Jika asi belum keluar bayi minum apa

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dan konselor laktasi dr. Jeanne-Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC, CIMI mengimbau agar ibu tak perlu khawatir jika ASI tak keluar atau keluar sangat sedikit sesaat setelah persalinan, terutama bagi ibu yang melahirkan anak pertama.

“Itu bukan berarti tidak ada, di dalam sudah ada (ASI). Kalau di ASI itu ada sistem, apabila seorang ibu pernah menyusui, di payudaranya ada sel memori. Apabila nanti ibu hamil lagi, sel memori sudah lebih cepat bekerja,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu di Jakarta, Senin.

Biasanya sebagian ibu masih berpikir bahwa ASI pertama harus keluar secara menetes dari payudara. Padahal, setiap ibu memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Jika melahirkan anak pertama, ibu membutuhkan waktu dan perangsangan hingga akhirnya keluar dalam jumlah melimpah beberapa hari setelah melahirkan.

“Kalau ini anak pertama, menetes-netes itu nanti. Ibaratnya tempat harus penuh dulu, baru ASI menetes-netes. Kalau ini anak kedua atau ketiga, sudah ada sel memori di payudara, sehingga pada hari ketiga atau keempat sering kali ASI sudah menetes,” terang Jeanne-Roos.

Ia mengatakan ibu tak perlu cemas dihantui pertanyaan apakah ASI-nya belum diproduksi. Lebih lanjut, Jeanne-Roos menjelaskan sebetulnya ASI sudah diproduksi sejak masa kehamilan empat bulan atau 16 minggu. Namun, produksi ASI tidak akan bertambah pada saat kehamilan banyak karena hormon yang dibutuhkan beralih untuk mendukung pertumbuhan janin.

Apabila ASI tak keluar atau keluar hanya sedikit, Jeanne-Roos menyarankan agar ibu bersabar dan melakukan rangsangan dengan cara tetap menyusui bayi walau merasa ASI-nya belum keluar. Ia mengatakan dua kunci utama untuk meningkatkan produksi ASI yaitu keluarkan ASI secara rutin dengan cara menyusui langsung serta memompa payudara.

“Usahakan memompa 30 menit. Kenapa? Karena memompa itu tujuannya merangsang payudara. Kalau ada isi, maka akan keluar. Kalau bayi menyusu ke ibu, diamkan 30 menit. Bayi minum dari ibu dan selanjutnya dia memberi perangsangan pada payudara ibu. Inilah yang akan membuat produksi ASI akan bertambah,” katanya.

Jeanne-Roos juga mengimbau agar orang tua tidak terburu-buru memutuskan untuk memberikan susu formula jika ASI tak keluar atau keluar hanya sedikit sebab ASI yang akan keluar dari hari ke hari sudah sesuai dengan kecukupan asupan yang dibutuhkan bayi.

Pada hari pertama kelahiran, misalnya, lambung bayi hanya berukuran sebesar kelereng bahkan masih kaku sehingga bayi akan muntah jika diberi minum dalam volume banyak. Pada hari pertama, kata Jeanne-Roos, bayi memang membutuhkan asupan yang sedikit setidaknya 5-7 ml.

Selain faktor kecukupan asupan, susu formula tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi setelah masa kelahiran mengingat terdapat kandungan tertentu yang tidak bisa didapatkan jika dibandingkan dengan kandungan ASI.

“Yang paling mungkin tidak ada di susu formula adalah faktor imunnya. Lemak, protein, vitamin, dan mineral di susu formula ada. Tapi yang tidak bisa ditambahkan adalah antibodi,” katanya.

Jeanne-Roos juga mengingatkan agar ibu senantiasa memeriksa dua hal penting jika bayi sudah cukup mendapatkan asupan, yaitu dilihat dari frekuensi buang air kecil bayi dan kenaikan berat badan setiap bulan sesuai target.

“Kalau bayi dengan sendirinya akan melepaskan (berhenti menyusu), belum tentu (merasa cukup asupannya), mungkin saja alirannya deras sehingga dia akan melepas. Kemudian jika bayinya lelap dan tenang tidur, mungkin dia kelelahan. Itu bukan tanda pasti. Tanda yang pasti hanya dua (frekuensi buang air kecil dan kenaikan berat badan),” kata Jeanne-Roos.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter: Ibu tak perlu khawatir jika ASI tak keluar usai persalinan

JAKARTA, KOMPAS.com - ASI yang tidak keluar atau sangat sedikit ketika bayi baru lahir kerap membuat ibu merasa cemas dan khawatir. Ibu khawatir tak bisa menyusui dan bayinya akan kehausan. Pemberian susu formula terkadang diambil sebagai jalan pintas agar bayi tidak kehausan.

Padahal, dokter Spesialis Anak Melanie Yudiana Iskandar mengatakan, bayi baru lahir ukuran lambungnya masih sangat kecil, yaitu sekitar sebesar kelereng. Jadi, bayi pun belum memerlukan banyak ASI saat itu.

"Kebutuhannya belum banyak, hanya 2-3 cc tiap kali minum. Sedikit sekali. Jadi kalau kita benar, dari awal belajar menyusui, bagaimana posisi dan perlekatan yang bagus, pasti dapat (2-3 cc air susu)," terang Melanie saat ditemui di Rumah Sakit Bunda, Jakarta, Sabtu (12/9/2015).

Melanie mengatakan, jika hari pertama produksi ASI masih sedikit, bersabarlah dan terus dirangsang atau diberi stimulasi. Jangan memberi bayi susu formula. Karena, dengan begitu ibu justru tak mendapat rangsangan produksi ASI, sebab bayi tidak menghisap payudara ibu.

Ketika bayi menghisap payudara ibu, itu merupakan suatu stimulus yang dapat meningkatkan hormon prolaktin. Hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI. "Terus dirangsang, distimulasi, makin lama, makin banyak ASI-nya, lambung bayi juga makin besar. Semakin banyak diisap, semakin banyak ASI dikeluarkan, pasti produksi tambah banyak," jelas Melanie.

Rasa khawatir hingga stres juga harus dihilangkan karena bisa menghambat kerja hormin oksitosin. Hormon oksitosin sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu. "Prolaktin itu untuk produksi ASI, tapi kalau oksitosin tidak bekerja, seperti ada pabrik yang produksinya enggak sampai ke konsumen atau enggak ada distribusinya. Kita butuh oksitosin agar air susu bisa sampai ke mulut bayi," papar Melanie.

Nah, agar oksitosin bekerja dengan baik, ibu jangan stres, harus senang, dan selalu berpikiran positif saat menyusui. Dengan begitu, bayi bisa mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah 6 bulan, pemberian ASI dilanjutkan hingga usia 2 tahun dan sudah bisa diberi makanan pendamping ASI.

Mengapa harus ASI? ASI sudah mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya. ASI mudah dicerna dan mengandung antibodi untuk sistem kekebalan tubuh bayi yang tentu tidak bisa didapat dari susu formula. Sedangkan, manfaatnya bagi ibu, ASI eksklusif dan pemberian hingga usia 2 tahun bisa menurunkan risiko kanker payudara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jika ASI tidak keluar apa yang harus diminum bayi?

Minumlah air putih yang banyak agar tidak dehidrasi, karena jika kurang minum, produksi ASI juga ikut menurun. Jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan yang bergizi. Hal ini dapat membantu meningkatkan jumlah dan lemak ASI.

Berapa lama bayi baru lahir tahan tidak minum ASI?

Tapi sebenarnya bayi yang baru lahir bisa bertahan hingga 48 jam tanpa menyusu. Jika ASI belum keluar, ibu tetap harus menjaga kontak kulit dengan bayi agar ia merasa nyaman. "Bayi bisa bertahan 24-48 jam, karena ia sudah dibekali dari kandungan.

Apa pengganti ASI?

Pilihan pengganti ASI untuk bayi baru lahir.
Susu formula khusus bayi baru lahir. ... .
2. Susu formula dari susu kambing. ... .
3. Hungrier baby formula. ... .
4. Susu formula anti-reflux. ... .
Comfort formula. ... .
6. Susu formula bebas laktosa. ... .
7. Susu formula hipoalergenik. ... .
Air tajin..

Kenapa air susu belum keluar?

Penyebab ASI tidak keluar bisa karena kualitas kolostrum yang tidak baik, misalnya: Karena kolostrum sangat terkonsentrasi dan bayi tidak membutuhkannya banyak. Produksi ASI tidak terlalu banyak. Kolostrum sangat kental dan tampaknya lebih sulit untuk dipompa.