Proses geologi pada gambar di atas dinamakan dan fenomena yang terbentuk adalah

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Ilmu Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang.

Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kompleks, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudera, cekungan dan rangkaian pegunungan.

Proses geologi pada gambar di atas dinamakan dan fenomena yang terbentuk adalah

Perkembangan Ilmu Geologi

Ilmu Geologi itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan dimulai pada sekitar tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada fakta-fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani.

Namun geologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan modern tentang Bumi sejak abad ke 17 dan 18 setelah James Hutton, seorang ahli fisika Skotlandia menerbitkan bukunya yang berjudul Theory of the Earth pada tahun 1795. Hutton mencetuskan doktrin Uniformitarianisme (keseragaman) yang menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau.

Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka Geologi umumnya dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Geologi Fisik (Physical Geology)

Geologi Fisik adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi, selaput udara yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi, kemudian selaput air atau hidros?r, serta proses-proses yang bekerja diatas permukaan bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gaya berat bumi. Proses-proses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan dan pengendapan.

2. Geologi Dinamis (Dynamic Geology)

Geologi Dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan membahas tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahan-perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan vulkanisme, gerak-gerak litosfer akibat adanya arus konveksi, gempa bumi dan gerak-gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan.

Dalam periode abad ke 20, bagian dari ilmu geologi ini dapat dikatakan sedang berada dalam puncak perkembangannya yang semakin mempesona bagi para pakar ilmu kebumian, yaitu dengan dicetuskannya Konsep Tektonik Global Yang Baru (The New Global Tectonic) dengan Teori Tektonik Lempengnya.

Teori ini telah menimbulkan suatu revolusi dalam pemikiran-pemikirannya dan telah banyak mempengaruhi cabang-cabang lainnya dari ilmu geologi seperti petrologi, stratigrafi, geologi struktur, tektonik serta implikasinya terhadap pembentukan cebakan mineral, minyak bumi dan sebagainya.

Tugas Ahli Geologi

Seorang ahli geologi mempunyai tugas melakukan penelitian-penelitian untuk mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api. Di samping itu, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas bumi.

Dengan semakin majunya peradaban dimana banyak benda-benda kebutuhan manusia dibuat yang memerlukan bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas dan perak, kemudian juga batu bara dan minyak bumi sebagai sumber energi, dan karena mereka ini harus diambil dari dalam bumi, maka Ilmu Geologi kemudian berkembang sebagai ilmu terapan, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting di dalam eksplorasi.

Selain itu, seiring berkembangnya penghuni bumi, dimana sebelumnya pemilihan wilayah pemukiman bukan merupakan masalah, sekarang ini pengembangan wilayah harus memperhatikan dukungan terhadap lingkungan yang ditentukan oleh faktor-faktor geologi agar pembangunannya tidak merusak keseimbangan alam. Karena itu tugas seorang ahli geologi di samping apa yang diuraikan diatas, juga mempelajari sifat-sifat bencana alam, seperti banjir, longsor, gempa-bumi dll; meramalkan dan bagaimana cara menghindarinya.

Proses geologi pada gambar di atas dinamakan dan fenomena yang terbentuk adalah

Seperti yang telah diketahui, Indonesia secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudera. Posisi geografis tersebut menjadikan Indonesia dilewati oleh 3 jalur Lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah Utara dan menyusup ke dalam Lempeng Eurasia, sementara Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah Barat. Pergerakan lempeng benua dan lempeng samudera terkadang saling mengunci sehingga menyebabkan pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang disebut sebagai gempa bumi. Gempa bumi biasanya terjadi di jalur sesar atau patahan.

Sesar atau patahan secara geologi adalah Sesar sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut dapat hanya beberapa millimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa centimeter hingga puluhan kilometer. (Billing, 1959). Sesar dengan ukuran besar terjadi akibat Gaya Tektonik yang ditimbulkan saat terjadinya pergerakan lempeng, seperti zona subduksi pada pertemuan dua lempeng tektonik. Secara umum, sesar atau patahan dapat terbentuk akibat adanya Gaya pada batuan (dapat berupa gaya yang menekan, gaya yang menarik, maupun kombinasi keduanya) sehingga batuan tidak mampu lagi menahan Gaya tersebut. Daerah dengan sesar yang masih aktif bergerak merupakan daerah yang rawan akan gempa bumi. Dikarenakan sesar / patahan berupa area, maka biasanya sesar / patahan disebut dengan zona sesar / bidang sesar.

Proses geologi pada gambar di atas dinamakan dan fenomena yang terbentuk adalah

Gambar 1. Blok diagram pembentukan sesar dan arah Gaya yang berpengaruh. (a) Normal Faults, (b) Reverse Faults, dan (c) Strike-slip Faults. (Parriaux, 2018)

Sesar diklasifikasikan menjadi 3 jenis berdasarkan arah pergerakan batuan terhadap bidang sesar dan Gaya yang menjadi penyebab sesar : Normal Faults, Reverse Fault, dan Strike-Slip Faults. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Gambar 1. Pada Gambar 1, Normal Faults ditunjukkan oleh Gambar 1(a). Normal Faults terjadi akibat adanya Gaya tekan maksimum pada arah vertikal (σ1)  sehingga menyebabkan salah satu bidang batuan bergerak ke bawah mengikuti bidang sesar. Gambar 1(b) menunjukkan contoh dari Reverse Faults. Pada Reverse Faults, Gaya maksimum (σ1)  yang bekerja pada batuan berarah horizontal. Batuan yang ditekan oleh Gaya tersebut menyebabkan salah satu bagian batuan bergerak ke atas. Reverse Faults biasanya terjadi pada area dimana dua lempeng tektonik bertabrakan. Selain bergerak ke arah vertikal (atas/bawah), bidang batuan juga dapat bergerak dengan arah horizontal akibat Gaya yang bekerja pada batuan tersebut (Strike-slip Faults). Hal tersebut terjadi akibat Gaya maksimum (σ1)  dan Gaya minimum (σ3)  memiliki arah horizontal. Contoh Reverse Faults dapat dilihat pada Gambar 1(c)

Proses geologi pada gambar di atas dinamakan dan fenomena yang terbentuk adalah

Gambar 2. Peta Geologi Pulau Sumatra (Barber, A. J., Crow M. J., dan Milsom J. S., 2005).

Sebagai Negara yang terletak di antara lempeng tektonik, Indonesia memiliki banyak Sesar, baik yang aktif maupun yang tidak aktif. Di Pulau Sumatera terdapat sesar besar/sesar regional, yaitu Sesar Semangko. Sesar tersebut membentang dari ujung Utara Pulau Sumatera hingga ujung Selatan Pulau Sumatera. Sesar Semangko merupakan sesar yang sangat berpengaruh di Pulau Sumatera. Banyak Sesar-Sesar minor yang terbentuk akibat dari aktifitas Sesar Semangko (Gambar 2). Pada Provinsi Lampung terdapat beberapa Sesar minor, salah satunya yaitu Sesar Tarahan. Keberadaan Sesar di wilayah Provinsi Lampung harus menjadi pengingat perlunya kewaspadaan dari setiap elemen pemerintah dan masyarakat dalam antisipasi terjadinya bencana gempa bumi.

Daftar Pustaka

Barber, A. J., Crow M. J., dan Milsom J. S., 2005, Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution, Geological Society Memoir No. 31, London: The Geological Society.

Billings, M.P., 1959. Structural Geology, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

Parriaux, A., 2018. Geology: Basics for Engineers, Second Edition, CRC Press, London.

Tag: edukasi

Sesar San Andreas. Foto: US Geological Survey

Terdapat tiga macam pergerakan lempeng teknonik dalam Ilmu Geologi. Yakni gerakan divergen, gerakan konvergen, dan gerakan sesar. Gerakan tektonik sendiri merupakan gerakan kerak bumi yang dapat menimbulkan retakan, lipatan, lekukan, dan patahan.

Mengapa ini bisa terjadi? Menurut teori lempeng tektonik, kerak bumi pada dasarnya terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang mengapung dan bergerak di atas lapisan inti bumi yang cair, sangat panas, dan selalu bergolak. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia, namun terukur sebesar 0-15 cm per tahun.

Indonesia sendiri dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Sehingga Indonesia memiliki banyak gunung berapi sebagai akibat dari aktifitas magma di pertemuan lempeng. Hal ini juga menjadikan Indonesia menjadi wilayah rawan gempa.

Nah untuk memahami secara lebih baik, berikut adalah penjelasan tentang tiga macam pergerakan lempeng tektonik selengkapnya:

Gerakan divergen. Foto: geologypage.com

Gerakan divergen adalah gerakan lempeng-lempeng tetonik yang saling menjauh. Karena gerakan yang menjauh, timbul retakan-retakan yang menjadi jalan keluar magma.

Magma naik ke permukaan dan mendesak permukaan bumi, sehingga menyebabkan terbentuknya lapisan permukaan bumi yang baru.

Gerakan konvergen. Foto: geologypage.com

Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng-lempeng tektonik yang saling mendekat sehinggga menimbulkan tumbukan. Oleh sebab itu, salah satu lempeng tertekuk dan masuk ke bawah bagian lempeng lainnya.

Apabila lempeng samudra menabrak lempeng benua, maka lempeng samudera akan melengkung masuk ke bawah lempeng benua. Sebab lempeng benua mempunyai berat jenis yang lebih ringan daripada lempeng samudra. Fenomena ini disebut sebagai penunjaman (subduction).

Penunjaman dapat membentuk palung samudra dan pegunungan. Contohnya seperti Palung Jawa dan Pegunungan Himalaya. Gempa bumi besar yang menyebabkan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada 26 Desember 2004 lalu juga disebabkan oleh pergerakan lempeng konvergen.

Gerakan sesar mendatar. Foto: geologypage.com

Gerakan sesar mendatar adalah gerakan lempeng kulit bumi yang saling bergesekan dalam posisi yang sama datar dan sejajar, dengan berlawanan arah. Contohnya adalah sesar San Andreas di California, Amerika Serikat.