Tahukah Anda bahwa terdapat jenis lain dari tuberkulosis (TB/TBC) yang kebal dengan obat? Jenis TBC ini dikenal dengan multidrug resistant tuberculosis (TB MDR). Sebenarnya, ciri-ciri TB MDR kurang lebih sama dengan TB pada umumnya. Namun, ada yang berbeda dari pengobatannya. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini. Show Penyebab TB MDRTuberkulosis (TB/TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Berbeda lagi dengan multidrug resistant tuberculosis (TB MDR). Mengutip CDC, penyakit TB MDR adalah jenis tuberkulosis yang disebabkan oleh organisme yang kebal terhadap dua jenis obat TBC, yaitu isoniazin dan rifampisin. Jadi, pasien mengalami resistensi obat TB. Perlu Anda ketahui bahwa penyebab TB MDR umumnya terjadi karena pengobatan tidak tuntas atau mungkin cara penanganan yang salah, sebagai contoh:
TB MDR akan lebih berisiko muncul pada penderita TBC yang tidak rutin mengonsumsi obat antituberkulosis atau tidak menghabiskan obat yang diberikan, serta penyakit kambuh kembali. Namun, orang yang sehat juga bisa terjangkit TB MDR, apabila sering meluangkan waktu bersama atau tinggal dengan penderita TB MDR. Ciri-ciri TB MDRPada dasarnya, tidak ada perbedaan mengenai ciri, tanda, dan gejala TB MDR dengan TB yang biasa. Hanya saja, saat penderita menjalani pengobatan, bakteri tidak kunjung mati. Hal ini menyebabkan Anda tetap merasakan berbagai gejala TBC, di antaranya adalah:
Serupa dengan TB biasanya, TB MDR juga dapat menyerang bagian organ tubuh lainnya, seperti kulit, kelenjar, otak, ginjal, atau tulang belakang. Oleh karena itu, tanda dan gejala TB MDR juga tergantung pada area infeksin. Misalnya, jika TB MDR menyerang bagian organ ginjal, Anda mungkin mengalami urine yang mengandung darah. Cara mengatasi TB MDRPengobatan dan perawatan pasien yang mengalami resistensi obat TB tergolong sulit. Apabila penanganannya tidak tepat bisa berbahaya serta mengancam jiwa. Salah satu pengobatannya kemungkinan pemberian obat antibakteri fluoroquinolone. Sebenarnya, ini adalah obat yang penggunaannya dibatasi, karena efek sampingnya . Akan tetapi, jenis obat ini mutlak diperlukan untuk beberapa pasien TB laten atau TB MDR. Selain itu, WHO merekomendasikan pemberian levofloxacin dengan dosis 750 mg satu kali sehari dan moksifloksasin dengan dosis 400 mg satu kali sehari, sebagai obat untuk mengatasi TB MDR. Tentunya, dokter akan memastikan lebih lanjut mengenai perawatan dan pengobatan yang tepat. Bagaimana kalau TB MDR tidak ditangani?Pasien yang mengalami penyakit ini berkaitan dengan peningkatan risiko kematian selama pengobatan. Maka dari itu, kalau tidak ditangani dengan tepat, risikonya semakin meningkat. Faktanya, hanya sekitar setengah penderita TB MDR di seluruh dunia yang berhasil sembuh. Apalagi, jika pasien yang mengalami jenis resistensi obat TB lainnya, yaitu extensively drug resistant (TB XDR). Ini adalah jenis TB MDR langka, yang kebal terhadap obat isoniazid, rifampisin, fluoroquinolone, dan obat suntik lini kedua (amikasin, kanamisin, atau kapreomisin). TB XDR tergolong kebal terhadap obat TB yang paling manjur. Untuk itu, kemungkinan cara mengobati pasien adalah dengan mendapatkan pengobatan yang kurang efektif. Gejala TB XDR pun serupa dengan TB pada umumnya. Seperti merasa lemas, penurunan berat badan, demam, dan timbulnya keringat pada malam hari. Cara mencegah TB MDRHal paling penting untuk mencegah kondisi dan penyebaran TB MDR adalah minum obat TBC sesuai dengan aturan. Pastikan Anda mengonsumsi obat sesuai dosis dan tidak menghentikan pengobatan sebelum masa perawatan sudah benar-benar selesai. Apabila dalam masa pengobatan Anda mengalami kesulitan atau efek samping tertentu, segera konsultasikan agar mendapatkan penanganan lanjutan. Lalu, pencegahan lainnya adalah dengan menjaga jarak terlebih dahulu dengan pasien TB MDR. Gunakan masker dan batasi waktu saat berada di tempat publik yang sangat ramai. Ingin mengetahui lebih banyak tentang jenis tuberkulosis TB MDR? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Kuman dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga pengobatan akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis obatnya berbeda. Kuman yang kebal obat dapat ditularkan kepada orang lain di sekitar penderita. Bagaimana orang bisa sakit TB MDR? Bagaimana mencegah TB? Pencegahan Penularan TB MDR Pengobatan TB MDR Menelan Obat Harus Diawasi Petugas Kesehatan Setiap Hari Bila Anda pasien TB, berobatlah sampai tuntas sesuai dengan anjuran dari Petugas Kesehatan. Bila Anda di diagnosis TB MDR, mulailah pengobatan dengan segera di Sarana Pelayanan khusus yang ditunjuk. Pengobatan TB MDR sampai tuntas adalah upaya yang paling baik bagi pasien untuk sembuh. Apakah TB MDR Menular?Orang yang tertular (terinfeksi) kuman TBC Resistan obat, TBC MDR atau TBC XDR dapat berkembang menjadi “sakit TB” dan akan mengalami“ sakit TBC MDR” dikarenakan yang ada di dalam tubuh pasien tersebut adalah kuman TBC MDR. Pasien TBC MDR dapat menularkan kuman TBC yang resistan obat kepada masyarakat disekitarnya.
Apa yang dimaksud dengan TBC MDR dan TB XDR?TBC-XDR atau extensively drug resistance adalah penyakit TBC MDR disertai dengan resistansi terhadap golongan fluorokuinolon dan salah satu OAT injeksi lini kedua. Penyakit TBC-XDR merupakan tahap tingkatan hampir akhir sebelum TBC TDR (totally drug resistance).
Apa efek samping obat TB MDR?Efek samping terbanyak pada kasus MDR TB adalah mual dan muntah, serta artralgia. Sebagian besar efek samping itu adalah derajat ringan dan dapat diatasi dengan memberikan obat simtomatis tanpa mengubah paduan obat.
Berapa lama minum obat TB MDR?Kondisi ini dikenal dengan TB-MDR (multidrug-resistant tuberculosis). Manfaat obat TBC mulai terasa sejak dua minggu pengobatan. Gejala seperti demam dan batuk berkurang, tapi bukan berarti pengobatan boleh dihentikan. Pengidap tetap minum obat selama jangka waktu yang ditentukan, umumnya 6-9 bulan, tanpa putus.
|