Apakah yang dimaksud musik klasik dan musik rakyat

Musik Klasik; Apa itu musik klasik, dan komposisi seperti apa sih yang layak digolongkan sebagai musik klasik? Genre musik yang satu ini memang sering mengundang salah pengertian dimata mereka yang “awam”. Biasanya jenis musik ini dianggap identik dengan musik yang dimainkan oleh orkestra. Stereotip ini tidak selamanya benar, sebagaimana pengertian orkestra yang melulu diartikan sebagai musik yang dimainkan oleh sepasukan musisi dengan didominasi oleh alat musik gesek (string). Kenyataannya, gamelan itu juga orkestra koq. Dalam pengertian aslinya, musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik klasik digolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik, diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik. Pada era inilah nama-nama besar seperti Bach, Mozart, atau Haydn melahirkan karya-karyanya yang berupa sonata, simfoni, konserto solo, string kuartet, hingga opera. Namun pada kenyataannya, para komposer klasik sendiri tidak pernah menggolong-golongkan jenis komposisi yang mereka gubah. Penggolongan yang kita kenal sekarang dilakukan semata-mata untuk mempermudah, terutama untuk kepentingan akademis. Ada pula pengertian lain dari musik klasik (walaupun yang ini jarang dipakai), yaitu semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari semua jaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya abad 20. Istilah “keindahan intelektual” itu sendiri memiliki pengertian yang relatif bagi setiap orang. Dalam pengertian ini, musik dari era modern seperti Kitaro, Richard Clayderman, Yanni, atau bahkan Enya, juga bisa digolongkan sebagai musik klasik, tergantung dari sisi mana kita menikmatinya. Kalau kita lebih banyak menikmati elemen intelektual dalam pengertian melodi, harmoni, atau aspek komposisi lainnya, maka jadilah ia musik klasik. Tapi kalau kita berpegang pada pengertian yang pertama tadi, maka jelas jenis musik ini tidak masuk dalam pengertian musik klasik. Untuk ini tersedia genre tersendiri, yaitu “new age”, atau terkadang juga digolongkan sebagai “art music”. -#Cerdas dg Musik Klasik ?#- MUSIK tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi ANAK cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman. Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Dari situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik.( Sumber : Majalah Intisari). Selain memberi rangsangan psikologis, musik ternyata juga dapat memberi stimulasi untuk perkembangan kecerdasan anak. Musik yang sudah diperkenalkan pada anak sejak masih berada dalam kandungan akan merangsang perkembangan otak kanannya yang memang berkaitan dengan perkembangan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, warna, sosialisasi dan perkembangan kepribadian. Hal ini pun dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh University of Texas di Austin, Texas. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa anak yang diperdengarkan musik klasik menunjukkan tingkat emosi yang lebih stabil dibandingkan dengan anak yang diperdengarkan musik rock. Musik adalah suatu alat yang tidak memiliki batasan batasan bagi umat manusia untuk menikmatinya ; ambil contoh ; ada orang yang bisa bahasan jerman namun zu viele Heute konnen nicht Deutch Sprechen ; tidak demikian dengan musik ; dengan multi modal stimulus yang dia miliki , maka musik begitu diterima oleh indera pendengaran kita ; maka ia merambah masuk melalui saraf pendengaran , diterima ,diartikan di otak , dan apabila musik itu bagus maka ia turut mempengaruhi suatu organ di otak yang bernama system limbic, dimana setelah perangsangan itu maka akan terlibatlah unsur emosi yang kita miliki sehingga akan mempengaruhi semua metabolisme otak kita ; kemudian ditemukan pula bahwa ternyata nada nada yang sangat baik bagi “makanan” otak kita adalah nada nada dengan frekuensi tinggi. Banyak orang yang berpendapat bahwa semua musik klasik adalah sama saja, entah itu Mozart, Beethoven, Bach, Chopin, atau “si raja Waltz” Strauss sekalipun ; dan ternyata mengapa Mozart seringkali dijadikan acuan , karena selain rentang nada yang sedemikian luas dari lagu lagu karyanya, ditambah lagi dengan tempo yang sedemikian dinamis ; ternyata hampir semua karya karya Mozart memiliki nada nada dengan frekuensi tinggi ; sehingga pada penelitian penelitian , seringkali didapatkan hasil bahwa musik dari Wolfgang Amadeus Mozart-lah yang paling optimal dalam meningkatkan fungsi otak kita ; selain itu baru hal “relative” terbaru yang didapat adalah bahwa selain musik Mozart. Ternyata musik dari lagu lagu Gregorian ( chant of Gregorian ) khususnya dari jaman rahib Dom Moquereau dan Dom Gajard sangat baik dalam mengisi “baterei otak” dan juga memiliki kualitas penyembuhan tertentu . Lagu lagu Gregorian , seperti kita ketahui tidak memiliki tempo, atau ketukan irama ; irama yang dibentuk ternyata terlahir dari irama irama fisiologis, seperti pernafasan dan detak jantung ; kidung Gregorian memberi energi dan kedamaian batin pada orang yang menyanyikan dan mendengarkannya ; ia juga menjaga tubuh dan pikiran manusia agar berada dalam kesadaran yang tenang ; dan dari hasil penelitian yang paling baru ; ternyata juga ditemukan bahwa bunyi ” Om…” suara bhiksu dan suara orang mengaji juga memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan chant of Gregorian.

Sejarah musik klasik Barat
Zaman Pertengahan (ca.500–1450)
Zaman Renaisans (1450–1600)
Zaman Barok (1600–1750)
Zaman Klasik (1750–1820)
Zaman Romantik (1820–1900)
Abad ke-20 (1900–2000)
Abad ke-21 (2001–sekarang)

Musik Klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi seni Barat, dan musik orkes, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.[1]

Apakah yang dimaksud musik klasik dan musik rakyat

Konser orkes simfoni di Gewandhaus, Leipzig.

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.[2] Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu gubahan musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.[3][4][5]

 

Autograf movement pertama Sonata No. 1 di G minor untuk biola, BWV 1001 oleh Johann Sebastian Bach, abad ke-18. —   Audio

Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik gereja sebagai dasar seni rupa Abad Pertengahan.

Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan selo. Kemudian timbulah alat musik organ.

Sejak tahun 1730–1760 atau masa pra-klasik, di Prancis sudah dimulai Gaya Galan yang bergabung dengan musik Italia yaitu opera, sonata, dan simfonia. Masa berikutnya disebut dengan zaman Klasik awal (1760–1780) yang dikenal dengan gaya sensitif, sedangkan tahun (1780–1880) disebut dengan zaman klasik tinggi. Gaya galan dimulai di Prancis (1730) dengan inisiatif menjauhkan teknik komposisi kontrapung Johann Sebastian Bach, tetapi lebih mengarah kepada kebebasan dan kesederhanaan. Kebebasan dan kesederhanaan ditunjukkan dengan teknik omamentik melodi yang lebih halus dan iringan yang tidak dibatasi oleh jumlah suara. Komposisi musik pada zaman itu bertujuan untuk menghibur secara bermutu. Gaya sensitif dimulai di Inggris pada rahun 1742 dengan maksud menentang Gaya Barok yang sangat keras dan kaku. Pada masa inilah dimulainya dinamik crescendo, untuk mengungkapkan kebebasan perasaan pribadi. Gaya ini dikembangkan di sekolah Mannheim oleh Stamitz. Di Paris dipelopori oleh Gossec, Schobert, Beck, dan C.P.E. Bach, sedangkan di Sekolah Minna dipelopori oleh Monn, Wagenseil, dan Haydn. Musik Klasik merupakan dasar tertentu dari bentuk dan struktur konvensional dan menggunakan sebuah kerangka alamiah untuk mengekspresikan ide-ide musik yang lebih memprihatinkan emosi dan perasaan individu.[6]

Komponis besar muncul di Jerman, Austria, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad ke-20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis dari Austria.

Mozart telah banyak menyumbangkan hasil karyanya untuk perkembangan manusia, khususnya pendidikan. Musik Mozart merupakan irama dan melodi yang memiliki frekuensi tinggi guna merangsang dan memberi daya kepada daerah-daerah kreatif dan memotivasi kinerja dalam otak. Akan tetapi, musik Mozart memiliki kemurnian dan kesederhanaan dari bunyi yang dimunculkannya.[7]

Musik Mozart ini kadang sangat misterius tapi mudah dinikmati. Mozart mampu menghadirkan keindahan dan keteraturan rangsangan bunyi yang pernah dialaminya sendiri di dalam rahim Ibu, kemudian mengekspresikan sedemikian rupa sehingga membuat manusia seperti diajak menghayati pengalaman yang sama. Kecerdikan dan daya tariknya yang alami serta kesederhanaan komposisi memungkinkan ditemukannya kegembiraan luar biasa sekaligus kebijaksanaan lebih mendalam dalam diri manusia sendiri. Musik Mozart ini telah terbukti mampu meningkatkan kemampuan membaca,daya ingat, perbendaharan kata, kreatifitas, kemampuan Sains dan kemampuan akademik secara keseluruhan.[7]

Sedari penghujung abad ke-20, beberapa tokoh asal Indonesia menggarap genre musik klasik, yaitu orkes The Jakarta Symphony; komponis Ananda Sukarlan serta Sinta Wullur (en); para pianis: Hendry Wijaya, Eduardus Halim (en), Esther Budiardjo (ru), Victoria Audrey Sarasvathi (en); pemusik seruling Embong Rahardjo; dan penyanyi sopran Isyana Sarasvati.

  • Bentuk musik

  1. ^ Kennedy & Kennedy 2013, "Classical".
  2. ^ Chew, Geffrey; Rastall, Richard. Notation, §III, 1(vi): Plainchant: Pitch-specific notations, 13th–16th centuries. Grove Music Online.
  3. ^ Malm, W.P.; Hughes, David W.. Japan, §III, 1: Notation systems: Introduction. Grove Music Online.
  4. ^ Bent, Ian D.; Hughes, David W., et all. Notation, §I: General. Grove Music Online.
  5. ^ Middleton, Richard. Popular music, §I, 4: Europe & North America: Genre, form, style. Grove Music Online.
  6. ^ Kustap (2006). "Musik Klasik Mozart dan Beethoven suatu Refleksi Konsep Estetika Plato (The Clasical Music of Mozart and Bethoven a Reflection of Plato's Aesthetic Concept)". Harmonia: Journal of Arts Research and Education. 7 (1): 39. doi:10.15294/harmonia.v7i1.747. ISSN 2541-2426. 
  7. ^ a b Amrizal, Amrizal (2016). "Peranan Musik Klasik dan Musik Pop dalam Pembelajaran". JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 20 (76): 3. doi:10.24114/jpkm.v20i76.3437. ISSN 2502-7220. 

  • Kennedy, Michal; Kennedy, Joyce Bourne (2013) [2012]. Tim Rutherford-Johnson, ed. The Oxford Dictionary of Music (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-6 paperback). Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-957854-2. 
  • Root, Deane L., ed. (2001). The New Grove Dictionary of Music and Musicians (dalam bahasa Inggris). Oxford: Oxford University Press. Versi daring — Grove Music Online 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musik_klasik&oldid=21476947"