Berikut ini penyelesaian soal tentang campuran dua larutan yang diketahui konsentrasinya untuk ditentukan apakah terbentuk endapan atau tidak. Ksp setiap zat hasil campuran diberikan. Dasarnya adalah dengan membandingkan Qsp (hasil kali kelarutan ion-ion) dengan data Ksp yang diberikan.
Tentukan konsentrasi minimum ion Ag+ yang diperlukan untuk mengendapkan AgCl (Ksp AgCl = 2×10–10) dari masing-masing larutan berikut. Penyelesaian Soal 1: Konsentrasi ion Ag+ minimum agar AgCl mengendap diperoleh ketika Qsp = Ksp. A. NaCl → Na+ + Cl– [Cl–] = [NaCl] [Cl–] = 0,1 Murip.info Qsp AgCl = Ksp AgCl [Ag+][Cl–] = 2×10–10 [Ag+][0,1] = 2×10–10 [Ag+] = (2×10–10 )/ 0,1 [Ag+] = 2×10–9 M B. CaCl2 → Ca2+ + 2Cl– [Cl–] = 2[CaCl2] [Cl–] = 2×0,1 M [Cl–] = 0,2 M urip.info Qsp AgCl = Ksp AgCl [Ag+][Cl–] = 2×10–10 [Ag+][0,2] = 2×10–10 [Ag+] = (2×10–10)/ 0,2 [SO42–] = 1×10–9 M Soal 2: urip.info Sebanyak 200 mL larutan AgNO3 0,02 M dicampurkan dengan 300 mL larutan Al2(SO4)3 0,05 M. Jika Ksp Ag2SO4 = 1,5×10–5, apakah Ag2SO4 yang terbentuk akan mengendap? urip.info Penyelesaian Soal 2: Bila Qsp Ag2SO4 > Ksp Ag2SO4 → terbentuk endapan Bila Qsp Ag2SO4 = Ksp Ag2SO4 → tepat jenuh, hampir terbentuk endapan Bila Qsp Ag2SO4 < Ksp Ag2SO4 → belum terbentuk endapan Untuk menghitung Qsp Ag2SO4 perlu dihitung lebih dahulu [Ag+] dan [SO42–] dalam campuran. AgNO3 → Ag+ + NO3– [Ag+] = [AgNO3] [Ag+] = 0,02 M urip.info Al2(SO4)3 → 2Al3+ + 3SO42– [SO42–] = 3 [Al2(SO4)3] [SO42–] = 3×0,05 M [SO42–] = 0,15 M Ag2SO4 → 2Ag+ + SO42– Qsp Ag2SO4 = [Ag+]2 [SO42–] Qsp Ag2SO4 = (0,02)2 (0,15) Qsp Ag2SO4 = 0,0004×0,15 Qsp Ag2SO4 = 0,0006 Qsp Ag2SO4 = 6×10–4 (6×10–4) > (1,5×10–5) Jadi Qsp Ag2SO4 > Ksp Ag2SO4 Ag2SO4 yang terbentuk akan mengendap. Soal 3: urip.info Periksalah apakah terjadi endapan CaF2, bila 100 mL larutan Ca(NO3)2 0,3 M direaksikan dengan 200 mL larutan NaF 0,06 M (Ksp CaF2 = 3,2×10–11)! Penyelesaian Soal 3: Bila Qsp CaF2 > Ksp CaF2 → terbentuk endapan CaF2 Bila Qsp CaF2 = Ksp CaF2 → tepat jenuh, hampir terbentuk endapan CaF2 Bila Qsp CaF2 < Ksp CaF2 → belum terbentuk endapan CaF2 Untuk menghitung Qsp CaF2 perlu dihitung lebih dahulu [Ca2+] dan [F–] dalam campuran. Ca(NO3)2 → Ca2+ + 2NO3– [Ca2+] = [Ca(NO3)2] [Ca2+] = 0,03 M urip.info NaF → Na+ + F– [F–] = [NaF] [F–] = 0,06 M urip.info CaF2 → Ca2+ + 2F– Qsp CaF2 = [Ca2+] [F–]2 Qsp CaF2 = (0,03) (0,06)2 Qsp CaF2 = 0,03×0,0036 Qsp CaF2 = 0,000108 Qsp CaF2 = 1,08×10–4 urip.info (1,08 ×10–4) > (3,2×10–11) Jadi Qsp CaF2 > Ksp CaF2 CaF2 yang terbentuk akan mengendap. Soal 4: urip.info Periksalah apakah terbentuk endapan PbI2, bila 200 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M dicampur dengan 300 mL larutan NaI 0,1 M (Ksp PbI2 = 7,9×10–9)! Penyelesaian Soal 4: Bila Qsp PbI2 > Ksp PbI2 → terbentuk endapan Bila Qsp PbI2 = Ksp PbI2 → tepat jenuh, hampir terbentuk endapan Bila Qsp PbI2 < Ksp PbI2 → belum terbentuk endapan Untuk menghitung Qsp PbI2 perlu dihitung lebih dahulu [Pb2+] dan [I–] dalam campuran. Pb(NO3)2 → Pb2+ + 2NO3– [Pb2+] = [Pb(NO3)2] [Pb2+] = 0,1 M urip.info NaI → Na+ + I– [I–] = [NaI] [I–] = 0,1 M urip.info PbI2 → Pb2+ + 2I– Qsp PbI2 = [Pb2+] [I–]2 Qsp PbI2 = (0,1) (0,1)2 Qsp PbI2 = 0,1×0,01 Qsp PbI2 = 0,001 Qsp PbI2 = 1×10–3 urip.info (61×10–3) > (7,9×10–9) Jadi Qsp PbI2 > Ksp PbI2 PbI2 yang terbentuk akan mengendap. Soal 5: urip.info Sebanyak 20 mL larutan Na2CrO4 0,5 M dicampur dengan 20 mL larutan Pb(NO3)2 0,2 M. Hitunglah konsentrasi ion Pb2+ dalam larutan (Ksp PbCrO4 = 2×10–13)! Penyelesaian Soal 5: Bila Qsp PbCrO4 > Ksp PbCrO4 → terbentuk endapan Bila Qsp PbCrO4 = Ksp PbCrO4 → tepat jenuh, hampir terbentuk endapan Bila Qsp PbCrO4 < Ksp PbCrO4 → belum terbentuk endapan Untuk menghitung Qsp PbCrO4 perlu dihitung lebih dahulu [Pb2+] dan [CrO42–] dalam campuran. Pb(NO3)2 → Pb2+ + 2NO3– [Pb2+] = [Pb(NO3)2] [Pb2+] = 0,2 M urip.info Na2CrO4 → 2Na+ + CrO42– [CrO42–] = [Na2CrO4] [CrO42–] = 0,5 M PbCrO4 → Pb2+ + SO42– Qsp PbCrO4 = [Pb2+] [CrO42–] Qsp PbCrO4 = (0,2)×(0,5) Qsp PbCrO4 = 0,1 Qsp PbCrO4 = 1×10–1 urip.info (1×10–1) > (2×10–13) Jadi Qsp PbCrO4 > Ksp PbCrO4 PbCrO4 yang terbentuk akan mengendap. Sumber soal: Buku Sekolah Elektronik - Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI (halaman 212), Oleh Budi Utami, dkk., Pusat Perbukuan -Depdiknas, 2009.
Pembahasan ini dibuat agar siswa yang akan mengikuti UN Kimia tahun 2019 dapat berlatih dan mendapat wawasan tentang pola soal. Pembahasan soal kimia UN 2018 (UNKP) versi urip.info dikirim per 20 nomor tiap bagian. Ikuti kiriman berikutnya hingga lengkap total 2 bagian (40 nomor). Silakan unduh berkas pdf pada tautan dibagian akhir tulisan pembahasan ini. Semoga bermanfaat. Bila ada yang kurang tepat mohon koreksi dengan menuliskan di kotak komentar yang tersedia. Soal nomor 1 Diketahui unsur 11X dapat bereaksi dengan unsur 17Y, sifat fisik senyawa yang terbentuk dan jenis ikatannya berturut-turut adalah ....
Konfigurasi elektron 11X = 2-8-1→ stabil X+ Konfigurasi elektron 17Y = 2-8-7 → stabil Y– X+ + Y–→ XY (berikatan ionik, senyawa ion) Sifat-sifat senyawa ion: larut dalam air, larutan dan lelehannya dapat menghantarkan arus listrik, titik lelehnya relatif tinggi. Jawaban yang tepat A. Soal nomor 2 Diketahui dua ion A2+ dan B- memiliki lintasan elektron sebagai berikut.
Pembahasan soal nomor 2: A2+ mempunyai 10 elektron, A keadaan netral = 10 + 2 = 12 → Nomor atom A = 12 Konfigurasi elektron A = 2-8-2 → golongan II-A, periode-3 Nomor massa A = jumlah netron A + nomor atom A Nomor massa A = 12 + 12 = 24 A → golongan II-A, periode-3, 12A24 B– mempunyai 18 elektron B keadaan netral = 18 – 1 = 17, → Nomor atom B = 17 Konfigurasi elektron B = 2-10-7 → golongan VII-A, periode-3 Nomor massa B = jumlah netron L + nomor atom L Nomor massa B = 18 + 17 = 35 B → golongan VII-A, periode-3, 17B35 Jawaban yang tepat D. Soal nomor 3: Perhatikan konfigurasi elektron unsur X dan Y berikut. X: 1s2 2s22p6 3s23p3 Y: 1s2 2s22p6 3s23p5 Jika kedua unsur tersebut membentuk senyawa, rumus kimia dan bentuk molekul yang benar adalah
Pembahasan soal nomor 3: X: elektron valensinya 5, X berada di periode 3, ada kemungkinan tidak mengikuti aturan oktet. Y: elektron valensinya 7, perlu 1 elektron untuk stabil sesuai aturan oktet. Kemungkinan pertama: A3 + B1 → AB3→ 3 pasangan elektron berikatan dan 1 pasangan elektron bebas, bentuk piramida segitiga, tidak tersedia pada opsi soal. Kemungkinan kedua, A menggunakan 5 elektron valensinya: A5 + B1 → AB5→ 5 pasangan elektron berikatan dan tanpa pasangan elektron bebas, bentuk bipiramida segitiga, tersedia pada opsi soal. Jawaban yang tepat D. Soal nomor 4 Jika unsur 7A dan 17B berikatan, struktur Lewis yang benar adalah ....
Yang digunakan untuk menentukan elektron valensi adalah nomor atom. A nomor atom 7, konfigurasi elektron 2 – 5. Elektron valensi A = 5, kurang 3 elektron untuk memenuhi aturan oktet. B nomor atom 17, konfigurasi elektron 2 – 10 – 7. Elektron valensi B = 7, kurang 1 elektron untuk memenuhi aturan oktet. A3 + B1→ A1B3→ AB3→ A berikatan tunggal dengan 3B dan masih ada 1 pasang elektron bebas. Jawaban yang tepat C. Soal nomor 5: Pembahasan soal nomor 5: Yang kasatmata pada soal ini adalah total massa sebelum bereaksi (7 g + 4 g = 11 g) dan setelah bereaksi juga 11 g. Ini sesuai dengan hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier). Jawaban yang tepat C. Soal nomor 6: Perhatikan data hasil uji daya hantar listrik terhadap beberapa larutan berikut!
Derajat ionisasi nol hanya dimiliki larutan nonelektrolit karena tidak dapat terurai. Bila dalam uji daya hantar listrik maka lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung pada elektroda. Jawaban yang tepat A. Soal nomor 7: Perhatikan data titrasi asam-basa asam sulfat X M dengan NaOH 0,4 M berikut!
Massa H2SO4 kotor: Massa H2SO4 = 20 mL × 1,8 g/mL = 36 g Volume rata-rata NaOH = (24 + 23,8 + 24,2) mL : 3 = 24 mL Jumlah mol NaOH = 24 mL × 0,4 M = 9,6 mmol. Reaksi: 2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + 2H2O Dari perbandingan koefisien reaksi setara dihitung jumlah mol H2SO4. Jumlah mol H2SO4 = ½ jumlah mol NaOH Jumlah mol H2SO4 = ½ × 9,6 mmol Jumlah mol H2SO4 = 4,8 mmol = 0,0048 mol Massa H2SO4 dari hasil titrasi: Massa 0,0048 mol H2SO4 = 0,0048 mol × 98 g/mol Massa 0,0048 mol H2SO4 = 0,4704 g Kadar H2SO4 = (massa H2SO4 titrasi : massa H2SO4 kotor) × 100% Kadar H2SO4 = (0,4704 g : 36 g) × 100% Kadar H2SO4 = 1,30% Jawaban yang tepat D. Soal nomor 8: Perhatikan gambar dua larutan berikut ini!
pH HCl = -log(10–3) = 3 pH CH3COOH = -log(√(10–1.10–5) = -log(10–3) = 3 Jadi kedua larutan memiliki pH sama, [H+] juga sama. HCl merupakan asam kuat (terurai sempurna) dan CH3COOH merupakan asam lemah (terurai sebagian), bila diuji dengan lakmus merah tidak akan berubah warna. Penjelasan yang benar (1), (3) Jawaban yang tepat A. Soal nomor 9: Diketahui campuran larutan penyangga sebagai berikut.
Jika Ka CH3COOH = 10-5, maka urutan pH dimulai dari yang terkecil adalah ....
[H+] = Ka(mol asam lemah)/(mol basa konjugat) (1) [H+] = 10–5.(5 mmol/5 mmol) = 10–5 M (2) [H+] = 10–5.(5 mmol/10 mmol) = 5 ×10–6 M (3) [H+] bukan campuran larutan penyangga, tidak CN– bukanlah basa konjugat dari CH3COOH. pH berbanding terbalik dengan [H+], semakin besar [H+] maka pH semakin kecil. Jadi urutan yang benar adalah (1), (2) Jawaban yang tepat TIDAK TERSEDIA. Soal nomor 10 Bacalah wacana berikut ini. pH normal darah manusia adalah dirancang selalu relatif tetap, yaitu 7,4 ± 0,05. Komponen utama bufer darah adalah H2CO3 dan HCO3- dengan perbandingan 1:20, yang merupakan salah satu hasil metabolisme pernafasan. CO2(g) ⇌ CO2(aq) CO2(aq) + H2O(l) ⇌H2CO3(aq) H2CO3(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + HCO3- Pada kasus alkalosis atau kelebihan basa yang disebabkan kekurangan CO2 terlarut, pH darah naik hingga mencapai 7,8. Jika dibiarkan akan menyebabkan kerusakan sistem syaraf. Salah satu upaya mengembalikan pH normal darah adalah dengan pemberian masker gas oksigen didukung infus larutan bufer bikarbonat pH 6,7 selama selang waktu tertentu. (Ka H2CO3 = 4,3 x 10-7). Berdasarkan wacana tersebut, pemberian larutan bikarbonat pH 6,7 bertujuan untuk ….
Kasusnya adalah alkalosis atau kekurangan asam dan pH di atas 7,4. Tujuan utamanya adalah menurunkan pH darah agar normal. Menambah NaHCO3 (atau HCO3–) dengan pH 6,7 yang dalam persamaan berada di ruas kanan berarti laju reaksi ke kiri lebih tinggi sehingga meningkatkan konsentrasi H2CO3 yang berada di ruas kiri. Meningkatnya konsentrasi H2CO3 akan menurunkan pH darah hingga pH normal kembali. Jawaban yang tepat D. Soal nomor 11: Perhatikan tabel persamaan reaksi hidrolisis garam berikut ini!
Pasangan data untuk garam hidrolisis yang tepat adalah (1) dan (3) Hidrolisis basa konjugat dari asam lemah akan menghasilkan [OH–] sehingga sifat larutan akan basa dan pH > 7. Hidrolisis asam konjugat dari basa lemah akan menghasilkan [H3O+] sehingga sifat larutan akan asam dan pH < 7. Jawaban yang tepat B. Soal nomor 12: Diketahui data beberapa indikator dan trayek pH.
Prinsip umum untuk titrasi: Titrasi asam kuat dengan basa kuat titik ekivalennya sama dengan 7. Titrasi asam kuat dengan basa lemah titik ekivalennya biasa di bawah 7 Titrasi basa kuat dengan asam lemah titik ekivalennya biasa di atas 7 Titrasi basa lemah dengan asam kuat titik ekivalennya biasa di bawah 7 Titrasi basa lemah dengan asam lemah titik ekivalennya biasa di sekitar 7 Berdasarkan indikator yang digunakan alternatif A-B-E jelas tidak tepat. Pilihan D sepertinya juga tidak mungkin benar sebab pH basa lemah biasa tidak jauh di atas 7. Pada soal ini skala pH tidak proporsional, ini dapat dilihat jarak pH 4 ke 5,8 dibanding 5,8 ke pH 11. Kalau pun mau memilih C agak mendekati kebenaran walau berdasar rentang pH indikator menjadi keliru juga. Jawaban yang tepat TIDAK ADA JAWABAN YANG TEPAT. Soal nomor 13: Diketahui Ksp Mg(OH)2 = 6 × 10-12. Dua buah larutan dicampur dengan komposisi sebagai berikut.
Pasangan campuran yang menghasilkan endapan Mg(OH)2 ditunjukkan pada nomor ....
Syarat terbentuknya endapan nilai Qc > Ksp Qsp Mg(OH)2 = [Mg2+][OH–]2 (1) → 10–3 × (10–5)2 = 10–3 × 10–10 = 10–13 (2) → 10–4 × (10–3)2 = 10–4 × 10–6 = 10–10 (3) → 10–5 × (10–4)2 = 10–5 × 10–8 = 10–13 (4) → 10–3 × (10–3)2 = 10–3 × 10–6 = 10–9 (5) → 10–5 × (10–5)2 = 10–5 × 10–10 = 10–15 Qc Mg(OH)2 yang nilainya lebih besar dari 6×10–12 (Ksp Mg(OH)2) adalah (2) dan (4) Jawaban yang tepat TIDAK TERSEDIA (semestinya D tetapi harus Qc > Ksp) Soal nomor 14: Jika kita memasukkan bongkahan batu kapur ke dalam air, akan terjadi gelembung-gelembung gas dan wadah akan terasa panas. Pernyataan yang benar dari data percobaan tersebut adalah ….
Ketika wadah panas tentu dari reaksi batu kapur dalam air (sebagai sistem) yang memang melepaskan panas/kalor. Terjadi perpindahan panas dari sistem ke lingkungan. Jawaban yang tepat C. Soal nomor 15: Diketahui data percobaan reaksi 2A + B2 → 2AB
Pembahasan soal nomor 15: Penentuan orde reaksi terhadap A. Pilih data 2 dan 1, untuk menentukan orde reaksi dari A, karena konsentrasi B tetap (sama) ([A2]/[A1])n = v2/v1 (2a/a)n = 64/16 2n = 4 2n = 22 n = 2 Karena orde terhadap A adalah 2 maka grafik yang sesuai adalah grafik pada pilihan C Jawaban yang tepat C. Soal nomor 16: Ke dalam 4 gelas kimia yang masing-masing berisi 20 mL asam sulfat dimasukkan 4 gram logam seng seperti pada gambar berikut!
- Variabel terkontrol: [H2SO4] Pasangan gambar yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah .... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4Pembahasan soal nomor 16: Bila variabel bebasnya adalah luas permukaan sentuh, maka variabel luas permukaan harus dibuat beda. Bila variabel terikatnya adalah waktu/laju, besarnya waktu akan ditentukan berdasar luas permukaan sentuh yang dibuat berbeda. Bila variabel kontrolnya [H2SO4], maka konsentrasi pasangan harus tetap agar dapat digunakan melihat efek perubahan luas permukaan sentuh yang merupakan variabel bebas. Di antara gambar yang luas permukaan sentuhnya berbeda hanyalah (2), artinya gambar (2) ini akan berpasangan dengan gambar lain. Bila tidak ada nomor (2) pada pasangan sudah pasti salah. Bila dipasangkan (1) dan (2). Variabel lain semua tetap/sama, hanya luar permukaan sentuh yang berbeda, ini pilihan tepat. Bila dipasangkan (2) dan (3) maka variabel bebasnya ada dua, yaitu luas permukaan sentuh dan konsentrasi H2SO4, ini jadi tidak tepat. Bila dipasangkan (2) dan (4) maka variabel bebasnya ada dua, yaitu luas permukaan dan suhu, ini jadi tidak tepat. Jawaban yang tepat A. Soal nomor 17: Bacalah informasi berikut! Di negara yang memiliki musim dingin, proses pencairan es yang terdapat di jalan-jalan dan trotoar dilakukan dengan menaburkan garam ke hamparan salju. Sifat koligatif larutan yang paling tepat berhubungan dengan fenomena wacana di atas adalah .... A. Penurunan tekanan uap B. Kenaikkan titik didih C. Penurunan titik beku D. Tekanan osmosis E. Kenaikkan tekanan uap Pembahasan soal nomor 17: Penentuan orde reaksi terhadap A. Salju (air beku) diberi garam agar pada suhu rendah salju dapat mencair, tidak beku. Dengan diberi garam yang relatif mudah larut maka terjadi penurunan titik beku air, sehingga ketika suhu nol derajat ia tidak beku. Jawaban yang tepat C. Soal nomor 18: Proses pembuatan gas NO2 sesuai dengan reaksi: 2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g) Diperoleh data sebagai berikut: Jika suhu dinaikkan pada tekanan tetap, ternyata harga Kp turun menjadi 1/9 kalinya, sedangkan jika suhu diturunkan kembali, harga Kp akan kembali naik. Pemyataan yang tepat mengenai hal tersebut adalah ….
Dari tabel diketahui nilai Kp yang semakin kecil berarti tekanan parsial produk (NO2) berkurang dan tekanan parsial pereaksi (NO dan O2) bertambah ketika suhu dinaikkan dari 600 oC ke 1000 oC. Tekanan parsial berkurang sebanding dengan berkurangnya jumlah atau konsentrasi produk. Terjadi pergeseran dari kanan ke kiri, ketika suhu dinaikkan. Ini merupakan ciri reaksi eksoterm ke arah produk, jika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke arah pereaksi (di kiri). Pada reaksi eksoterm jika suhu diturunkan maka konsentrasi produk akan meningkat (kesetimbangan bergeser ke kanan) yang berarti tekanan parsialnya juga bertambah dan konsentrasi pereaksi berkurang atau tekanan parsial pereaksi berkurang. Jawaban yang tepat A. Soal nomor 19: Bacalah informasi berikut! Apabila seseorang memerlukan injeksi cairan nutrisi/infus, cairan infus tersebut harus bersifat isotonik dengan cairan dalam darah. Injeksi cairan,nutrisi/infus (NaCl, Mr NaCl = 58,5) harus isotonik dengan cairan dalam darah, berkisar 9,84 atm pada suhu ruangan 27oC. Apabila seseorang memerlukan 1 liter cairan infus, massa NaCl yang dibutuhkan adalah …. (R = 0,082 L.atm/mol.K)
Tekanan osmotik larutan NaCl = tekanan cairan dalam darah. Tekanan osmotik larutan NaCl = 9,84 atm. 9,84 atm = [NaCl] × R × T × i 9,84 atm = [NaCl] × 0,082 L.atm/(mol.K) × (27 + 273) K × 2 9,84 atm = [NaCl] × 49,2 L.atm/mol [NaCl] = 9,84 atm : 49,2 L.atm/mol [NaCl] = 0,2 mol/L Untuk setiap 1 L larutan = 0,2 mol NaCl Massa NaCl = 0,2 mol × 58,5 g/mol Massa NaCl = 11,7 g Jawaban yang tepat C. Soal nomor 20: Perhatikan wacana berikut ini. Senyawa aktif pada pemutih adalah senyawa natrium hipoklorit (NaClO). Untuk menghitung kadar NaClO dalam pemutih digunakan reaksi iodometri sebagai berikut. NaClO(l) + KI(l) + 2HCl(aq) → NaCl(aq) + 2KCl(aq) + I2(l) + H2O(l) I2(l) + 2Na2S2O3(aq) → 2NaI(aq) + Na2S2O6(aq) Berdasarkan wacana tersebut, sifat kimia senyawa yang terdapat di dalam pemutih adalah ....
Fokus hanya pada zat pemutih. Pemutih (NaClO) pada reaksi pertama mengalami reaksi reduksi. Tepatnya bilangan oksidasi Cl pada NaClO berubah dari +1 menjadi –1 pada Cl– (dalam NaCl atau KCl). Karena ia mengalami reaksi reduksi maka ia berperan sebagai oksidator. Jawaban yang tepat D. Unduh langsung format pdf resolusi rendah. PERHATIAN untuk jawaban nomor 7, 10, 18 pada pembahasan yang didownload terjadi kekeliruan, yang benar seperti pada tulisan di blog ini. Bila ingin tampilan ingin lebih bagus silakan zoom-in perbesar hingga 200%. Harap maklum. Terima kasih. Untuk 20 nomor lain sila klik tautan berikut:Pembahasan Soal UN Kimia Tahun 2018 UNKP (Nomor 21-40) |