Pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dari kisah anak dari batu

Pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dari kisah anak dari batu

Kunci Jawaban PAI Kelas 5 SD Halaman 73: Hidup Sederhana dan Ikhlas /Buku PAI Kelas 5 Revisi 2017

PORTAL PEKALONGAN- Selamat belajar adik-adik, kita akan membahas kunci jawaban Pendidikan Agama Islam atau PAI kelas 5 SD Pelajaran 8 Mari Mengenal Hidup Sederhana dan Ikhlas

Artikel ini akan membahas kunci jawaban PAI kelas 5 SD Pelajaran 8 pada halaman 72 dan 73 mengenai Mari Hidup Sederhana dan Ikhlas.

Sebelumnya, lebih baik adik-adik belajar menjawab terlebih dahulu setelah itu baru mencocokan dengan kunci jawaban di artikel ini.

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 5 Halaman 66,67 : Mari mengenal Rasul-Rasul Allah

>

Artikel kunci jawaban akan membantu Adik-adik untuk memahami materi di sekolah. Simaklah kunci jawaban ini dengan bimbingan dari orang tua.

Kunci jawaban ini seperti dirujuk PORTAL PEKALONGAN dari penjelasan guru SD Negeri 1 Kebutuhduwur, Dzikrillah, S.Pd I alumni UNSIQ Wonosobo.

Contoh Kunci Jawaban Halaman 72

Ayo Berlatih

Sumber: Buku PAI Kelas 5 Revisi 2017

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ibnu Hajar, Si Anak Batu

Pada zaman dahulu ada seorang ulama namanya Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau semula adalah seorang santri yang bodoh. Beliau belajar kepada kyainya sampai beberapa tahun, namun ia belum juga bisa membaca dan menulis, hingga akhirnya diapun berputus asa. Ia pun mohon diri kepada kyainya supaya diperbolehkan pulang. Dengan berat hati sang kyai memperbolehkan Ibnu Hajar pulang, tapi beliau berpesan supaya jangan berhenti belajar sesampainya di rumah.

Akhirnya Ibnu Hajar pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan, hujan turun dengan lebat, ia terpaksa berteduh dalam sebuah gua. Oleh karena hujan tak kunjung reda, ia pun memutuskan masuk lebih dalam ke gua sehingga dapat duduk-duduk di dalamnya. Pada saat itulah terdengar suara gemericik. Oleh karena penasaran, ia mendatangi sumber suara tersebut.

Ternyata sumber suara itu berasal dari gemericik air yang menetes pada sebongkah batu yang sangat besar. Batu besar itu berlubang karena telah bertahun-tahun terkena tetesan air. Melihat batu yang berlubang tersebut, akhirnya Ibnu Hajar merenung. Ia berpikir, batu yang besar dan keras ini lama-lama berlubang hanya karena tetesan air ini. Kenapa aku kalah dengan batu? Padahal akal dan pikiranku tidak sekeras batu, berarti aku kurang lama belajar.

Setelah berpikiran demikian akhirnya Ibnu Hajar tidak jadi pulang, ia memutuskan untuk kembali ke pondok. Semangatnya kembali tumbuh untuk belajar kepada kyainya. Akhirnya, Ibnu Hajar kembali ke pondok, ia ingin belajar lebih lama dan lebih tekun. Di pondok ia belajar dengan tekun dan rajin serta tidak mengenal putus asa. Usaha tersebut tidak sia-sia. Ia menjadi orang alim, bahkan dapat mengarang beberapa kitab. Dari asal mula cerita batu di dalam gua, inilah kemudian beliau diberi nama Ibnu Hajar (Anak Batu).

Sumber : Buku Al-Qur’an Hadis Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas 6.

Oleh Malik.S.Pd

Pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dari kisah anak dari batu

Sebelum menjadi ulama besar yang sangat produktif dalam menghasilkan berbagai karya, Ibnu Hajar saat masih menuntut ilmu terkenal sebagai seorang anak yang bodoh dan bebal. Ia pernah merasa putus asa dan lari dari tempat ia belajar karena merasa sangat tidak paham dengan ilmu yang diberikan guru kepadanya.

Semakin ia diberi penjelasan, maka semakin ia tidak mengerti maksudnya. Waktunya lebih banyak untuk menyendiri dan merenung di pinggir sungai. Pada saat merenung, mendadak ia tersentak oleh tetesan air pada batu yang didudukinya itu. Ternyata pada satu sisi batu di mana air tersebut menetes, terlihat ada lubang di sana. Dari situ kemudian tumbuh lagi semangatnya untuk belajar, karena ia berkeyakinan jika batu saja dapat berlubang oleh tetesan air, tentu hati manusia yang lunak akan tertembus pula oleh siraman ilmu pengetahuan.

Akhirnya sejarah mencatat Ibnu Hajar al-Asqalani sebagai ulama yang hebat dan terkenal dengan keluasan ilmunya. Nama Ibnu Hajar sendiri secara bahasa artinya “anak batu” karena erat kaitannya dengan legenda yang menyatakan bahwa kegemilangannya dalam ilmu pengetahuan berawal dari terinspirasinya ia oleh sebuah batu yang berlubang oleh tetesan air.

Biografi (https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Hajar_al-'Asqalani)

Ibnu Hajar al-'Asqalani (773 H/1372 M – 852 H/1449 M) adalah seorang ahli hadits dari mazhab Syafi'i yang terkemuka. Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar, tetapi lebih dikenal sebagai Ibnu Hajar al-Asqalani dikarenakan kemasyhuran nenek moyangnya yang berasal dari Ashkelon, Palestina. Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan dari kitab shahih milik Imam Bukhari dan disepakati sebagai kitab penjelasan Shahih Bukhari yang paling detail yang pernah dibuat.

Semangat dalam menggali ilmu ditunjukkannya dengan tidak mencukupkan mencari ilmu di Mesir saja, tetapi dengan melakukan rihlah (perjalanan) ke banyak negeri. Negeri-negeri yang pernah disinggahi dan tinggal disana, di antaranya:

  1. Dua tanah haram (Al-Haramain), yaitu Makkah dan Madinah. Ia tinggal di Makkah al Mukarramah dan shalat Tarawih di Masjidil Haram pada tahun 785 H. Yaitu pada umur 12 tahun. Dia mendengarkan Shahih Bukhari di Makkah dari Syaikh al-Muhaddits ‘Afifuddin an-Naisaburi al-Makki. Dan Ibnu Hajar berulang kali pergi ke Makkah untuk melakukan haji dan umrah.
  2. Damaskus, Di negeri ini, dia bertemu dengan murid-murid ahli sejarah dari kota Syam, Ibnu ‘Asakir. Dan dia menimba ilmu dari Ibnu Mulaqqin dan al-Bulqini.
  3. Baitul Maqdis, dan banyak kota-kota di Palestina, seperti Nablus, Khalil, Ramlah dan Ghuzzah. Dia bertemu dengan para ulama di tempat-tempat tersebut dan mengambil manfaat.
  4. Shan’a dan beberapa kota di Yaman dan menimba ilmu dari mereka.

Perjalanan ini dilakukan oleh al-Hafizh untuk menimba ilmu, dan mengambil ilmu langsung dari ulama-ulama besar. Sehingga dikenal Ibnu Hajar memiliki banyak guru yang besar dan masyhur.

Al-Hafizh Ibnu Hajar mulai menulis pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekati ajalnya. Karya-karya dia banyak diterima umat islam dan tersebar luas, semenjak dia masih hidup. Para raja dan Amir biasa saling memberikan hadiah dengan kitab-kitab Ibnu hajar. Menurut murid utamanya, yaitu Imam As-Sakhawi, karya dia mencapai lebih dari 270 kitab. Kebanyakan karyanya berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat. Di antarakarya tulis Ibnu Hajar tersebut:

  1. Fathul Bari
  2. Ad-Durar al-Kaminah, kamus biografi tokoh-tokoh abad ke-8
  3. Tahdzib at-Tahdzib
  4. Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, kamus biografi sahabat nabi.
  5. Bulughul Maram
  6. Al-Isti'dad Liyaumil Mii'aad
  7. Nukhbatul Fikr, (tentang Musthalah hadits)

Pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dari kisah di atas? Coba kemukakan


Page 2

Pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dari kisah anak dari batu

“Assalamualaikum Wr. Wb, anak-anakku…(murid kelas 4 SD : red), pada zaman dahulu kala hiduplah seorang anak yatim, Ayahnya meninggal pada saat ia masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika ia masih balita. Di bawah asuhan kakak kandungnya, ia tumbuh menjadi remaja yang cerdas dan iffa (menjaga diri dari dosa) dan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Ibnu hajar Al-Asqalani itulah namanya. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir…” kata Andy mengawali kisah di hadapan anak-anak didiknya yang masih haus akan binaan, waktu itu adalah jadwal masuk perdana mereka pasca pembagian raport Mid Semester I (Raport Tri Wulan) Tahun Ajaran 2006-2007 di SD almuslim Tambun Bekasi.

Kisah Ibnu Hajar Al-Asqalani yang termasyhur itu memang seringkali diungkapkan oleh banyak orang, dalam berbagai event, baik acara Motivasi, khutbah Jum’at, dan saat mendidik anak di rumah maupun di sekolah. Kisah ini memang sederhana tapi sarat inspirasi, maka bukan suatu hal yang aneh bila banyak orang yang telah mendengar dan terinspirasi oleh kisah si “Anak Batu”

Kisah ini pula yang menginspirasi Andy dan untuk selanjutnya ia berusaha menularkan “virus” inspirasi kisah “si Anak Batu” pada seluruh Orang Tua Murid dan anak didik di kelasnya dalam sebuah kesempatan bernama Pembagian Raport Mid semester I, semua Andy lakukan hanya dalam rangka mengevaluasi hasil belajar siswa semata yang telah genap tiga bulan pada Tahun Ajaran 2006-2007 plus keluhan beberapa Orang Tua Murid tentang sulitnya meminta anak untuk belajar bahkan hanya sekedar membaca ataupun mengulang pelajaran. “Pak…anak saya susah sekali bila disuruh belajar…” ujar salah satu Orang Tua Siswa, “Pak…anak saya belajarnya nggak bisa bertahan lama…sedikit-sedikit melirik ke TV” ujar yang lainnya, “Pak…anak saya kalo belajar gak mau didampingi, maunya belajar di kamar sendirian, tapi pas saya tengok di kamar, eh…dia malah moloooorr…” sungut yang lainnya.

Itulah sekelumit kenangan Andy sebagai seorang “Konsultan pendidikan dadakan” (hehehe…wali kelas maksudnya). iapun berusaha mencari solusi terbaik (terbaik bagi ORTU dengan segala impiannya, dan terbaik bagi siswa dengan semua permasalahan belajarnya), kisah “si Anak Batu” menjadi senjata pamungkasnya berbalut kisah Imam Syafi’i saat mengadu sulitnya belajar pada guru beliau :

“Syakautu ila wakii’ suua hifdhii fa arsyadanii ila tarkil ma’aashii wa ‘allamanii bi annal ‘ilma nuurun wa nuurullohi laa yuhdaa lil ‘aashii”

Artinya :

Saya (Imam Syafi’I : red) mengadu pada wakii’ (Nama panggilan gurunya) tentang kesulitan belajar, lalu beliau menyarankan padaku untuk meninggalkan “Maksiat” dan memberitahukanku bahwasanya ilmu itu adalah sebuah Cahaya Ilahi, dan Cahaya Ilahi tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.

Selanjutnya, Andypun merujuk nasehat seorang Ustadznya tatkala ia masih menjadi santri di Pondok Modern Daarussalaam Gontor tentang Strategi Jitu dalam Belajar “semoga Allah membalas semua amal Ustadz saya ini..” doanya di hadapan seluruh ORTU.

Dengan berbekal hikmah ketekunan kisah “si Anak Batu”, dan hikmah Akhlaq yang baik dari kisah Imam syafi’I, serta Amalan Nasehat Strategi Jitu dalam Belajar, lahirlah sebuah konsep penanganan permasalahan belajar siswa di kelasnya. Kartu Belajar, demikian ia menamakan konsep tersebut yang akan memberi kontribusi positif bagi ORTU dan seluruh siswa di kelasnya, yang mungkin juga bermanfaat untuk siswa-siswa lainnya…

 Kartu Belajar adalah hanya sebuah sarana berbentuk selembar kertas berukuran A4 berisikan kegiatan belajar siswa. Bila dilihat dari tampilannya, hanya tampak sebagai selembar kertas tiada arti yang suatu saat bisa tercecer, robek, atau terbang ke suatu tempat karena kreatifitas anak dan angan-angannya sebagai seorang pilot/professor pencipta Pesawat terbang, atau bahkan sekedar menjadi  Pembungkus Cabe dan kacang rebus. semua kenyataan “nasib” yang dialami kertas selama ini, sudah terpikirkan oleh Pak andy, maka beliau memikirkan sebuah trik jitu agar nasib selembar kertas Kartu Belajar yang ia konsep tak mengalami nasib yang sama.

Sangat sederhana trik yang dilakukan oleh Pak Andy, beliau memotivasi seluruh siswa :

  • Anak-anakku…Seorang Ibnu Hajar, ketika ia melihat tetesan air yang melubangi sebuah batu, ia tersadar akan keputus asaannya dalam belajar, beliau sadar bahwa ilmu tidak bisa didapat dalam sekejap mata.
  • Lalu Imam Syafi’I, ia mengadu ke gurunya tentang susahnya beliau dalam menghapal, sampai akhirnya beliau memutuskan untuk mengulang membaca saat malam hari sebanyak tiga kali setiap pelajaran yang baru ia terima, lalu pada hari berikutnya mengulang membaca sebanyak satu kali pelajaran yang sudah ia baca tiga kali tadi ditambah membaca sebanyak tiga kali pelajaran yang baru ia terima pada hari tersebut, begitu seterusnya dibarengi niat tulus ikhlas, berdoa, menjauhi maksiat, dan tawakkal,  walhasil Imam Syafi’I menjadi seorang Alim Ulama besar karena sering membaca dan perlu digaris bawahi dia tidak menghapal
  • Untuk mendapatkan ilmu memang butuh waktu dan ketelatenan, bapakpun (Pak Andy : red) pernah melakukan sebuah kekeliruan ketika bapak kuliah, semua persiapan UAS selalu bapak lakukan dengan instan, sampai-sampai berkembang sebuah istilah di kalangan Mahasiswa “SKS” (Sistem Kebut Semalam), ini sangat tidak baik untuk sebuah persiapan menghadapi UAS. Hari ini bapak bagikan selembar kertas Kartu Belajar yang akan menjadikanmu mampu meraih semua prestasi impianmu dalam belajar. Kartu ini harus kamu bawa setiap harinya dan diletakkan di atas meja bapak, kertas ini sebagai bukti baktimu pada Orang Tuamu, maka jagalah bukti baktimu ini…

Lalu Pak Andy memberikan petunjuk penggunaan Kartu Belajar tersebut :

Pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dari kisah anak dari batu

Kartu Belajar

  • Pada kolom Targetku, kamu isi dengan nilai yang kamu inginkan untuk setiap mata pelajaran, targetkanlah nilai tersebut lebih tinggi dari NKBM (Nilai Ketuntasan Belajar Minimum)
  • Di kolom selanjutnya ada kolom Membaca Bab 1, Bab 2, dst. Kolom ini akan diisi dengan tanda tangan Orang Tuamu, bapak sudah membuat kesepakatan dengan Orang Tuamu untuk tidak membubuhkan tanda tangan pada kolom tersebut bila kamu  tidak membaca pada malam harinya, atau kamu membaca tapi tidak didampingi Orang Tuamu karena mereka  harus melihatmu benar-benar  telah membaca Bab terkait dan setelah membaca mereka akan bertanya padamu satu atau dua pertanyaan tentang Bab yang telah kamu baca. Target kita hanya membaca dalam sebulan ini semua bab yang ada kecuali pelajaran Matematika.

Tentunya ada beberapa diantara kamu yang berpikiran “ah, gak apa tidak ditanda tangani” atau “udah aja gak usah dikumpulin…”. Ketahuilah pemikiran seperti ini bisa merugikanmu, karena tatkala kolom tersebut kosong (tanpa tanda tangan) atau kamu tidak mengumpulkan kartu, maka kamu akan kehilangan waktu istirahat pertama dan Istirahat kedua, karena bapak akan menugaskanmu membaca Bab terkait pada jam tersebut sebagai pengganti waktu belajar malammu yang kamu sia-siakan, itu artinya kamu tidak akan bisa bermain saat istirahat pertama dan kedua. Tentunya bapak tak rela melihatmu seperti itu, pastinya kamupun demikian, tidak menginginkan hal tersebut terjadi padamu

  • Setelah kita membaca semua bab setiap pelajaran yang ada, maka kita akan lanjut ke tahap berikutnya yaitu Memahami isi semua bab yang ada pada semua pelajaran tercantum di Kartu Belajar, tahap inipun prakteknya sama dengan Tahap Membaca, targetnyapun sama yaitu memahami selama sebulan semua isi bab pada seluruh pelajaran yang ada kecuali Matematika.
  • Tahap berikutnya kita berlatih soal/mengerjakan LKS ditandai pula bukti tanda tangan dari ORTU kalian.

Untuk merampungkan semua itu hanya dibutuhkan waktu tiga bulan setiap malamnya, dan ingat, bapak tidak mewajibkan kamu belajar setiap malam selama satu jam atau lebih, bapak hanya meminta kamu mengikuti langkah-langkah di atas sesuai kemampuanmu, jika kamu bisa menyelesaikan satu bab dalam waktu lima menit, so be it, you are good…dan bila kamu mampu menyelesaikan satu bab dalam waktu satu jam, itu tidak jadi masalah…setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. setelah merampungkan semua ikhtiar di atas, maka bapak yakin, kamu tidak perlu “SKS” yang kamu butuhkan adalah hanya Berdoa pada Allah SWT, dan bapak percaya siswa-siswa yang duduk di hadapan bapak saat ini adalah para juara yang akan meraih prestasi yang dahsyat. Mereka itu adalah kalian semua…

Senin Pagi 8 Januari 2007, Jam 07.00 WIB. Hari Pertama pelaksanaan Kartu Belajar, Pak Andy melihat tumpukan kertas Kartu Belajar di atas mejanya, namun tidak semua siswa mengumpulkan Kartu, ternyata Sonya yang tidak sengaja meninggalkan kartu di rumahnya karena berangkat terburu-buru. Pak Andy mengumpulkan para siswanya lalu berkata ”Assalamu’alaikum anak-anakku…Luar biasa…bapak senang melihat semangat kalian hari ini, dan bapak senang kamu sudah memiliki niat untuk berubah…terbukti dengan terkumpulnya lembaran ini (Pak Andy mengangkat tangannya yang menggenggam setumpuk kartu belajar), kartu ini akan bapak periksa, terima kasih…wassalamu…” belum sempat Pak Andy mengakhiri salamnya, tiba-tiba salah seorang siswa berteriak :

“Tapi pak…saya gak ngumpulin…”

Ternyata Sonya yang barusan bicara.

“oh ya…mengapa sonya? Kamu mengalami kesulitan ?” Sahut Pak Andy.

“iya pak…tadi saya buru-buru…” jawab Sonya sedih.

“ya sudah…toh besok kamu bisa memperlihatkannya ke Bapak…”

“Berarti hari ini Sonya gak boleh main saat istirahat ya pak?” Tanya teman-temannya.

“Sonya, Bapak bolehkan main saat istirahat, karena ini adalah Hari pertama pelaksanaan kartu belajar, mungkin beberapa diantara kalian belum terbiasa dengan ini, maka bapak berikan bonus untuk hari ini saja, tapi besok tidak ada seorangpun yang meninggalkan kartu belajar ini”

“Horeeee…” teriak gembira teman-temannya, Sonyapun kelihatan senang.

Hari Kedua berjalan lancar, hari berikutnya ada 2-3 orang yang kena larangan bermain, namun hari-hari setelahnya  tak satupun yang berani mengikuti jejak 3 orang temannya tersebut, mungkin mereka takut kena funishment, demi melihat ke tiga orang temannya disuruh belajar dan tidak boleh bercakap-cakap dengan teman yang lain, sementara teman-teman mereka asyik bermain saat istirahat.

Tak terasa hari Pembagian Raport Semester satupun tiba, sekali lagi Luar biasa…prestasi siswa kelas Pak Andy naik drastis dan siswa pringkat satu di kelasnya mengungguli nilai peringkat satu di dua kelas reguler lainnya, tapi memang masih kalah dengan peringkat satu kelas Unggulan (hal yang wajar, mengingat para siswa kelas unggulan memang terdiri dari siswa-siswa pilihan). Tanggapan ORTU terhadap Kartu Belajar yang diterapkan Pak Andypun sangat positif, mereka senang melihat perubahan pada anak-anaknya.

Inilah gambaran sukses sebuah pendidikan, semua elemen terkait ikut terlibat dan peduli terhadap perkembangan siswa :

  • Guru memberikan arahan yang baik dalam belajar
  • Orang Tua Murid mendukung program Guru dan menindak lanjutinya saat di rumah
  • Siswa “terjebak” dalam sebuah kesepakatan yang dibuat Guru dan ORTU yang memaksa mereka untuk ikut terlibat dalam kesepakatan tersebut saat pertama kali, tapi akhirnya menjadi suatu kebiasaan rutin yang mereka lakukan tanpa beban. Ingatlah Suatu hal yang baru memang terasa Berat untuk dikerjakan saat pertama kali.

Pastinya semua ikhtiar akan sia-sia bila tidak dibarengi dengan doa, maka Faktor X pun ikut berperan dalam hal ini adalah Allah SWT. Tanpa Ridho-Nya semua yang kita bangun untuk kemajuan pendidikan akan hancur berantakan, maka sebagai seorang guru tak salah bila kita menyebut nama siswa kita tatkala berdoa memohon kepada Allah untuk kesuksesannya, begitupun siswa yang bersangkutan beserta ORTUnya turut berdoa bagi kesuksesannya. Subhanallah…Maha Benar Allah atas semua Firmannya…

Salam

 Blogger

http://www.kompasiana.com/4rbain