Bila kita sudah meyakini bahwa Allah maha mengetahui maka yang harus kita lakukan adalah

Arti Allah Maha Mengetahui. Foto: Pixabay

Allah Maha Mengetahui adalah arti dari salah satu 99 asmaul husna, yakni Al Alim. Makna Al Alim adalah Allah SWT mengetahui segala hal yang ada di seluruh alam semesta, baik sebelum dan sesudah itu ada. Allah SWT mengetahui segala sesuatu, mulai dari hal terkecil hingga hal-hal besar.

Asmaul husna lain yang masih berkaitan dengan Al Alim adalah Al Bashir dan As Sami. Al Bashir memiliki arti Allah Yang Maha Melihat dan arti As Sami adalah Allah Yang Maha Mendengar.

Jadi, sudah sepatutnya umat Muslim untuk mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dengan meyakini sifat Allah Maha Mengetahui, umat Muslim akan berhati-hati dalam berperilaku dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Dalil Allah Maha Mengetahui dalam Alquran

Alquran. Foto: Pixabay

Dijelaskan dalam buku al Asma al Husna karangan Prof Umar Sulaiman al-Asyqar, makna dan arti Allah Maha Mengetahui adalah Allah SWT mengetahui seluruh perbuatan hamba-Nya, baik yang dikatakan dengan lisan maupun yang disembunyikan. Allah SWT berfirman dalam surat At Tahrim ayat 3 yang berbunyi:

وَإِذْ أَسَرَّ ٱلنَّبِىُّ إِلَىٰ بَعْضِ أَزْوَٰجِهِۦ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِۦ وَأَظْهَرَهُ ٱللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُۥ وَأَعْرَضَ عَنۢ بَعْضٍ ۖ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِۦ قَالَتْ مَنْ أَنۢبَأَكَ هَٰذَا ۖ قَالَ نَبَّأَنِىَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْخَبِيرُ

Artinya: "Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang istrinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Selain itu, ada sejumlah ayat lain yang membahas mengenai makna dan arti Allah Maha Mengetahui. Salah satunya adalah surat Al Hijr, Saba, dan Al Hadid.

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْخَلَّٰقُ ٱلْعَلِيمُ

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hijr:86)

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِٱلْحَقِّ وَهُوَ ٱلْفَتَّاحُ ٱلْعَلِيمُ

Artinya: Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui.” (QS Saba:26)

Penjelasan bahwa Allah Maha Mengetahui segala isi hati hamba-Nya juga disebutkan di dalam surat Al Hadid. Berikut ayat beserta artinya:

يُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ ۚ وَهُوَ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ

Artinya: “Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Al Hadid:6)

Kesimpulannya, umat Muslim wajib percaya bahwa Allah SWT mengetahui segala perbuatan seseorang walaupun orang lain tidak mengetahuinya. Berkata dan berbuat jujur adalah bukti kepatuhan dan kepercayaan seorang Muslim sifat Al Alim yang dimiliki Allah.

Sebagai Tuhan pencipta alam, sudah menjadi hal yang pasti bahwa Allah swt. juga mengetahui segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Baik itu yang nyata, bisa dilihat ataupun yang ghaib, alias tersembunyi (tidak terlihat oleh mata manusia)

Selain itu pula, Allah swt. juga mendengarkan segala suara, baik itu suara yang terucapkan atau bisa didengar, atau suara yang masih tersimpan dalam hati manusia.

Pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenal dua dari 99 jumlah Asmaul Husna yaitu tentang al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui) dan as-Saamii’ (Yang Maha Mendengar).

اَلْعَليْمُ (Al-‘Aliim) artinya adalah Allah Yang Maha Mengetahui Allah swt. sebagai Tuhan Pencipta mengetahui segala apa yang diciptakan-Nya. Sebagai manusia tentu segala amal dan perbuatan yang kita lakukan, baik ataupun buruk Allah swt. mengetahui semuanya. Begitu pula apa-apa yang terjadi baik itu di darat, laut ataupun di udara. Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah swt.

Allah swt. juga mengetahui kejadian yang sudah terjadi, sedang terjadi ataupun yang akan terjadi. Dimanapun makhluk Allah swt. berada, baik itu manusia ataupun jin (yang tidak terlihat oleh mata) dan makhluk yang lainnya tidak ada yang bisa lepas dan bersembunyi dari pengetahuan Allah swt.

Hal ini seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Anbiyaa’ (21) ayat empat yang berbunyi sebagai berikut ini:

قَالَ رَبِّي يَعۡلَمُ ٱلۡقَوۡلَ فِي ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٤

Qaala robbii ya'lamul qaula fis samaawaati wal ardhi, wa huwas samii'ul 'aliim(u)

Artinya:

“Berkatalah Muhammad (kepada mereka): "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Dari keterangan ayat di atas, kita harus meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Allah swt. adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita berbuat berikut ini:

  1. Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan perbuatan yang kotor dan jelek.
  2. Senantiasa berbuat baik
  3. Menjauhkan pikiran-pikiran kotor yang menjerumuskan kepada hal-hal yang buruk
  4. Menghindarkan dan membersihkan diri dari niat-niat yang tidak baik yang ada dalam hati.

B. Allah Yang Maha Mendengar

السَّمِيْعُ (As-Samii’) artinya adalah Allah Yang Maha Mendengar Allah swt. sebagai Tuhan Yang Maha Mendengar, sudah pasti mendengar segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Termasuk bisikan atau doa yang dipanjatkan oleh hamba-hamba-Nya.

Meskipun hamba-Nya menyembunyikan suara dalam hatinya. Allah swt, tetap bisa mengetahui dan mendengarkan bisikan suara yang disembunyikan dalam hati tersebut. Suara apapun itu, baik gemericiknya air, gemerisiknya dedaunan manakala tertiup angin, bahkan sampai bunyi langkah semutpun Allah swt. tetap terdengarkan oleh-Nya.

Kata as-Samii’, yang berarti Yang Maha Mendengar adalah sebuah kesempurnaan. Lawan kata dari mendengar ini adalah tuli yaitu sama sekali tidak dapat mendengarkan bunyi sesuatu. Yang demikian ini tentu saja sangatlah tidak mungkin menjadi sifat Allah swt.

Dalam al-Qur’an surat an-Nisaa’ (surat ke empat) ayat 148, Allah swt. dijelaskan :

۞لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا ١٤٨

Laa yu(c)hibbullaahul jahra bis suu i minal qauli illaa man dzulim, wa kaanallaahu samii'an 'aliima(n)

Artinya:

"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Dengan mengetahui bahwa Allah swt. adalah Tuhan Yang Maha Mendengar. Maka, sudah sepantasnya bagi kita untuk melakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Mendengar segala sesuatu yang baik-baik
  2. Senantiasa berhati-hati dalam berbicara
  3. Rajin membaca dan mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Qur’an
  4. Senantiasa berusaha menjauhkan dari perkataan-perkataan yang kotor dan jelek
  5. Meyakini bahwa Allah swt. mendengarkan dan mengetahui segala sesuatu, termasuk ketika sedang menjalankan ibadah dan berdoa memohon sesuatu kepada-Nya.

Semoga dengan mempelajari tentang sifat Allah swt. tentang Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha Mendengar di atas. Kita semua bisa belajar dan menjalankan sesuatu dengan baik, benar, waspada dan senantiasa yakin, bahwa apapun yang kita sembunyikan tetap dalam pengetahuan dan pengawasan-Nya.
Semoga bermanfaat

Sumber:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD/MI Kelas III, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2018
Software Qur'an in Ms. Word v. 2.2
Software Kamus Besar Bahasa Indonesia v.1.1

*Penulis: Abdul Wahid