Kenapa 5 kawasan tep disebut ranah tep

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar belakang

Teknologi pendidikam merupakan suatu bidang kajian khusus ilmu pendidikan dengan objek formal “belajar”.  belajar bukan hanya dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan juga diperuntukkan oleh organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya teknologi pendidikan, maka kita dapat belajar di mana saja, kapan saja, pada siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber dari mana saja. Dan di sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.

Tujuan utama teknologi pendidikan salah satunya adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran juga sebagai perangkat lunak (software technology) yang berbentuk cara-cara sistematis dalam memecahkan masalah pendidikan semakin canggih dan mendapat tempat secara luas dalam dunia pendidikan. Dengan demikian aplikasi praktis teknologi pendidikan dalam memecahkan suwatu masalah belajar mempunyai bentuk kongret dengan danya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik.

Teknologi pendidikan tumbuh dan berkembang dari praktik pendidikan dan gerak komunikasi audiovisual. Teknologi pendidikan semula di lihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajara dengan audiovisual. Teknologi pendidikan merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan yaitu media pendidikan, psikologi pembelajaran, dan pendekatan system untuk pendidikan.

Teknologi pendidikan berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar di mana  saja, kapan saja, oleh siapa, dan dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kebutuhanya. Berdasarkan perkembangan dalam bidang teknologi pendidikan dan disiplin ilmu lainya, yang relevan dengan landasan teori pembelajaran, kemungkinan ke depan akan semakin berkembang mengenai kawasan dan ruang lingkup beserta kategori teknologi pendidikan.

B.  Rumusan Masalah

  1. Pengertian Domain atau kawasan teknologi pendidikan
  2. Domain atau kawasan teknologi pendidikan menurut Organisasi profesi Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT) dan menurut Davies (1978).
  3. Peran Domain atau kawasa teknologi pendidikan
  4. Teori dan Praktek Domain atau kawasan teknologi pendidikan

 BAB II PEMBAHASAN

 1.    Pengertian Domain atau kawasan teknologi pendidikan

Secara etimologis, domain berarti wilayah/ daerah kekuasaan atau bidang kajian/ kegiatan/ garapan yang lebih kecil, terinci dan spesifik dari lahan/ lapangan/ cakupan suatu ilmu. Adapun Teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan. Idealnya setiap teknologi pendidikan,pembelajaran terutama yang memperoleh pendidikan akademik perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan.

teknologi pendidikan sebagai Suatu proses komplex yang terintegrasi meliputi manusia,prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah itu.

Teknologi Pendidikan dapat pula dirumuskan sebagai suatu bidang yang memiliki unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :- Suatu bidang yang berkepentingan dengan kegiatan belajar manusia.- Kegiatan itu dilaksanakan secara sistematis, mencakup: identifikasi pengembangan, pengorganisasian dan penggunaan segala macam sumber belajar. Ada beberapa prinsip penerapan Teknologi Pendidikan yaitu:

1. Penerapan kawasan pemanfaatan ini disebut pemanfaatan kontekstual. Artinya pemecahan permasalahan belajar pada bidang PLB, ditelaah dengan kerangka teoretik TEP.

2. Penerapan kawasan TEP pada bidang PLB terkait erat dengan konsep PLB, istilah PLB diadopsi dari special education. Subjekmbelajar mencakup individu dengan berbagai ragam kekhususan,yang memiliki karakteristik individual. Usia subjek sasaran, mencakup intervensi anak usia dini, anak  usia sekolah, anak usia remaja, dan anak usia pasca remaja;[1]

3. Dari segi subjek garapan bidang PLB menangani intervensi kepada semua individual with special needs. Subjek garapan ini mencakup visual impairment, speech and language disorders, communication disordes, hearing impairment, developmental disabilities, motor impairment, health disorders, emotional disabilities, autism and multiple impairment (Johnsen and Skoten, 2001). Di Indonesia mencakup tunanetra- sd. Autis (A-H)

4. Bidang PLB mengkaji secara konseptual dan praktis pendidikan bagi individu with special needs pada seluruh jenjang dan jenis pendidikan. Wilayah layanan pembelajaran, mencakup layanan pembelajaran di lembaga sekolah, serta layanan pada masyarakat, dan lembaga kerja untuk anak.

5. Bentuk layanan PLB tidak terbatas pada lembaga pendidikan formal, tetapi juga lembaga layanan non-formal. Lembaga PLB menangani pendidikan inklusi, inovasi PLB, layanan masyarakat tentang anak, layanan orangtua dari anak, pengembangan pendekatan pembelajaran sesuai ragam kekhususan dan pendidikan vokasional.

6. Materi intervensi mencakup pembelajaran vokasional, pembelajaran bidang studi (untuk ABK dengan kecerdasan normal), pembelajaran program khusus, serta ketrampilan domestik dan kompetensi adaptif;

7. sumber/alat pembelajaran mencakup pemanfaatan peralatan pembelajaran khusus, adaptasi peralatan pembelajaran anak normal, serta pemanfaatan sumber belajar lingkungan nyata sesuai ragam kekhususan, dan pemanfaatan bengkel kerja anak.

2.    Domain atau kawasan teknologi pendidikan menurut Organisasi profesi Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT) dan menurut Davies (1978).

 a.       Kawasan menurut Davies (1978)

Davies merumuskan bahwa teknologi pendidikan sesuai dengan gejala pendidikan yang di amati. Pembahasan davies juga dirangkum dari kumpulan tulisan klasik yang di sunting oleh Ely dan plomp, (1995:19-21).

Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang garapan atau kawasan teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut meliputi pendekatan perangkat keras (hardware), pendekatan perangkat lunak (software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat lunak. Berikut uraianya :[2]

1.      Pendekatan perangkat keras (hardware)

Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan memanfaatkan penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat keras di maksudkan agar terjadi otomatisasi atau proses mekanistik dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat keras digunakan untuk menyampaikan dan menyebarkan materi belajar memproduksi materi dan seterusnya. Selain itu, adanya pemanfaatan perangkat keras, dalam hal ini, menggunakan berbagai bentuk media massa seperti TV atau kaset audio, ditargetkan untuk menampung siswa dalam jumlah yang lebih besar dari biasa, dengan tidak mengurangi efisiensi proses belajar. Semua upaya harus tetap mengacu pada efektifitas pembiayaan, terutama pembiayaan yang berasal dari siswa.

2.      Pendekatan Perangkat Lunak (Software)

pada tahap ini teknologi pendidikan “meminjam” teori dari ilmu prilaku yang ditetapkan untuk mengatasi kesulitan belajar. Teori lain yang di tetapkan adalah teori instruksional. Teori ini membahas cara-cara memperbaiki, memperbaharui, atau merancang situasi yang betul-betul di butuhkan oleh siswa. Penggunaan perangkat keras mesin-mesin, atau yang bersifat mekanistik sangat terbatas, berfungsi hanya sebagai bagian dari penyajian materi oleh guru.

3.      Pendekatan Perpaduan Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak

Pendekatan ini menolak model terapan pengembangan sistematik sebagai satu-satunya penyelesaian masalah secara sistematik. Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis dalam pendidikan dan kegiatan instruksional. Penerapan sistem analisis dianggap mampu mengurangi bias terhadap individu siswa sehingga siswa dapat berperan dalam kelompoknya dengan dinamis. Selain alasan tadi pendekatan perpaduan di anggap lebih manusiawi serta integratif (terpadu) dengan kondisi  belajar mengajar sehari-hari.kerangka pendekatan berada pada lingkup sistem (system boundary) dengan mencermati seluruh faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar (PBM). Faktor tersebut diantaranya siswa (motivasi belajar serta kemamapuan akademik), guru, lingkungan sekolah, materi atau kurikulum serta tujuan belajar.[3]

b.      Kawasan menurut Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT)

Skema kawasan yang diuraikan oleh AECT (1977 dan 1994) melekat satu sama lain Visualisasi kawasan dan bidang garapan menjadi satu, namun mencerminkan keduanya. Perbedaanya terletak pada cara pandang konsep kawasan terpisan dari konsep bidang garapan. Dengan demikian kawasan dibahas seiring dengan penjabaran bidang garapan.

1.   Kawasan AECT 1997

Teknologi pendidikan, teknologi intruksional, sumber belajar, komponen bidang garapan: rancangan, pengembangan, evaluasi, sumber belajar, peserta didik.

Salah satu cirri khas dari bidang garapan yang di rumuskan Tim khusus AECT tahun 1977 adalah penekanan model kawasan pada usaha mengabsahkan pekerjaan yang menonjolkan “lahan” yang dapat di garap oleh para praktisi teknologi

pendidikan.sebagaimana biasanya, proses belajar menjadi factor utama dalam proses belajar dan pendidikan.  Seperti telah di sebutkan sebelumnya, teknologi pendidikan di rumuskan sebagai cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan teknologi intruksional. Rumusan ini mengacu pada konsep bahwa proses intruksional menjadi bagian proses pendidikan.

2.  Kawasan berdasarkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT (2008)

Definisi terbaru tahun 2008 merupakan pengembangan dari kawasan sebelumnya, dan tiap kawasan melanjutkan perkembangannya. Definisi 2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi dan etika praktek. Berikut definisi teknologi pendidikan menurut AECT 2008 “educational technology is the study and ethical practice of facilitating lerning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and resource” bahwa teknologi pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses serta sumber daya teknologi. (Januszewski and Molenda, 2008:1). Kawasanya terdiri dari :[4]

a.       Study

b.      Praktik etis

c.       Memfasilitasi

d.      Pembelajaran

e.       Improving

f.       Performance (meningkatkan)

g.      Appropriate (yang layak)

h.      Teknologi

i.       Proses

j        Sumber

  1. Kawasan AECT (1977:3) Yaitu:

Lima kawasan ini menjadi bidang garap bagi teknologi pembelajaran. Kawasan tersebut meliputi:

a. Kawasan desain membidangi bagaimana secara teori maupun praktek suatu proses      dan sumber belajar didesain.

b. Kawasan pengembangan membidangi bagaimana secara teori dan praktek suatu proses dan sumber belajar dikembangkan.

c. Kawasan pemanfaatan membidangi bagaimana secara teori dan praktek suatu proses dan sumber belajar dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.

d. Kawasan Pengelolaan merupakan kesatuan integral dalam teknologi pembelajaran dan dalam peranan yang dimainkan oleh teknolog pembelajaran.

e. Kawasan Penilaian tumbuh seiring dengan perkembangan penelitian dan metodologi pendidikan. [5]

3.    Peran Domain atau kawasa teknologi pendidikan

Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT) mendefinisikan 5 domain Teknologi pendidikan yaitu design, development, utilization, management and evaluation. Pada tiap domain juga terdiri atas beberapa sub domain. Kawasan teknologi pendidikan membagi banyak kesamaan dalam mendefinisikanya dan memperkuat landasanya, sebagaimana keilmuan lainya dan aplikasi keilmuan sosial (Luppicini, 2005). Definisi yang di kutip Luppicini (2005) tentang konsep kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :

a.       Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran.

b.      Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam social.

Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan yang di definisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan

penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya empat komponen dalam teknologi pembelajaran yaitu :

a. Teori dan praktik

b. Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, Penilaian Dan Penelitian

c. Proses Sumber dan sistem

d. Untuk belajar

4.    Teori dan Praktek Domain atau kawasan teknologi pendidikan

Teori terdiri dari konsep, pembangunan (konstruk), prinsip, dan proposisi yang memberi sumbangan terhadap khasanah ilmu pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah.

Kawasan desain merupakan sumbangan terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas. Kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun praktis masih belum berkembang dengan baik, karena masih kurang mendapatkan perhatian. Kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber yang menunjang untuk berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan dikelola. Sedangkan kawasan penilaian masih menggantungkan diri pada bidang lain.[6]

Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu. Sedangkan yang dimaksud denagn sumber adalah asal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan.

BAB III PENUTUP

A.  Kesimpulan

Domain atau kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran sekaligus Pedoman agen perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam social.

Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan yang di definisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA

 Harjali, Teknologi Pendidikan,Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000, hlm 45

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana.2004, hlm 72

Bambang Warsita,Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya.Jakarta: Rieneka Cipta.2008. hlm 25

http://bloggkuinspirasiku.blogspot.com/2012/10/kawasan-teknologi-pendidikan.html

Minggu, 15 September 2013

[1] Harjali, Teknologi Pendidikan,Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000, hlm 45

[2] Ibid, Harjali, hlm 47

[3] Miarso Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana.2004, hlm 72

[4] Ibid, Miarso Yusufhadi, hlm 73

[5] Warsita Bambang,Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya.Jakarta: Rieneka Cipta.2008. hlm 25