Ceritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulis

INTAN SA’ADAH SUTIANTI, 135030043 (2017) PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI SECARA TULIS ISI TEKS NARASI (CERITA IMAJINASI) YANG DIBACA SECARA LISAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALY (SAVI) DI KELAS VII SMPN 1 CIDAUN TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Skripsi(S1) thesis, FKIP Unpas.

Official URL: http://fkip.unpas.ac.id/

Abstract

Menceritakan kembali secara tulis isi teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca secara lisan adalah salah satu pembelajaraan yang melatih peserta didik dalam kegiatan menulis. Penulis bermaksud untuk mengetahui kemampuan peserta didik mengenai proses menceritakan kembali secara tulis isi teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca secara lisan. Permasalahan saat ini ditandai oleh peserta didi k yang sulit dalam menceritakan kembali secara tulis isi teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca secara lisan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode eksperimen kuasi. Adapun hasil penelitiannya, yaitu: (1) Penulis mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran menceritakan kembali secara tulis isi teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca secara lisan dengan menggunakan model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI). Hal ini terbukti dari hasil nilai perencanaan dan pelaksanaan sebesar 3,76; (2) Peserta didik kelas VII SMPN 1 Cidaun mampu menuliskan kembali secara tulis isi teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca secara lisan. Hal ini terbukti dari hasil nilai rata-rata pretest yaitu sebesar 18,8, dan nilai rata-rata posttest yaitu sebesar 75,16. Jadi, adanya peningkatan 2,25%; (3) Model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI) efektif diterapkan dalam pembelajaran pembelajaran menceritakan kembali secara tulis isi teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca secara lisan di kelas VII SMPN 1 Cidaun. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji statistik t hitung ≥ t hitung > t tabel, yaitu 25,82 > 2,08, dalam tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan 24. Berdasarkan fakta tersebut, maka dapat disimpulkan pembelajaran menceritakan kembali secara tulis teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca secara lisan dengan menggunakan model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI) berhasil dengan baik. Kata kunci: Menceritakan kembali, model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI), teks narasi (cerita imajinasi)

Actions (login required)

Ceritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulis
View Item

Menceritakan kembali teks yang telah dibaca secara lisan dapat mengasah keterampilan

INI JAWABAN TERBAIK 👇

Ceritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulis

Jawaban yang benar diberikan: antonsusantoo1914

jawaban:

intonasi : kejelasan dalam membaca

pelafalan : kejelasan dalam mengeja setiap kata

memori : semakin mengingat dan menguasiai apa yang dibaca

Penjelasan:

Ceritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulis

Jawaban yang benar diberikan: Pencarian

jawaban:

kalu tidak langsung berarti tdk skrng

penjelasan:

Ceritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulis

Ceritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulis

Jawaban yang benar diberikan: Pencarian

jawaban: gak tahu

penjelasan:

TUGAS 1 (SQ-3R)Baca Buku Materi Pokok PAJA3210Tuliskan beberapa aspek yang Anda baca pada Lembar Kerja:1.Surveya.Judul : Pengantar Ilmu Administrasib.Nama penulis : Dr. Darmanto, M.Ed.; Drs. Ayi Karyana, M.Si.; Drs. Enceng, M.Si.c.Jumlah sks: 4 (empat)d.Jumlah modul: 12 (dua belas)e.Judul modul (yang akan dibaca): Pengertian Adminstrasif.Jumlah halaman: 41 (empat puluh satu)g.Judul-judulkegiatan belajar pada modul yang akan dibacaKegiatan Belajar 1 Pengertian AdministrasiKegiatan Belajar 2 Unsur-unsur dan Kriteria Administrasi2.QuestionsInformasi yang diharapkan akan diperoleh dari membacaApakah pengertian dari administrasi ?Apakah karakteristik pokok administrasi ?Apakah hakikat administrasi?Apakah unsur-unsur pembentuk administrasi ?Apakah kriteria-kriteria pokok administrasi ?3.ReadMembaca keseluruhan isi modul dengan:Menggaris bawahi kata/kalimat penting untuk diingat/dibahasMenstabilo kata/kalimatMembuat catatan kecil pada modul4.ReciteCeritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulisPengertian administrasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai beragam makna.Pengertian administrasi menurut The Liang Gie adalah rangkaian kegiatan penataanterhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 3 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

ilmubindo.com_ Isi cerita fantasi berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak cerita fantasi yang dapat kamu baca. Setelah kamu membaca cerita fantasi, kamu dapat menceritakan kembali cerita fantasi secara tertulis dan lisan.

1. Penyampaian Kembali Isi Cerita Fantasi secara Tertulis

Cara mudah untuk menulis kembali sebuah cerita fantasi secara tertulis sebagai berikut.

a. Membaca cerita fantasi dengan saksama.

b. Menentukan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita fantasi.

c. Mengembangkan peristiwa-peristiwa tersebut menjadi sebuah cerita fantasi dengan kalimat sendiri.

2. Penyampaian Kembali Isi Cerita Fantasi secara Lisan

Isi cerita fantasi dapat diceritakan secara lisan. Sebelum bercerita, kamu harus memahami unsur-unsur intrinsik cerita fantasi yang bersangkutan. Perhatikan cara menceritakan kembali cerita fantasi berikut.

Ceritakan atau ungkapkan apa yang sudah dibaca secara lisan atau tertulis

  • Membaca keseluruhan kisah atau peristiwa dalam cerita fantasi.

Kamu harus membaca atau mendengarkan dengan saksama pembacaan cerita fantasi. Sebaiknya, kamu membaca atau mendengarkan cerita fantasi dari awal hingga akhir, jangan sepenggal-penggal. Jika membaca atau mendengarkan cerita fantasi sepenggal-penggal, kamu tidak dapat memahami isi cerita fantasi secara utuh.

  • Mencatat tokoh-tokoh dalam cerita fantasi

Cerita fantasi memiliki beberapa tokoh. Tokoh-tokoh dalam cerita fantasi terdiri atas tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Cerita fantasi menampilkan kisah dari tokoh yang dapat dijadikan suatu nasihat atau pendidikan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

  • Mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam cerita fantasi

Peristiwa-peristiwa penting akan menunjukkan tahap-tahap alur. Peristiwa dalam cerita fantasi disebut kejadian. Peristiwa merupakan sesuatu yang terjadi, dialami, dan mengandung tindakan dari tokoh. Kalimat-kalimat yang menunjukkan peristiwa merupakan kalimat yang mengandung tindakan tokoh. Banyak peristiwa ditampilkan dalam cerita fantasi, tetapi tidak semua peristiwa tersebut berfungsi sebagai pendukung alur. Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa dalam cerita fantasi dibedakan menjadi peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.

  • Mencatat latar cerita fantasi

Cerita fantasi menyajikan tempat, waktu, dan suana cerita. Keteranfgan tempat dalam cerita fantasi misalnya di kerajaan, di hutan, di laut, di sekolah, di kantor, atau di jalan. Sementara itu, keterangan waktu pada cerita fantasi, misalnya pada suatu hari, hari Minggu, malam hari, atau pagi hari, bahkan periode sejarah singkat. Keterangan suasana misalnya sepi, ramai, sedih, atau gembira.

  • Menceritakan kembali cerita fantasi berdasarkan tokoh, peristiwa, dan latar yang telah dicatat.

Cerita fantasi yang telah dibaca dapat diceritakan kembali dengan memahami cerita, tokoh, latar dan peristiwa-peristiwa yang telah dicatat. Ceritakan isi cerita fantasi dengan menggunakan kalimatmu sendiri. Namun, nama, latar, dan peristiwa pada cerita fantasi tidak boleh diubah.

  • Memperhatikan penampilan dan gerakan tubuh

Cerita fantasi yang telah dibaca dapat diceritakan isinya dengan gaya yang tidak dibuat-buat. Gunakan gerakan tubuh yang lain (wajah, mata, lengan) untuk mendukung cerita. Akan tetapi, ingat jangan menggunakan gerakan tubuh berlebihan (over acting).

  • Memperhatikan intonasi, irama, artikulasi, dan lafal.

Cerita fantasi yang telah kamu baca dapat kamu ceritakan kepada orang lain dengan menggunakan intonasi, irama, artikulasi, dan pelafalan jelas. Intonasi, irama, artikulasi dan pelafalan bertujuan memperkuat isi cerita.

  • Menceritakan bagian pembuka, inti, dan penutup secara urut.

Kamu harus menceritakan isi cerita fantasi secara runtut. Jangan menceritakan isi cerita fantasi secara sepenggal-penggal. Penceritaan isi cerita yang tidak runtut dapat menyebabkan jalan cerita berbeda dengan cerita fantasi yang dibaca.

  • Mengakhiri dengan penutup cerita santun

Setelah selesai menceritakan isi cerita fantasi kepada orang lain, jangan lupa menutup cerita. Kamu dapat menutup cerita dengan menyampaikan amanat atau nasihat dalam cerita fantasi. Sertai ajakan jika nasihat itu pantas menjadi teladan. Sebaliknya, sertai imbauan pelarangan jika perbuatan tokoh cerita tidak pantas dicontoh.