Tuliskan tempat penemuan manusia purba di dunia

Bicara soal manusia purba di Indonesia, Pulau Jawa bisa dibilang menjadi tempat dimana fosil mengenai manusia purba paling banyak ditemukan. Meski begitu, bukan berarti pulau Jawa adalah satu-satunya situs manusia purba di tanah air.

Nyatanya, fosil manusia purba di Indonesia juga ditemukan di tempat lainnya, termasuk Flores dan lainnya. Kondisi ini didukung oleh temuan perkakas yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

Jika mengacu pada beberapa temuan, fosil manusia purba di Indonesia antara lain ditemukan di Sangiran, trinil, Wajak, Ngandong dan Liang Bua. Hal yang menarik adalah kebanyakan situs itu terletak tidak jauh dari sungai. Itu artinya, tepian sungai merupakan tempat ideal bagi manusia purba untuk melakukan kegiatannya.

Situs Sangiran

Situs sangiran merupakan kawasan seluas 50 kilometer persegi diantara Sragen dan Karanganyer, Jawa Tengah. Letaknya di lembah Bengawan Solo yang sibur. Situs Sangiran mencakup 60-an persen dari temuan fosil manusia purba di Indonesia.

Itulah sebabnya, tempat ini dijadikan oleh UNESCO sebagai salah satu pusat studi manusia purba di dunia. Sejak akhir abad ke-19, Sangiran telah menjadi incaran para arkeolog mancanegara untuk menguak misteri evolusi manusia.

Penelitian di Sangiran dirintis oleh P.E.C. Schemuling pada tahun 1864, dengan temuan berupa fosil hewan bertulang belakang. Temuan tersebut menarik minat arkeolog lainnya untuk ikut meneliti di Sangiran, seperti Eugene Dubois dan Gustav Heindrinch Ralph von Koeningswald. Namun, penelitian di tempat ini lebih banyak dilakukan oleh Koeningswald.

Trinil

Situs manusia purba yang satu ini merupakan kawasan dekat Ngawi, Jawa Timur. Letaknya di tepian Bengawan Solo. Kondisi tanah berupa endapan aluvial yang terbentuk jutaan tahun lalu. Kondisi lahan seperti itu menjadikannya tempat ideal untuk kehidupan manusia purba di masa lalu.

Situs Trinil tidak seluas Sangiran. Namun temuan fosil manusia purba Indonesia justru pertama kali ditemukan di situs ini. Pada tahun 1891, Eugene Dubois menemukan sisa manusia purba tepatnya di Desa Kedungbrubus, Trinil. Temuannya itu berupa fosil rahang kanan dengan gigi, atap tengkorak, dan beberapa potongan tulang paha kiri. Konstruksi tulang itu membawa Dubois pada kesimpulan bahwa manusia purba itu telah mampu berjalan tegak.

(Baca juga: Mengenal Jenis Manusia Purba di Indonesia)

Temuan Dubois sempat menggemparkan dunia Paleoantropologi (ilmu tentang perkembangan manusia purba). Temuannya itu terkenal dengan sebutan The Java Man, atau Manusia Jawa. Dubois berteori, manusia purba temuannya itu merupakan peralihan dari kera ke manusia, sekaligus pengisi missing link evolusi manusia. Atas dasar yang berarti manusia-kera yang berjalan tegak.

Ngandong

Situs Ngandong merupakan kawasan berlumpur di tepian Bengawan Solo. Letaknya di tengah hutan jati sekitar Blora, Jawa Tengah. Di situs ini, penggalian dilakukan oleh Ter Haar, Oppenoorth dan von Keningswald, pada tahun 1931-1933. Mereka berhasil menemukan belasan fosil tengkorak manusia purba. Oppenoorth menamai manusia purba itu Homo Soloensis, yang berarti manusia purba dari Bengawan Solo.

Berdasarkan ciri-cirinya, manusia purba ini termasuk Homo Erectus, namun telah lebih berkembang dibandingkan manusia purba yang ditemukan di Sangiran dan trinil.

Wajak

Situs Wajak merupakan kawasan berbatu gamping yang terletak di dekat Tulungagung, Jawa Timur. Pada tahun 1889, pada ceruk di tempat ini, sebuah tengkorak manusia purba ditemukan oleh van Rietschoten dalam penambangan batu pualam. Ia lalu menyerahkan temuan itu kepada Dubois.

Lalu, arkeolog itu pun melakukan penggalian dan penelitian di tempat itu. Tidak berapa lama, Dubois pun menemukan koleksi fosil dengan ciri menyerupai fosil temuan van Rietschoten. Ia menamai manusia purba itu Homo Wajakensis, yang berarti manusia purba dari Wajak.

Dari ciri-cirinya dapat disimpulkan, manusia purba ini sudah bukan lagi Homo Erectus, melainkan Homo Sapiens, yang merupakan cikal bakal manusia modern dan ditemukan van Rietchoten dalam penambangan batu pualam. Ia lalu menyerahkan temuan itu kepada Dubois. Lalu, arkeolog itu pun melakukan penggalian dan penelitian di tempat itu.

Tidak berapa lama, Dubois pun menemukan koleksi fosil dengan ciri menyerupai fosil temuan van Rietschoten. Ia menamai manusia purba itu Homo Wajakensis, yang berarti manusia purba dari Wajak. Dari ciri-cirinya dapat disimpulkan, manusia purba ini sudah bukan lagi HOmo Erectus, melainkan Homo Sapiens, cikal bakal manusia modern.

Liang Bua

Situs Liang Bua merupakan gua di perbukitan kapus, terletak di utara kota Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Gua itu berukuran panjang 50 m, lebar 40 m, dan tinggi atap bagian dalam 25 m. Letaknya tidak jauh dari pertemuan dua buah sungai besar, yaitu Wae Racang dan Wae Mulu. Kondisi seperti itu menjadi ideal sebagai tempat hunian menusia purba di masa lalu.

Diperkirakan, gua Liang Bua terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Adanya manusia purba di situs ini terindikasi dari temuan artefak batu di kedua sungai dekat gua. Pada tahun 2001, di situs ini ditemukan beberapa fosil sisa kerangka manusia purba. Penggalian dan penelitian dilakukan oleh pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama dengan University of New England, Australia.

Para peneliti menamai temuan itu Homo Floresiensis, yang berarti manusia purba dari Flores. Berdasarkan usia dan ciri kerangka, manusia purba dari Flores ini sudah bukan termasuk Homo Erectus. Berarti, sudah lebih mendekati manusiamodern. Namun, tingginya hanya 100 cm dengan volume otak lebih kecil dari Homo Erectus.

Suara.com - Bagi Anda pecinta mata pelajaran Sejarah, topik tentang jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia pasti sangat menarik untuk disimak.

Manusia purba adalah manusia yang hidup pada ribuan tahun bahkan sampai jutaan tahun lalu di permukaan bumi. Manusia purba juga memiliki banyak suku dan ras. Selain itu, manusia purba juga hidup nomaden atau berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain.

Di Indonesia, terdapat sejumlah penemuan fosil manusia purba yang tercatat dalam sejarah. Adapun lokasi penemuan fosil tersebut tersebar di berbagai daerah, seperti di Trinil, Solo, hingga Flores.

Penasaran dengan jenis manusia purba apa saja yang ditemukan di Indonesia? Berikut ulasan tentang jenis manusia purba selengkapnya.

Baca Juga: Kronologi Peristiwa Bandung Lautan Api

1.    Meganthropus Paleojavanicus

Fosil jenis manusia purba Meganthropus ditemukan oleh von Koeningswald di Sangiran pada 1936 dan 1941. Saat itu, Koenigswald menemukan fosil rahang manusia berukuran besar. Berdasarkan rekonstruksi, para peneliti kemudian menamakannya Meganthropus Paleojavanicus yang berarti manusia raksasa dari Jawa. Manusia purba ini diperkirakan hidup di zaman Pleistosen awal dengan mengumpulkan makanan berupa tumbuh-tumbuhan sebagai cara bertahan hidup.

2.    Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Mojokerto. Manusia purba ini memiliki badan tegap dengan tinggi 165 – 180 cm. Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis adalah tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis. Adapun isi tengkorak Pithecanthropus Mojokertensis diperkirakan antara 750 – 1300 cc.

3.    Pithecanthropus Erectus

Baca Juga: Sejarah Penemuan dan Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus

Jenis manusia purba ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan saat itu berupa bagian atas tengkorak, tulang rahang, dan tulang kaki. Pithecanthropus Erectus memiliki tinggi badan sekitar 160 – 180 cm. Pada bagian belakang kepala, Pithecanthropus Erectus mempunyai bentuk yang lebih menonjol. Manusia purba ini mempunyai volume otak sekitar 900 cc dengan bentuk wajah yang hampir menyerupai monyet.

Tuliskan tempat penemuan manusia purba di dunia

Fosil manusia purba beberapa diantaranya ditemukan di Indonesia. Sebaran manusia purba di Indonesia juga dilengkapi dengan penemuan hasil kebudayaan dan alat-alat, seperti kapak perimbas, beliung persegi, hingga menhir di tempat yang sama.


Dikutip dari buku ‘Sejarah’ terbitan Grasindo, manusia purba diketahui ada di bumi sejak zaman Pleistosen. Kemudian, mengalami evolusi sesuai dengan keadaan alam dan kebutuhan manusia.

Nah, berikut jenis manusia purba di Indonesia dan penemunya:

1. Meganthropus Paleojavanicus

Manusia purba ini ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936-1941 di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Dalam fosil bertubuh besar ini, ditemukan gigi, rahang, dan tengkorak.

Ciri-ciri manusia purba Meganthropus Paleojavanicus:

-Rahang yang tegap dengan geraham yang besar

-Tulang pipi tebal

-Kening yang menjorok ke depan dengan tonjolan belakang kepala yang tajam

-Kelummemiliki tulang dagu

-Otot otot tengkuk kuat

2. Pithecanthropus Mojokertensis

Fosil manusia selanjutnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus Mojokertensis. Dari semua fosil yang ditemukan, para ahli beranggapan jenis Pithecanthropus Mojokertensis merupakan yang paling tua.

Fosil ini di Indonesia, tepatnya di Perning, Mojokerto, Jawa Timur oleh Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936. Diketahui, Pithecanthropus hidup di masa Pleistosen awal, tengah, dan akhir. Fosil mereka banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Berikut ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:

-Berbadan tegap, tinggi badan 165-180 cm

-Alat pengunyah yang kuat

-Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis

-Isi tengkorak diperkirakan antara 750-1300 cc

-Belum memiliki tulang dagu

-Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala

3. Pithecanthropus Erectus

Jenis Pithecanthropus Erectus ditemukan di lembah Bengawan Solo, Desa Trinil, Jawa Tengah oleh Eugene Dubois tahun 1891. Nama Pithecanthropus Erectus memiliki arti manusia kera yang berjalan tegak lurus dan dipandang sebagai spesies awal manusia yang hidup sekarang.

Adapun ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Erectus:

-Bentuk tubuh lebih kecil dari Pithecanthropus Mojokertensis

-Tinggi badan sekitar 160-180 cm

-Volume otak berkisar 750-900 cc

-Rahangnya menonjol ke depan

-Terdapat tonjolan kening di dahi

-Tidak memiliki dagu

-Hidung lebar dan leher tegap

4. Pithecanthropus Soloensis

Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Nama yang dipilih memiliki arti ‘Manusia kera dari Solo’.

Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Soloensis

-Tengkorak lonjong, tebal, dan padat

-Memiliki rongga mata yang sangat panjang

5. Homo Wajakensis

Jenis ini ditemukan di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur oleh Van Rietschoten pada tahun 1889. Penemuan jenis ini menjadi yang pertama di Asia.

Ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis

-Memiliki volume otak sekitar 1630 cc

-Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kening

-Mukanya datar dan lebar

-Rahangnya tergolong padat dan memiliki gigi yang besar

-Tinggi tubuhnya sekitar 173 cm

6. Homo Floresiensis

Fosil ini ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara. Penemuan fosil ini sempat menjadi perbincangan karena para ahli menilai bahwa Homo Floresiensis merupakan nenek moyang bangsa Indonesia.

Adapun, ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis:

-Tinggi badan bisa mencapai satu meter

-Bentuk dahi sempit dan tidak menonjol

-Tengkorak kepala kecil

-Tulang rahang yang menonjol.

7. Homo Soloensis

Homo Soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1931-1933 di Sangiran, Jawa Tengah. Manusia ini diketahui hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu.

Adapun, ciri-ciri manusia purba Homo Soloensis:

-Volume otak mulai 1.000 cc hingga 1.300 cc

-Tinggi badan bisa mencapai 210 cm

-Struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera

8. Homo Sapiens

Jenis ini memiliki nama Homo Sapiens yang berarti manusia cerdas. Manusia purba ini diduga hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu. Adapun, ciri manusia Homo Sapiens adalah:

-Memiliki volume otak yang lebih besar daripada Meganthropus dan Pithecanthropus, yakni sekitar 1350-1450 cc

-Tinggi badan antara 130-210 cm

-Berat badan antara 30-150 kg

Selamat belajar manusia purba!

Sumber: travel.detik.com