Berapa lama nabi adam tinggal di surga

Ilustrasi Kisah Cinta Nabi Foto: Dok. Shutterstock

Semua umat muslim pasti mengenal sosok Nabi Adam a.s.. Dalam kitab suci Al-Qur’an, Nabi Adam a.s. merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah Swt.. Nabi Adam diciptakan oleh Allah Swt. tanpa adanya ayah dan ibu. Dijelaskan juga bahwa Nabi Adam a.s. berasal dari segenggam tanah liat dan dengan kekuasaan dan kehendak Allah Swt. ditiupkan ruh ke dalamnya dan Nabi Adam a.s. diciptakan hingga menjadi manusia yang begitu sempurna.

Setelah hidup dan menjadi manusia, Allah Swt. memerintahkan semua makhluk di surga untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s.. Semua mematuhi perintah-Nya, kecuali iblis yang tidak mau bersujud karena kesombongannya. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman:

“Sesungguhnya, Kami telah menciptakan kamu (Adam, lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka, mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.” (QS. Al A'raaf: 11)

Akibat dari ketidakpatuhan tersebut, iblis diusir dari surga dan dilaknat sampai hari kiamat. Sebagai bentuk pembalasan dendamnya, iblis bersumpah akan menyesatkan Nabi Adam a.s. dan keturunannya hingga hari kiamat kelak. Sedangkan Nabi Adam a.s. menjalani kehidupannya di surga.

Kisah tragis terpisahnya Nabi Adam as dan Siti Hawa

ilustrasi buah khuldi. Foto: dabradzei/shutterstock

Setelah Nabi Adam tercipta sebagai manusia, Allah Swt. juga melengkapi kebahagiaannya dengan menciptakan perempuan untuk menjadi pasangan Nabi Adam a.s.. Mengutip buku Kisah Para Nabi oleh Imam Ibnu Katsir, Allah Swt. menciptakan Siti Hawa dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam a.s. yang diambil oleh Allah Swt..

Bersama Siti Hawa, Nabi Adam a.s. menjalani kehidupan yang bahagia di surga. Mereka berdua menikmati berbagai kenikmatan yang telah disediakan. Tapi, ada satu larangan keras yang diberikan oleh Allah Swt. kepada mereka, yaitu untuk tidak memakan buah dari pohon yang bernama khuldi. Allah Swt. berfirman:

“Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di surga, dan makanlah berbagai makanan dengan nikmat yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, maka kamu akan termasuk kedalam orang yang dzalim!” (QS. Al Baqarah: 35)

Mengetahui hal itu, iblis pun ingin menepati janjinya untuk membalas dendam dengan tujuan menyesatkan Nabi Adam a.s. Iblis kemudian menggoda pasangan tersebut agar memakan buah khuldi. Tujuannya supaya mereka dikeluarkan dari surga seperti yang ia rasakan.

Iblis berkata, "Wahai Adam, sesungguhnya Allah melarang mendekati dan memakan buah dari pohon itu karena tidak ingin kemuliaanmu menyamai malaikat."

Akibat godaan setan yang begitu kuat pada akhirnya Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa luluh dan memakan buah khuldi tersebut. Setelah memakan buah khuldi, Nabi dan Siti Hawa menyadari kesalahan mereka. Keduanya pun memohon ampun dan menyesali perbuatan mereka kepada Allah Swt.. Mengetahui kejadian tersebut, Allah Swt. murka dan memerintahkan mereka untuk keluar dari surga-Nya.

"Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu terdapat tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditetapkan." (QS. Al Baqarah: 36)

Mengutip dari buku Kisah cinta Adam dan Hawa: Kisah-kisah Penuh Hikmah para Nabi dan Rasul karya Abu Yahya F., Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa pun diturunkan ke bumi. Dalam buku yang sama, dijelaskan juga bahwa keduanya tidak diturunkan di lokasi yang sama. Melainkan dipisah, Nabi Adam a.s. diturunkan di salah satu gunung yang ada di Srilanka, sementara Hawa diturunkan di Jeddah, Saudi Arabia. Pasangan manusia pertama di bumi ini pun berpisah selama 300 tahun.

Saling bertobat dan minta dipersatukan kembali

ilustrasi berdoa. Foto: Billion Photos/Shutterstock

Selama perpisahan itu, Nabi Adam a.s. menghabiskan waktu untuk memohon ampun kepada Allah Swt.. Ia bertobat dan meminta agar segera dipertemukan kembali dengan istrinya. Dalam buku Abu Yahya F., setiap pagi, siang, dan malam Nabi Adam a.s. begitu merindukan sang istri, Siti Hawa. Ia pun juga sangat setia dan berharap akan segera dipertemukan kembali. Begitu besar rasa cinta nabi kepada istrinya, sehingga Nabi Adam a.s. tidak pernah menyerah dan terus mencari Siti Hawa.

Kisah permohonan Nabi Adam a.s. ini pun diabadikan dalam surat Al A'raf ayat 23, yang artinya: "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat-Mu, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."

Melihat kesungguhan nabi, Allah Swt. pada akhirnya menerima tobatnya dan memberikan rahmat. Hal ini menjadi bukti bahwa Allah Swt. Maha Pengasih dan memberi ampunan kepada orang yang bertobat dari kesalahan. Allah Swt. melalui malaikat Jibril memberikan petunjuk agar menuntun mereka untuk dapat bertemu kembali.

Bertemu setelah terpisah 300 tahun

Jabal Rahmah di Arafah, Arab Saudi. Foto: s-artmedia/Shutterstock

Akhirnya, mereka kembali dipertemukan di Jabal Rahmah, Padang Arafah setelah saling mencari selama ratusan tahun. Jabal Rahmah sendiri terletak di sebelah timur Padang Arafah, 20 kilometer dari kota Makkah. Dalam pertemuan tersebut, keduanya menangis haru. Mereka melepas rindu dengan saling berpelukan dan menangis penuh haru.

Selanjutnya, Adam dan Hawa memulai hidup baru. Keduanya tinggal di gua yang besar dan lebar. Gua tersebut terletak di dataran tinggi sehingga tidak mudah diserang binatang buas. Untuk bisa bertahan hidup sehari-hari, Nabi Adam a.s. beternak, mengolah lahan pertanian, dan perkebunan buah-buahan.

Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa merasakan lagi suka cita dan kebahagiaan menjalani kehidupan sebagai suami istri. Lalu atas perintah Allah Swt., keduanya melanjutkan keturunannya. Mereka kemudian dikaruniai anak kembar bernama Qabil dan Iqlima. Tak lama kemudian, lahir kembali sepasang anak kembar kedua yang diberikan nama, Habil dan Labuda.

Tak selalu bahagia, rumah tangga mereka juga diselingi dengan duka, pertengkaran, dan konflik-konflik lainnya. Selama hidup di bumi, mereka memiliki banyak sekali keturunan hingga manusia yang ada di bumi saat ini disebut sebagai anak-anak Adam dan Hawa.

Kini, Jabal Rahmah jadi salah satu tempat bersejarah untuk mengenang pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa. Lokasi ini menjadi salah satu destinasi yang banyak dikunjungi oleh jemaah haji atau umroh. Tak cuma mengabadikan momen, pengunjung juga berdoa atau menulis nama mereka dengan pasangan pada batu-batuan di bukit Jabal Rahmah dengan tujuan meminta agar berjodoh.

Meski Ulama Saudi sudah menegaskan ziarah ke Jabal Rahmah bukan hal yang disunahkan apalagi di wajibkan dalam melaksanakan rukun haji dan umrah, namun jamaah dari berbagai dunia tetap datang ke tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa ini. Di puncak Jabal Rahmah, kini telah dibangun monumen dari beton yang tingginya mencapai delapan meter. Dibangun juga sebanyak 168 anak tangga untuk memudahkan mendaki ke puncak.