Bagaimana KEUNGGULAN absolut dan komparatif dapat menyebabkan terjadinya perdagangan internasional

Bagaimana KEUNGGULAN absolut dan komparatif dapat menyebabkan terjadinya perdagangan internasional
Bagaimana KEUNGGULAN absolut dan komparatif dapat menyebabkan terjadinya perdagangan internasional

Keunggulan absolut (absolute advantage) merujuk pada kemampuan sebuah negara, wilayah, atau perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa secara lebih efisien daripada yang lainnya. Dengan demikian, mereka yang memiliki keunggulan ini dapat memproduksi dengan biaya yang lebih rendah.

Dalam perdagangan internasional, keunggulan absolut adalah konsep penting yang menjelaskan mengapa beberapa negara menghasilkan barang atau jasa secara lebih efisien daripada negara lain. Dikenal juga dengan istilah keunggulan mutlak.

Keunggulan absolut dalam teori perdagangan internasional

Gagasan keunggulan absolut muncul di akhir abad ke-18 dan dikenalkan oleh Adam Smith. Gagasan tersebut merupakan landasan bagi teori perdagangan internasional. Suatu negara dapat menghasilkan barang dengan lebih efisien daripada negara lain. Negara-negara dengan keunggulan absolut dapat memutuskan untuk berspesialisasi dalam produksi. Mereka menjual produk atau jasa tersebut ke negara lain. Uang dari penjualan untuk membeli barang dan jasa dari negara lain. Saling ketergantungan ini mendorong terciptanya perdagangan internasional.

Contoh perbandingan keunggulan absolut dan keunggulan komparatif

Keunggulan komparatif dan absolut adalah dua konsep yang berbeda. Keunggulan komparatif mengacu pada manfaat yang muncul dari biaya peluang yang lebih rendah. David Ricardo memperkenalkannya sebagai kritik terhadap konsep keunggulan absolut Adam Smith.

Bagaimana KEUNGGULAN absolut dan komparatif dapat menyebabkan terjadinya perdagangan internasional

Misalnya, dua negara, Indonesia dan Malaysia, memproduksi sepatu (shoes) dan produk pakaian (clothing). Output setiap jam dari masing-masing negara ada di tabel di atas.

Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi pakaian dan sepatu. Indonesia memproduksi 6 sepatu dan 3 pakaian, lebih banyak dari Malaysia, yang hanya memproduksi 1 sepatu dan 2 pakaian.

Namun, dari perspektif David Ricardo, Malaysia, dan Indonesia, keduanya memiliki keunggulan komparatif. Malaysia memiliki biaya peluang yang lebih rendah dalam pakaian. Di Indonesia, biaya peluang untuk memproduksi 1 unit pakaian adalah 2 unit sepatu (6/3). Tapi, di Malaysia, biaya peluang untuk memproduksi 1 unit pakaian hanya 0,5 unit sepatu (1/2). Karena itu, Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi pakaian.

Sementara itu, untuk produksi sepatu, Indonesia memiliki keunggulan komparatif. Indonesia dapat memproduksi 1 sepatu dengan biaya peluang 0,5 unit pakaian (3/6). Dan Malaysia memiliki biaya peluang 2 unit pakaian (2/1).

Implikasi untuk perdagangan internasional

Adam Smith berpendapat bahwa suatu negara harus berspesialisasi dalam produk yang memiliki keunggulan absolut dengan menjual ke luar negeri. Kemudian, uang dapat digunakan untuk membeli produk yang tidak memiliki keunggulan absolut. Dalam contoh di atas, Indonesia tidak akan berdagang dengan Malaysia karena memiliki keunggulan absolut atas kedua produk.

Sebaliknya, dalam argumen David Ricardo, suatu negara harus berspesialisasi dalam barang yang memiliki keunggulan komparatif dan, selebihnya, berdagang dengan negara lain. Menurut argumen ini, Indonesia dan Malaysia akan berdagang. Indonesia membeli pakaian dari Malaysia, dan Malaysia membeli sepatu dari Indonesia.

Mengapa Indonesia harus membeli pakaian dari Malaysia?

Kita bisa menjawabnya dengan menelusuri harga pakaian dan sepatu. Malaysia memiliki biaya produksi pakaian yang lebih rendah karena menanggung biaya peluang yang lebih murah daripada Indonesia. Dengan demikian, dengan spesialisasi, harga pakaian di Malaysia akan lebih rendah daripada di Indonesia. Demikian juga, Indonesia dapat menghasilkan sepatu yang lebih terjangkau karena memiliki biaya peluang yang lebih rendah.

Dengan berdagang, Indonesia mendapatkan pakaian dengan harga lebih rendah dari produksi dalam negeri. Dan Malaysia juga membeli sepatu Indonesia karena harganya lebih murah daripada produksi dalam negeri.

Asumsi

Smith menerapkan prinsip biaya peluang dan spesialisasi ke dalam landasan kebijakan ekonomi internasional. Dia menjelaskan sebuah negara lebih baik mengimpor barang dari luar negeri di mana barang itu dapat diproduksi dengan lebih efisien. Ddengan demikian, negara tersebut dapat fokus untuk menempatkan sumber dayanya pada industri yang paling produktif dan efisien. Dengan demikian Smith menekankan bahwa perbedaan teknologi antar negara adalah penentu utama arus perdagangan internasional di seluruh dunia.

Teori, keunggulan absolut Smith dilandaskan pada berbagai asumsi, termasuk:

  • Biaya produksi barang hanya dihitung dari jumlah relatif tenaga kerja yang diperlukan (atau faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja).
  • Tidak ada perbedaan kualitas barang dari dua negara
  • Tenaga kerja tidak bisa bergerak antar negara
  • Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang
  • Tidak ada biaya transportasi, yang mana dapat mempengaruhi harga jual barang di negara tujuan

Darimana sumber keunggulan absolut berasal?

Keuntungan absolut dicapai melalui produksi berbiaya rendah. Sumber keunggulan biaya tersebut dapat berasal dari:

  • Kuantitas dan kualitas sumber daya alam yang tersedia. Misalnya, beberapa negara kaya dengan cadangan minyak bumi, sedangkan yang lain tidak memiliki sama sekali.
  • Tingkat investasi modal termasuk infrastruktur. Investasi infrastruktur publik yang lebih besar dapat mengurangi biaya perdagangan dan oleh karena itu, meningkatkan kapasitas pasokan.
  • Efisiensi dan produktifitas yang lebih besar dalam proses produksi melalui kemajuan teknologi, pembagian kerja dan spesialisasi tenaga kerja
  • Biaya tenaga kerja atau bahan baku yang lebih murah

Keunggulan absolut vs keunggulan komparatif

David Ricardo mengkritik keunggulan absolut yang diperkenalkan oleh Adam Smith. Dia kemudian memperkenalkan teori keunggulan komparatif, yang mana menempatkan biaya peluang pada fokus keputusan produksi agen.

Keuntungan absolut mengarah pada keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan hanya dalam kasus di mana setiap produsen memiliki keunggulan absolut dalam menghasilkan barang. Jika sebuah negara tidak memiliki keunggulan absolut maka argumen Adam Smith belum tentu berlaku. Namun, produsen dan mitra dagangnya mungkin masih dapat merealisasikan keuntungan dari perdagangan jika mereka dapat mengkhususkan berdasarkan pada keunggulan komparatif masing-masing.

Kritik

Teori keunggulan absolut Adam Smith mengasumsikan bahwa hanya perdagangan bilateral yang dapat terjadi antara negara dan hanya dalam dua komoditas yang akan dipertukarkan. Asumsi ini ditantang secara signifikan ketika perdagangan internasional meningkat, yang mana melibatkan lebih dua negara dan dua produk. 

Selain itu, biaya transportasi dapat berkontribusi menghilangkan efek keunggulan. Misalnya, walaupun sebuah negara dapat memproduksi pada biaya yang rendah, namun karena biaya transportasi tinggi akibat masalah infrastruktur yang tidak memadai, maka pada akhirnya, harga jual pada akhirnya akan lebih besar.

Teori ini juga mengasumsikan bahwa barang dapat keluar dan masuk antar negara (perdagangan bebas). Faktanya, proteksi perdagangan masih sering kita lihat, termasuk melalui hambatan tarif, kuota, atau persyaratan keamanan konsumsi dan lingkungan.