Melodi akhir yang dinyanyikan atau dimainkan dengan alat musik setelah lagu inti disebut

Melodi akhir yang dinyanyikan atau dimainkan dengan alat musik setelah lagu inti disebut
Alat Musik Biola. © Shutterstock

JATENG | 30 November 2020 15:30 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Musik merupakan salah satu sarana hiburan yang digemari oleh semua kalangan. Tak hanya sebagai hiburan semata, beberapa orang juga menggunakan musik untuk sarana relaksasi atau ritual. Berdasarkan fungsinya, alat musik terbagi menjadi tiga, yakni melodis, harmonis, dan ritmis.

Alat musik melodis adalah alat yang bisa menghasilkan nada atau melodi secara lengkap. Oleh karena itu, alat musik melodis berperan penting untuk mengatur sebuah lagu atau musik. Berbeda dengan alat musik harmonis dan ritmis, alat musik melodis bisa dimainkan sendiri atau solo.

Secara umum, alat musik melodis adalah salah satu elemen alat musik yang dapat digunakan untuk melantunkan lagu tertentu sehingga terasa lebih hidup. Dengan kata lain, alat musik melodis adalah alat musik yang memiliki ritme atau nada.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan alat musik melodis dan bagaimana cara memainkannya? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com:

2 dari 3 halaman

Melodi akhir yang dinyanyikan atau dimainkan dengan alat musik setelah lagu inti disebut

Liputan6.com ©2020 Merdeka.com

Seperti yang sudah diketahui, alat musik melodis adalah alat musik yang menghasilkan nada atau melodi dalam sebuah lagu. Umumnya, alat musik melodis digunakan untuk mengatur nada sebuah lagu.

Selain itu, alat musik melodis juga memiliki fungsi yang sangat beragam. Tanpa alat musik melodis, musik tidak akan utuh karena berfungsi untuk mengatur ritme dan nada. Adapun jenis alat musik melodis sangat beragam, mulai dari yang dipetik, digoyang, digesek, hingga diisap.

Jenis Alat Musik Melodis

Salah satu jenis alat musik melodis paling utama adalah gitar. Jenis alat musik satu ini terdiri dari tiga bagian yaitu stang gitar, badan gitar, dan senar gitar. Saat dipetik, gitar akan mengeluarkan bunyi yang sangat Indian.

Tak hanya gitar, ada banyak jenis musik melodis lainnya, di antaranya seperti berikut:

Biola

Jenis alat musik melodis yang pertama adalah biola. Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek untuk mengiringi instrumen akustik atau lagu-lagu pop. Biasanya, biola dirangkai dengan empat senar dan interval sempurna kelima. Biola sendiri memiliki beberapa bagian, seperti badan biola, leher biola, senar, papan jari, dan jembatan biola.

Piano

Piano merupakan jenis alat musik melodis tertua yang dibuat pada tahun 1720-an oleh Bartolomeo Cristofori. Alat musik melodis satu ini lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpischord. Keinginan tersebut mendorong Schroter dari Saxony, Marius dari Paris, dan Cristofori dari Italia untuk membuat piano.

Sebagai alat musik melodis, piano memiliki beragam fungsi, seperti mengiringi lagu dan bisa dimainkan untuk berbagai genre instrumen musik. Adapun beberapa jenis piano antara lain baby grand piano, grand piano, dan upright piano.

3 dari 3 halaman

Melodi akhir yang dinyanyikan atau dimainkan dengan alat musik setelah lagu inti disebut
©2012 Merdeka.com

Salah satu jenis alat musik melodis tradisional adalah seruling. Alat musik yang berasal dari Jawa ini terbuat dari kayu atau bambu, didesain dengan 6 hingga 7 lubang pada bagian batangnya, dan terdapat lubang pemanis pada bagian ujungnya.

Akordeon

Akordeon adalah jenis musik melodis yang dibuat oleh seniman dari Berlin yaitu Christian Fried pada tahun 1822. Umumnya, alat musik ini digunakan untuk mengiringi musik religi dan bisa juga untuk mengiringi musik modern.

Sekilas akordion mirip dengan piano, namun dimainkan dengan cara menggantungkan alat musik tersebut di badan pemain.

(mdk/jen)

Belajar aransemen musik pada lagu yang dibahas kali ini. Pembahasan berdasarkan pengalaman pribadi dan sumber lain.

Sebelum membuat aransemen sebuah lagu, hal yang harus diketahui adalah kerangka dari aransemen lagu. Untuk mengetahui kerangka aransemen lagu ini kita bisa dengar sebuah lagu kemudian perhatikan dengan teliti. Ketika kita mendengar lagu pop misalnya, maka hal yang pertama kita dengar adalah intro. Lalu apalagi yang kita dengar ?

Baiklah saya akan bahas selengkapnya.

Ke-1 adalah intro

Merupakan musik depan / musik awal dari sebuah lagu atau bisa juga disebut musik pengantar untuk masuk ke verse atau seringkali disebut bait. Intro ini umumnya berupa melodi dari alat musik tertentu. Bisa menggunakan 1 alat musik atau menggunakan lebih dari 1 alat musik. Sebagai gambaran untuk intro, silakan buka postingan Membuat Intro Lagu.

Ke-2 adalah verse / bait

Merupakan lirik dan melodi lagu, dinyanyikan oleh penyanyi.

Ke-3 adalah melodi selipan

Merupakan melodi untuk mengisi tempat-tempat kosong pada verse / bait dan chorus. Saya tidak tahu istilahnya. Sebagai contoh atau gambaran dari melodi selipan ini, silakan bukan postingan yang berjudul Mengisi Melodi Pada Lagu.

Ke-4 adalah jembatan ( bridge )

Merupakan melodi atau vokal untuk menjembatani dari verse ke bait atau sebaliknya. Selain itu jembatan ( bridge ) digunakan untuk modulasi ( pindah nada dasar ). Kegunaannya agar perpindahan dari satu nada ke nada lain menjadi enak didengar. Juga untuk membantu penyanyi terutama dalam hal modulasi, krena jika sebuah modulasi tanpa jembatan akan cenderung sulit dilakukan.

Ke-5 adalah chorus

Merupakan bagian lagu yang dianggap sebagai inti dari pesan lagu. Umumnya chorus ini lebih harmoni atau lebih enak daripada verse. Di Indonesia chorus ini seringkali dikenal sebagai reffrein/reff ( refrain). Dalam teori musik reff dengan chorus dibedakan.

Ke-5 adalah refrain ( reffrein/reff )

Merupakan pengulangan dari verse atau chorus.

Ke-6 adalah interlude

Merupakan melodi/musik bagian tengah dari sebuah aransemen lagu/musik. Interlude ini bisa menggunakan susunan akor dan jumlah bar yang ada pada verse, refrain atau bukan keduanya. Umumnya interlude ini mengambil dari susunan verse untuk akor dan jumlah barnya. Sebagai gambaran anda bisa membuka postingan yang berjudul Membuat Interlude Lagu.

Ke-7 adalah modulasi

Merupakan penggantian nada dasar atau perpindahan nada dasar. Umumnya modulasi ini dilakukan pada nada yang lebih tinggi. Misalnya nada dasar C naik 1/2 nada menjadi C# atau naik 1nada menjadi nada D. Tapi ada juga modulasi ke nada yang lebih rendah. Asal tahu saja, tidak semua lagu menggunakan modulasi. Jadi modulasi ini walau termasuk bagian aransemen musik/lagu tapi tidak selalu dipakai. Dengan kata lain modulasi digunakan jika dibutuhkan.

Ke-8 adalah bagian akhir lagu.

Merupakan penutup dari aransemen musik lagu/musik. Ada beberapa cara untuk menutup lagu di antaranya :

Fade out

adalah pengulangan yang makin lama makin mengecil suaranya dan menghilang. Jika anda suka mendengar lagu pasti pernah mendengar akhir lagu seperti itu.

Coda

adalah pengulangan bagian lagu. Biasanya mengambil bagian akhir dari sebuah chorus. Ada yang sama persis mengambil bagian akhir sebuah chorus, tapi ada juga yang ujung chorusnya dirubah sedikit ke nada tertentu.

Outro

adalah semacam intro tapi letaknya pada bagian akhir sebuah aransemen. Fungsinya agar musik itu tidak berhenti secara mendadak dan enak didengar saat musik akan berakhir. Anda bisa dengar contohnya pada postingan yang berjudul Membuat Outro Lagu.

Kira-kira itulah kerangka dari sebuah aransemen musik/lagu yang paling sering dipakai.

Setelah kita tahu kerangkanya, langkah selanjutnya adalah belajar membuat intro sampai bagian akhir. Untuk belajar semua di atas, harus sering mendengar jenis musik yang akan kita buat. Kalau bisa jangan belajar banyak musik, maksudnya fokuskan pada salah satu jenis musik agar lebih mudah. Setelah bisa baru belajar jenis musik yang lain jika tertarik.

Hal penting atau perlu diperhatikan ketika kita membuat aransemen adalah alat musik yang digunakan. Usahakan membuat aransemen dengan alat musik yang berbeda-beda pada semua bagian aransemen. Maksudnya jangan menggunakan 5 jenis alat musik (misalnya ) pada semua bagian aransemen lagu/musik. Dengan kata lain menggunakan 5 alat musik pada intro sampai bagian akhir tanpa henti. Hal ini akan sangat monoton dan kurang baik.

Contoh yang bagus, misalnya intro menggunakan biola dengan piano, lalu verse ke-1 masuk vokal diiringi oleh piano, biola dan hi-hat misalnya. Selanjutnya verse ke-2 diiringi piano, drumset, biola, bas gitar. Lalu masuk chorus tambah lagi alat musiknya. Setelah masuk interlude ganti alat musik melodinya jangan biola, misalnya pakai alat musik tiup. Ini bergantung pada jenis musik /lagu yang dimainkan. Singkat kata gunakan alat musik yang berbeda-beda sesuaikan dengan jenis musik/lagu, supaya musik tidak monoton. Sebaiknya gunakan juga variasi-variasi (bumbu), misalnya variasi akor, fill in (drum), melodi variasi, dan lainnya. Kesimpulannya buat musik yang berwarna. Dalam teori aransemen musik cara menggunakan berbeda-beda alat musik / jumlah alat musik seperti di atas disebut kontras.

Sebagai sharing, saya pernah mendengar sebuah chorus dinyanyikan oleh beberapa orang dan diiiringi hanya sebuah alat musik dalam bentuk melodi (itu yang terdengar). Bayangkan hanya diiringi sebuah alat musik. Mungkin mereka menggunakan cara ini agar tidak terkesan monoton. Ini merupakan aransemen yang tampil beda karena biasanya chorus menggunakan banyak alat musik. Selain itu dalam aransemen pun kadang ada yang menggunakan variasi melodi yang tidak enak (tidak harmoni), ini juga tampil beda, karena biasanya orang menyukai melodi harmoni. Ilustrasinya begini, jika anda tiap hari makan yang enak dan mahal, maka anda akan bosan. Sekali-kali anda makan yang tidak enak agar anda tidak bosan pada makanan yang enak dan mahal. Begitu juga dengan telinga kita jika mendengar yang enak terus, pasti bosan. Sekali-kali dengar yang tidak enak. Ini akan menjadi variasi dan berwarna.

Semoga postingan ini bermanfaat.