Show
Oleh: Randi Ahmad Kurnia (TL ITERA Angkatan 2018) Kali ini kita akan membahas mengenai Teknik Remediasi. Sebelum itu kita harus mengetahui apa itu remediasi? Ada beberapa terminologi penting arti kata remediasi. Proses pemulihan dari kondisi terkontaminasi cemaran menjadi kondisi acuan. Dari wikipedia, remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Apabila kita telusuri lebih dalam, remediasi ada tiga yaitu remediasi fisik (isolasi dan pewadahan ke suatu tempat cemaran), remediasi kimia (solidifikasi dan ekstrasi kimia) dan remediasi biologi (biofilter, bioventing, dan lain-lain). Yang terakhir lebih dikenal dengan istilah bioremediasi. Selain media tanah, remediasi dapat dilakukan di media air dan udara (ITB, 2009) . Menurut pemateri saat webminar kemarin yaitu bapak Agus Jatnika Effendi, remediasi adalah upaya rekayasa untuk memperbaiki situs yang terkontaminasi dengan memperlakukan tanah yang terkontaminasi, GW dan Lumpur serta gas yang dihasilkan dan menjadikannya tidak berbahaya, sehingga menghilangkan tanggung jawab di masa depan yang mungkin timbul dari masalah atau pelanggaran TPA. Prinsip dari remediasi ini sendiri adalah untuk memulihkan kondisi lingkungan yang telah tercemar agar dapat kembali pulih dan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif. Dalam proses remediasi ini biasa diterapkan dalam pemulihan wilayah yang terkontaminasi oleh limbah B3. Remediasi terbagi menjadi 2 ada yang menggunakan media tumbuhan dan Tahapan pemulihan menurut fungsi lingkungan hidup yang berdasarkan UU No. 32 tahun 2009 pasal 54. Tahapan awal pemulihan nya dimulai dari pengehentian dan pembersihan penyebab pencemaran. Lalu melakukan remediasi untuk mengembalikan fungsi nya, lalu rehabilitasi guna menggunakan kondisi lahan tercemar, dan melakukan restorasi dan yang terakhir yaitu mengimplementasikan ilmu dan teknologi dalam pemulihan lahan. Sedangkan tahapan pemulihan menurut PerMen LH No. 33 tahun 2009 tentang pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3. Tahapan pemulihan menurut fungsi lingkungan hidup yang berdasarkan UU No. 32 tahun 2009 pasal 54. Tahapan awal pemulihan nya dimulai dari pengehentian dan pembersihan penyebab pencemaran. Lalu melakukan remediasi untuk mengembalikan fungsi nya, lalu rehabilitasi guna menggunakan kondisi lahan tercemar, dan melakukan restorasi dan yang terakhir yaitu mengimplementasikan ilmu dan teknologi dalam pemulihan lahan. Sedangkan tahapan pemulihan menurut PerMen LH No. 33 tahun 2009 tentang pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3. Menurut peraturan ini tahapan nya yaitu : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi 4. Pemantauan Dalam melakuan remediasi, ada 2 teknik yang dapat diterapkan ada in situ dan juga ex situ. Dalam pemilihan teknik nya, berdasarkan jenis cemarannya. Selain itu juga kita harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari kedua teknik remediasi itu. Kelebihan in situ yaitu mengurangi gangguan terhadap lokasi, pengolahan pencemaran yang lebih dalam, kontak yang minimal dengan cemaran volatil dan tentunya sangat mengurangi biaya transpor meliputi ijin yang terkait dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Kekurangannya, diperlukan data geohidrologi yang lebih detail, pengendalian kondisi reaksi dan hasil akhir yang sulit, monitoring yang lebih hati-hati dan perlu rekayasa lebih lanjut untuk suplai O2 dan nutrient. Kelebihan ex situ, optimasi kondisi pengolahan, pengendalian proses, pengolahan lebih cepat dan mikroorganisme khusus dapat diimplementasikan. Sedangkan kekurangannya, diperlukan kegiatan pemindahan bahan pencemar, Mahal, materi volatil kurang terkontrol pada saat kegiatan pemindahan limbah (ITB, 2009) . Jika membicarakan remediasi, tentu sangat berhubungan dengan yang nama nya kontaminan. Dalam penentuan teknik remediasi, kita harus mengenal dulu jenis kontaminan nya baru kita bisa menentukan teknik nya. Karakteristik dari media kontaminan di lihat berdasarkan 3 aspek yaitu aspek fisik, kimia, dan biologi. Karakteristiknya :
Sifat-sifat dari kontaminan diantaranya :
Dalam melakukan remediasi dapat kita lakukan beberapa metode. Dalam pemilihan metode mungkin bisa dipertimbangkan berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode nya. Disini kita akan memberikan contoh dari beberapa metode-metode remediasi, diantaranya: Remediasi memang upaya pemulihan lingkungan yang tercemar. Namun alangkah lebih baiknya kita mencegah terlebih dahulu adanya pencemaran lingkungan sebelum melakukan pemulihan. Agar lingkungan kita tetap berguna sesuai fungsi nya. ITB, K. B. (2009). Remediasi . Bulletin Ecoengineer . Tulisan ini merupakan rangkuman dari kegiatan Webinar PSLH ITB dengan tema “Teknik Remediasi” oleh Dr. Agus Jatnika Effendi (Dosen Teknik Lingkungan ITB) Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di bagian yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah susunan kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, susunannya menjadi tak kompleks, dan pengahabisannya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi telah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang kebanyakan dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini diantaranya logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bagian bioremediasi saat ini telah didukung oleh ilmu yang semakin patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan benar ruang lingkupnya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melewati teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat semakin efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh semakin cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan banyak yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang semakin berat yang cenderung bertahan di bagian yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sbg berikut: Nutrien dan oksigen, dalam bangun cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang telah benar di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering dipakai dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun benar beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini dipakai. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke bagian yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Bagian yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 2Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 3Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 4Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 5Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 6Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 7Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 8Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 9Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di babak yang terkait. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tak kompleks, dan yang belakang sekalinya menjadi metabolit yang tak berbahaya dan tak beracun. Semenjak tahun 1900an, orang-orang sudah memakai mikroorganisme untuk mengolah cairan pada arus cairan. Saat ini, bioremediasi sudah mengembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru memakai mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Babak bioremediasi saat ini sudah didukung oleh ilmu yang lebih patut mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan ada artinya, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi menempuh teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat bila dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang sudah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum sukses dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum bisa untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di babak yang terkait. Jenis-jenis bioremediasiJenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: Nutrien dan oksigen, dalam wujud cair atau gas, ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan kegiatan bakteri remediasi yang sudah ada di dalam cairan atau tanah tersebut.Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam cairan atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu lokasi. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar supaya mikroorganisme dapat mengembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dibebaskan ke babak yang terkait yang asing probabilitas sulit untuk beradaptasi.Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam cairan atau tanah yang tercemar.
Faktor Babak yang terkait yang Berpengaruh
Lihat pula
ReferensiBrooker et al. (2008). Biology. McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-110200-1. Tautan luar
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 10[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 11[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 12[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 13[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 14[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian kesudahan suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 15[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian akhir suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 16[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian akhir suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 17[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian yang belakang sekali suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 18[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian yang belakang sekali suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 19[+] Penyakit menurut penyebab [+] Kematian akhir suatu peristiwa penyakit [×] Penyakit gigi dan mulut [+] Penyakit kardiovaskular [×] Penyakit kekurangan zat gizi [×] Penyakit muskuloskeletal [+] Penyakit sistem kekebalan [×] Rintisan bertopik penyakit Page 20
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, p2k.nomor.net, dan sebagainya. Page 21⍐ Online College Programs in the Best 176 PTS ⍐ Online Try Out Platform ⍐ Al Qur'an Online ⍐ Download Brochures ⍐ Master School Program ⍐ Sundry Forums ⍐ Literature Set ⍐ Tuition free of charge ⍐ Prayer Schedule ⍐ Informatics Science Manual ⍐ Online Registration ⍐ Afternoon / Evening Lecture Program ⍐ Psychological Test Questions ⍐ Relief Money Study Application ⍐ Executive Class ⍐ Sundry Adverts ⍐ Job Vacancies Page 22
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 23
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 24
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 25
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. Page 26
Sumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, p2k.program-reguler.co.id, dan sebagainya. |