Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung
Lihat Foto

KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR

Ilustrasi biografi

KOMPAS.com - Pernahkah kamu membaca biografi tentang tokoh-tokoh besar baik seorang presiden, ilmuan, tokoh agama, musisi, maupun tokoh-tokoh hebat lainnya?

Biografi berasal dari bahasa Yunani bios yang berarti hidup dan graphein yang berarti menulis. Sehingga biografi dapat diartikan sebagai tulisan kehidupan.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, biografi adalah karya sastra nonfiksi yang berisikan perjalanan hidup seseorang yang disertai dengan bukti lisan, tertulis, gambar, maupun hanya bentuk ingatan dari tokoh tersebut dan orang-orang disekitarnya.

Biografi merupakan bentuk sejarah perjalanan hidup seseorang, baik tokoh yang masih hidup maupun yang telah lama meninggal. Cara mengungkapkan sikap-sikap keteladanan dalam teks biografi adalah dengan menuliskan sikap-sikap teladan tokoh tersebut. 

Berikut hal-hal yang bisa dipaparkan:

  • karakter teladan tokoh tersebut,
  • tujuan hidupnya,
  • bagaimana ia memperjuankan tujuan tersebut,
  • bagaimana caranya menghadapi dan memecahkan masalah dalam menggapai tujuannya,
  • sikap-sikap serta pemikirannya yang dapat menginspirasi banyak orang.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Elon Musk, Miliuner Seberangi Benua Kejar Mimpi Sampai ke Mars

Contoh pengungkapan sikap-sikap keteladanan toko dalam teks biografi singkat

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung
Lihat Foto

Dickenson V. Alley, Wellcome Collection, CC BY)

Nikola Tesla duduk saat sedang mengamati temuannya yaitu Tesla coil

Nikola tesla adalah seorang ilmuan yang lahir pada tanggal 10 juli 1856. Lahir dalam keluarga pendeta, ayah Tesla menginginkan putranya meneruskan jejaknya sebagai pendeta namun Tesla kukuh pada minatnya dalam bidang Sains.

Tesla banyak mengalami kekegagalan dalam hidupnya. Perusahaan pertama yang coba dibuatnya yaitu Tesla Electric Light Company gagal, membuatnya harus menghentikan riset dan bekerja sebagai buruh untuk bertahan hidup.

Kegagalan tidak menghentikannya, Tesla terus belajar dan mengembangkan pikiran-pikiran baru yang belum terpikirkan pada zaman itu. Kegigihan dan kejeniusannya membuat Tesla menemukan arus listrik bolak-balik, radio, teknologi radar, sinar-X, Tesla coil, dan kendali jarak jauh.

Dengan kejeniusannya Tesla bisa mengumpulkan banyak uang dan menjadi kaya raya. Namun uang yang dihasilkannya diinvestasikan ke dalam eksperimennya agar manusia bisa hidup dengan lebih mudah.

Dari teks biografi singkat Nikola Tesla tersebut kita dapat mengambil sikap-sikap teladannya. Misalnya walau jenius, Tesla tidak pernah berhenti belajar.

Ia gigih dalam memperjuangkan tujuan, tidak putus asa karena gagal, dan lebih memiliki kepentingan umat manusia dibandingkan hidup dengan kekayaan berlimpah.

Tesla mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung

Gambar 01. Sultan Agung Hanyokrokusumo

Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593 - 1645) adalah raja Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Sultan Agung merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati. Sultan Agung naik takhta pada tahun 1613 dalam usia 20 tahun.

Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627, tepatnya setelah empat belas tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Agung daerah pesisir seperi Surabaya dan Madura berhasil ditaklukan. Pada kurun waktu 1613 sampai 1645 wilayah kekuasaan Mataram Islam meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Kehadiran Sultan Agung sebagai penguasa tertinggi, membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban kebudayaan pada tingkat yeng lebih tinggi. Sultan Agung memiliki berbagai keahlian baik dalam bidang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya,yang menjadikan peradaban kerajaan Mataram pada tingkat yang lebih tinggi.

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung

Gambar 02. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Islam

Sultan Agung  merupakan penguasa lokal pertama yang secara besar-besaran melakukan perlawanan dengan Belanda yang kala itu hadir lewat kongsi dagang VOC (Vereenigde Ooos Indische Compagnie). Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1628 dan 1629. Perlawanan tersebut disebabkan karena Sulan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di Batavia dapat membahayakan hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa. Kekuasaan Mataram Islam pada waktu itu meliputi hampir seluruh Jawa dari Pasuruan sampai Cirebon. Sementara itu VOC telah menguasai beberapa wilayah seperti di Batavia. Selain itu, kehadiran VOC akan menghambat penyebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan Sultan Agung. Sultan Agung memiliki prinsip untuk tidak penah bersedia berkompromi dengan VOC maupun penjajah lainnya. Namun serangan Mataram Islam terhadap VOC yang berkedudukan di Batavia mengalami kegagalan disebabkan tentara VOC membakar lumbung persediaan makanan pasukan kerajaan Mataram Islam pada saat itu.

Di samping dalam bidang politik dan militer, Sulan Agung juga mencurahkan perhatiannya pada bidang ekonomi dan kebudayaan. Upaya yang dilakukan Sultan Agung antara lain memindahkan penduduk Jawa Tengah ke Karawang, Jawa Barat, di mana terdapat sawah dan ladang yang luas dan subur. Sultan Agung juga meneruskan pendahulunya untuk meletakan dasar perkembangan Mataram Islam dengan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada rakyat Mataram Islam sehingga pada masa pemerintahannya, menempatkan ulama dengan kedudukan terhormat, yaitu sebagai pejabat anggota Dewan Parampara (Penasihat tinggi kerajaan). Disampning itu dalam struktur pemerintahan kerajaan didirikan Lembaga Mahkamah Agama Islam, dan gela raja-raja di Mataram Islam meliputi raja Pandita, artinya disamping sebagai penguasa, raja juga sebagai kepala pemerintahan dan kepala agama (Islam)

Selain itu Sultan Agung juga berusaha menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan Indonesia asli dengan Hindu dan Islam. Misalnya grebeg disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang saat ini dikenal sebagai garebeg Puasa dan Grebeg Maulud. Selain itu Sultan Agung juga mengenalkan penanggalan tahun saka dan kitab filsafat Sastra Gendhing. Adapun keberhasilan Sultan Agung dalam bdang kebudayaan yaitu dapat mengubah perhitungan peredaran Matahari ke perhitungan peredaran bulan, sehingga dianggap telah menuliskan tinta emas pada masa pemerintahannya. Berkat usaha yang dilakukan oleh Sultan Agung dalam memajukan agama dan kebudayaan Islam, ia memperoleh gelar Susuhunan (Sunan) yang selama ini diberikan kepada Wali.

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung

Gambar 02. Grebeg Maulud

Di lingkungan keraton Mataram Islam, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa Bagongan yang harus dipakai oleh para bangsawan dan pejabat demi untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Kebijakan ini diharapkan dapat terciptanya rasa persatuan di antara penghuni istana. Menjelang tahun 1645 Sultan Agung merasa ajalnya sudah dekat. Dia membangun Astana Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga raja-raja Kesultanan Mataram mulai dari dirinya. Sultan juga menuliskan serat Sastra Gending sebagai tuntunan hidup trah Mataram. Sesuai dengan wasiatnya, Sultan Agung yang meninggal dunia tahun 1645 digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Sayidin sebagai raja Mataram.

Karakter apa yang dapat kalian teladani dari Sultan Agung

Gambar 03. Astana Imogiri

Sumber Referensi:

De Graaf. 1985.  Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Jakarta: Temprint.

De Graaf. 1986. Puncak Kekuasaan Mataram. Jakarta: Pustaka Grafiti Pers.

Kutoyo, Sutrisno. 1986. Sejarah Ekspedisi Pasukan Sultan Agung ke Batavia. Jakarta: Ditjara Mitra Ditjenbud

09.05/09/08/2021