Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Oleh: Randi Ahmad Kurnia (TL ITERA Angkatan 2018)

Kali ini kita akan membahas mengenai Teknik Remediasi. Sebelum itu kita harus mengetahui apa itu remediasi? Ada beberapa terminologi penting arti kata remediasi. Proses pemulihan dari kondisi terkontaminasi cemaran menjadi kondisi acuan. Dari wikipedia, remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Apabila kita telusuri lebih dalam, remediasi ada tiga yaitu remediasi fisik (isolasi dan pewadahan ke suatu tempat cemaran), remediasi kimia (solidifikasi dan ekstrasi kimia) dan remediasi biologi (biofilter, bioventing, dan lain-lain). Yang terakhir lebih dikenal dengan istilah bioremediasi.

Selain media tanah, remediasi dapat dilakukan di media air dan udara (ITB, 2009) . Menurut pemateri saat webminar kemarin yaitu bapak Agus Jatnika Effendi, remediasi adalah upaya rekayasa untuk memperbaiki situs yang terkontaminasi dengan memperlakukan tanah yang terkontaminasi, GW dan Lumpur serta gas yang dihasilkan dan menjadikannya tidak berbahaya, sehingga menghilangkan tanggung jawab di masa depan yang mungkin timbul dari masalah atau pelanggaran TPA.

Prinsip dari remediasi ini sendiri adalah untuk memulihkan kondisi lingkungan yang telah tercemar agar dapat kembali pulih dan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif. Dalam proses remediasi ini biasa diterapkan dalam pemulihan wilayah yang terkontaminasi oleh limbah B3. Remediasi terbagi menjadi 2 ada yang menggunakan media tumbuhan dan
ada juga yang menggunakan media mikroorganisme. Yang menggunakan media tumbuhan adalah fitoremediasi, dan yang menggunakan mikroorganisme adalah bioremediasi.

Tahapan pemulihan menurut fungsi lingkungan hidup yang berdasarkan UU No. 32 tahun 2009 pasal 54. Tahapan awal pemulihan nya dimulai dari pengehentian dan pembersihan penyebab pencemaran. Lalu melakukan remediasi untuk mengembalikan fungsi nya, lalu rehabilitasi guna menggunakan kondisi lahan tercemar, dan melakukan restorasi dan yang terakhir yaitu mengimplementasikan ilmu dan teknologi dalam pemulihan lahan. Sedangkan tahapan pemulihan menurut PerMen LH No. 33 tahun 2009 tentang pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3.

Tahapan pemulihan menurut fungsi lingkungan hidup yang berdasarkan UU No. 32 tahun 2009 pasal 54. Tahapan awal pemulihan nya dimulai dari pengehentian dan pembersihan penyebab pencemaran. Lalu melakukan remediasi untuk mengembalikan fungsi nya, lalu rehabilitasi guna menggunakan kondisi lahan tercemar, dan melakukan restorasi dan yang terakhir yaitu mengimplementasikan ilmu dan teknologi dalam pemulihan lahan. Sedangkan tahapan pemulihan menurut PerMen LH No. 33 tahun 2009 tentang pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3.

Menurut peraturan ini tahapan nya yaitu : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi

4. Pemantauan

Dalam melakuan remediasi, ada 2 teknik yang dapat diterapkan ada in situ dan juga ex situ. Dalam pemilihan teknik nya, berdasarkan jenis cemarannya. Selain itu juga kita harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari kedua teknik remediasi itu. Kelebihan in situ yaitu mengurangi gangguan terhadap lokasi, pengolahan pencemaran yang lebih dalam, kontak yang minimal dengan cemaran volatil dan tentunya sangat mengurangi biaya transpor meliputi ijin yang terkait dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Kekurangannya, diperlukan data geohidrologi yang lebih detail, pengendalian kondisi reaksi dan hasil akhir yang sulit, monitoring yang lebih hati-hati dan perlu rekayasa lebih lanjut untuk suplai O2 dan nutrient.

Kelebihan ex situ, optimasi kondisi pengolahan, pengendalian proses, pengolahan lebih cepat dan mikroorganisme khusus dapat diimplementasikan. Sedangkan kekurangannya, diperlukan kegiatan pemindahan bahan pencemar, Mahal, materi volatil kurang terkontrol pada saat kegiatan pemindahan limbah (ITB, 2009) .

Jika membicarakan remediasi, tentu sangat berhubungan dengan yang nama nya kontaminan. Dalam penentuan teknik remediasi, kita harus mengenal dulu jenis kontaminan nya baru kita bisa menentukan teknik nya. Karakteristik dari media kontaminan di lihat berdasarkan 3 aspek yaitu aspek fisik, kimia, dan biologi. Karakteristiknya :

  1. Fisik : PSD, kandungan air, kerapatan curah, permeabilitas tanah, dsb.
  2. Kimia : pH, kadar asam humat, ORP, Kow, dsb.
  3. Biologi : Enumerasi Bakteri, akseptor elektron, nutrisi, dsb.

Sifat-sifat dari kontaminan diantaranya :

  1. Senyawa organik yang mudah menguap
  2. Senyawa organik semi-volatil
  3. Pestisida dan herbisida
  4. PCB
  5. Logam
  6. Sianida
  7. Hidrokarbon

Dalam melakukan remediasi dapat kita lakukan beberapa metode. Dalam pemilihan metode mungkin bisa dipertimbangkan berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode nya. Disini kita akan memberikan contoh dari beberapa metode-metode remediasi, diantaranya:

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Remediasi memang upaya pemulihan lingkungan yang tercemar. Namun alangkah lebih baiknya kita mencegah terlebih dahulu adanya pencemaran lingkungan sebelum melakukan pemulihan. Agar lingkungan kita tetap berguna sesuai fungsi nya.

ITB, K. B. (2009). Remediasi . Bulletin Ecoengineer .

Tulisan ini merupakan rangkuman dari kegiatan Webinar PSLH ITB dengan tema “Teknik Remediasi” oleh Dr. Agus Jatnika Effendi (Dosen Teknik Lingkungan ITB)

Archives Select Month December 2021 November 2021 April 2021 March 2021 November 2020 June 2020 February 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 October 2018 June 2018 April 2018 March 2018 August 2017 June 2017 May 2017 March 2017 February 2017 March 2016

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di bagian yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah susunan kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, susunannya menjadi tak kompleks, dan pengahabisannya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi telah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang kebanyakan dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini diantaranya logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bagian bioremediasi saat ini telah didukung oleh ilmu yang semakin patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan benar ruang lingkupnya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melewati teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat semakin efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh semakin cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan banyak yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang semakin berat yang cenderung bertahan di bagian yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sbg berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam bangun cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang telah benar di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering dipakai dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun benar beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini dipakai. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke bagian yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di bagian yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dilepaskan ke bagian yang terkait.

Faktor Bagian yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya merupakan bagian yang terkait asam, alkali sangat jarang namun benar yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, bangun senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang semakin dikenal tahan terhadap asam akan semakin memerankan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan bangun poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan dibutuhkan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi semakin sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi yang lain.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 2

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 3

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 4

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 5

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 6

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 7

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 8

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 9

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun.

Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait.

Jenis-jenis bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di babak yang terkait kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah lepas dari bahaya saat mikroorganisme itu dibebaskan ke babak yang terkait.

Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh

  • pH. Pada tanah umumnya adalah babak yang terkait asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, wujud senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
  • Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar cairan dan wujud poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai kegiatan cairan diperlukan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar cairan 50-60%. Bioremediasi lebih sukses pada tanah yang poros.
  • Keberadaan zat nutrisi. Patut pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi lainnya.

Lihat pula

  • Biologi
  • Bioteknologi
  • Polusi
  • Mikroorganisme
  • Mikrobiologi

Referensi

Brooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1.

Tautan luar

  • Bioremediation
  • Green Brooklyn

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 10

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 11

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 12

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 13

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 14

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 15

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian akhir suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 16

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian akhir suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 17

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian yang belakang sekali suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 18

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian yang belakang sekali suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 19

[+] Penyakit menurut penyebab

[+] Kematian akhir suatu peristiwa penyakit

[×] Penyakit gigi dan mulut

[+] Penyakit kardiovaskular

[×] Penyakit kekurangan zat gizi

[×] Penyakit muskuloskeletal

[+] Penyakit sistem kekebalan

[×] Rintisan bertopik penyakit


Page 20

Selamat datang di Portal Kimia

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Kimia (dari bahasa Arab كيمياء "seni transformasi" dan bahasa Yunani χημεία khemeia "alkimia")atau Alchemi dalam bahasa inggris adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom sampai molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka sebagai membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan sebagai menerapkan ilmu tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom.

Kimia sering disebut sbg "ilmu pusat" karena menghubungkan bermacam ilmu pautan, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melewati bermacam subdisiplin yang menggunakan konsep-konsep dari bermacam disiplin ilmu. Sbg contoh, kimia fisik melibatkan pelaksanaan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.

Selengkapnya...

Gambar pilihan

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Triosefosfat isomerase, disebut juga TIM, adalah enzim yang mengkatalisis isomerisasi dari D-gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihidroksiaseton fosfat.

Tokoh pilihan

Tahukah anda?


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, p2k.nomor.net, dan sebagainya.


Page 21

   Online College Programs in the Best 176 PTS    Online Try Out Platform    Al Qur'an Online    Download Brochures    Master School Program    Sundry Forums    Literature Set    Tuition free of charge    Prayer Schedule    Informatics Science Manual    Online Registration    Afternoon / Evening Lecture Program    Psychological Test Questions    Relief Money Study Application    Executive Class    Sundry Adverts    Job Vacancies


Page 22

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Korea yaitu suatu negeri di Asia Timur yang terletak di suatu semenanjung antara daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea yaitu salah satu negara yang ada peradaban yang sangat tua, yang sudah mengembang selama semakin dari 5000 tahun. Nama populer Korea yaitu Joseon yang ada guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM.

Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea semakin dari 1000 tahun lamanya. Warisan aturan sejak dahulu kala istiadat, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan akhirnya ke Dinasti Joseon, yang yaitu monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang berhaluan komunis dan Korea selatan yang ada wujud republik. Selengkapnya...


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 23

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Korea yaitu suatu negeri di Asia Timur yang terletak di suatu semenanjung antara daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea yaitu salah satu negara yang ada peradaban yang sangat tua, yang sudah mengembang selama semakin dari 5000 tahun. Nama populer Korea yaitu Joseon yang ada guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM.

Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea semakin dari 1000 tahun lamanya. Warisan aturan sejak dahulu kala istiadat, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan akhirnya ke Dinasti Joseon, yang yaitu monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang berhaluan komunis dan Korea selatan yang ada wujud republik. Selengkapnya...


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 24

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Korea yaitu suatu negeri di Asia Timur yang terletak di suatu semenanjung antara daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea yaitu salah satu negara yang ada peradaban yang sangat tua, yang sudah mengembang selama lebih dari 5000 tahun. Nama populer Korea yaitu Joseon yang ada guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM.

Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea lebih dari 1000 tahun lamanya. Warisan aturan sejak dahulu kala istiadat, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan yang belakang sekalinya ke Dinasti Joseon, yang yaitu monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang ada tujuan komunis dan Korea selatan yang berwujud republik. Selengkapnya...


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 25

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Korea yaitu suatu negeri di Asia Timur yang terletak di suatu semenanjung antara daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea yaitu salah satu negara yang ada peradaban yang sangat tua, yang sudah mengembang selama lebih dari 5000 tahun. Nama populer Korea yaitu Joseon yang ada guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM.

Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea lebih dari 1000 tahun lamanya. Warisan aturan sejak dahulu kala istiadat, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan yang belakang sekalinya ke Dinasti Joseon, yang yaitu monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang ada tujuan komunis dan Korea selatan yang berwujud republik. Selengkapnya...


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.


Page 26

Bagaimana cara mikroba mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya brainly

Korea yaitu suatu negeri di Asia Timur yang terletak di suatu semenanjung antara daratan Tiongkok dan kepulauan Jepang. Korea yaitu salah satu negara yang ada peradaban yang sangat tua, yang sudah mengembang selama lebih dari 5000 tahun. Nama populer Korea yaitu Joseon yang ada guna "negeri setenang pagi hari" yang diambil dari nama kerajaan pertama Korea, Gojoseon yang berdiri tahun 2333 SM.

Kegemilangan Korea dilanjutkan oleh Tiga Kerajaan yakni Goguryeo, Baekje dan Silla yang mendominasi Semenanjung Korea lebih dari 1000 tahun lamanya. Warisan aturan sejak dahulu kala istiadat, politik, sosial ketiga negara itu lalu dilanjutkan oleh Dinasti Goryeo yang gemilang dan yang belakang sekalinya ke Dinasti Joseon, yang yaitu monarki Korea yang terakhir yang habis tahun 1910. Korea menghadapi masa damai yang panjang namun dipenuhi serbuan dan perang sehingga masa ini Korea mengalami perpecahan, Korea sebelah Utara yang ada tujuan komunis dan Korea selatan yang berwujud republik. Selengkapnya...


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya.