Sebutkan kegiatan yang mencerminkan mensyukuri nikmat Allah yang berupa akal pikiran

AKHLAQ TERPUJI

(SYUKUR NIKMAT, HIDUP SEDERHANA, RENDAH HATI)

A. Syukur Nikmat

Syukur nikmat adalah wujud terima kasih kepada Allah SWT.

Karena seluruh nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita.

Diantara nikmat Allah adalah :

Nikmat jasmani

Nikmat jasmani adalah pemberian Allah kepada kita berupa kesempurnaan dan kesehatan jasmani atau disebut juga badan atau tubuh.

Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna. Seperti firman Allah dalam surat at-Tin ayat 4 :

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Manusia dikarunia bentuk tubuh yang indah.

Mempunyai mata untuk melihat. Telingan untuk mendengar.

Mulut untuk berbicara dan sebagainya.

semua itu adalah nikmat Allah yang harus disyukuri.

Tetapi terkadang manusia lupa mensyukuri nikmat Allah yang sangat banyak dan tidak terhitung.

Orang yang tidak bersyukur disebut kufur nikmat.

Orang yang kufur nikmat kelak akan mendapatkan siksa.

Selain kesempurnaan fisik Allah juga memberikan nikmat sehat.

Kebanyakan manusia baru menyadari nikmat sehat ketika sedang sakit. Tetapi ketika sehat, banyak yang lupa untuk bersyukur kepada Allah.

Cara mensyukuri nikmat jasmani antara lain :

  • Menggunakan anggota tubuh kita untuk hal-hal yang baik dan tidak dilarang Allah. Misalnya tangan untuk memberi sedekah dan membantu orang lain. Mulut untuk memuji kebesaran Allah. Kaki untuk berjalan ke masjid atau ketempat-tempat baik lainnya.
  • Menjaga tubuh kita agar selalu sehat. Misalnya denganberolahraga, menghindari makanan dan minuman yang haram.

Nikmat Rohani

Nikmat rohani adalah nikmat yang berada dalam jiwa kita.

Nikmat tersebut tidak dapat dilihat oleh mata.

Misalnya adalah nikmat iman, islam, sehat akal pikiran dan perasaan.

Allah memberikan nikmat rohani sebagai pelengkap atas nikmat jasmani.

Dengan nikmat rohani dapat membedakan manusia dengan hewan.

Manusia dapat mengembangkan kehidupannya dengan akal pikiran.

Karena nikmat rohani juga manusia dapat merasakan kebahagiaan, kesenangan, rasa ingin maju dan sebagainya.

Cara mensyukuri nikmat rohani antara lain :

  • Selalu berfikir positif. Karena dengan berpikir positif hati menjadi tenang.
  • Rajin belajar
  • Selalu jujur
  • Rajin dan tekun beribadah kepada Allah
  • Selalu menghormati antar sesama

Nikmat Rezeki

Nikmat rezeki yaitu karunia rezeki yang Allah berikan kepada kita.

Rezeki itu dapat berupa harta benda.

Rezeki juga bisa berupa kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada kita.

Cara kita mensyukuri nikmat rezeki antara lain :

  • Menggunakan rezeki yang diberikan kepada kita untuk hal-hal yang baik
  • Memperbanyak amal
  • Mengeluarkan zakat atas harta yang dimiliki
  • Menjaga dan merawat apa yang dititipkan Allah kepada kita.

Hikmah syukur nikmat

  • Allah akan menambah nikmat orang yang bersyukur dan memberi azab kepada orang yang tidak mau bersyukur. Seperti firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7 :

Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

  • Tidak sombong dan angkuh ketika mendapat nikmat dari Allah
  • Selalu ingat Allah sebagai zat yang memberi kita nikmat

B. Hidup Sederhana

Sederhana artinya tidak berlebih-lebihan.

Berlebih-lebihan disebut juga israf.

Allah tidak menyukai orang-orang yang israf.

Allah tidak memandang seseorang dari harta atau rupanya.

Walaupun mempunyai harta yang melimpah atau wajah yang rupawan tetapi berkepribadian tercela maka tetap mendapatkan dosa.

Allah lebih menyukai orang yang berkepribadian luhur.

Tidak memamerkan harta yang dimilikinya.

Seorang muslim hendaknya hidup sederhana.

Baik dalam berpakaian, bertutur kata, makan dan minum dan sebagainya. Seperti firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 31 :

Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Rasulullah juga telah mencontohkan kita hidup sederhana.

Beliau makan apabila terasa lapar dan menyudahinya ketika sudah kenyang.

Ciri hidup sederhana adalah :

  • Tidak suka pamer
  • Berpenampilan secukupnya. Tidak terlalu mewah dan mencolok
  • Tidak bermewah-mewahan
  • Tidak menyombongkan diri

Sedangkan manfaat hidup sederhana adalah :

  • Hidupnya tenang
  • Tidak silau oleh kekayaan orang lain
  • Tidak punya rasa rendah diri
  • Tidak tamak atau rakus

C. Rendah Hati

Salah satu sikap terpuji adalah rendah hati.

Rendah hati artinya tidak sombong atau membanggakan diri.

Rendah hati disebut tawadhu’. Lawan tawadhu’ adalah takabbur.

Takabbur artinya sombong. Manusia tidak boleh bersikap sombong.

Karena dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti membutuhkan orang lain.

Manusia adalah makhluk sosial.

Makhluk sosial artinya tidak bisa hidup sendiri.

Dalam bergaul dengan sesama manusia, sikap rendah hati harus diterapkan.

Orang yang rendah hati akan selalu menghormati orang lain.

Apabila ia dipuji ia tidak sombong.

Karena pada hakikatnya segala pujian hanya milik Allah.

Hamba Allah yang baik adalah mereka yang selalu rendah diri.

Seperti firman Allah dalam surat al-Furqan ayat 63 :

Artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”

Allah juga melarang kita berlaku sombong.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.

Seperti dalam firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 37 :

Artinya : “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

Dan surat surat an-Nisa ayat 36 :

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”

Orang yang bersikap sombong tidak akan masuk surga.

Seperti sabda Nabi Muhammad :

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Artinya : ”Tidak akan masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong (takabbur) walaupun seberat zarrah”

Ciri-ciri orang yang rendah hati adalah :

  • Tidak pernah menyombongkan diri
  • Tidak pernah menonjolkan kemampuannya
  • Tidak pernah mengharapkan pujian dari orang lain
  • Selalu bersikap jujur
  • Selalu menghargai pendapat orang lain

Sedangkan manfaat memiliki sifat rendah hati adalah :

  • Mempunyai banyak teman
  • Hatinya selalu tentram dan tenang
  • Disenangi orang lain
  • Terhindar dari sikap sombong atau takabur

Kaum muslimin yang dirahmati Allah l, kita sebagai umat Islam harus menyakini sesungguhnya segala kebaikan dan kenikmatan yang ada pada kita adalah karunia dari Allah l. Allah l berfirman, “Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka datangnya dari Allah…” (Q.S. an-Nahl [16]: 53)

Betapa melimpahnya kenikmatan yang Allah l berikan kepada kita, yang tidak terhingga jumlahnya. Allah telah memberikan kita kehidupan, mulai saat kita masih didalam perut ibu sampai sekarang, nikmat kesehatan yang lebih banyak kita nikmati dibandingkan saat kita sakit, nikmat makanan, minuman, pakaian, nikmat negeri yang aman dimana kita bisa melakukan ibadah secara tenang tanpa khawatir adanya bom, penembakan, teror seperti saudara-saudara kita di luar sana dan masih banyak nikmat yang lainnya. Jika kita berusaha menghitung nikmat yang Allah yang dikaruniakan kepada kita, niscaya kita tidak akan mampu menghitungnya. Allah l berfirman, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (Q.S. an-Nahl [16]: 18).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, pada hakikatnya kita semua tidak bisa mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan kepada kita. Bagaimana mungkin kita bisa mensyukurinya, menghitunganya saja kita tidak mampu. Sungguh hanya sedikit hamba-Ku yang bersyukur, Allah l berfirman, “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (Q.S. Saba’ [34]: 13). Ibnu Katsir berkata, “Yang dikabarkan ini sesuai kenyataan.” Artinya, sedikit sekali yang mau bersyukur.

Apakah Makna Syukur?

Secara bahasa, “Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash-Shahhah Fil Lughah karya al-Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih. Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim, “Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244). Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah l. Semisal Qarun yang berkata, “Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki” (Q.S. al-Qashash [28]: 78).

Syukur Merupakan Ibadah

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, syukur adalah bentuk ibadah kita kepada Allah l. Banyak ayat di dalam al-Qur’an, Allah l memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya. Maka syukur ini adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas perintah Allah l. Allah l berfirman, “Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian ingkar” (Q.S. al-Baqarah [2]: 152). Allah l juga berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (Q.S. al-Baqarah [2]: 172).

Maka orang yang bersyukur adalah orang yang menjalankan perintah Allah l dan orang yang enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.

Kaum muslimin yang di rahmati Allah, seorang muslim yang sejati itu tidak pernah terlepas dari tiga keadaan. Yang keadaan itu menunjukkan tanda kebahagiaan baginya, yang pertama yaitu bila dia mendapat nikmat maka dia bersyukur, yang kedua bila mendapat kesusahan maka dia bersabar, dan yang ketiga bila berbuat dosa maka dia beristighfar (Qowa’idul Arba’, hal. 01), jika ketiga keadaan tersebut ada pada seorang muslim maka insyAllah dia akan mendapatkan kebahagiaan. Rasulullah l bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan a).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, Syukur adalah akhlaq yang mulia, yang muncul karena kecintaan dan keridho’an yang besar terhadap Sang Pemberi Nikmat. Syukur tidak akan mungkin bisa terwujud jika tidak diawali dengan keridho’an. Seseorang yang diberikan nikmat oleh Allah walaupun sedikit, tidak mungkin akan bersyukur kalau tidak ada keridho’an. Orang yang mendapatkan penghasilan yang sedikit, hasil panen yang minim atau pendapatan yang pas-pasan, tidak akan bisa bersyukur jika tidak ada keridho’an. Demikian pula orang yang diberi kelancaran rizki dan harta yang melimpah, akan terus merasa kurang dan tidak akan bersyukur jika tidak diiringi keridho’an.

Kaum muslimin yang kami muliakan, maka dari itu kita sebagai orang muslim hendaknya selalu bersyukur dalam kondisi apapun, dan syukur yang sebenarnya tidaklah cukup dengan mengucapkan “alhamdulillah”. Syukur tidak hanya dilisan. Namun hendaknya seorang hamba bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah v, “Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan dan anggota badan. (Minhajul Qosidin, hal. 305).

Bagaimana caranya bersyukur dengan hati?,yaitu dengan  mengakui dan meyakini bahwa nikmat tersebut semata-mata datangnya dari Allah l dan bukan dari selain-Nya, sehingga muncul kecintaan kita kepada Allah l. Kemudian meniatkan untuk menggunakan nikmat itu di jalan yang Allah ridhai. Adapun bersyukur dengan lisan adalah dengan memuji dan menyanjung Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut pada kita dengan mengatakan “Alhamdulillâh”. Sementara tugasnya anggota badan adalah menggunakan nikmat tersebut untuk mentaati Dzat yang kita syukuri (yaitu Allah l) dan menahan diri agar jangan menggunakan kenikmatan itu untuk bermaksiat kepada-Nya.

Syukur Adalah Sifat Para Nabi

Muhammad ` tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga. Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah i,“Rasulullah ` biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (H.R. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820). Inilah suri tauladan kita sebagai umat muslim semoga kita bisa meneladani Rasulullah `.

Buah Manis dari Syukur

  1. Syukur Adalah Sifat Orang Beriman

Rasulullah ` bersabda, “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (H.R. Muslim no.7692).

  1. Merupakan Sebab Datangnya Ridha Allah

Allah l berfirman, “Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (Q.S. Az-Zumar [39]: 7).

  1. Merupakan Sebab Selamatnya Seseorang Dari Azab Allah

Allah l berfirman, “Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” (QS. An-Nisa [4]: 147).

  1. Merupakan Sebab Ditambahnya Nikmat

Allah l berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’” (Q.S. Ibrahim [14]: 7).

  1. Ganjaran Di Dunia dan Akhirat

Janganlah Anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki di dunia. Allah l berfirman, “Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Ali Imran [3]: 145). Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq, “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263).

Refrensi :

Khalqurrahman

Alumni Teknik Sipil UII

 Mutiara Hikmah

Rasulullah ` bersabda,

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa dan badan) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).