Apa yang Apa manfaat dari pembangunan sosial yang ada di Indonesia?

Penulis : Slamet Trijendra/Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah Ahli Muda

Latar Belakang

Tujuan Pembangunan pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun berbagai sarana dan aset penunjang dalam kehidupan bermasyarakat. Seiring dengan kemajuan zaman, pembangunan dalam berbagai bidang pun harus sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.. Proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, maupun material (Soekanto, 2012). Indikator keberhasilan Pembangunan ditandai dengan pendapatan perkapita yang meningkat dan tingkat pengangguran yang menurun.

Pemerintah saat ini sedang fokus melakukan pembangunan berbagai infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia diantaranya adalah jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, bendung dan lain sebagainya. Bendung sebagai salah satu infrastruktur dibidang sumber daya air mempunyai peranan penting dalam mendukung program ketahanan pangan nasional karena selain fungsinya meninggikan permukaan air sungai juga berfungsi sebagai tempat pengambilan air (intake) untuk sistem irigasi persawahan.

Pembangunan bendung untuk irigasi dilakukan sebagai perlakuan (treatment) agar sawah pertanian mendapatkan cukup pasokan air dengan mudah. Sebagai penunjang pembangunan di bidang pertanian, tujuan utama pembangunan bendung adalah memperluas areal irigasi sehingga dapat meningkatkan intensitas tanam. Keberadaan fasilitas irigasi yang memadai ini selanjutnya akan memberikan tambahan manfaat yang akan meningkatkan hasil produksi pertanian, mengurangi biaya produksi pertanian, dan meningkatkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan (Dumairy, 1992: 56). Pembangunan proyek infrastruktur seperti irigasi pertanian, selain memberikan manfaat utama juga ada tambahan manfaat berupa pendapatan selama waktu tertentu di masa mendatang, penghematan maupun perbaikan atau peningkatan efisiensi. Sehingga Pembangunan itu menjadi multiplier effect terhadap perekonomian (Reksohadiprodjo, 2001: 47).

Bendung Kamijoro adalah bendung yang membentang di sungai progo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo tepatnya Dusun Plambongan Desa Triwidadi, Kec. Pajangan, Kab. Bantul dengan Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono Kec. Kaliwiru, Kab. Klonprogo. Bendung ini dibangun tahun 2016 s.d. 2018 dan diresmikan pada tanggal 31 Desember 2019 dengan nilai kontrak 229.134.581.000,00 dan biaya konsultan supervisinya 7,8 Miliar. Bendung Kamijoro selain mengairi Daerah Irigasi Pijenan seluas 2370 Hektar di Kab. Bantul yang meliputi 4 kecamatan yaitu kecamatan Pandak, Sanden, Srandakan, dan Kretek juga berfungsi memenuhi kebutuhan air baku sebesar 24 liter/detik untuk kabupaten bantul dan 475 liter/detik untuk Bandara Internasional Yogyakarta kawasan Industri Sentolo di Kabupaten Kulonprogo. Namun penyediaan air baku tersebut belum berfungsi dikarenakan belum selesainya pembangunan jaringan pipa dari penampungan ke tujuan.

Di atas bendungan tersebut dibangun juga jembatan sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter dengan dilengkapi pengaman dan lampu penerang. Jembatan tersebut sebagai penghubung antara Dusun Plambongan di Kabupaten Bantul dan Dusun Kaliwiru di Kabupaten Kulonprogo. Keberadaan jembatan tersebut mempermudah dan mempersingkat waktu perjalanan masyarakat sehingga tidak memutar jauh. Pada Bendung Kamijoro juga dibangun taman sebagai ruang terbuka publik untuk beragam aktivitas yang dilengkapi  dengan berbagai fasilitas seperti taman bermain anak, panggung terbuka, mushola, toilet dan fasilitas pelengkap lainnya sehingga setiap hari terutama pada akhir pekan banyak pengunjung yang datang untuk berwisata menikmati keindahan Bendung  Kamijoro. Keberadaan Bendung Kamijoro selain menciptakan manfaat ekonomi bagi juga membuat dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi penduduk sekitar.

Landasan Teori/Tinjauan Pustaka

a.    Manfaat Ekonomi dan Dampak Ekonomi Sosial

Manfaat Ekonomi Menurut Kepdirjen No. 438/KN/2020 adalah manfaat yang diperoleh secara langsung bagi negara dan masyarakat dari objek analisis yang dapat diukur dalam bentuk uang. Reksohadiprodjo (2001: 22), menyebutkan bahwa dampak suatu kegiatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung atau dampak primer merupakan dampak yang timbul sebagai akibat dari tujuan utama kegiatan atau kebijakan tersebut baik berupa biaya ataupun manfaat. Mengkaji dampak primer kegiatan atau kebijakan pembangunan suatu proyek bendung dapat berupa menghitung hasil langsung proyek misalnya bertambahnya lahan, hasil pertanian serta hasil lainya seperti perikanan, pengendalian banjir dan pariwisata.

 Suparmoko (2009: 9), menjelaskan bahwa identifikasi dampak secara fisik akan memberikan manfaat analisis yang lebih tinggi apabila dampak tersebut dapat dinyatakan dalam nilai uang. Lebih lanjut penilaian atau valuasi ekonomi dapat dilakukan setelah evaluasi dampak suatu kebijakan atau kegiatan dilakukan. Penilaian ini menghasilkan indikasi nilai atau rasio yang digunakan untuk menyatakan apakah suatu kebijakan atau kegiatan itu layak atau tidak layak. Hal ini menjadi alasan penting untuk melakukan penilaian karena berkaitan dengan kebijakan ekonomi makro, dan bagi keputusan alokasi faktor produksi demi efisiensi pada tingkat mikro.

Menurut Kepdirjen 438/KN/2020  pengertian Dampak Ekonomi adalah pengaruh tidak langsung dari objek analisis terhadap jumlah dan jenis kegiatan ekonomi disuatu wilayah yang berfokus pada indikator makroekonomi dan prakiraan pengaruh proyek pada indikator indikator tersebut bagi negara dan masyarakat. Dampak sosial adalah pengaruh tidak langsung dari objek analisis yang terjadi pada masyarakat, dalam berbagai aspek kehidupan.

b.    Tingkat diskonto sosial

Menurut Buletin Teknis Analisis DJKN Nomor BTA-02/KN.6/2021 diskonto sosial adalah besaran yang mencerminkan penilaian relatif dari masyarakat terhadap nilai kini dibandingkan dengan nilainya di masa depan. Beberapa lembaga rujukan untuk menentukan tingkat diskonto sosial antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bank Dunia (World Bank), atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank). Tingkat diskonto yang digunakan Berdasarkan data tingkat diskonto sosial negara Indonesia yang dikeluarkan oleh Asian Development Bank (Guidelines for the economic analysis of project 2017) adalah 9 persen.

c.     Pendekatan Pendapatan dengan Metode Kapitalisasi Langsung

Pendekatan pendapatan adalah suatu pendekatan penilaian properti yang  didasarkan pada pendapatan bersih per tahun, yang diterima dari pengusahaan properti tersebut (Harjanto dan Hidayati, 2014). Pendapatan bersih ini kemudian dikapitalisasikan   dengan   suautu   faktor   tingkat   kapitalisasi   tertentu untuk mendapatkan nilai pasar wajar. Metode ini disebut dengan metode “kapitalisasi” karena nilai suatu properti diperoleh dari pengkapitalisasian pendapatan bersih properti per tahun (net operating income per annum) dengan suatu tingkat kapitalisasi tertentu. Pendekatan pendapatan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

V = I : R

Dimana:

V     : estimasi nilai properti

I      : Pendapatan bersih operasi selama setahun

R    : tingkat kapitalisasi

Dalam metode ini pendapatan bersih per tahun dianggap tetap dan lamanya investasi tak terhingga atau terus menerus (perpetuity). Jika lamanya investasi ditentukan selama n tahun maka untuk menentukan nilianya menggunakan years purchase yang dirumuskan sebagai berikut :

Apa yang Apa manfaat dari pembangunan sosial yang ada di Indonesia?

V     : estimasi nilai properti

I      : Pendapatan bersih operasi selama setahun

R    : tingkat kapitalisasi

n     : jumlah tahun

Salah satu metode untuk mendapatkan indikasi nilai ekonomi bendung dalam penilaian adalah metode kapitalisasi langsung (direct capitalization method). Metode ini mengubah suatu estimasi pendapatan tahunan tunggal menjadi indikasi nilai. Pengubahan ini dilakukan dengan membagi estimasi pendapatan dengan tingkat kapitalisasi yang pantas dan tepat (Prawoto, 2003:427).

Metodologi

a.    Analisis manfaat ekonomi menggunakan metode deskriptip kuantitatif yang berisi penjelasan secara kuantitatif manfaat yang diterima oleh masyarakat dan pemerintah. Dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.    Mengidentifikasi semua manfaat ekonomi yang akan dihasilkan oleh Bendung Kamijoro;

2.    Menghitung besaran manfaat ekonomi yang dihasilkan atas Bendung Kamijoro selama 1 Tahun dengan

3.    Menentukan tingkat diskonto sosial

4.    Menghitung nilai sekarang dari manfaat ekonomi Bendung Kamijoro dengan Pendekatan Pendapatan metode Kapitalisasi Langsung dengan tingkat diskonto sosial. Metode Kapitalisasi Langsung digunakan karena bendung tersebut merupakan bangunan infrustruktur vital yang akan digunakan untuk selamanya.

b.    Analisi Dampak Ekonomi dilakukan dengan metode input-output yang digunakan untuk menyajikan gambaran tentang hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar satuan kegiatan (sektor) dalam perekonomian secara menyeluruh. Metode dalam perhitungan dampak ekonomi menggunakan data tabel input-output yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

c.     Analisis manfaat dan dampak sosial dilakukan dengan metode deskriptip kualitatif yang berisi penjelasan secara naratif manfaat dan dampak sosial yang diterima oleh pemerintah dan masyarakat. Adapun langkah-langkahnya nya adalah :

1.    Mengidentifikasi manfaat dan dampak sosial. Identifikasi dilakukan untuk menghitung manfaat lain yang tidak termasuk dalam manfaat dan dampak ekonomi.

2.    Mendeskripsikan manfaat dan dampak sosial. Deskripsi dilakukan untuk memperoleh gambaran manfaat dan dampak sosial berdasarkan sumber data dari penelitian pasar dan sumber data lainnya.

Analisis

a.    Gambaran umum Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 14º04'50" - 27º50'50" Lintang Selatan dan 110º10'41" - 110º34'40" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia

Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 Km2, terdiri dari 17 Kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Dlingo adalah Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2, sementara Srandakan adalah Kecamatan dengan wilayah paling sempit, yaitu 18,32 Km2. Wilayah Kabupaten Bantul memiliki tinggi rata-rata 58 mdpl dengan wilayah paling rendah berada di Kecamatan Srandakan yang berbatasan langsung dengan laut dengan rata-rata tinggi wilayah 12 mdpl. Sementara Kecamatan Dlingo dengan rata-rata tinggi wilayah 200 mdpl merupakan wilayah tertinggi di Kabupaten Bantul.

Apa yang Apa manfaat dari pembangunan sosial yang ada di Indonesia?

Gambar 1

Peta Kab. Bantul

Kondisi Topografi Kabupaten Bantul antara lain sebagian dataran rendah 40 persen dan lebih dari separuhnya yaitu 60 persen merupakan daerah perbukitan yang kurang subur. Secara garis besar kondisi topologi terdiri dari:

a. Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 persen dari seluruh wilayah).  

b. Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landau merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 persen).

c. Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65 persen).

d. Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlaguna, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek

Sesuai informasi dari BPS Kab. Bantul disebutkan  laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Bantul tahun 2020 sebesar -1,66 persen, mengalami penurunan sangat drastis dari tahun sebelumnya 5,53 persen, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Bantul tahunan sebesar  26,16 Triliun Rupiah atau PDRB Perkapita kab. Bantul sebesar 25 juta rupiah.

PDRB seri 2010 Kabupaten Bantul menurut Lapangan Usaha berdasarkan Harga Berlaku (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha [Seri 2010]

2018

2019

2020

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

3.331.341,24

3.442.614,38

3.693.409,80

B. Pertambangan dan Penggalian

133.022,54

135.244,88

123.201,20

C. Industri Pengolahan

3.721.096,29

3.999.979,22

3.881.613,80

D. Pengadaan Listrik dan Gas

35.203,22

37.927,32

37.050,40

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

19.081,78

20.715,67

20.985,00

F. Konstruksi

2.374.858,88

2.569.857,15

2.225.058,20

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

2.123.780,13

2.277.891,28

2.212.691,90

H. Transportasi dan Pergudangan

1.153.281,43

1.278.987,86

1.164.898,80

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

2.856.632,33

3.140.309,15

2.808.522,80

J. Informasi dan Komunikasi

1.789.599,87

191.528.477,00

2.287.780,70

K. Jasa Keuangan dan Asuransi

692.766,43

775.317,02

752.406,50

L. Real Estate

1.604.525,06

1.767.422,21

1.806.414,90

M,N. Jasa Perusahaan

116.052,78

128.328,54

112.007,30

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.888.560,94

2.010.644,28

2.020.546,60

P. Jasa Pendidikan

1.661.756,74

1.816.959,71

1.932.996,90

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

443.273,92

488.347,34

596.734,30

R,S,T,U. Jasa lainnya

498.440,36

539.646,63

486.217,70

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

24.443.273,94

26.345.477,40

26.162.536,70

Tabel 1

PDRB Kab. Bantul tahun 2018 – 2020

Dari tabel tersebut diketahui terdapat hanya 6 bidang usaha yang mengalami pertumbuhan positip yaitu bidang Informasi dan Komunikasi, Jasa Kesehatan, Pertanian Kehutanan dan Perikanan, Jasa Pendidikan, Real Estate, Pengadaan Air Bersih Pengelolaan Limbah dan Daur Ulang. Bidang usaha lainnya mengalami pertumbuhan negatip.

b.    Gambaran Umum Bendung Kamijoro

Bendung Kamijoro merupakan Barang Milik Negara yang tercatat di satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Serayu Opak dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Bendung kamijoro mulai dibangun oleh Waskita Karya – PP KSO selama 860 hari kalender dengan nilai kontrak Rp229.134.581.000,00. Data Teknis Bendung Kamijoro sebagai berikut :

a.    Tinggi mercu dari hulu                             : 2,4 m

b.    Lebar bendung efektif                              : 153 m

c.     Lebar bendung dengan pilar                    : 161 m

d.    Jumlah pilar                                              : 8 buah @ 1m

e.    Lebar bendung dengan pembilas            : 171 m

f.      Panjang lantai upron                                : 18,7 m

g.    Panjanf lantai kolam olak                         : 34,5 m

h.    Jumlah pintu pembilas                             : 3 buah

i.      Jum;ah pintu pengambilan                       : 2 buah

j.      Dimensi kolam penampung sedimen      : 150 m x 5,3 m x 1,35 m

k.     Panjang terowongan air baku                  : 188 m (1m x 1,7m)

Apa yang Apa manfaat dari pembangunan sosial yang ada di Indonesia?

Gambar 2

Bendung Kamijoro

Berdasarkan penelitian dilapangan didapat informasi bahwa Bendung Kamijoro mengairi Daerah Irigasi Pijenan seluas 2370 Hektar sawah di Kab. Bantul yang meliputi 4 kecamatan yaitu kecamatan Pandak, Sanden, Srandakan, dan Kretek, selain itu  berfungsi juga memenuhi kebutuhan air baku sebesar 24 liter/detik untuk kabupaten bantul dan 475 liter/detik untuk Kabupaten Kulonprogo. Namun penyediaan air baku tersebut belum berfungsi dikarenakan masih belum selesainya pembangunan jaringan penyalurannya. Di atas bendungan terdapat jembatan sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter yang digunakan sebagai penghubung antara Dusun Plambongan di Kabupaten Bantul dan Dusun Kaliwiru di Kabupaten Kulonprogo. Keberadaan jembatan tersebut mempermudah dan mempersingkat waktu perjalanan masyarakat sehingga tidak memutar jauh. Pada Bendung Kamijoro juga dibangun taman sebagai ruang terbuka publik sehingga setiap hari terutama pada akhir pekan banyak pengunjung yang datang untuk berwisata menikmati keindahan Bendung  Kamijoro.

c.     Hasil Analisis Manfaat Ekonomi

Berdasarkan data tersebut maka dibangun asumsi sebagai berikut:

1.    Bendung kamijoro mengairi 2370 hektare sawah di daerah irigasi Pijenan Kab. Bantul  dan berdasarkan data BPS Kab. Bantul Produksi Gabah Kering Giling pada tahun 2019 sebesar 122.178, 22 Ton dan pada tahun 2020 sebesar 122.555,99 Ton sehingga mengalami peningkatan produksi sebesar 377,75 Ton. Harga gabah kering giling menurut BPS adalah Rp5.357 per kilogram. Produksi Bawang merah pada tahun 2019 sebesar 46.627 kwintal dan pada tahun 2020 sebesar 70.294 kwintal sehingga ada kenaikan produksi sebesar 23.667 kwintal. Harga bawang merah menurut BPS adalah Rp2.175.000 per kwintal.

2.    Dengan adanya jembatan waktu tempuh berkurang sekitar 20 Kilometer sehingga menghemat bahan bakar 0,5 liter atau Rp3.825,00 dan Jumlah kendaraan yang melewati jembatan diatas bendungan tersebut sekitar 3.000 motor per hari.

3.    Jumlah kendaraan pengunjung yang parkir setiap harinya rata rata 10 mobil dengan tiket parkir Rp5.000,00 dan 30 kendaraan roda dua dengan tiket parkir Rp3.000,00.

4.    Jumlah pedagang yang berjualan di sekitar lokasi ada sekitar 10 orang dengan hasil penjualan rata rata Rp700.000,00 per hari

Berdasarkan data dan asumsi tersebut, disusun perhitungan manfaat ekonomi sebagai berikut :

No.

Manfaat Ekonomi

Nilai / Tahun

1

Manfaat melalui hasil produksi pertanian

Gabah kering giling = 377,75 x Rp5.357.000

Bawang merah = 23.667 x Rp2.175.000

Rp2.023.606.750,00

Rp51.475.725.000,00

2

Manfaat penghematan perjalanan

3.000 x Rp3.825,00x365

Rp4.188.375.000,00

3

Manfaat pengelolaan parkir

Roda empat  = 10 x Rp5.000,00 x 365

Roda dua      = 30 x Rp3.000,00 x 365

Rp18.250.000,00

Rp21.900.000,00

4

Manfaat perputaran uang

Omzet pedagang = 10 x Rp700.000,00 x 365

Rp2.555.000.000,00

Total manfaat ekonomi setahun

Rp60.405.715.750,00

Tabel 2

Manfaat ekonomi

Untuk memperoleh nilai manfaat ekonomi, total manfaat ekonomi setahun tersebut kemudian dikapitalisasi langsung dengan tingkat diskonto sosial 9 persen sesuai tingkat diskonto sosial  negara Indonesia yang dikeluarkan Asian Developmen Bank. Penghitungan manfaat ekonomi menggunakan kapitalisasi langsung dikarenakan bendung kamijoro merupakan investasi untuk selama-lamanya sehingga selalu dilakukan perawatan agar fungsi bendung tersebut tetap optimal. Hasil penghitungan nilai manfaat ekonomi adalah sebagai berikut :

V = I / R

   =  60.405.715.750 / 9 persen

   =  671.174.619.444

       Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan nilai manfaat ekonomi dari Bendung Kamijoro adalah Rp671.174.619.444,00

d.    Hasil Analisis Dampak Ekonomi

Analisis Input Output digunakan untuk mengetahui peranan sektor tertentu dalam perekonomian dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai keterkaitan antar sektor. Tabel IO merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang di publish oleh Badan Pusat Statistik yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Oleh karena itu, tabel IO merupakan sebuah model kuantitatif yang menunjukkan potret keadaan ekonomi (economics landscape) suatu wilayah pada suatu periode tertentu (tahun). Tabel IO yang digunakan adalah tabel IO untuk wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta..

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis IO berpedoman pada Buletin Teknis Analisis nomor BTA-02/KN.6/2021  (tabel-tabel terlampir) yaitu:

a.    Mengidentifikasi biaya yang merupakan biaya investasi yang dikeluarkan untuk membuat sebuah proyek dapat terwujud. Pada pembangunan Bendung Kamijoro berdasarkan data kontrak adalah sebesar Rp 229.134.581.000,00 untuk kontruksi dan Rp 7.800.000.000,00 untuk jasa konsultansi.

b.    Menyiapkan tabel input-output (I-O). Data yang diperlukan untuk analisis IO berasal dari tabel transaksi domestik atas dasar harga dasar Tahun 2016. Menjumlahkan semua data pada kolom input per sektor dan jumlah permintaan akhir  dari tabel transaksi  atas dasar harga dasar Tahun 2016.

c.     Menyiapkan tabel transaksi antara. Tabel transaksi antara merupakan sebuah tabel yang berisi barang dan jasa yang habis digunakan dalam proses produksi.

d.    Menghitung besaran koefisien input masing-masing sektor dari data/tabel koefisien input (matriks A).

e.    Membuat matriks identitas (matriks I) dengan rumusan/formula bahwa nilai/angka pada diagonal matriks semua sektor dengan angka 1 selebihnya berupa angka 0.

f.      Setelah didapatkan nilai koefisisan input (matriks A) dan nilai dari matriks identitas (matriks I), kemudian menghitung matriks Leontif dengan rumusan matriks identitas dikurangkan dengan koefisien (I-A).

g.    Selanjutnya dilakukan perhitungan efek pengganda untuk proyek pembangunan Bendung Kamijoro dalam analisis IO yang bertujuan untuk menghitung berapa kali dampak dari permintaan akhir yang di proxy kan dari proyek pembangunan Bendung Kamijoro. Permintaan akhir pada sektor konstruksi akan di injeksikan (dijumlahkan) dengan besaran biaya pembangunan fisik bendung, sehingga akan didapatkan selisih yang mendorong output sektor yang terdampak atas pembangunan yang dilakukan. Dari hasil perhitungan analisis IO, atas pembangunan Bendung Kamijoro maka telah dilaksanakan injeksi pada sektor konstruksi dan jasa perusahaan (business activities). Atas injeksi tersebut telah dilaksanakan pembuktian menggunakan formula MMULT dan didapatkan hasil selisih atas pembuktian yang menggunakan formula MMULT dan Total output domestik atas dasar harga dasar atas injeksi investasi pada permintaan akhir sektor konstruksi.

Berdasarkan injeksi rencana pembangunan yang dilakukan, maka didapatkan pengaruh dampak pada 3 sektor terbesar yaitu:

1.    Sektor konstruksi sebesar Rp242.850.000.000,00

2.    Sektor manufaktur sebesar Rp19.255.000.0000,00

3.    Sektor perdagangan gross dan eceran sebesar Rp16.052.000.000,00

Dari perhitungan tersebut, berdasarkan biaya pembangunan yang dikeluarkan sebesar Rp236.934.000.000,00 maka besarnya perubahan nilai menjadi Rp327.497.000.000,00 yang menghasilkan angka pengganda sebesar 1.38, dari hasil tersebut berarti bahwa setiap Rp1 nilai investasi berupa pembangunan sebuah proyek menghasilkan efek pengganda sebesar 1.38 kali.

h.    Menghitung angka pengganda output yang merupakan nilai total dari output atau produksi yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi (atau akibat) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir sektor. Peningkatan permintaan akhir sektor tidak hanya akan meningkatkan output produksi sektor, tetapi juga akan meningkatkan output sektor sektor lain di perekonomian. Berdasarkan data angka pengganda output, jika diurutkan berdasarkan 10 sektor tertinggi, maka didapatkan hasil sebagi berikut:

No

Kode

Uraian Sektor

Initial Effect

Simple Multiplier

(1)

(2)

(3)

(4)

(4)

1

14

Public Administration and Defence; Compulsory Social Security

1,0000

1,60235

2

4

Electricity and Gas

1,0000

1,5213

3

3

Manufacturing

1,0000

1,5146

4

9

Accommodation and Food Service Activities

1,0000

1,4508

5

6

Construction

1,0000

1,3829

6

8

Transportation and Storage

1,0000

1,3773

7

13

Business Activities

1,0000

1,3631

8

10

Information and Communication

1,0000

1,3504

9

16

Human Health and Social Work Activities

1,0000

1,3350

10

17

Other Services Activities

1,0000

1,2932

Tabel 3

sepuluh sektor pengganda output tertinggi

j.      Menghitung angka pengganda pendapatan rumah tangga yang menunjukkan jumlah pendapatan rumah tangga total yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan akhir di sektor tersebut. Data untuk perhitungan angka pengganda pendapatan di dapatkan dari koefisien upah gaji. Berdasarkan data angka pengganda pendapatan rumah tangga, jika diurutkan berdasarkan 10 sektor tertinggi, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

No

Kode

Uraian Sektor

Income Multiplayer

Type I Income Multiplayer

1

14

Public Administration and Defence; Compulsory Social Security

0,1847

4,0497

2

12

Real Estate Activities

0,0713

2,6287

3

4

Electricity and Gas

0,0490

2,5161

4

3

Manufacturing

0,2688

1,8283

5

6

Construction

0,2646

1,4473

6

9

Accommodation and Food Service Activities

0,3422

1,3907

7

8

Transportation and Storage

0,3086

1,3616

8

10

Information and Communication

0,1843

1,3589

  9

2

Mining and Quarrying

0,1908

1,3056

10

16

Human Health and Social Work Activities

0,3621

1,2710

Tabel 4

Sepuluh sektor pengganda pendapatan tertinggi

k.     Menghitung angka pengganda tenaga kerja yang merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor tertentu. Berdasarkan data angka pengganda pendapatan rumah tangga, jika diurutkan berdasarkan dari sektor tertinggi, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

No

Kode

Uraian Sektor

Employe

Multiplayer

Type I Employe Multiplayer

1

3

Manufacturing

0,0134

3,0071

2

8

Transportation and Storage

0,0028

2,9384

3

6

Construction

0,0069

1,6983

4

4

Electricity and Gas

0,0061

1,5141

5

11

Financial and Insurance Activities

0,0093

1,0861

6

17

Other Services Activities

0,0397

1,0727

7

7

Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles

0,0201

1,0563

8

1

Agriculture, Forestry, and Fishing

0,0365

1,0538

Tabel 5

Delapan sektor pengganda tenaga kerja tertinggi

e.    Hasil Analisis Manfaat dan  Dampak Sosial

Bendung Kamijoro merupakan bangunan bendung yang melintang diatas sungai progo. Pembangunan bendung tersebut dimaksudkan untuk meninggikan permukaan air bendung sehingga suplai air yang masuk Daerah Irigasi Pijenan selalu optimal. Diatas Bendung Kamijoro dibangun juga jembatan yeng menghubungkan kab. Bantul dan Kab. Kulonprogo. Dengan adanya berbagai fasilitas umum menjadikan Bendung Kamijoro menjadi tempat wisata alternatif. Dari gambaran tersebut Bendung Kamijoro mempunyai manfaat dan dampak sosaila sebagai berikut

Manfaat sosial Bendung Kamijoro

1.    Meningkatkan hasil panen petani di sekitar Daerah Irigasi Pijenan;

2.    Memperpendek jarak perjalan dari Kab. Bantul ke Kab. Kulonprogo atau sebaliknya;

3.    Tempat objek wisata alternatif

Dampak Sosial Bendung kamijoro

1.    Meningkatkan kesejahteraan penduduk yang bercocok tanam di Daerah Irigasi Pijenan;

2.    Biaya transportasi dari Kab.  Bantul ke Kab. Kulonprogo atau sebaliknya lebih efesien

3.    Meningkatkan kesejahteraan penduduk di sekitar Bendung Kamijoro.

Kesimpulan dan Saran

Pembangunan Bendung Kamijoro membawa manfaat dan dampak ekonomi dan sosial bagi penduduk sekitarnya. Metode direct capitalization digunakan untuk menilai manfaat ekonomi pembangunan Bendung Kamijoro dengan cara menghitung semua manfaat ekonomi yang dihasilkan selama satu tahun kemudian dikapitalisasi dengan diskonto sosial sebesar 9 persen. Dampak ekonomi pembangunan bendung dianalisis dengan menggunakan tabel Input Output Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Manfaat dan dampak sosial  dinalisis melalui pengamatan terhadap manfaat yang diterima langsung oleh masyarakat dan dampak positifnya. Penelitian menyimpulkan bahwa pembangunan Bendung Kamijoro mempunyai nilai manfaat ekonomi sebesar Rp671.174.619.444,00 dengan dampak ekonomi sebesar 1,38 kali yang artinya setiap Rp1 nilai investasi berupa pembangunan sebuah proyek menghasilkan efek pengganda sebesar 1.38 kali.  Pembangunan Bendung juga sangat dirasakan manfaat sosialnya terutama dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian sehingga berdampak kesejahteraan penduduk semakin meningkat.

a.    Nilai manfaat ekonomi Bendung Kamijoro berdasarkan perhitungan adalah sekitar Rp671.174.619.444,00 lebih tinggi dari biaya pembangunannya;

b.    Dampak ekonomi berdasarkan analisis Input Output menghasilkan angka pengganda 1,38 yang artinya bahwa setiap Rp1 nilai investasi berupa pembangunan sebuah proyek menghasilkan efek pengganda sebesar 1.38 kali;

c.     Bendung Kamijoro sangat bermanfaat meningkatkan produktivitas hasil pertanian yang berdampak kesejahteraan penduduk semakin meningkat.

d.    Agar nilai manfaat ekonomi tetap terjaga maka Daerah hulu sungai progo dan sungai sungai yang bermuara di sungai progo agar selalu dijaga penghijauannya sehingga  debit air di Bendung kamijoro tidak kekurangan;

e.    Untuk menambah nilai manfaat ekonomi agar segera memfungsikan pengolahan air baku yang sudah dibangun;

f.      Untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar Bendung Kamijoro hendaknya Pemerintah Daerah setempat sering mengadakan berbagai pertunjukan maupun perlombaan di Taman bendung kamijoro sehingga menarik pengunjung.

DAFTAR PUSTAKA

Buletin Teknis Analinis Direktorat Penilaian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Nomor BTA-02/KN.6/2021 tentang Buletin Teknis Analisis Manfaat dan Dampak Ekonomi Sosial

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul 2001, Kabupaten Bantul dalam Angka 2001

Badan Pusat Statistik Indonesia 2001, Tabel Inter Regional Input-Output Indonesia Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen Menurut 34 Propinsi dan 17 Lapangan Usaha

Dumairy. 1992. Ekonomika Sumber Daya Air. BPFE, Yogyakarta

Hidayati, Wahyu dan Harjanto, Budi. (2014), “Konsep Dasar Penilaian Properti Properti jilid 2”, BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Merchán, D., Causape, J., Abrahao, R., Garizabal, I.G. 2015. Assessment of a newly implemented irrigated area (Lerma Basin), Spain) over a 10-Year period. I: Water balances and irrigation performance. Journal ofAgricultural Water Management 158, June: 277 – 287.

Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 438/KN/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Manfaat dan Dampak Ekonomi Sosial

Prawoto, A. 2003. Teori dan Prakterk Penilaian Properti. BPFE, Yogyakarta.

Reksohadiprodjo. S. 2001. Manajemen Proyek. BPFE, Yogyakarta.

Soekanto, S. (2012). Sosiologi SuatuPengantar. Rajawali Pers. Jakarta

Suparmoko. 2009. Panduan dan Analisis Ekonomi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (Konsep dan Metode Penghitungan), Edisi Pertama. BPFE,
Yogyakarta.