Saudagar yang menemukan Nabi Yusuf AS membawa Nabi Yusuf AS ke

Saudagar yang menemukan Nabi Yusuf AS membawa Nabi Yusuf AS ke

Foto: Pinterest

SUATU ketika, saudara-saudara Nabi Yusuf as. berkumpul semua, kecuali Bunyamin. Mereka membicarakan tentang tindakan ayah mereka, Nabi Yakub as. yang membedakan kasih sayangnya di antara anak-anaknya. Dalam anggapan mereka, Nabi Yakub as. telah bertindak tidak adil.

Musyawarah mereka itu menghasilkan keputusan bahwa Yusuf harus dilenyapkan dari rumah bapaknya, agar bapaknya mengalihkan perhatiannya kepada mereka. Yusuf bukan hendak dibunuh, melainkan dibuang saja ke tempat yang jauh.

Maka datanglah saudara-saudara Yusuf kepada bapaknya untuk meminta izin hendak membawa Yusuf pergi bermain ke suatu tempat. Pada mulanya, Nabi Yakub as. tidak mengizinkan permohonan mereka.

BACA JUGA: Zulaikha Berusaha Menjebak Nabi Yusuf di Setiap Kesempatan

Tetapi, dengan bujukan dan desakan mereka serta janji untuk benar-benar menjaga Yusuf selama di perjalanan, akhirnya bapaknya mengizinkan juga. Di dalam alquran, Allah swt. menerangkan dengan firman-Nya surah Yusuf ayat 11-14 yang artinya:

Mereka berkata: “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, sesungguhnya kami pasti menjaganya.” Berkata Yakub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah kepadanya.” Mereka berkata: “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.”

Kemudian mereka membawa Yusuf pergi ke suatu tempat yang jauh. Mereka telah sepakat untuk memasukkan Yusuf ke dalam sebuah sumur. Dan rencana itu telah mereka laksanakan juga. Lalu mereka semua pulang ke rumah bapaknya sambil berpura-pura menangis. Mereka berkata: “Hai bapak kami, sesungguhnya kami datang membawa berita duka tentang Yusuf. Yakni, ketika kami sedang bermain dengannya di suatu tempat, tiba-tiba datang seekor serigala dan langsung menerkam Yusuf. Barangkali engkau tidak percaya meskipun kami telah berkata sebenarnya.”

Di dalam alquran Allah swt. berfirman dalam surah Yusuf ayat 16-18 yang artinya: “Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata: “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap ap ayang kamu ceritakan.”

BACA JUGA: Nabi Yusuf Menakwilkan Mimpi Raja

Di dalam sumur pinggir hutan, Nabi Yusuf as. tidak celaka karena sumur itu ternyata tidak banyak berair. Ketika datang musafir yang hendak mengambil air dari sumur itu, Nabi Yusuf as. yang masih kecil itu menggantung pada tali timbanya maka naiklah ia ke atas.

Sang musafir terkejut bukan main, tapi segera ia mengamati Nabi Yusuf as. sambil berkata: “Aduhai, alangkah gembiranya kita memperoleh anak yang rupawan ini.”

Kebetulan musafir itu adalah seorang pedagang. Maka Nabi Yusuf as. dibawanya ke negeri Mesir, kemudian dijual kepada pembesar di sana. Pembesar negeri Mesir itu amat gembira memperoleh seorang anak yang rupawan seperti Yusuf, karena dia sendiri kebetulan tidak mempunyai seorang anak pun.

Maka Nabi Yusuf as. diambil sebagai anak angkatnya, dipelihara dengan baik sebagaimana anak kandungnya. Dalam hal itu, istri pembesar itulah yang merawat Nabi Yusuf as. dan melayani segala keperluannya. Siti Zulaiha, ibu angkat Yusuf, amat menyayangi anak angkatnya itu. []

Ilustrasi Sumur tanpa Air. Foto: Freepik

Kali ini, kisah nabi yang akan Mama bagikan adalah kisah Nabi Yusuf AS. Sebagai ibu dari tiga orang anak, Mama merasa kisah ketika Nabi Yusuf dibuang ke sumur oleh saudara kandungannya menjadi peringatan bagi setiap orang tua.

Dalam kisah itu, kita diajarkan untuk menjauhkan anak dari sifat iri dan dengki serta enggak lupa untuk selalu mencerminkan sikap adil dalam mengasuh dan meyanyangi anak.

Seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 8 sampai ayat 22, ujian yang dihadapi oleh Nabi Yusuf bermula dari sifat iri dan dengki para saudaranya yang merasa sang ayah telah berperilaku enggak adil.

Ilustrasi Alquran. Foto: Freepik

Nah, untuk cerita lengkapnya, yuk langsung disimak di bawah ini ya, Ma.

Kisah Nabi Yusuf Dibuang ke Sumur oleh Saudara Kandungnya

Pada suatu waktu ketika berkumpul bersama, para saudara Nabi Yusuf, kecuali Bunyamin, membicarakan sikap tidak adil sang ayah.

Mereka kompak beranggapan bahwa Nabi Yakub telah berperilaku pilih kasih dengan menjadikan Nabi Yusuf sebagai anak kesayangan sebagaimana tercantum dalam surat Yusuf ayat 8.

إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰ أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Artinya: “(Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.” (QS. Yusuf: 8)

Dari obrolan tersebut, mereka terpikirkan sebuah rencana untuk membunuh Yusuf.

اقْتُلُوا يُوسُفَ أَوِ اطْرَحُوهُ أَرْضًا يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا مِنْ بَعْددِهِ قَوْمًا صَالِحِينَ

Artinya: "Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." (QS. Yusuf: 9)

Ilustrasi Sumur. Foto: Freepik

Namun, rencana berakhir dengan kesepakatan membuang Yusuf ke sumur sehingga ia tidak lagi berada di rumah dan mendapatkan kasih sayang berlebihan dari ayah mereka.

قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

Artinya: “Seorang di antara mereka berkata: ‘Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat.’” (QS. Yusuf: 10)

Setelahnya, mereka menghadap ke ayahnya untuk meminta izin membawa Yusuf bermain bersama. Nabi Yakub semulanya ragu untuk mempercayakan Yusuf kepada para saudaranya.

Beliau takut apabila nanti Nabi Yusuf dimakan serigala ketika para saudaranya lengah dalam menjaga. Namun, satu per satu dari mereka mencoba untuk meyakinkan.

Ilustrasi Membaca Alquran. Foto: Freepik

Hingga pada akhirnya, Nabi Yakub luluh dan memberikan izin. Cerita berlanjut ketika mereka membawa Yusuf menjauh dari rumah dengan tujuan untuk membuangnya ke dalam sumur.

فَلَمَّا ذَهَبُوا بِهِ وَأَجْمَعُوا أَنْ يَجْعَلُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Artinya: “Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: 'Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi.'" (QS. Yusuf: 15)

Setelah berhasil mendorong Yusuf ke dalam sumur, mereka bergegas pulang ke rumah dan berpura-pura di depan ayahnya bahwa Yusuf dimakan oleh serigala.

قَالُوا يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ ۖ وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينََ

Artinya: " Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar". (QS. Yusuf: 17)

Ilustrasi Pasar Mesir. Foto: Freepik

Mereka mencoba meyakinkan Nabi Yakub dengan membawa gamis berlumuran darah palsu.

Di sekitar sumur tempat Nabi Yusuf dibuang oleh para saudaranya, datang beberapa musafir yang berniat untuk mengambil air.

Sumur yang ternyata tidak berair itu membuat mereka menemukan Yusuf, semuanya bersepakat untuk menjadikan Yusuf sebagai barang dagangan.

وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍ بَخْسٍ دَرَاهِمَ مَعْدُودَةٍ وَكَانُوا فِيهِ مِنَ الزَّاهِدِينَ

Artinya: “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.” (QS. Yusuf: 20)

Sepasang suami-istri dari Mesir menjadi pembeli yang tertarik kepada Yusuf. Sang suamipun memerintahkan istrinya untuk merawat Yusuf sebagai anak mereka.

Nabi Yusuf pun diselamatkan oleh Allah Swt melalui tangan sepasang suami-istri kaya raya itu. Allah juga menjadikan Nabi Yusuf tumbuh sebagai seorang pria dengan sikap terpuji dan kecerdasan yang luar biasa.

Itu dia Ma, kisah dari Nabi Yusuf ketika ia dibuang oleh para saudara kandungnya. Dari kisah itu, Allah Swt menunjukkan kebesarannya dengan menyelamatkan Yusuf melalui perantara Siti Zulaikha dan sang suami yang menyayangi Nabi Yusuf sebagaimana anaknya sendiri.

Ilustrasi Mengajarkan Anak Kisah di Alquran. Foto: Freepik

Semoga kisah di atas bermanfaat dalam menyadarkan kita tentang pentingnya menjauhi sifat iri dan dengki. Jangan sampai kita sebagai orang tua tampak pilih kasih di mata anak-anak ya, Ma.