Bersyukurlah kepada-Ku terjemahan dari potongan ayat yang berbunyi

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ ﴿لقمان : ۱۴﴾

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (QS. Luqman: 14)

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍۢ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

ووصينا الإنسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصاله في عامين أن اشكر لي ولوالديك إلي المصير

wawashshaynaa al-insaana biwaalidayhi hamalat-hu ummuhu wahnan ‘alaa wahnin wafishaaluhu fii ‘aamayni ani usykur lii waliwaalidayka ilayya almashiiru

Sudah sejauh mana interaksi Anda dengan ayat ini? (boleh pilih lebih dari satu)

<< 31:15 31:13 >>

Bersyukurlah kepada-Ku terjemahan dari potongan ayat yang berbunyi
Bersyukurlah kepada-Ku terjemahan dari potongan ayat yang berbunyi

Surat Luqman ayat 14 adalah ayat tentang birrul walidain. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.

Surat Luqman (لقمان) terdiri dari 34 ayat dan merupakan surat makkiyah. Dinamakan Surat Luqman karena memuat kisah Luqman al Hakim yang memiliki pemahaman mendalam tentang keesaan Allah dan memiliki hikmah. Luqman juga dikenal sebagai sosok orang tua teladan yang metode pendidikannya banyak diabadikan dalam Al Quran.

Surat Luqman ayat 14 merupakan berada di tengah-tengah nasehat Luqman terhadap anaknya. Sehingga sebagian ulama berpendapat, ayat ini juga perkataan Luqman kepada anaknya. Sedangkan sebagian ulama lainnya berpendapat, ayat ini adalah firman Allah yang disisipkan di tengah kisah Luqman mendidik anaknya.

Surat Luqman Ayat 14 dan Artinya

Berikut ini Surat Luqman Ayat 14 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

(Wa washshoinal insaana biwaalidaihi hamalathu ummuhuu wahnan ‘alaa wahnin wa fishooluhuu fii ‘aamaini anisykurlii waliwaalidaik, ilayyal mashiir)

Artinya:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Baca juga: Ayat Kursi

Tafsir Surat Luqman Ayat 14

Tafsir Surat Luqman Ayat 14 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman: 14)

1. Kewajiban Birrul Walidain

Mufassir yang berpendapat bahwa Surat Luqman ayat 14 ini merupakan firman Allah dan bukan mengabadikan perkataan Luqman al Hakim, karena dhamir mutakallim-nya (nahnu) mewasiatkan manusia.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;

Kata washshoina (وصينا) artinya adalah Kami wasiatkan. Wasiat kalau berasal dari Allah, maka ia adalah perintah.

Dalam  ayat ini Allah memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya yakni ayah dan ibunya. Allah memerintahkan menghormati dan memuliakan keduanya.

“Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada manusia agar menghormati dan memuliakan kedua ibu-bapaknya,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Sebab dengan melalui jalan kedua ibu-bapak itulah manusia dilahirkan ke muka bumi. Sebab itu sewajarnya jika keduanya dihormati.”

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, ayat 14 ini adalah firman Allah. Setelah Dia mengabadikan perkataan Luqman kepada anaknya untuk bertauhid, Allah mengiringinya dengan perintah birrul walidain.

Ayat ini persis diletakkan setelah larangan syirik. Sehingga birrul walidain adalah kewajiban utama manusia setelah bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar setelah syirik kepada Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ. ثَلاَثًا . قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ

“Maukah aku kabarkan kepada kalian mengenai dosa-dosa besar yang paling besar?” Rasulullah bertanya ini tiga kali. Para sahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah dan durhaka kepada orang tua” (HR. Bukhari dan Muslim)

Banyak ayat lain yang juga memerintahkan berbakti kepada orang tua. Di antaranya adalah Surat Al Ankabut ayat 8 dan Surat Al Ahqaf ayat 15.

“Wasiat bagi anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya muncul berulang-ulang dalam Al Quran yang mulia dan dalam wasiat Rasulullah. Namun wasiat buat orang tua tentang anaknya sangat sedikit, ” tulis Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an.

2. Terutama Ibu

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ

ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Menurut Mujahid, kata wahn (وهن) berarti penderitaan mengandung anak. Menurut Qatadah, artinya adalah kepayahan yang berlebih-lebihan. Sedangkan menurut Atha al Khurrasani artinya adalah lemah yang bertambah-tambah.

Firman Allah ini secara khusus menunjukkan betapa besar kepayahan seorang ibu tatkala mengandung anaknya. Dan setelah melahirkan, seorang ibu masih menyusui bayinya selama dua tahun. Lalu bagaimana mungkin seorang anak tidak mau berbakti kepada orangtua, terlebih ibunya?

“Ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung dan dahsyat,” tulis Sayyid Qutb saat menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. “Seorang ibu dengan tabiatnya harus menanggung beban yang lebih berat dan lebih kompleks. Namun, luar biasa, ia tetap menanggungnya dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam, lembut dan halus.”

Abu Bakar Al Bazzar meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Buraid, dari ayahnya, bahwa ada seorang laki-laki yang thawaf dengan menggendong ibunya. Lalu ia bertanya kepada Rasulullah. “Apakah aku telah menunaikan haknya?” Rasulullah menjawab, “Tidak. Walaupun satu tarikan nafas.”

Rupanya mengumrahkan dan menghajikan ibu, bahkan menggendongnya saat thawaf, tidak mampu membayar satu tarikan nafasnya saat melahirkan.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa masa penyusuan yang sempurna adalah dua tahun. Minimalnya enam bulan, menurut Ibnu Abbas. Sebagaimana juga firman Allah yang lain:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan (QS. Al Baqarah: 233)

3. Bersyukur kepada Allah dan orangtua

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Perintah berbakti kepada orangtua dalam ayat ini dilanjutkan dengan tuntunan Allah agar manusia bersyukur kepada-Nya dan berterima kasih kepada kedua orangtuanya.

Mengapa lebih dulu harus bersykur kepada Allah? Karena seluruh nikmat dalam hidup ini adalah pemberian Allah. Termasuk nikmat kasih sayang orangtua, sesungguhnya yang membuat orangtua mengasihi anaknya adalah Allah.

“Syukur pertama ialah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Karena semuanya itu, sejak mengandung sampai mengasuh dan mendidik dengan tidak ada rasa bosan, dipenuhi cinta dan kasih, adalah berkat rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

“Lalu bersyukurlah kepada orangtuamu. Ibu yang telah mengasuh dan ayah yang telah membela serta melindungi ibu dan anak-anaknya. Ayah yang berusaha mencari nafkah setiap hari.”

Lalu ayat ini ditutup dengan mengingatkan ke mana manusia akan kembali. Hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Luqman Ayat 13-14

Kandungan Surat Luqman Ayat 14

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Luqman Ayat 14:

  1. Ayat ini merupakan wasiat dan perintah Allah kepada manusia untuk berbakti kepada orang tuanya.
  2. Seorang anak wajib berbakti kepada kedua orangtuanya, birrul walidain. Terutama kepada ibu yang telah mengandung, melahirkan dan mengasuhnya dengan penuh susah payah.
  3. Wajib bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orangtua.
  4. Ayat ini mengingatkan bahwa hanya kepada Allah-lah kita semua akan kembali.

Demikian Surat Luqman ayat 14 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan meningkatkan birrul walidain kita. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]