Untuk apa tanaman jarak yang harus ditanam pada waktu pendudukan Jepang?

Panennews.com – Tanaman jarak merupakan salah satu tanaman yang banyak memberikan manfaat jika kita benar-benar memahami cara kerjanya. Tanaman yang sangat cocok dikembangkan sebagai bahan dari berbagai olahan obat tradisional dan bahkan berpotensi menjadi alternatif bahan bakar.

Tanaman obat memang telah menjadi rekaan masyarakat atas jenis tanaman ini, dengan berbagai macam manfaatnya seperti keampuhannya untuk mengobati radang telinga, sakit gigi, gatal-gatal hingga rematik. Namun jarang sekali orang tahu bahwa biji tanaman ini sebenarnya juga dapat menghasilkan biodiesel untuk bahan bakar.

Dengan kondisi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin tinggi sedangkan jumlahnya semakin terbatas. Inovasi pembahruan terhadap bahan bakar melalui bahan bakar dari tanaman jarak ini perlu mendapat apresiasi dan dicoba. Dengan peredaran yang cukup besar di Indonesia, model tanaman ini cocok untuk dikembangkan di hampir semua kondisi tanah di wilayah Indonesia.

Baca Juga :   Sejarah Tembakau Madura Masa Hindia Belanda Hingga Kini

Tanaman ini termasuk jenis tanaman perdu dengan tinggi 1-7 meter dan mempunyai cabang yang tidak teratur. Petani dapat mengembangkan jenis tanaman ini dengan mudah hanya menggunakan metode stek dan biji. Tanaman ini dapat menghasilkan produksinya pada umur ke 10 sampai 12 bulan. Dengan perawatan yang baik, tanaman ini bahkan dapat bertahan hingga usia 50 tahun.

Secara historis, tanaman jarak memang tidak lepas dari masa penjajahan Jepang tahun 1942. Pada masa penjajahan, tanaman yang aslinya berasal dari Benua Afrika ini diperintahkan untuk ditanam di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga tak heran bahkan sampai sekarang tanaman ini memiliki daya tarik tersendiri di kalangan petani.

Karena ditanam hampir di semua wilayah, maka tanaman ini dikenal dengan beragam nama lokal seperti di Jawa dengan nama jarak budge, jarak gundul, dan jarak cina. Di Aceh, jarak dikenal dengan nama nawaih, sedangkan di Sumatera Utara dikenal sebagai dulang, dan masih banyak lagi nama-nama lokal lainnya telah tersemat kepada tanaman ini menjadi ciri khas jarak di masing-masing wilayah.

Baca Juga :   Buah Durian, Mengenal Musim Hingga Prospek Bisnisnya

Beberapa jenis tanaman jarak yang dikembangkan di wilayah Indonesia seperti Jarak Kepyar (Ricinus communis), Jarak Bali (Jatropha podagri), Jarak Ulung (Jatropha gossypifolia L.), dan Jarak Pagar (Jatropha curcas). Jika tertarik, membudidayakan jarak jenis Kepyar dan Pagar dapat menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan karena kandungan minyak yang banyak bisa mencapai 40-50 % mampu menghasilkan bahan baku biodiesel yang cukup banyak.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendudukan Jepang atas Indonesia memiliki nilai yang sangat bermakna dan strategis dalam menghadapi sekutu. Dimana strategi Jepang mendasarkan seluruh kebijakannya pada kepentingan untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. 

Tak hanya mengeksploitasi sumber daya manusia saja, melainkan juga sumber daya alamnya. Hal terpenting dari ekploitasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan perang. Seperti adanya kebijakan penyerahan wajib untuk menanam tanaman yang bisa menghasilkan bahan untuk mendukung perang. 

Apa saja tanaman yang wajib ditanam oleh rakyat Indonesia dan harus diserahkan ke Jepang, serta mengapa disebut istimewa tanaman tersebut? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tanaman istimewa saat masa penjajahan Jepang, yaitu tanaman Jarak dan Kapas. Kita akan bahas satu persatu terkait kedua tanaman tersebut saat masa pendudukan Jepang.

1. Tanaman Jarak

Jarak memiliki berbagai jenis, sedangkan yang digunakan Jepang saat itu yaitu Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.). Jarak pagar adalah tanaman yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai pagar/pembatas jalan, tanaman obat (sakit gigi), dan penghasil minyak untuk lampu. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis dengan kisaran curah hujan bervariasi antara 200-2000 mm/tahun. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan yang lebih baik dijumpai pada tanah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan drainase dan aerasi yang baik (terbaik mengandung pasir 60-90%). Tanaman ini dapat pula dijumpai pada daerah-daerah berbatu, berlereng pada perbukitan atau sepanjang saluran air. 

Setelah kedatangan Jepang tanaman ini sangat istimewa dan diprioritaskan. Biji dari tanaman ini mengandung minyak yang dapat dijadikan bahan bakar pesawat terbang. Jumlah biji jarak yang mencapai 7.500 bisa digunakan untuk menerbangkan pesawat selama satu jam. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman jarak, maka dibentuklah badan yang bernama Senda Shokai yang bertanggung jawab mengenai tanaman jarak. Pada saat itu badan ini bertugas mengeluarkan selebaran dan famlet-famlet yang berisi anjuran kepada rakyat Indonesia untuk menanam Jarak. 

Lalu bawahan dari badan ini yaitu Jarak Shiidoin, bertugas memberikan penyuluhan dan bimbingan langsung mengenai penanaman jarak. Karena pada waktu itu terdapat keterbatasan lahan, dimana sebagian besar sudah ditanami tanaman pokok seperti padi. Maka solusinya adalah para rakyat dianjurkan menanam jarak diberbagai tempat yang memungkinkan bisa ditanami, seperti pinggir jalan ataupun halaman sekolah. Anjuran penanaman jarak disertai ancaman agar mencapai target. Dimana jika tidak mencapai target, para Kucho ataupun pejabat yang mengurusinya akan mendapatkan tekanan bahkan hukuman dari Jepang. 

Jika warga yang sudah bersedia menanam dan menyerahkan tanaman jarak maka akan dibayar dengan beberapa liter minyak tanah, bukan uang. Setiap 1 kg biji jarak akan mendapat 0.3 liter minyak tanah. Maksud dari penukaran biji jarak dengan minyak tanah yaitu agar rakyat Indonesia tidak menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah, dan untuk menggantikannya menggunakan minyak tanah. 

Menurut salah seorang narasumber yang saya wawancarai bernama Harso (81 th). "Sudah lama dan terbiasa rakyat Indonesia menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah. Dengan cara pecahkan dahulu biji jarak agar terpisah dari kulit yang melapisinya, lalu isi bagian dalam dari biji jarak tersebut digerus dan dinyalakan. Maka jadilah lampu teng/lampu pelita yang menyala dengan bahan baku biji jarak," Ujarnya kepada saya, Rabu (26/05/2021).

Seiring dengan menipisnya ketersediaan minyak tanah dari Jepang, maka timbullah kecurangan dari pihak Jepang. Dimana rakyat Indonesia tetap wajib menyerahkan biji jarak, tetapi tidak mendapat imbalan minyak tanah. Maka dari sini dapat kita lihat bukti Jepang dalam mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia salah satunya tanaman jarak, dan rakyat yang sudah bekerja keras menanamnya tidak mendapat imbalan.

2. Tanaman Kapas


Page 2

Pendudukan Jepang atas Indonesia memiliki nilai yang sangat bermakna dan strategis dalam menghadapi sekutu. Dimana strategi Jepang mendasarkan seluruh kebijakannya pada kepentingan untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. 

Tak hanya mengeksploitasi sumber daya manusia saja, melainkan juga sumber daya alamnya. Hal terpenting dari ekploitasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan perang. Seperti adanya kebijakan penyerahan wajib untuk menanam tanaman yang bisa menghasilkan bahan untuk mendukung perang. 

Apa saja tanaman yang wajib ditanam oleh rakyat Indonesia dan harus diserahkan ke Jepang, serta mengapa disebut istimewa tanaman tersebut? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tanaman istimewa saat masa penjajahan Jepang, yaitu tanaman Jarak dan Kapas. Kita akan bahas satu persatu terkait kedua tanaman tersebut saat masa pendudukan Jepang.

1. Tanaman Jarak

Jarak memiliki berbagai jenis, sedangkan yang digunakan Jepang saat itu yaitu Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.). Jarak pagar adalah tanaman yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai pagar/pembatas jalan, tanaman obat (sakit gigi), dan penghasil minyak untuk lampu. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis dengan kisaran curah hujan bervariasi antara 200-2000 mm/tahun. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan yang lebih baik dijumpai pada tanah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan drainase dan aerasi yang baik (terbaik mengandung pasir 60-90%). Tanaman ini dapat pula dijumpai pada daerah-daerah berbatu, berlereng pada perbukitan atau sepanjang saluran air. 

Setelah kedatangan Jepang tanaman ini sangat istimewa dan diprioritaskan. Biji dari tanaman ini mengandung minyak yang dapat dijadikan bahan bakar pesawat terbang. Jumlah biji jarak yang mencapai 7.500 bisa digunakan untuk menerbangkan pesawat selama satu jam. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman jarak, maka dibentuklah badan yang bernama Senda Shokai yang bertanggung jawab mengenai tanaman jarak. Pada saat itu badan ini bertugas mengeluarkan selebaran dan famlet-famlet yang berisi anjuran kepada rakyat Indonesia untuk menanam Jarak. 

Lalu bawahan dari badan ini yaitu Jarak Shiidoin, bertugas memberikan penyuluhan dan bimbingan langsung mengenai penanaman jarak. Karena pada waktu itu terdapat keterbatasan lahan, dimana sebagian besar sudah ditanami tanaman pokok seperti padi. Maka solusinya adalah para rakyat dianjurkan menanam jarak diberbagai tempat yang memungkinkan bisa ditanami, seperti pinggir jalan ataupun halaman sekolah. Anjuran penanaman jarak disertai ancaman agar mencapai target. Dimana jika tidak mencapai target, para Kucho ataupun pejabat yang mengurusinya akan mendapatkan tekanan bahkan hukuman dari Jepang. 

Jika warga yang sudah bersedia menanam dan menyerahkan tanaman jarak maka akan dibayar dengan beberapa liter minyak tanah, bukan uang. Setiap 1 kg biji jarak akan mendapat 0.3 liter minyak tanah. Maksud dari penukaran biji jarak dengan minyak tanah yaitu agar rakyat Indonesia tidak menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah, dan untuk menggantikannya menggunakan minyak tanah. 

Menurut salah seorang narasumber yang saya wawancarai bernama Harso (81 th). "Sudah lama dan terbiasa rakyat Indonesia menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah. Dengan cara pecahkan dahulu biji jarak agar terpisah dari kulit yang melapisinya, lalu isi bagian dalam dari biji jarak tersebut digerus dan dinyalakan. Maka jadilah lampu teng/lampu pelita yang menyala dengan bahan baku biji jarak," Ujarnya kepada saya, Rabu (26/05/2021).

Seiring dengan menipisnya ketersediaan minyak tanah dari Jepang, maka timbullah kecurangan dari pihak Jepang. Dimana rakyat Indonesia tetap wajib menyerahkan biji jarak, tetapi tidak mendapat imbalan minyak tanah. Maka dari sini dapat kita lihat bukti Jepang dalam mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia salah satunya tanaman jarak, dan rakyat yang sudah bekerja keras menanamnya tidak mendapat imbalan.

2. Tanaman Kapas


Untuk apa tanaman jarak yang harus ditanam pada waktu pendudukan Jepang?

Lihat Ilmu Alam & Teknologi Selengkapnya


Page 3

Pendudukan Jepang atas Indonesia memiliki nilai yang sangat bermakna dan strategis dalam menghadapi sekutu. Dimana strategi Jepang mendasarkan seluruh kebijakannya pada kepentingan untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. 

Tak hanya mengeksploitasi sumber daya manusia saja, melainkan juga sumber daya alamnya. Hal terpenting dari ekploitasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan perang. Seperti adanya kebijakan penyerahan wajib untuk menanam tanaman yang bisa menghasilkan bahan untuk mendukung perang. 

Apa saja tanaman yang wajib ditanam oleh rakyat Indonesia dan harus diserahkan ke Jepang, serta mengapa disebut istimewa tanaman tersebut? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tanaman istimewa saat masa penjajahan Jepang, yaitu tanaman Jarak dan Kapas. Kita akan bahas satu persatu terkait kedua tanaman tersebut saat masa pendudukan Jepang.

1. Tanaman Jarak

Jarak memiliki berbagai jenis, sedangkan yang digunakan Jepang saat itu yaitu Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.). Jarak pagar adalah tanaman yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai pagar/pembatas jalan, tanaman obat (sakit gigi), dan penghasil minyak untuk lampu. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis dengan kisaran curah hujan bervariasi antara 200-2000 mm/tahun. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan yang lebih baik dijumpai pada tanah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan drainase dan aerasi yang baik (terbaik mengandung pasir 60-90%). Tanaman ini dapat pula dijumpai pada daerah-daerah berbatu, berlereng pada perbukitan atau sepanjang saluran air. 

Setelah kedatangan Jepang tanaman ini sangat istimewa dan diprioritaskan. Biji dari tanaman ini mengandung minyak yang dapat dijadikan bahan bakar pesawat terbang. Jumlah biji jarak yang mencapai 7.500 bisa digunakan untuk menerbangkan pesawat selama satu jam. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman jarak, maka dibentuklah badan yang bernama Senda Shokai yang bertanggung jawab mengenai tanaman jarak. Pada saat itu badan ini bertugas mengeluarkan selebaran dan famlet-famlet yang berisi anjuran kepada rakyat Indonesia untuk menanam Jarak. 

Lalu bawahan dari badan ini yaitu Jarak Shiidoin, bertugas memberikan penyuluhan dan bimbingan langsung mengenai penanaman jarak. Karena pada waktu itu terdapat keterbatasan lahan, dimana sebagian besar sudah ditanami tanaman pokok seperti padi. Maka solusinya adalah para rakyat dianjurkan menanam jarak diberbagai tempat yang memungkinkan bisa ditanami, seperti pinggir jalan ataupun halaman sekolah. Anjuran penanaman jarak disertai ancaman agar mencapai target. Dimana jika tidak mencapai target, para Kucho ataupun pejabat yang mengurusinya akan mendapatkan tekanan bahkan hukuman dari Jepang. 

Jika warga yang sudah bersedia menanam dan menyerahkan tanaman jarak maka akan dibayar dengan beberapa liter minyak tanah, bukan uang. Setiap 1 kg biji jarak akan mendapat 0.3 liter minyak tanah. Maksud dari penukaran biji jarak dengan minyak tanah yaitu agar rakyat Indonesia tidak menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah, dan untuk menggantikannya menggunakan minyak tanah. 

Menurut salah seorang narasumber yang saya wawancarai bernama Harso (81 th). "Sudah lama dan terbiasa rakyat Indonesia menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah. Dengan cara pecahkan dahulu biji jarak agar terpisah dari kulit yang melapisinya, lalu isi bagian dalam dari biji jarak tersebut digerus dan dinyalakan. Maka jadilah lampu teng/lampu pelita yang menyala dengan bahan baku biji jarak," Ujarnya kepada saya, Rabu (26/05/2021).

Seiring dengan menipisnya ketersediaan minyak tanah dari Jepang, maka timbullah kecurangan dari pihak Jepang. Dimana rakyat Indonesia tetap wajib menyerahkan biji jarak, tetapi tidak mendapat imbalan minyak tanah. Maka dari sini dapat kita lihat bukti Jepang dalam mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia salah satunya tanaman jarak, dan rakyat yang sudah bekerja keras menanamnya tidak mendapat imbalan.

2. Tanaman Kapas


Untuk apa tanaman jarak yang harus ditanam pada waktu pendudukan Jepang?

Lihat Ilmu Alam & Teknologi Selengkapnya


Page 4

Pendudukan Jepang atas Indonesia memiliki nilai yang sangat bermakna dan strategis dalam menghadapi sekutu. Dimana strategi Jepang mendasarkan seluruh kebijakannya pada kepentingan untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. 

Tak hanya mengeksploitasi sumber daya manusia saja, melainkan juga sumber daya alamnya. Hal terpenting dari ekploitasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan perang. Seperti adanya kebijakan penyerahan wajib untuk menanam tanaman yang bisa menghasilkan bahan untuk mendukung perang. 

Apa saja tanaman yang wajib ditanam oleh rakyat Indonesia dan harus diserahkan ke Jepang, serta mengapa disebut istimewa tanaman tersebut? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tanaman istimewa saat masa penjajahan Jepang, yaitu tanaman Jarak dan Kapas. Kita akan bahas satu persatu terkait kedua tanaman tersebut saat masa pendudukan Jepang.

1. Tanaman Jarak

Jarak memiliki berbagai jenis, sedangkan yang digunakan Jepang saat itu yaitu Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.). Jarak pagar adalah tanaman yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai pagar/pembatas jalan, tanaman obat (sakit gigi), dan penghasil minyak untuk lampu. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis dengan kisaran curah hujan bervariasi antara 200-2000 mm/tahun. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan yang lebih baik dijumpai pada tanah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan drainase dan aerasi yang baik (terbaik mengandung pasir 60-90%). Tanaman ini dapat pula dijumpai pada daerah-daerah berbatu, berlereng pada perbukitan atau sepanjang saluran air. 

Setelah kedatangan Jepang tanaman ini sangat istimewa dan diprioritaskan. Biji dari tanaman ini mengandung minyak yang dapat dijadikan bahan bakar pesawat terbang. Jumlah biji jarak yang mencapai 7.500 bisa digunakan untuk menerbangkan pesawat selama satu jam. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman jarak, maka dibentuklah badan yang bernama Senda Shokai yang bertanggung jawab mengenai tanaman jarak. Pada saat itu badan ini bertugas mengeluarkan selebaran dan famlet-famlet yang berisi anjuran kepada rakyat Indonesia untuk menanam Jarak. 

Lalu bawahan dari badan ini yaitu Jarak Shiidoin, bertugas memberikan penyuluhan dan bimbingan langsung mengenai penanaman jarak. Karena pada waktu itu terdapat keterbatasan lahan, dimana sebagian besar sudah ditanami tanaman pokok seperti padi. Maka solusinya adalah para rakyat dianjurkan menanam jarak diberbagai tempat yang memungkinkan bisa ditanami, seperti pinggir jalan ataupun halaman sekolah. Anjuran penanaman jarak disertai ancaman agar mencapai target. Dimana jika tidak mencapai target, para Kucho ataupun pejabat yang mengurusinya akan mendapatkan tekanan bahkan hukuman dari Jepang. 

Jika warga yang sudah bersedia menanam dan menyerahkan tanaman jarak maka akan dibayar dengan beberapa liter minyak tanah, bukan uang. Setiap 1 kg biji jarak akan mendapat 0.3 liter minyak tanah. Maksud dari penukaran biji jarak dengan minyak tanah yaitu agar rakyat Indonesia tidak menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah, dan untuk menggantikannya menggunakan minyak tanah. 

Menurut salah seorang narasumber yang saya wawancarai bernama Harso (81 th). "Sudah lama dan terbiasa rakyat Indonesia menggunakan biji jarak sebagai alat penerangan rumah. Dengan cara pecahkan dahulu biji jarak agar terpisah dari kulit yang melapisinya, lalu isi bagian dalam dari biji jarak tersebut digerus dan dinyalakan. Maka jadilah lampu teng/lampu pelita yang menyala dengan bahan baku biji jarak," Ujarnya kepada saya, Rabu (26/05/2021).

Seiring dengan menipisnya ketersediaan minyak tanah dari Jepang, maka timbullah kecurangan dari pihak Jepang. Dimana rakyat Indonesia tetap wajib menyerahkan biji jarak, tetapi tidak mendapat imbalan minyak tanah. Maka dari sini dapat kita lihat bukti Jepang dalam mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia salah satunya tanaman jarak, dan rakyat yang sudah bekerja keras menanamnya tidak mendapat imbalan.

2. Tanaman Kapas


Untuk apa tanaman jarak yang harus ditanam pada waktu pendudukan Jepang?

Lihat Ilmu Alam & Teknologi Selengkapnya