al-maly (organisasi keuangan/ekonomi), al-nidham al-harby (organisasi pertahanan), al-nidham al qadhi (organisasi kehakiman). 

Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah I Damaskus

Terdapat 5 katib yaitu; Katib al-rasail (sekretaris negara), katib al-karraj (sekretaris negara pendapatan), katib al-jamd (sekretaris militer), katib al-syurthut (sekretaris kepolisian), dan katib al-qodhi (sekretaris kehakiman). Berikut masa keemasan dinasti umayyah di bawah beberapa pemimpin, yaitu; 

  • Muawiyah bin Abi Sufyan, sang pendiri DInasti Umayyah dapat menyelesaikan konflik antara Umayyah dan Abassiyah, sebgaian Eropa dan Afrika, Byzantium
  • Marwan bin Hakam dapat mengembalikan wilayah Syam
  • Abdul Malik bin Marwan yaitu gubernur Madinah dari zaman Muawiyah bin Abi Sufyan, menaklukan Afrika dan Eropa, juga mencetak mata uang sendiri (dinar dan dirham)
  • Umar bin Abdil Aziz karena mengembalikan gaya hidup khalifah seperti Khulafaurrasyidin yang terkenal dengan toleransinya, tidak ada orang miskin, serta menuliskan dan membukukan hadits  


Pada masa pemerintahan dinasti umayyah terdapat lima lembaga pemerintahan, diantaranya kecuali

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 3

Ciri kehidupan masyarakat arab yang menonjol adalah kemandirian, semangat persamaan, dan tiadanya formalitas dari sebelum datangnya Islam samaoai masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Rakyat dapat berbicara langsung kepada khalifah tanpa perjanjian. 

Ciri ini hilang sejak Mu'awiyah berkuasa di Syam, Damaskus dekat ibukota Byzantin, Konstatinopel (sekarang Istanbul). Jabatan Hajib diadakan untuk bertugas mengatur pertemuan atau audiensi dengan khalifah bagi para pejabat tinggi negara maupun anggota masyarakat. 

Baca juga: Sistem Pemerintahan Zaman Bani Ummayyah dan Abbasyah

Ada 5 kepaniteraan di masa umayyah, diantaranya urusan korespondensi, urusan pajak, urusan angkatan bersenjata, urusan kepolisian, dan urusan peradilan. 

Jabatan di masa ini, menyimpang dari tradisi pengangkatan khalifah melalui musyawarah. Namun menggunakan sistem turun-temurun atau nasab. 

Dinasti Umayyah diawali dari kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan yang mengambil jabatan kekhalifahan dari tangan Hasan secara tidak wajar, atau bisa disebut juga dengan perebutan kekuasaan. Peralihan kekuasaan turun-temurun melalui wilayat al-Ahd atau sukses kepemimpinan dengan jalan penunjukan putra raja. juga adanya perubahan sosial berupa fanatisme kesukuan Arab Quraisy bangkit kembali. 

Baca juga: Mengenal Dinasti Umayyah, Sejarah Kekhalifahan Hingga Runtuh

Muawiyah adalah seorang politikus dan administrator yang pandai, cakap dalam urusan politik pemerintahan, cerdas dan jujur, negarawan yang ahli bersiasat, piawai merancang taktik da strategi juga gigih, ulet dan bersedia menempuh segala cara berjuang untuk mencapai cita-citanya dengan pertimbangan politik dan situasi. Berwatak keras dan tegas tetai juga toleran dan lapang dada. Ia perspekter dan inovatif dalam mebuat berbagai kebijakan politik.

5 diwan Dinasti Umayyah; Al-nidham al-shiyasy (organisasi politik), al-nidaham al-idary (organisasi tata usaha negara), al-nidham al-maly (organisasi keuangan/ekonomi), al-nidham al-harby (organisasi pertahanan), al-nidham al qadhi (organisasi kehakiman). 

Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah I Damaskus

Terdapat 5 katib yaitu; Katib al-rasail (sekretaris negara), katib al-karraj (sekretaris negara pendapatan), katib al-jamd (sekretaris militer), katib al-syurthut (sekretaris kepolisian), dan katib al-qodhi (sekretaris kehakiman). Berikut masa keemasan dinasti umayyah di bawah beberapa pemimpin, yaitu; 

  • Muawiyah bin Abi Sufyan, sang pendiri DInasti Umayyah dapat menyelesaikan konflik antara Umayyah dan Abassiyah, sebgaian Eropa dan Afrika, Byzantium
  • Marwan bin Hakam dapat mengembalikan wilayah Syam
  • Abdul Malik bin Marwan yaitu gubernur Madinah dari zaman Muawiyah bin Abi Sufyan, menaklukan Afrika dan Eropa, juga mencetak mata uang sendiri (dinar dan dirham)
  • Umar bin Abdil Aziz karena mengembalikan gaya hidup khalifah seperti Khulafaurrasyidin yang terkenal dengan toleransinya, tidak ada orang miskin, serta menuliskan dan membukukan hadits  


Pada masa pemerintahan dinasti umayyah terdapat lima lembaga pemerintahan, diantaranya kecuali

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 4

Ciri kehidupan masyarakat arab yang menonjol adalah kemandirian, semangat persamaan, dan tiadanya formalitas dari sebelum datangnya Islam samaoai masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Rakyat dapat berbicara langsung kepada khalifah tanpa perjanjian. 

Ciri ini hilang sejak Mu'awiyah berkuasa di Syam, Damaskus dekat ibukota Byzantin, Konstatinopel (sekarang Istanbul). Jabatan Hajib diadakan untuk bertugas mengatur pertemuan atau audiensi dengan khalifah bagi para pejabat tinggi negara maupun anggota masyarakat. 

Baca juga: Sistem Pemerintahan Zaman Bani Ummayyah dan Abbasyah

Ada 5 kepaniteraan di masa umayyah, diantaranya urusan korespondensi, urusan pajak, urusan angkatan bersenjata, urusan kepolisian, dan urusan peradilan. 

Jabatan di masa ini, menyimpang dari tradisi pengangkatan khalifah melalui musyawarah. Namun menggunakan sistem turun-temurun atau nasab. 

Dinasti Umayyah diawali dari kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan yang mengambil jabatan kekhalifahan dari tangan Hasan secara tidak wajar, atau bisa disebut juga dengan perebutan kekuasaan. Peralihan kekuasaan turun-temurun melalui wilayat al-Ahd atau sukses kepemimpinan dengan jalan penunjukan putra raja. juga adanya perubahan sosial berupa fanatisme kesukuan Arab Quraisy bangkit kembali. 

Baca juga: Mengenal Dinasti Umayyah, Sejarah Kekhalifahan Hingga Runtuh

Muawiyah adalah seorang politikus dan administrator yang pandai, cakap dalam urusan politik pemerintahan, cerdas dan jujur, negarawan yang ahli bersiasat, piawai merancang taktik da strategi juga gigih, ulet dan bersedia menempuh segala cara berjuang untuk mencapai cita-citanya dengan pertimbangan politik dan situasi. Berwatak keras dan tegas tetai juga toleran dan lapang dada. Ia perspekter dan inovatif dalam mebuat berbagai kebijakan politik.

5 diwan Dinasti Umayyah; Al-nidham al-shiyasy (organisasi politik), al-nidaham al-idary (organisasi tata usaha negara), al-nidham al-maly (organisasi keuangan/ekonomi), al-nidham al-harby (organisasi pertahanan), al-nidham al qadhi (organisasi kehakiman). 

Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah I Damaskus

Terdapat 5 katib yaitu; Katib al-rasail (sekretaris negara), katib al-karraj (sekretaris negara pendapatan), katib al-jamd (sekretaris militer), katib al-syurthut (sekretaris kepolisian), dan katib al-qodhi (sekretaris kehakiman). Berikut masa keemasan dinasti umayyah di bawah beberapa pemimpin, yaitu; 

  • Muawiyah bin Abi Sufyan, sang pendiri DInasti Umayyah dapat menyelesaikan konflik antara Umayyah dan Abassiyah, sebgaian Eropa dan Afrika, Byzantium
  • Marwan bin Hakam dapat mengembalikan wilayah Syam
  • Abdul Malik bin Marwan yaitu gubernur Madinah dari zaman Muawiyah bin Abi Sufyan, menaklukan Afrika dan Eropa, juga mencetak mata uang sendiri (dinar dan dirham)
  • Umar bin Abdil Aziz karena mengembalikan gaya hidup khalifah seperti Khulafaurrasyidin yang terkenal dengan toleransinya, tidak ada orang miskin, serta menuliskan dan membukukan hadits  


Pada masa pemerintahan dinasti umayyah terdapat lima lembaga pemerintahan, diantaranya kecuali

Lihat Sosbud Selengkapnya