Sate maranggi terbuat dari apa

Inilah asalan mengapa wisatawan harus sesekali mencicipi Sate Maranggi saat ke Tanah Sunda.

Sate Maranggi. Bumbunya benar-benar meresap. Bikin Nagih. Sumber

Tanah Sunda memiliki banyak sekali kuliner khas, salah satunya adalah Sate Maranggi. Kuliner yang satu ini sangat terkenal di Jawa Barat khususnya Purwakarta dan Cianjur sebagai kota di mana kuliner ini berasal.

Baca juga: Fakta unik Suku Baduy yang jarang orang tahu

Jenis sate yang satu ini rasanya sangat lezat, perpaduan rasa gurih daging dibakar dan rasa manis, asam, pedas dari bumbu sate membuat banyak orang ingin nambah saat mencicipinya. Bukan itu saja, rasa sate ini juga sangat beda dengan sate biasa. Lebih empuk dan bumbunya sangat khas.

Kunci rasa lezat Sate Maranggi 

Acarnya pedas asam. Membuat sate makin nikmat. Sumber

Daging sapi dan kambing adalah dua pilihan jenis Sate Maranggi yang sering dijual di tanah sunda khususnya Purwakarta. Meski daging yang digunakan sama dengan sate biasa namun rasa yang disajikan benar-benar berbeda. Alasannya simpel, semua itu karena proses memasaknya.

Pertama daging yang telah dipotong-potong biasanya akan dibalur dengan bumbu bakar khusus terbuat dari ulekan bawang merah, bawang putih, kunyit, gula merah, jahe, dan ketumbar yang dicampur dengan sedikit minyak sayur dan garam. Sebelum dibakar, bumbu dibiarkan meresap terlebih dahulu hingga 20-30 menit.

Setelah dibakar di atas arang yang menganga, sate akan langsung dihidangkan dengan bumbu sate yang khas, orang Sunda menyebutnya Bumbu Acar Sate Maranggi. Bumbu acar ini terbuat dari campuran irisan tomat, daun kemangi, cabe rawit, bawang merah, dan kecap. Terbayang bagaimana bentuk dan rasanya bukan?

Baca juga: Tempat makan enak di Jalan Riau Bandung.

Kedai sate khas Sunda ini tersebar di seluruh Jawa Barat

Sate ini banyak dijual di berbagai kedai di Jawa Barat. Sumber

Sate Maranggi memang terkenal sebagai kuliner khas Purwakarta, tapi saat ini masyarakat Purwakarta telah banyak yang membuka kedai sate di sebagian besar Jawa Barat. Sehingga sangat mudah untuk menemukan sate ini di beberapa tempat di Jawa Barat seperti di pusat Kota Bandung, Cianjur, Tasikmalaya, Kuningan, Garut, Subang, hingga Ciamis.

Tapi jika wisatawan ingin merasakan Sate Maranggi di Purwakarta, kami memiliki beberapa rekomendasi kedai sate yang enak dan gurih yaitu Sate Maranggi Haji Yetty Cibungur Purwakarta yang telah berdiri sejak 1985, Sate Maranggi Bah Use, Sate Maranggi Haur Koneng, dan Sate Maranggi Saung Nyumput yang selalu ramai oleh pengunjung.

Lihat juga: kuliner khas Cirebon yang menggoda.

Harga terjangkau dan cocok dinikmati bersama sahabat dan keluarga

Sate ini cocok dimakan dengan nasi dan kerupuk. Tapi biasanya dimakan dengan ketan bumbu oncom dan lontong. Sesuai selera. Sumber

Rata-rata sate ini dijual dengan harga Rp 3.000- Rp 4.000 per tusuk. Satu porsi biasanya berisi 10 tusuk komplit bersama bumbunya. Wisatawan bisa memesan ramai-ramai dengan teman atau keluarga karena harganya sangat terjangkau.

Jangan lupa memesan kelapa muda Cibungur dan nasi timbel untuk melengkapi kelezatan sate ini. Akan lebih nikamat lagi jika menikmatinya dengan kerupuk atau ketan bakar plus sambal oncom karena hidangan sate ini rasa pedasnya cukup nampol.

Lihat juga: Tempat menginap murah dan nyaman di Pusat Kota Bandung.

Sate yang mendapatkan penghargaan

Sate ini mendapatkan penghargaan. Sumber

Karena keunikannya, sate khas Sunda ini kini telah dikukuhkan sebagai 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) oleh Kemenparekraf pada 14 Desemer 2012 yang lalu. Inilah asalan mengapa wisatawan harus sesekali mencicipi sate ini saat ke tanah sunda.

REKOMENDASI

ARTIKEL KEREN PALING BARU

(876Unimmafm) Variasi sajian sate di Indonesia memang sangat beragam. Tiap jenis sate memiliki kelezatan tersendiri yang datang dari jenis daging, bumbu bakar sate, hingga cara memasak sate yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis sate yang ada di Indonesia, bisa dibilang Sate Maranggi termasuk jenis sate yang paling populer.

Sate maranggi terbuat dari apa

Popularitas Sate Maranggi bahkan semakin mendunia ketika sate ini menjadi sajian yang dinikmati oleh Presiden Jokowi dalam sebuah pertemuan dengan para CEO di Korea Selatan pada tahun 2016 lalu. Kelezatan Sate Maranggi memang cocok dengan lidah dan selera siapa saja. Terbukti pula dengan terpilihnya Sate Maranggi sebagai salah satu makanan terenak menurut Kemenparekraf pada 14 Desember 2012 lalu. Selain itu, Sate Maranggi juga terpilih menjadi satu dari 8 jajanan kaki lima favorit versi CNN. Tak perlu lagi meragukan kelezatan dan popularitas Sate Maranggi, bukan?

Sebenarnya apa yang membuat Sate Maranggi begitu lezat dan istimewa? Lalu, darimana asal usul Sate Maranggi hingga akhirnya menjadi sajian khas di Indonesia?

ASAL-USUL SATE MARANGGI

Sate Maranggi dikenal sebagai kuliner khas yang berasal dari Purwakarta. Menurut sejarah, Sate Maranggi memiliki filosofi “Tiga Daging Setusuk” yang melambangkan Tri Tangtu, yaitu tekad, ucap, dan tindakan dalam bahasa Sunda. Itu sebabnya tiap tusuk Sate Maranggi terdiri dari 3 potongan daging berukuran besar. Namun, jika kita mencari tahu tentang sejarah Sate Maranggi, ternyata ada berbagai kisah berbeda yang sama-sama diklaim sebagai asal-usul Sate Maranggi.

Kisah yang pertama menyebutkan bahwa Sate Maranggi merupakan hasil asimilasi budaya Indonesia dan Tiongkok. Menurut Chef Haryo Pramoe, Sate Maranggi dibawa oleh pendatang dari Cina yang menetap di daerah Jawa Barat. Awalnya, Sate Maranggi dibuat dengan daging babi. Namun ketika ajaran Islam masuk, Sate Maranggi pun tak lagi menggunakan daging babi, melainkan digantikan dengan daging sapi. Sejarah Sate Maranggi ini bisa dilihat dari bumbu rempah Sate Maranggi yang sama dengan bumbu yang digunakan pada dendeng babi dan dendeng aya, yang dijual di Cina.

Sedangkan, kisah yang kedua menyatakan bahwa Sate Maranggi asli berasal dari Indonesia. Menurut Dedi Mulyadi, budayawan Sunda, nama ‘Maranggi’ didapat dari penjual Sate Maranggi pada jaman dahulu yang bernama Mak Ranggi. Kisah ini juga disebutkan oleh Heri Apandi, seorang pemilik rumah makan Sate Maranggi di Purwakarta. Menurutnya, karena pada jaman dahulu tidak ada lemari es, maka Mak Ranggi berusaha mengawetkan daging domba dengan cara didendeng menggunakan bumbu rempah. Setelah itu, daging domba kemudian dimasak dengana dibakar. Hasilnya adalah Sate Maranggi yang unik. Karena rasanya yang enak, popularitas Sate Maranggi pun terus menyebar. Ketika Mak Ranggi menjual satenya, para pelanggan sangat menyukainya. Dari situlah nama “Sate Mak Ranggi” lama-lama berubah menjadi “Sate Maranggi”.

Lalu, ada pula kisah ketiga yang menyebutkan bahwa Sate Maranggi adalah hasil kreasi para pekerja peternakan domba di Kecamatan Plered. Para pekerja ini biasanya hanya mendapatkan daging sisa dari peternakan domba tempat mereka bekerja. Mereka pun berusaha agar daging domba sisa ini tetap terasa lezat. Caranya, mereka memotong daging domba dalam potongan kecil-kecil, lalu merendamnya dalam racikan rempah dan sedikit gula aren. Bumbu ini membantu menjaga daging domba tetap awet dan menambah cita rasa daging domba. Cara pembuatan sate inilah yang kemudian melahirkan Sate Maranggi yang lezat.

Mungkin kita tidak bisa mengetahui dengan pasti kisah mana yang benar-benar merupakan sejarah dari asal-usul Sate Maranggi yang sebenarnya. Namun, hal ini tentu tidak akan menghalangi kita dari menikmati kelezatan Sate Maranggi, bukan?

VARIASI SATE MARANGGI

Seperti yang telah disebutkan di atas, Sate Maranggi merupakan makanan khas yang berasal dari Purwakarta. Namun, Sate Maranggi juga bisa ditemui di daerah Cianjur dengan bentuk yang sedikit berbeda. Perbedaan utama antara Sate Maranggi Purwakarta dengan Sate Maranggi Cianjur terletak pada cara penyajiannya. Sate Maranggi Purwakarta biasanya disajikan dengan kecap dan acar sambal tomat, sedangkan Sate Maranggi Cianjur disajikan bersama sambal oncom dan dinikmati dengan ketan bakar sebagai pengganti nasi. Selain itu, ada juga penjual Sate Maranggi yang memberi pilihan pada pelanggannya yang kurang menyukai rasa pedas, yaitu untuk mengganti sambal tomat dan kecap dengan sambal kacang.

Walaupun ada beberapa variasi Sate Maranggi seperti yang telah disebutkan di atas, bumbu Sate Maranggi dari rempah-rempah dan gula aren tetap menjadi ciri khas yang menjadi dasar pembuatan setiap jenis Sate Maranggi. Lalu, variasi Sate Maranggi yang mana yang jadi kesukaan Anda?

KEISTIMEWAAN SATE MARANGGI

Sate Maranggi sangat populer karena cita rasanya yang sangat kaya dan berbeda dengan jenis sate lainnya. Walaupun sama-sama merupakan daging yang dibakar di atas arang, tapi cita rasa Sate Maranggi memang sangat berbeda dengan jenis sate lainnya. Keistimewaan ini datang dari banyak hal, di antaranya:

1.Proses memasak

Sate Maranggi terasa begitu nikmat karena bumbunya terasa meresap ke dalam daging, sehingga sate tetap terasa nikmat walaupun disantap tanpa bumbu tambahan. Hal ini bisa didapat karena daging untuk Sate Maranggi direndam dulu dalam bumbu sebelum dibakar. Proses perendaman bisa berlangsung selama 30 menit hingga 1 jam. Selama sate dibakar, bumbu juga terus dioleskan kembali ke atas daging. Itulah sebabnya bumbu bakar Sate Maranggi sangat meresap ke dalam daging sate.

2.Bumbu bakar sate

Proses marinasi daging Sate Maranggi tentu akan sia-sia kalau bumbu bakar sate kurang lezat, bukan? Karena itulah, Sate Maranggi dibumbui dengan berbagai rempah yang tak hanya menambah cita rasa, tapi juga aroma sate. Bumbu bakar sate ini terdiri dari jahe, kunyit, ketumbar, lengkuas, cuka lahang, dan Bango Kecap Manis yang dihaluskan. Bawang merah, bawang putih, dan gula merah juga bisa ditambahkan sebagai bumbu bakar Sate Maranggi. Bahan yang paling unik adalah bunga kecombrang dan tepung ketan yang membuat Sate Maranggi terasa semakin mantap. Aroma daging kambing yang kuat pun jadi berkurang setelah dibumbui dengan bumbu bakar Sate Maranggi ini.

3.Bumbu acar

Selain bumbu bakar sate, bumbu yang disajikan bersama Sate Maranggi juga menjadi ciri khasnya. Kebanyakan jenis sate biasanya disajikan dengan bumbu kacang. Tapi seperti yang disebutkan sebelumnya, Sate Maranggi bisa dinikmati tanpa bumbu kacang tambahan, karena rasa bumbu bakarnya yang begitu meresap. Itulah sebabnya Sate Maranggi disajikan bersama bumbu yang disebut bumbu acar Sate Maranggi. Bumbu ini terbuat dari irisan tomat, cabe rawit, bawang merah, kecap serta daun kemangi. Irisan tomat memberikan rasa segar pada Sate Maranggi, sedangkan cabe rawit tentu disukai oleh Anda yang menggemari rasa pedas. Lalu, daun kemangi yang harum berpadu dengan aroma Sate Maranggi dijamin akan menggoda selera Anda.

Masyarakat Indonesia memang sangat menyukai sate. Bagaimana tidak? Aroma sate yang sedang dibakar saja memang sangat mengundang selera. Selain itu, sate merupakan salah satu kuliner khas Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Banyaknya variasi dan ragam sate di Indonesia menunjukkan bahwa sate bisa dibilang merupakan bagian dari budaya Indonesia, karena budaya setiap daerah menghasilkan variasi sate yang berbeda-beda.

Sate Maranggi memang terasa istimewa berkat berbagai keunikannya yang membedakan sate ini dengan jenis sate lainnya. Bila bumbu lezat yang memberikan cita rasa Sate Maranggi dipadukan dengan daging yang segar dan empuk, Sate Maranggi lezat pun tersaji dan siap dinikmati.

Maranggi terbuat dari daging apa?

Sate maranggi yang terkenal di Indonesia adalah khas Purwakarta. Sate maranggi khas Purwakarta memiliki 2 varian daging yang digunakan, yaitu daging sapi dan kambing. Sate disajikan dengan acar sambal tomat, sambal oncom, ketan bakar atau nasi timbel.

Sate Maranggi dari hewan apa?

Sate maranggi berasal dari Purwakarta, Jawa Barat. Bahan dasarnya bisa daging sapi atau kambing.

Apa ciri khas Sate Maranggi?

Keistimewaan ini didapat dari banyak hal seperti proses membakar sate. Daging direndam bumbu terlebih dahulu sebelum dibakar kurang lebih 30 menit. Setelah itu sate siap dibakar, selama pembakaran sate bumbu selalu dioleskan terus-menerus di atas daging.

Apa Beda Sate Maranggi dengan sate madura?

"Sate madura menggunakan sambal kacang, sementara sate maranggi biasa disajikan dengan sambal kecap. Sate lilit, seperti makanan khas Bali lainnya, disajikan dengan sambal matah," ujarnya ketika ditemui di acara sosialisasi 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia, pekan lalu.