Guru disekolah adalah salah satu dari 4 guru yang harus kita hormati dalam Catur Guru disebut dengan

Om Swastiastu. Om Awignam astu namo siddham. Ya Tuhan, semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

Pelita dharma kali ini mengangkat tema “Implementasi Ajaran Catur Guru di Masa Pandemi Covid 19”.  

Saat ini kita masih berada dalam masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia bahkan dunia. Bahkan banyak orang yang kehilangan pekerjaannya, hal ini tentu saja akan berpengaruh pada keberlangsungan hidup umat manusia.

Pandemi mengajarkan kita  bagaimana menghargai alam semesta, menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan mengajarkan kita agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Berbicara masalah pandemi Covid-19 tentu hadir  konsep atau ajaran Hindu yang bisa kita lakukan sebagi tuntunan kita di masa sekarang ini yaitu ajaran “Catur Guru”.

Sahabat Pelita Dharma. Dalam ajaran agama Hindu, kita menganal empat guru yang harus dihormati, di antaranya guru swadhyaya, guru rupaka, guru pengajian, dan guru wisesa.

Guru Swadhyaya

Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi sebagai guru dari alam semesta beserta isinya, sering digelari dengan sebutan “Dewa Guru” atau “Sang Hyang Paramesti Guru". 

Berguru ke hadapan Tuhan dapat dilakukan dengan cara menaati ajaran suci yang telah diwahyukan melalui para Maha Rsi dan menjauhi segala larangan-Nya. Setiap hari kita harus mendekatkan diri pada beliau sebagai Guru dari semua guru. Dalam hubungan ini kita sebagai manusia adalah murid dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang sering disebut dengan “Brahmacarin” Brahman artinya Tuhan, dan Carin artinya berguru. Jadi kita berguru kepada Tuhan.

Kemudian yang harus kita lakukan sebagai wujud bhakti kita kepada guru swadhyaya atau Sang Hyang widhi terlebih pada masa pandemi ini adalah meningkatkan sradha dan bhakti. Misalnya, berdoa memohon keselamatan kedapa Ida sang Hyang Widhi agar kita senantiasa dalam perlindungan beliau. Selain itu, senantiasa menjaga alam semesta sebagai ciptaan beliau agar alam tetap lestari. Hal lainnya adalah menerapkan ajaran Tat Twam Asi sebagai bentuk saling menghargai ciptaan Tuhan baik itu kepada sesama manusia, hewan dan tumbuhan.

Guru Rupaka 

Guru Rupaka adalah orang tua (ibu dan bapak) yang telah mengadakan atau yang ngerupakan kita. Sebagai seorang anak, kita harus menyadari bahwa jasa orang tua (ibu dan bapak) adalah sangat berat, dan tidak ternilai betapa besar jasanya. Apalagi, ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita, dengan mempertaruhkan nyawa. Ibu melahirkan dan membesarkan kita. 

Kita harus berbhakti kepada orang tua karena berkat jasa orang tua kita bisa lahir dan tumbuh di dunia ini. Pandemi covid 19 ini mengajarkan kita, bahwa sebelumnya kita payah setiap hari bekerja dan bersekolah, sehingga kita tidak mempunyai waktu yang banyak untuk orang tua kita. Di masa pandemi ini, kita pergunakan waktu untuk bhakti kepada orang tua. Demikian rasa cinta kasih sang ibu kepada kita, sehingga ia rela berkorban untuk menjadi badan perantara untuk kehidupan manusia. 

Dalam Manu Smrti II. 227, disebutkan: “Yam mata pitaram klesem. Sehete sambawe nmam natasya niskrtih. Sakya kartum warsaca tai rapi” (Penderitaan yang dialami oleh orang tua pada waktu melahirkan anaknya, tidak dapat dibayar walaupun dalam waktu seratus tahun).

Berdasarkan sloka tersebut, walapun demikian besar jasa dari orang tua, namun ia tidak pernah menuntut balas jasa dari anaknya.  Melihat jasa orang tua yang amatlah besar maka sebagai seorang anak seharusnya melayani segala keperluan orang tua. Terlebih di masa pandemi Covid-19, hal yang dapat kita lakukan adalah menghormati orang tua, menjalankan nasehat orang tua, dan merawat orang tua ketika beliau sakit.

Guru Pengajian

Guru Pengajian adalah guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan yang memberikan suatu pendidikan. Guru Pengajian berfungsi untuk melanjutkan pendidikan dari Guru Rupaka, yang bertitik tolak dari segi kerohanian dan juga ilmu pengetahuan. Di samping itu, guru pengajian bertugas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan siswa demi tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Yaitu, membentuk manusia yang memiliki karakter, cerdas, terampil , dan berbudi pekerti yang luhur.

Apa yang bisa dilakukan sebagai wujud bhakti kepada guru pengajian terlebih di masa pandemic covid 19? Yang bisa dilakukan adalah dengan jalan selalu menyelesaikan tugas-tugas online yang diberikan oleh bapak dan ibu guru. Taat melaksanakan wejangan yang diberikan oleh bapak dan ibu guru karena di pandemi ini bukan berarti kita tidak belajar, melainkan bisa belajar dari rumah masing-masing.  Selain itu, lakukanlah apa yang menjadi wejangan dari beliau, agar kita bisa lebih bijak dalam menerapkan edukasi beliau untuk menghadapi masa pandemi.

Guru Wisesa

Guru Wisesa adalah pemerintah. Sebagai anggota masyarakat maka kita harus menghormati dan menjunjung tinggi martabat bangsa, negara dan pemerintahannya. Sebaliknya pemerintah selalu memikirkan dan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya.

Di samping itu, kita harus dapat memberikan perlindungan dan hak kepada rakyatnya dari berbagai problem atau masalah. 

Dalam kakawin Ramayana, Rama memberikan nasehat kepada Wibhisana tentang bagaimana tindakan guru wisesa (pemerintah) menjadi abdi rakyat tanpa ikatan nafsu untuk mendapatkan sanjungan, kemasyuran, kemewahan, dan lain-lain. 

Kita harus menghormati peraturan pemerintah. Karena pemerintah sudah berupaya untuk memberikan perlindungan kepada rakyat, terlebih di era pandemi ini. Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai wujud bhakti kepada guru wisesa?

Yang bisa kita lakukan antara lain: selalu menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, menjaga Imun Tubuh agar tetap sehat, dan selalu menaati aturan pemerintah agar kita terhindar dari bahaya Covid 19.

Sahabat Pelita Dharma, itulah ajaran catur guru dalam ajaran agama hindu. Lalu apa yang bisa kita lakukan ?  Mari kita laksanakan ajaran catur guru terlebih di masa pandemic covid 19 ini. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita bisa menjalani kehidupan ini dengan normal kembali.

Sahabat Pelita Dharma dimana pun berada, bahwa ajaran kita yaitu ajaran catur guru mampu menuntun setiap umat nya untuk senantiasa dapat menghormati empat guru yang ada di dunia ini. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Om santih, santih, santih om.

Luh Made Ari Candra Yuni S.Pd (Rohaniwan Hindu)

Om Swastyastu. Om Avignamastu Namah Siddham. Om Anobadrah Kratavo Yantu Visvatah. Semoga pikiran baik datang dari segala penjuru,

Umat sedharma yang berbahagia di mana pun berada. Mimbar Hindu pekan ini mengangkat tema “Mengaplikasikan Ajaran Catur Guru Saat Pandemi”.

Pandemi belum berakhir. Sudah hampir dua tahun, Covid-19 mewabah dan banyak korban berjatuhan. Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi wabah ini, salah satunya mengedukasi masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan 5 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas), ditambah doa. 

Umat sedharma yang berbahagia. Dalam agama Hindu, terdapat ajaran yang dapat kita aplikasikan di masa pandemi ini. Salah satunya adalah Catur Guru. Catur Guru adalah empat guru yang harus dimulyakan, dihormati, dan dipatuhi. Keempat guru tersebut yaitu:

Pertama, Guru Swadaya. Yaitu, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Dialah penguasa tiga alam semesta: Bhur, Buah, Svah Loka. Dalam Sloka Bhagavadgita, Bab XI, Sloka 40 berbunyi:

Namah Puras tas atha prstha taste. Mamostute sarvata eva sarva. Ananta virya mitavikramastvam. Sarvam samapnopsi tto’si sarvah. (Hormat pada-Mu pada semua sisi, O Tuhan, Engkau adalah semua yang ada tidak terbatas dalam kekuatan, tak terbatas dalam keperkasaan, Engkau memenuhi segala. Karena itu, Engkau lah segala itu).

Dari sloka tersebut, kita dapat memetik bahwa Ida Shang Hyang Widhi Wasa adalah penguasa alam semesta. Dia tidak terbatas. Dialah segalanya. Mari kita selalu berserah diri dan berdoa memohon keslamatan kepada-Nya. Percayalah, di balik wabah ini ada rencana baik-Nya untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Kedua, Guru Rupaka. Yaitu, Orangtua. Peran Orangtua sangat penting. Mereka adalah orang yang pertama kali mengajarkan tentang kehidupan. Mereka mendidik kita sejak masih kecil dan selalu memberikan nasehat. Apalagi di kondisi pandemic seperti ini, mereka tidak pernah lelah untuk mengingatkan kita untuk selalu waspada dan berhati-hati.

Ketiga, Guru Pengajian. Yaitu, guru yang ada di sekolah. Mereka tidak hanya memberi pelajaran, tapi juga mendidik kita menjadi orang yang berbudi luhur dan berakal sehat mulia. Sehingga, kita dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal buruk atau yang disebut Wiweka. Dengan demikian, kita bisa lebih bijak dalam menerapkan edukasi beliau umtuk menghadapi masa pandemi.

Keempat, Guru Wisesa. Yaitu, Pemerintah. Cara kita untuk menghormati guru wisesa adalah dengan selalu mematuhi anjuran Pemerintah, dengan menerapkan protokol kesehatan, menaati Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan melakukan vaksinasi.

Umat sedharma yang berbahagia, marilah kita selalu mawas diri, selalu berdoa berserah diri memohon kepada-Nya agar pandemi segera berakhir. Demikian Pesan Dharma yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat dan menginspirasi masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19

Om Santi Santi Santi Om. 

Puji Widiyanti (Penyuluh Agama Hindu Non PNS Kab. Boyolali, Jawa Tengah)