Sebutkan sikap seseorang yang memahami qada dan qadar

Jakarta -

Memahami pengertian qada dan qadar wajib hukumnya bagi umat Islam. Bahkan, percaya kepada qada dan qadar termasuk ke dalam rukun iman yang ke-6.

Dalam Al-Qur'an, perintah beriman kepada qada dan qadar terdapat pada surat Al-Qamar ayat 49, yang berbunyi:

اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ

Artinya: "Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Selain itu, terdapat juga pada surat Al-Ahzab ayat 36.

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ

Artinya: "Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."

Qada dan qadar sering disebut memiliki arti yang sama, padahal keduanya berbeda. Hal tersebut dikarenakan bentuk kata dan pelafalan yang mirip antara keduanya.

Secara bahasa, qada memiliki arti ketentuan. Sedangkan secara istilah, qada berarti ketentuan Allah SWT yang sifatnya umum dan azali serta berlaku terhadap semua makhluk.

Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq yang disusun oleh Taofik Yusmansyah, ketentuan yang bersifat umum maksudnya hukum-hukum umum seperti keberhasilan dan kegagalan. Hukum umum kegagalan mengatakan bahwa kegagalan terjadi akibat kemalasan.

Sebaliknya, hukum umum keberhasilan terjadi karena orang tersebut rajin belajar. Orang yang malas belajar dipastikan tidak dapat meraih keberhasilan.

Sedangkan makna azali mengandung pengertian hukum atau ketentuan telah ada sejak dahulu, bahkan sebelum manusia ada di muka bumi. Hukum hukum tersebut tertulis di lauh al mahfuz.

Terkait dengan qadar, secara bahasa artinya ketetapan atau ukuran. Secara istilah qadar berarti perwujudan atau ketentuan hukum Allah atas semua makhluk yang ia ciptakan jika syaratnya terpenuhi.

Qadar memiliki sifat yang lebih spesifik ketimbang qada. Maksudnya, terjadinya qadar dapat didasarkan pada ikhtiar dan doa seseorang.

Qadar sama artinya dengan takdir. Takdir sendiri terbagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq.

Takdir mubram merupakan takdir dan ketetapan Allah SWT yang tidak dapat diubah oleh siapa pun. Sebagai contoh setiap makhluk pasti akan mengalami mati, ketetapan itu termasuk takdir mubram.

Takdir muallaq adalah takdir yang masih bisa diubah melalui usaha atau ikhtiar manusia itu sendiri. Contoh dari takdir muallaq yaitu seseorang yang dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu namun ingin mengenyam pendidikan tinggi.

Menyadari semua itu, orang tersebut berusaha keras untuk mengejar cita-citanya dan akhirnya ia dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Cita-citanya tercapai dan akhirnya ia dapat hidup dengan layak.

Hikmah Mengimani Qada dan Qadar

Mengutip dari sumber yang sama, iman kepada qada dan qadar akan mendatangkan manfaat, yaitu hikmah. Hikmah tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari hari, diantaranya:

1. Dapat meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Dengan beriman kepada qada dan qadar, maka kita keimanan dan ketakwaan kita akan meningkat.

2. Mendidik diri untuk selalu bersyukur, bersabar dan bertawakkal. Saat Allah SWT memberikan kita kenikmatan, maka kita harus bersyukur karena itu merupakan takdir Tuhan yang berupa kebahagiaan.

3. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa serta memberikan ketenangan batin. Ketika kita memahami betul tentang qada dan qadar, maka kita tidak akan sombong apabila memperoleh keberhasilan.

4. Menumbuhkan sikap optimis dan kerja keras.

5. Memotivasi manusia untuk semakin kreatif dalam rangka mengungkap hukum hukum alam.

Nah, itulah pengertian qada dan qadar lengkap dengan contoh dan hikmah mengimaninya. Semoga mudah dipahami ya, detikers!

Simak Video "Cara Menggapai Lailatul Qadr"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)

Jakarta -

Salah satu rukun iman yang harus diyakini umat Islam adalah mempercayai qada dan qadar. Untuk memahami qada dan qadar tentunya kita harus tahu pengertian hingga contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Qada secara bahasa artinya ketentuan atau keputusan. Sedangkan menurut istilah qada adalah keputusan Allah SWT yang sudah ditetapkan sejak zaman azali. Zaman azali ini adalah masa ketika alam semesta belum diciptakan.

Sedangkan qada secara bahasa adalah ukuran atau jangka waktu tertentu. Secara istilah qadar adalah ketentuan yang ditetapkan Allah yang dapat kita saksikan.

Sehingga dari pengertian tersebut, qadar bisa disebut sebagai takdir yang masih bisa diubah manusia dengan berdoa, tawakal dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Dan qada, sebuah ketetapan Allah SWT yang sudah tidak dapat diubah.

Qada dan qadar juga disebut takdir Allah SWT. Beriman kepada takdir Allah juga disebutkan dalam sebuah hadits berikut ini:

"Yang dimaksud beriman ialah bahwa kamu percaya kepada Allah, para malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik maupun buruk." (HR. Muslim).

Berikut contoh dari qada dan qadar yang dilansir dalam buku "Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI" oleh Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin:

Contoh qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari yang dikutip dalam buku "Get Smart PAI" oleh Udin Wahyudin:

1. Kematian
Allah SWT menjadikan manusia di dunia ini sudah ditentukan usianya, ada yang panjang umur dan tidak. Bahkan anak baru lahir pun ada yang sudah meninggal. Kematian manusia yang kita saksikan merupakan qada dan qadar dari Allah SWT.

2. Rezeki
Allah SWT menciptakan manusia bergandengan dengan rezekinya. Ada yang Allah takdirkan kaya, cukup dan miskin. Semua manusia ingin hidup kaya, senang, dan bahagia. Dalam kenyataan hidup sehari-hari ada yang mudah mencari rezeki dan ada yang sulit. Kenyataan rezeki manusia berbeda, ini merupakan bukti qada dan qadar dari Allah SWT.

3. Kelahiran
Setiap ibu yang mengandung tentu menginginkan bayinya lahir perempuan, tetapi kenyataannya Allah SWT memberikan laki-laki, itulah qada dan qadar dari Allah SWT.

Dalam kehidupan sehari-hari, qadar disebut takdir. Takdir terbagi menjadi dua yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Takdir mubram yakni takdir yang tidak dapat diubah dengan usaha dan doa. Contohnya keturunan, kamu dilahirkan oleh ibumu tidak dapat diubah meminta dilahirkan ibu lain.

Sedangkan takdir muallaq yaitu takdir yang dapat diubah dengan usaha dan doa. Contohnya jika seseorang sakit apabila berusaha berobat dan berdoa, ia akan sembuh dari sakitnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Furqan ayat 2 yang berbunyi:

ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا

Artinya: "Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS: Al Furqan: 2).

Itulah beberapa contoh dari qada dan qadar yang detikers perlu tahu dan pahami.

Simak Video "Cara Menggapai Lailatul Qadr"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/erd)

Sebutkan sikap seseorang yang memahami qada dan qadar
Qadha dan Qodar

BincangSyariah.Com – Sebelum menginjak ke pembahasan tentang perilaku yang mencerminkan iman kepada qadha dan qadar, kita mesti terlebih dahulu paham pengertian tentang qadha dan qadar.

Ketetapan Allah Swt. di zaman azali disebut sebagai Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya sesuatu yang menimpa mahluk Allah Swt. disebut Qadar atau takdir.

Qadar adalah perwujudan dari Qadha. Keduanya, baik Qadha maupun Qadar saling berkaitan satu sama lain. Qadha adalah ketentuan, yakni hukum atau rencana Allah Swt. sejak zaman azali.

Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah Swt. Ada hubungan antara Qadha dan Qadar, keduanya bisa diibaratkan sebagai rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah Swt. berupa Qadar-Nya yang sesuai dengan ketentuan-Nya.

Perilaku seseorang yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah Swt., bentuknya bisa diwujudkan dalam beberapa perilaku seseorang, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa.

Orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar, jika memeroleh keberhasilan, maka ia akan menganggap keberhasilan tersebut adalah semata-mata karena rahmat Allah Swt.

Jika ia mengalami kegagalan, maka ia tidak mudah berkeluh kesah dan berputus asa. Sebab, ia menyadari bahwa kegagalan tersebut sebenarnya adalah ketentuan Allah Swt. Ia menyadari bahwa dibalik kegagalan, selalu ada hikmah.

Kedua, banyak bersyukur dan bersabar.

Orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar, jika mendapat keberuntungan, maka akan bersyukur. Sebab, keberuntungan tersebut adalah nikmat Allah Swt. yang harus disyukuri.

Sebaliknya, jika terkena musibah, maka ia akan sabar. Sebab, hal tersebut adalah ujian. Mengapa dinamakan ujian? Sebab, hal tersebut tercantum dalam firman Allah Swt. dalam Q.S.at-Taubat (9):51:

ٱشْتَرَوْا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Isytarau biāyātillāhi ṡamanang qalīlan fa ṣadd</i></em><em><i>ụ 'an sabīlih, innahum sāa mā kānụ ya’malụn

Artinya: “Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.”

Ketiga, bersikap optimis dan giat bekerja.

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu saja menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan tersebut tidak datang begitu saja, tapi mesti diusahakan.

Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran (3):159.

Keempat, selalu tenang jiwanya.

Orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar senantiasa tenang hidupnya, sebab ia selalu senang atas apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.

Iman kepada Qadha dan Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.

Beriman kepada Qadha dan Qadar adalah salah satu rukun iman. Seorang Muslim tidak sempurna dan sah imannya kecuali beriman kepada Qadha dan Qadar Allah Swt.

Takdir Allah Swt. adalah iradah atau kehendak Allah. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.

Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya kepada Qadha dan Qadar akan senantiasa menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa, selalu optimis, giat bekerja, dan jiwanya senantiasa tenang.

Nasib manusia telah ditentukan Allah Swt. sejak sebelum manusia dilahirkan. Meskipun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha atau ikhtiar.

Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Ada doa dan usaha yang mesti menyertainya. (Baca: Takdir dan Usaha Manusia Menurut Imam Abul Hasan al-Asy’ari)

Iman kepada Qadha dan Qadar menimbulkan banyak hikmah yang amat berharga bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.[]