Keringat di kepala saat tidur

Berkeringat saat tidur merupakan hal yang wajar, apalagi jika cuaca sedang panas dan ventilasi kamar tidak baik. Namun, jika Anda sering berkeringat saat tidur meski udara tidak panas, terlebih bila muncul gejala lain, bisa saja ini tanda suatu penyakit.

Suhu yang terlalu panas, ventilasi kamar yang buruk, dan mengenakan pakaian atau selimut yang tebal tentu dapat menyebabkan Anda berkeringat saat tidur.

Keringat di kepala saat tidur

Berkeringat saat tidur juga bisa disebabkan oleh mengonsumsi makanan pedas atau panas, merasa cemas, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau berolahraga menjelang waktu tidur.

bukan disebabkan oleh hal-hal tersebut, keluhan berkeringat saat tidur perlu diwaspadai karena bisa saja menandakan adanya suatu penyakit.

Beberapa Penyakit yang Menyebabkan Berkeringat Saat Tidur

Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa menyebabkan seseorang berkeringat saat tidur:

1. Menopause

Berkeringat saat tidur merupakan salah satu gejala yang umum dialami wanita ketika mencapai masa menopause. Hal ini dikarenakan perubahan hormon yang terjadi selama menopause dapat meningkatkan suhu tubuh yang kemudian menyebabkan berkeringat ketika tidur.

2. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah menurun. Saat mengalami hipoglikemia, tubuh seseorang akan memproduksi lebih banyak keringat. Kekurangan gula darah juga biasanya diikuti gejala pusing dan lemas. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelaparan, penggunaan obat antidiabetes, atau terapi insulin.

3. Penyakit infeksi

Beberapa penyakit infeksi dapat menyebabkan Anda berkeringat saat tidur, di antaranya tuberkulosis (TBC), HIV, malaria, endokarditis, brucellosis, dan osteomielitis (infeksi tulang).

Selain banyak berkeringat di saat tidur, penyakit-penyakti infeksi di atas juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti demam, batuk kronis, penurunan berat badan, nyeri otot, dan nyeri dada.

4. Hiperhidrosis

Hiperhidrosis merupakan kondisi di mana tubuh memproduksi keringat secara berlebih. Orang yang menderita hiperhidrosis bahkan dapat berkeringat meski sedang berada di tempat yang sejuk dan tidak melakukan aktivitas yang berat. Kondisi ini tidak hanya terjadi saat terjaga, tetapi juga saat tertidur.

Hiperhidrosis umumnya ditandai dengan keringat berlebih yang hanya terjadi di bagian tubuh tertentu, misalnya telapak tangan atau ketiak.

5. Gangguan hormon

Tubuh memiliki berbagai jenis hormon dan masing-masing memiliki peran yang berbeda. Gangguan pada hormon dapat menimbulkan masalah pada kesehatan dan beragam fungsi tubuh.

Beberapa gangguan hormon yang bisa menyebabkan Anda berkeringat saat tidur adalah hipertiroidisme, pheochromocytoma, diabetes, dan tumor.

6. Kanker

Berkeringat saat tidur di malam hari bisa menjadi gejala awal kanker. Ada beberapa jenis kanker yang menunjukkan gejala seperti ini, di antaranya leukemia dan limfoma (termasuk diffuse large B-cell lymphoma atau DLBCL).

Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika keluhan berkeringat saat tidur yang Anda alami disertai demam berkepanjangan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, serta tubuh terasa lemas atau tidak enak badan selama lebih dari 2 minggu.

7. Efek samping obat

Setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping. Beberapa jenis obat yang dapat merangsang produksi keringat sehingga menimbulkan efek samping berupa keluarnya keringat saat tidur adalah obat antidepresan, obat penurun demam dan pereda nyeri, obat pengganti hormon, serta kortikosteroid.

Berkeringat saat tidur memang tidak selalu menjadi pertanda adanya penyakit. Namun, Anda sebaiknya tetap waspada dan memeriksakannya ke dokter, terutama jika kondisi ini sering terjadi tanpa sebab yang jelas atau disertai dengan gejala lain.

Terakhir diperbarui: 10 Januari 2020

KOMPAS.com - Jika Anda pernah terbangun dengan kondisi badan basah kuyup, Anda mungkin akan bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab berkeringat saat tidur.

Jika terjadi berulang kali, berkeringat saat tidur mungkin terkait dengan kondisi medis lain dan mungkin memerlukan evaluasi lebih lanjut.

Berkeringat di malam hari juga bisa memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, seperti anak-anak atau wanita yang mengalami menopause.

Baca juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Sulit Tidur Tanpa Bantuan Obat-obatan

Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab berkeringat saat tidur yang bisa terjadi, mulai dari kondisi kurang serius hingga serius:

1. Pengaruh lingkungan tidur

Salah satu alasan paling umum Anda berkeringat di malam hari adalah karena Anda mencoba tidur di lingkungan tidur yang hangat atau panas.

Jika Anda mengenakan baju tidur tebal, "terkubur" di bawah selimut, atau tidak menyalakan kipas aingin maupun AC saat tidur, itu normal jika Anda menjadi terlalu hangat dan berkeringat.

Selain itu, tubuh Anda mengalami variasi suhu normal selama tidur.

Suhu inti tubuh kebanyakan orang turun menjelang pagi, seringkali sekitar jam 4 pagi.

Selain itu, selama fase tidur tertentu, sistem saraf otonom (yang mengontrol suhu tubuh, detak jantung, tekanan darah, dan faktor lainnya) dapat meningkat dan menyebabkan beberapa keringat.

Baca juga: 6 Penyebab Susah Tidur Nyenyak di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

2. Kecemasan dan mimpi buruk

Mimpi buruk dan kecemasan umum dapat memicu serangan panik saat tidur, yang dapat menyebabkan berkeringat.

Jika Anda mengalami mimpi buruk yang berulang, terutama jika Anda memiliki gangguan stres pasca-trauma (PTSD), mendapatkan perawatan mungkin dapat membantu Anda mengatasi keluhan keringat malam, termasuk gejala lain yang lebih serius.

Selain itu, anak-anak dapat menjadi berkeringat saat mengalami teror malam.

Gejala lainnya termasuk:

  • Napas dan detak jantung cepat
  • Teriakan
  • Bertingkah kesal

Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Serotonin, Bikin Mood Lebih baik

3. Pengaruh hormon

Seseorang wanita yang mengalami perimenopause, yakni periode transisi saat akan memasuki masa berakhirnya menstruasi (menopause), mungkin akan mengalami peningkatan insiden hot flashes (perasan panas) saat tidur.

Secara umum, wanita pascamenopause melaporkan kualitas tidur yang lebih buruk daripada wanita premenopause karena insomnia yang disebabkan oleh keringat malam dan hot flashes.

Menariknya, risiko mengembangkan sleep apnea obstruktif dilaporkan akan meningkat secara signifikan pada periode menopause karena hilangnya hormon estrogen dan progesteron.

Oleh karena itu, keringat malam pada wanita lansia dapat terjadi dengan menopause akibat sleep apnea.

3. GERD

Meskipun bukan salah satu gejala gastroesophageal reflux diseas (GERD) yang paling umum, keringat malam menjadi lebih dikenal terkait dengan kondisi ini.

Keringat tidur Anda dapat dikaitkan dengan GERD jika Anda memiliki gejala lain seperti:

  • Heartburn
  • Nyeri dada
  • Muntah
  • Suara serak

Jika GERD adalah penyebabnya, pengobatan untuk kondisi tersebut akan membantu meringankan keringat malam.

Baca juga: 10 Penyebab GERD yang Umum Terjadi

4. Konsumsi alkohol

Beberapa orang menyadari bahwa mereka menjadi lebih berkeringat saat tidur setelah minum alkohol.

Ketergantungan alkohol khususnya, dapat menyebabkan berkeringat di malam hari.

Alkohol adalah relaksan atau pelemas otot yang dapat memengaruhi saluran napas bagian atas dan memperburuk dengkuran dan sleep apnea.

Oleh karena itu, konsumsi alkohol dapat dikaitkan dengan keringat malam melalui gangguan pernapasan saat tidur seperti apnea.

5. Sleep apnea

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan Anda terganggu dengan adanya periode henti napas secara berulang pada saat tidur.

Baca juga: 2 Penyebab Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bisa Picu Serangan Jantung

Kesulitan bernapas ini berarti membuat tubuh Anda harus bekerja keras sehingga mungkin cukup untuk membuat Anda berkeringat.

Gejala sleep apnea lainnya yang harus diperhatikan termasuk:

  • Mengantuk secara berlebihanan di siang hari
  • Sulit berkonsentrasi
  • Bangun dengan mulut kering, sakit tenggorokan, atau sakit kepala
  • Mendengkur keras
  • Bangun dengan terengah-engah
  • Pasangan melaporkan bahwa Anda berhenti bernapas secara berkala, lalu terengah-engah

Sleep apnea adalah kondisi yang berbahaya.

Tidak hanya meningkatkan kemungkinan Anda tertidur atau lalai saat mengemudi atau bekerja, tetapi juga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Mengobati sleep apnea, yang biasanya dilakukan dengan mesin continuous positive airway pressure (CPAP), biasanya membantu meringankan keringat malam serta gejala lainnya.

Pada anak-anak, terutama balita, gangguan pernapasan saat tidur dapat bermanifestasi sebagai berkeringat dan tidur gelisah.

Anak itu mungkin terbangun dengan wajah merah dan basah kuyup dengan selimut yang berantakan.

Baca juga: 9 Gejala Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bisa Picu Serangan Jantung

6. Infeksi

Beberapa infeksi serius dapat menyebabkan keringat malam atau menjadi penyebab tidur berkeringat, termasuk:

  • Tuberkulosis
  • Brucellosis
  • Infeksi bakteri
  • HIV

Temui dokter Anda jika Anda juga memiliki gejala lain yang menunjukkan infeksi, seperti:

  • Demam
  • Panas dingin
  • Badan pegal-pegal
  • Kelemahan umum
  • Kelelahan
  • Sakit tenggorokan atau batuk
  • Kurang nafsu makan
  • Diare
  • Muntah
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja atau diketahui secara pasti penyebabnya

Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus

Mengobati infeksi besar kemungkinan akan membuat Anda terbebas dari gejala, termasuk keringat malam.

7. Gangguan autoimun

Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan Anda salah mengira bagian normal dari tubuh Anda sebagai patogen berbahaya, seperti virus atau bakteri, dan mencoba menghancurkannya.

Beberapa di antara penyakit autoimun ini dapat menyebabkan keringat berlebih, termasuk keringat saat tidur, seperti:

  • Penyakit Graves
  • Sarkoidosis
  • Artritis rheumatoid (rematik)

Gejala berkeringat saat tidur bisa dikaitkan dengan demam sebagai gejala umum dan dapat menyebabkan kelelahan yang seringkali terjadi pada orang dengan gangguan autoimun.

Sementara gejalanya bervariasi dari satu kondisi ke kondisi lain, gejala umum autoimun lainnya termasuk:

  • Peradangan dengan kemerahan dan terasa panas
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Flare (periode gejala yang meningkat) dan remisi (periode gejala yang lebih ringan)

Baca juga: 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai

8. Beberapa jenis kanker

Beberapa jenis kanker, terutama limfoma Hodgkin dapat menyebabkan keringat malam hingga membasahi tubuh.

Namun, jenis kanker ini biasanya disertai dengan gejala lain, yang mungkin termasuk:

  • Pembengkakan yang persisten pada kelenjar getah bening (leher, ketiak, atau selangkangan)
  • Demam yang tidak dapat dijelaskan dan tidak kunjung hilang
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Gatal di sekujur tubuh yang mungkin parah
  • Kelelahan
  • Sesak napas, batuk, atau rasa tidak nyaman di dada
  • Nyeri pada kelenjar getah bening setelah minum alkohol

Buat janji dengan dokter segera jika Anda melihat gejala-gejala tersebut.

9. Hiperhidrosis idiopatik

Hiperhidrosis idiopatik adalah suatu kondisi di mana tubuh secara kronis memproduksi terlalu banyak keringat tanpa penyebab medis yang dapat diidentifikasi.

10. Penyebab lainnya

Ada beberapa kondisi lain yang bisa juga memicu atau menjadi penyebab berkeringat saat tidur.

Ini mungkin termasuk:

  • Konsumsi obat-obatan: Antidepresan, analgesik yang dijual bebas (penghilang rasa sakit), beta-blocker, agen kolinergik, obat diabetes seperti insulin, terapi penggantian hormon, triptan, Viagra (sildenafil)
  • Suplemen makanan: Kalsium, niasin
  • Hipertiroidisme: Gejala tambahan termasuk nafsu makan meningkat, tremor, gelisah, gondok (kelenjar tiroid yang tampak membesar), kecemasan, dan sering buang air besar
  • Gangguan neurologis: Disrefleksia otonom, siringomielia

Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai

Cara mengatasi berkeringat saat tidur

Solusi untuk mengatasi keluhan berkeringat saat tidur akan tergantung pada apa yang menyebabkannya.

Jika itu adalah kondisi medis, mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat akan meringankan gejalanya.

Apabila berkeringat saat tidur adalah efek samping dari suatu obat, Anda dan dokter mungkin perlu meninjau kembali risiko versus manfaat obat tersebut.

Untuk penyebab keringat malam lainnya, Anda secara umum bisa mencoba berbagai tindakan berikut:

  • Menjaga kamar tidur Anda lebih sejuk
  • Pakaian tidur dan seprai yang menyerap kelembapan
  • Lebih ringan atau tanpa piyama
  • Menghindari alkohol atau minuman panas sebelum tidur
  • Minum air dingin
  • Tidak berolahraga tepat sebelum tidur

Jika Anda benar-benar tidak tahu penyebab berkeringat saat tidur yang Anda alami, Anda sebaiknya jangan ragu untuk dapat berkonsultasi dengan dokter. Anda juga disarankan untuk bisa menemui dokter jika mengalami berkeringat saat tidur yang sering, ekstrim, mengganggu tidur, dan disertai dengan gejala lain.

Baca juga: 4 Bahaya Dehidrasi yang Baik Diantisipasi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Keringat berlebihan di kepala gejala apa?

Penyebab keringat berlebih di kepala yang pertama adalah hiperhidrosis focal primer. Jika keringat berlebih hanya muncul pada kepala dan tidak menunjukkan gejala lain, ini bisa disebabkan oleh kondisi hiperhidrosis focal primer.

Berkeringat saat tidur gejala apa?

Berkeringat saat tidur bisa disebabkan konsumsi makanan pedas atau panas, merasa cemas, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau berolahraga menjelang waktu tidur. Kalau kamu bekeringat bukan karena faktor di atas, keluhan berkeringat saat tidur perlu diwaspadai.

Bagaimana cara mengatasi keringat di malam hari?

Cara mengatasi keringat berlebihan di malam hari Selalu gunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat saat tidur. Hindari konsumsi kafein, alkohol, atau makanan pedas yang bisa membuat suhu tubuh naik dan produksi keringat meningkat. Ganti minuman hangat dengan minuman dingin di malam hari.

Apakah penyakit hiperhidrosis itu berbahaya?

Hiperhidrosis dapat dialami oleh siapa saja. Namun, sebagian besar penderita hiperhidrosis mulai mengalami kondisi ini di usia anak-anak atau remaja. Meski tidak membahayakan, hiperhidrosis bisa menimbulkan perasaan malu, stres, depresi, dan gelisah.