Apa yabg anda ketahui tentang resiko

Warta Ekonomi, Jakarta -

Risiko bisnis adalah kerentanan perusahaan terhadap faktor-faktor yang dapat menurunkan keuntungannya atau menyebabkan perusahaan gagal. Sebuah bisnis dapat mengalami risiko internal dan eksternal. Misalnya, kurangnya keamanan data dapat menjadi risiko internal, karena membuka peluang bagi karyawan untuk membocorkan data. Kurangnya keamanan ini juga dapat menjadi risiko eksternal untuk pelanggaran data dari sumber luar.

Risiko melekat pada setiap lingkungan dan bisnis. Risiko tidak dapat dihindari dan harus ditangani secara langsung untuk meminimalkan dampaknya. Langkah pertama dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi risiko untuk menghasilkan strategi manajemen risiko.

Baca Juga: Apa Itu Riset Pemasaran?

1. Menganalisis sumber yang dapat memicu masalah

Penting untuk mengidentifikasi dan menganalisis sumber yang dapat menyebabkan masalah. Pemicu risiko dapat bersifat internal atau eksternal.

2. Bertindak sekarang

Manajer tidak boleh menunggu potensi masalah menjadi masalah aktual sebelum mereka mulai melakukan sesuatu. Saat suatu masalah dianggap sebagai ancaman, maka harus segera ditangani oleh eksekutif perusahaan dengan menyusun rencana tindakan jika risiko tersebut menjadi perhatian besar yang sebenarnya dihadapi perusahaan.

3. Libatkan karyawan

Mengidentifikasi risiko bukan hanya tanggung jawab manajer dan pejabat tingkat atas. Manajemen harus melibatkan karyawan mereka dalam mengidentifikasi risiko yang mereka lihat di departemen masing-masing dan melatih mereka untuk menangani risiko tersebut di tingkat mereka.

4. Buat daftar risiko spesifik industri

Dengan melihat ke dalam industri tempat perusahaan beroperasi, manajer akan dapat mengidentifikasi kemungkinan risiko yang mungkin dihadapi bisnis. Jika risiko yang sama terjadi pada perusahaan lain di industri yang sama, kemungkinan besar hal itu juga akan terjadi pada perusahaan Anda. Oleh karena itu, pelaku bisnis harus siap dengan daftar solusi atau langkah untuk mengatasi risiko tersebut.

5. Buat catatan risiko

Terkadang, risiko yang sama muncul berulang kali. Dengan membuat catatan tentang semua risiko yang dialami perusahaan sejak awal, manajemen akan dapat melakukan tinjauan berkala terhadap peristiwa masa lalu untuk mendeteksi pola yang dapat lebih mempersiapkan perusahaan untuk risiko masa depan.

Macam-macam Risiko Bisnis

Risiko kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko terhadap reputasi atau keuangan perusahaan yang disebabkan oleh pelanggaran perusahaan terhadap undang-undang dan peraturan eksternal atau standar internal. Risiko kepatuhan dapat mengakibatkan perusahaan membayar denda hukuman atau kehilangan pelanggan.

Misalnya, jika karyawan perusahaan manufaktur tidak mengikuti peraturan keselamatan pemerintah saat membuat mesin, perilaku mereka dapat menjadi risiko kepatuhan bagi perusahaan.

Risiko hukum

Risiko hukum adalah jenis risiko kepatuhan tertentu yang terjadi ketika perusahaan gagal mengikuti aturan pemerintah untuk perusahaan. Risiko hukum dapat mengakibatkan tuntutan hukum yang mahal dan reputasi negatif bagi perusahaan.

Misalnya, jika sebuah pabrik gagal mengikuti peraturan untuk polusi atau limbah berbahaya, pabrik tersebut dapat menerima denda dari pemerintah dan mengalami reputasi yang lebih rendah di antara konsumen, pemangku kepentingan, dan anggota masyarakat.

Risiko strategis

Risiko strategis terjadi ketika strategi bisnis perusahaan salah atau eksekutifnya gagal mengikuti strategi bisnis. Hal ini menyebabkan strategi bisnis menjadi kurang efektif. Sebuah perusahaan mungkin gagal mencapai tujuannya karena risiko strategis.

Misalnya, jika rantai apotek memposisikan dirinya di pasarnya sebagai penyedia resep berbiaya rendah dan pesaing mulai menjual resep dengan harga lebih rendah daripada rantai apotek, maka rantai apotek tersebut berada pada risiko strategis kehilangan keuntungan bagi pesaing. .

Risiko reputasi

Risiko reputasi mengancam pendirian perusahaan atau opini publik. Risiko reputasi dapat mengakibatkan penurunan laba dan kurangnya kepercayaan pemegang saham bagi perusahaan.

Misalnya, sebuah perusahaan IT mengalami serangan siber yang mengakibatkan pembobolan data. Pelanggaran tersebut menempatkan pelanggan perusahaan IT pada risiko penipuan dan pencurian identitas. Perusahaan IT mengalami opini publik yang negatif dan penurunan nilai sahamnya karena pelanggaran tersebut.

Resiko operasional

Risiko operasional terjadi ketika aktivitas bisnis sehari-hari mengancam penurunan keuntungan bisnis. Sistem internal bisnis atau faktor eksternal dapat menyebabkan risiko operasional bagi perusahaan.

Misalnya, jika bisnis ritel fashion gagal melatih perwakilan layanan pelanggannya tentang kebijakan pengembalian dana dan perwakilan menolak pengembalian uang untuk pelanggan dengan produk cacat, perusahaan dapat mengalami risiko operasional.

Risiko manusia

Risiko manusia dalam bisnis dapat timbul dari kegagalan karyawan untuk melakukan tugas penting mereka di tempat kerja. Risiko manusia dapat timbul dari faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh karyawan, seperti masalah kesehatan, atau tindakan yang disengaja seperti pencurian atau penipuan. Ketika sebuah bisnis menghadapi risiko manusia, ia dapat mengalami kehilangan keuntungan.

Misalnya, penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan karyawan melakukan kesalahan di tempat kerja, yang dapat menurunkan produktivitas. Kurangnya produktivitas dapat menyebabkan bisnis kehilangan keuntungan. Penyalahgunaan alkohol juga dapat menyebabkan risiko hukum jika penyalahgunaan alkohol menyebabkan cedera di tempat kerja bagi seorang karyawan.

Risiko keamanan

Sebuah bisnis dapat mengalami risiko keamanan jika gagal membuat atau mengikuti strategi keamanan siber. Pelatihan yang tidak efektif untuk karyawan, kurangnya pengujian perangkat lunak, dan kebijakan yang tidak memadai untuk pembaruan keamanan, semuanya dapat membahayakan keuangan dan reputasi perusahaan.

Misalnya, jika perusahaan asuransi memiliki kebijakan yang lemah untuk kata sandi karyawan, ini dapat menimbulkan risiko keamanan bagi perusahaan. Peretas atau karyawan yang tidak puas dapat memanfaatkan kebijakan ini untuk merilis data sensitif, yang dapat menyebabkan hilangnya reputasi atau keuntungan perusahaan.

Resiko keuangan

Risiko keuangan dapat terjadi ketika perusahaan tidak melakukan tugas manajemen utang atau perencanaan keuangan.

Misalnya, sebuah perusahaan pemasaran mengambil pinjaman berbunga tinggi untuk mengantisipasi pertumbuhan basis kliennya, tetapi perusahaan tidak tumbuh secepat yang diantisipasi para eksekutifnya. Tingkat bunga pinjaman yang tinggi menempatkan perusahaan pemasaran pada risiko gagal bayar pinjaman, yang dapat berdampak negatif pada operasi keuangan perusahaan.

Risiko persaingan

Risiko persaingan dapat terjadi ketika pesaing bisnis mengambil pangsa pasar bisnis yang meningkat untuk suatu produk atau layanan. Kadang-kadang disebut sebagai risiko kenyamanan karena dapat terjadi akibat eksekutif perusahaan menjadi begitu nyaman dengan kinerja perusahaan sehingga mereka gagal melakukan perbaikan terus-menerus dengan produk atau layanan perusahaan.

Misalnya, Bisnis A menjual printer. Bisnis A mungkin mengalami risiko persaingan ketika pesaing, Bisnis B, menggunakan inovasi teknologi untuk menjual printer dengan kemampuan lebih kepada pelanggan Bisnis A.

Risiko fisik

Risiko fisik adalah ancaman terhadap aset fisik perusahaan, seperti peralatan, gedung, dan karyawan. Penyebab risiko fisik dapat mencakup kerusakan bangunan akibat kebakaran atau bencana alam dan kurangnya pelatihan tentang penggunaan peralatan yang tepat. Bisnis mungkin perlu membayar perbaikan aset fisik karena risiko fisik.

Manajemen risiko adalah salah satu aktivitas terpenting bisnis, pelajari yuk!

Secara harfiah, risiko adalah potensi terjadinya sesuatu yang berdampak buruk, baik bagi diri sendiri atau suatu entitas usaha. Dalam konteks bisnis, manajemen risiko adalah usaha guna menghindari risiko dengan cara memonitor sumber risiko, melacak, dan melakukan serangkaian upaya agar dampak risiko bisa diminimalisasi.

Jika Anda seorang pengusaha, memahami proses manajemen risiko adalah salah satu keahlian esensial untuk Anda miliki. Selengkapnya tentang pengertian manajemen risiko, proses, tujuan, manfaat, dan contohnya bisa Anda simak di bawah ini.


Pengertian Manajemen Risiko

Menurut Milton C Regan dalam bukunya “Risky Business”, pengertian manajemen risiko adalah penerapan beragam kebijakan dan prosedur untuk meminimalisasi peristiwa yang menurunkan kapasitas dan kualitas kerja perusahaan. Sementara itu menurut Noshworthy, pengertian manajemen risiko adalah usaha mengurangi risiko dalam proses pelaksanaan teknis dan pengambilan keputusan bisnis.

Sederhananya, dapat kita simpulkan bahwa manajemen risiko adalah sebuah proses mengawasi, mengelola, dan mengambil keputusan guna menghindari risiko kerugian atau inefisiensi bisnis.


Tujuan Manajemen Risiko

Setelah membahas pengertian manajemen risiko, kali ini kita akan membahas beberapa alasan proses manajemen risiko perusahaan perlu dilakukan. Adapun tujuan manajemen risiko adalah antara lain:

  1. Melacak Sumber-Sumber Risiko
    Poin pertama tujuan manajemen risiko adalah guna melakukan mitigasi atau pelacakan sumber-sumber yang berpotensi mengancam produktivitas dan keamanan bisnis. Proses pelacakan ini dapat dilakukan dengan riset dan analisa prosedural dari setiap aktivitas perusahaan, mulai dari proses produksi hingga pengelolaan aset.

  2. Menyediakan Informasi Risiko Bagi Perusahaan
    Tujuan manajemen risiko yang berikutnya adalah menyediakan informasi tentang sumber-sumber potensi risiko di perusahaan. Setelah melakukan analisa, seorang manajer risiko perlu menyusun laporan risiko berdasarkan data dari proses mitigasi.

  3. Minimalisasi Kerugian Akibat Terjadinya Risiko
    Setelah risiko ditemukan dan dianalisa, maka pihak-pihak yang terkait dengan risiko perlu melakukan upaya agar risiko tidak sampai terjadi dan mengancam keberlangsungan bisnis. Dalam hal ini, manajer risiko bisa membantu para pihak terlibat menemukan solusi penanganan risiko, seperti melenyapkan potensi, meminimalisasi, atau mentransfer risiko ke pihak lain.

  4. Memberikan Rasa Aman Bagi Stakeholder
    Tujuan manajemen risiko perusahaan adalah agar stakeholder merasa aman dan percaya dengan integritas bisnis. Stakeholder di sini bukan sebatas investor saja, tapi juga pekerja, supplier, asuransi, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan.

  5. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan
    Terakhir, tujuan manajemen risiko adalah agar perusahaan bisa berkembang dengan stabil sesuai target bisnisnya. Dengan adanya proses manajemen risiko, perusahaan bisa melakukan penanganan lebih cepat terhadap sumber-sumber yang mengancam pertumbuhan usaha.


Manfaat Manajemen Risiko Perusahaan

Meski punya tahapan panjang dan berkelanjutan, faktanya proses manajemen risiko adalah salah satu komponen pengelolaan bisnis terpenting yang bisa melindungi perusahaan Anda dari banyak masalah. Selengkapnya tentang manfaat manajemen risiko adalah sebagai berikut:

  1. Membantu Perusahaan Mencapai Visi Misi
    Manfaat manajemen risiko perusahaan yang pertama adalah membantu perusahaan mencapai visi, misi, dan tujuan bisnisnya. Tanpa proses manajemen risiko perusahaan yang benar, Anda akan kesulitan atau bahkan gagal mewujudkan visi misi.

  2. Mencegah Perusahaan Mengalami Kolaps
    Poin kedua manfaat manajemen risiko adalah mencegah bisnis mengalami kolaps. Ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan bisnis Anda bangkrut, mulai dari faktor pengelolaan finansial sampai fraud oleh manusia. Proses manajemen risiko adalah salah satu solusi terampuh guna menghindari kebangkrutan, terutama dari segi keuangan.

  3. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
    Selain untuk meminimalisasi ancaman, proses manajemen risiko juga bisa dimanfaatkan guna meningkatkan profitabilitas bisnis lho! Dengan adanya manajemen risiko perusahaan, Anda bisa menganalisa pengelolaan sumber daya yang sekiranya kurang efisien/efektif.

  4. Menjaga Kepercayaan Stakeholder
    Manfaat manajemen risiko perusahaan yang terakhir adalah agar stakeholder terus mempercayai Anda, sehingga reputasi bisnis Anda juga akan tetap terjaga. Jika perusahaan Anda terbukti punya nama baik di mata stakeholder, akan lebih banyak lagi stakeholder datang pada Anda untuk memulai kerjasama.


Komponen Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko perusahaan memiliki beberapa komponen atau tahapan, di antaranya:

  1. Sasaran Analisa Risiko
    Komponen pertama proses manajemen risiko adalah sasaran atau tujuan risk assessment dilakukan. Sebelum sumber risiko diriset, Anda perlu menentukan sasaran obyektif kenapa risk assessment dilakukan. Beberapa contoh sasarannya misalnya mencegah fraud, melindungi perusahaan dari piutang tak tertagih, dan sebagainya.

  2. Lingkungan yang Berpotensi Memunculkan Risiko
    Komponen berikutnya dari proses manajemen risiko adalah lingkungan berpotensi memunculkan risiko. Setiap divisi dalam bisnis Anda punya jenis risiko berbeda-beda, sehingga Anda juga perlu menyiapkan strategi manajemen risiko perusahaan yang beragam pula.

  3. Identifikasi Peristiwa Penyebab Risiko
    Setelah menentukan lingkungan sumber risiko, komponen manajemen risiko perusahaan berikutnya adalah mengidentifikasi peristiwa penyebab risiko tersebut terjadi. Contoh manajemen risiko dalam tahap ini misalnya risk assessment di area produksi. Kemungkinan peristiwa penyebab risiko di area produksi misalnya kecelakaan kerja, kesalahan pengolahan bahan baku, dan sebagainya.

  4. Valuasi Jenis Risiko
    Tahapan keempat manajemen risiko adalah menentukan valuasi atau leveling dari tiap jenis risiko yang ada. Valuasi ini dapat Anda putuskan berdasarkan dua hal, yaitu frekuensi terjadinya dan tingkat kerugian. Berdasarkan frequency, jenis jenis risiko adalah sebagai berikut:

    • Kemungkinan sering terjadi (most probable)

    • Kemungkinan terjadi (probable)

    • Kemungkinan kadang terjadi (fair)

    • Kemungkinan kecil terjadi (slight)

    • Kemungkinan tidak terjadi (improbable)

    Sementara itu, berdasarkan tingkat kerugian atau severity-nya, jenis risiko yaitu:

    • Bencana (catastrophic)

    • Kerugian tinggi (high loss)

    • Kerugian sedang (medium loss)

    • Kerugian rendah (low loss)

    • Dapat diabaikan (negligible)

  5. Pengambilan Keputusan Atas Risiko
    Komponen kelima manajemen risiko adalah proses pengambilan keputusan. Setelah jenis risiko dan valuasinya ditemukan, perusahaan bisa membuat kebijakan atau mengambil tindakan sesuai jenis risiko tersebut. Beberapa keputusan yang bisa diambil dari proses manajemen risiko perusahaan misalnya mengawasi, memindahkan, atau langsung melenyapkan sumber risiko.

  6. Dokumentasi Proses Manajemen Risiko
    Meski saat ini sudah ditangani, ada kemungkinan risiko mengalami relapse atau terjadi lagi di masa depan. Oleh karena itu, perusahaan perlu membuat dokumentasi untuk tiap penanganan risiko yang dilakukan.

  7. Menginformasikan Risiko Pada Stakeholder
    Proses manajemen risiko perusahaan idealnya perlu diketahui setiap stakeholder bisnis Anda, minimal stakeholder yang berkaitan langsung dengan risiko. Penginformasian risiko ini bisa dilakukan melalui rapat koordinasi atau penyerahan dokumentasi penanganan risiko pada stakeholder terkait.


Jenis Risiko dalam Manajemen Risiko

Sekarang Anda sudah tahu pengertian manajemen risiko perusahaan, tujuan, manfaat, dan komponen-komponennya. Agar lebih memahami proses manajemen risiko, di bawah ini ada beberapa jenis risiko paling umum dihadapi bisnis.

  1. Risiko Bisnis
    Jenis risiko yang pertama dan paling umum adalah risiko bisnis, yaitu risiko berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan. Contoh manajemen risiko bisnis misalnya dengan menerapkan K3, pengawasan proses capital budgeting, pelatihan SDM, dan sebagainya.

  2. Risiko Geografis
    Jenis risiko yang berikutnya adalah risiko geografis, yaitu risiko akibat lokasi fisik perusahaan, misalnya lokasi rawan gempa, tsunami, longsor, dan jenis bencana alam lainnya. Contoh manajemen risiko yang bisa dilakukan perusahaan untuk jenis risiko ini misalnya mitigasi bencana, simulasi, dan asuransi aset.

  3. Risiko Politik
    Jenis risiko yang ketiga adalah risiko politik, yaitu ancaman-ancaman yang terjadi akibat kondisi politik dan kebijakan suatu negara. Contoh risiko politik misalnya anomali kebijakan, konflik perebutan kekuasaan, dan sebagainya.

  4. Risiko Ketidakpastian Ekonomi
    Selain risiko politik, jenis risiko yang juga dialami perusahaan adalah risiko ketidakpastian ekonomi nasional, misalnya terjadinya inflasi, ketidakstabilan nilai mata uang negara, bubble economy, dan masalah ekonomi makro lainnya.

  5. Risiko Persaingan
    Jenis risiko terakhir dan kerap dialami bisnis adalah risiko persaingan, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh kerasnya kompetisi dalam industri. Beberapa contoh manajemen risiko perusahaan untuk menghindari jenis risiko ini misalnya dengan memiliki tim advokasi bisnis dan menyiapkan strategi antisipasi gerakan kompetitor.

Demikianlah penjelasan lengkap OCBC NISP tentang pengertian manajemen risiko, tujuan, manfaat, komponen, jenis, dan prosesnya! Manajemen risiko adalah salah satu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari proses bisnis, sehingga pastikan Anda terus mempelajarinya ya!


Baca Juga: