Mengapa proses tawar menawar di pasar tradisional termasuk dalam interaksi sosial pada bidang ekonomi?

Pasar merupakan salah satu ruang interaksi jual beli tempat bertemunya pedagang dan pembeli. Pasar ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan terdapat proses tawar-menawar dalam interaksi tersebut. Dalam sebuah pasar, proses interaksi jual beli akan semakin menarik karena komunikasi yang terjadi antara pedagang dengan pembeli memiliki pola-pola komunikasi yang berbeda. Pola-pola komunikasi tersebut merupakan strategi yang digunakan pedagang untuk mempengaruhi pembeli dalam mencapai kesepakatan harga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola-pola komunikasi interaksi jual beli antara pedagang pakaian dengan pembeli, dengan menggunakan kajian etnografi komunikasi. Kajian etnografi komunikasi di Indonesia jarang sekali dilakukan, hanya beberapa peneliti bahasa yang meneliti kajian etnografi komunikasi. Etnografi komunikasi adalah suatu studi terhadap peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, yaitu suatu cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda kebudayaan. Pola-pola komunikasi pada interaksi jual beli antara pedagang pakaian dengan pembeli di Pasar Muncar dikategorisasikan menjadi dua yaitu pola-pola komunikasi interaksi jual beli antara pedagang pakaian dengan pembeli pelanggan dan pola-pola komunikasi interaksi jual beli antara pedagang pakaian dengan pembeli bukan pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitan ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: (1) tahap penyediaan data, dilakukan dengan menggunakan metode simak (observasi), teknik dasar sadap, teknik lanjutan Simak Bebas Libat Cakap (SBLC), teknik lanjutan rekam, teknik lanjutan catat dan juga menggunakan wawancara mendalam. Metode simak (observasi) dan wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh data konteks, sedangkan teknik lanjutan SBLC digunakan untuk memperoleh data tuturan percakapan; (2) tahap analisis data, menggunakan metode komparatif untuk mengetahui penggunaan bahasa atau varian bahasa yang digunakan para pedagang pakaian dan pembeli, dan metode etnometodologi untuk mengetahui pola-pola komunikasi antara pedagang pakaian dengan pembeli; (3) tahap penyajian hasil analisis data, menggunakan metode penyajian secara informal dan formal. Perbedaan etnik antara pedagang pakaian dengan pembeli tetap membuat interaksi jual beli berlangsung komunikatif. Dalam interaksi jual beli, pedagang pakaian menggunakan strategi yang berbeda untuk mempengaruhi pembeli pelanggan dan pembeli bukan pelanggan dalam mencapai kesepakatan harga. Strategi yang digunakan pedagang pakaian untuk mempengaruhi pembeli pelanggan yaitu dengan melakukan pengenalan identitas barang atau pakaian yang terdiri atas dua sampai enam pengenalan identitas barang. Selain itu, juga dengan melakukan penggodaan, memunculkan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan interaksi jual beli, menggunakan sebuah lelucon, dan melakukan pemberian solusi. Strategi yang digunakan pedagang pakaian untuk mempengaruhi pembeli bukan pelanggan yaitu dengan melakukan pengenalan identitas barang atau pakaian yang terdiri atas satu sampai empat pengenalan identitas barang. Selain itu, juga dengan menggunakan ungkapan basa-basi dan melakukan pemberian saran. Pembeli pelanggan dan pembeli bukan pelanggan mempunyai strategi yang berbeda untuk mempengaruhi pedagang pakaian dalam mencapai kesepakatan harga. Strategi yang digunakan pembeli pelanggan pakaian untuk mempengaruhi pedagang pakaian yaitu dengan menaikkan harga tawaran kepada pedagang pakaian sebagai bentuk keinginan memiliki pakaian yang dijual oleh pedagang pakian. Strategi yang digunakan pembeli bukan pelanggan untuk mempengaruhi pedagang pakaian yaitu dengan melakukan perayuan kepada pedagang pakaian dan menaikkan harga tawaran.

Mengapa proses tawar menawar di pasar tradisional termasuk dalam interaksi sosial pada bidang ekonomi?

putriazzahra020109 putriazzahra020109

Jawaban:

Kegiatan jual beli dan tawar menawar di pasar antara pihak penjual dan pembeli

Mengapa proses tawar menawar di pasar tradisional termasuk dalam interaksi sosial pada bidang ekonomi?

Jawaban :

*)Menawar Barang

*) Membeli Barang

*) Menghormati sasama pedagang di pasar

*) Berbicara Sopan

*)Jujur

Penjelasan:

Interaksi yang terjadi antara Penjual dan pembeli,baik itu di pasar tradisional maupun modern adalah bentuk interaksi pedagang.Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sosial antar penjual dan pembeli tergolong pada Asosiatif dengan bentuk kerjasama(cooperation)

Proses tawar menawar antara penjual dan pembeli menunjukkan adalah proses transaksi dalam bentuk barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masing-masing. Pembeli memiliki kebutuhan akan barang dan jasa, penjual memiliki kebutuhan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya. Adanya proses tawar menawar ini merupakan bentuk interaksi di bidang ekonomi karena adanya unsur pemenuhan kebutuhan. Pasar di lingkungan masyarakat sangat penting karena pasar menjadi roda perekonomian suatu negara. Jadi, jawaban yang tepat adalah A.   

Mengapa proses tawar menawar di pasar tradisional termasuk dalam interaksi sosial pada bidang ekonomi?
Kita tak menyadari bahwa dalam keseharian tidak bisa dilepaskan dari pasar. Dalam istilah ekonomi, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melakukan transaksi perdagangan barang dan atau jasa.

Membaca definisi pasar tersebut mungkin kita mulai sadar bahwa pada dasarnya hidup kita dikelilingi oleh pasar. Dari pengertian pasar yang tradisional, modern hingga virtual. Bahkan mungkin ada klasifikasi lain seperi pasar semi modern, pasar yang serba ada (supermarket) hingga pasar yang memperjualbelikan saham.

Daftar akan semakin panjang bila kita memasukkan nama-nama tempat, hari atau atribut lain setelah kata ‘pasar’. Sebut saja ada pasar minggu, pasar senin, pasar pagi, pasar malam, pasar  ciputat, pasar depok, pasar gembrong, pasar baru, pasar tanah abang, pasar gede, pasar kaget dan lain-lain.

Disini tidak akan dibahas secara rinci satu-persatu. Namun, tulisan singkat ini berfokus pada pasar yang digolongkan sebagai pasar tradisional. Mengapa? Pasar tradisional memiliki karakteristik keunikan tersendiri.

Pertama, secara fisik pasar ini berada reltif dekat dengan tempat tinggal kita. Biasanya di dekat tempat tinggal, perkampungan, perumahan terdapat sebuah tempat yang disebut pasar ini. Walaupun sudah menjadi jamak, banyak pengembang perumahan modern kemudian melengkapi fasilitas umumnya dengan pasar modern maupun pasar serba ada lengkap (supermarket). Jadi, dari sisi jarak dalam artian kedekatan fisik, pasar tradisional ada di sekitar kita.

Kedua, kedekatan antara penjual dan pembeli lebih terasa karena interaksi mereka yang berulang-ulang dan mendalam. Interaksi sosial yang hangat dan personal sering terjadi di pasar tradisional. Transaksi yang berulang, tawar-menawar yang dilakukan dengan ‘taktik’ tertentu agar mendapatkan harga lebih murah atau bonus lebih banyak, seringkali menciptakan ‘kedekatan’ yang maknanya tidak bisa direduksi sebagai sekedar hubungan antara penjual dan pembeli. Karena keramahtamahan penjual, tak jarang pembeli pun ‘takluk’ dengan ‘persuasi’ penjual. Yang terjadi adalah saling menguntungkan.

Bila ini terjadi dalam frekuensi yang sering, dalam waktu yang cukup panjang maka hubungan yang terjadi sudah beyond customer satisfaction and loyalty. Yang akan terjalin adalah pasar sebagai jaring pengaman sosial ekonomi rakyat bagi penjual termasuk produsen dan konsumen. Bila resesi sedang terjadi, harga-harga naik sementara kebutuhan tetap atau cenderung meningkat, dengan gaji / pendapatan yang relatif tetap, ibu-ibu rumah tangga harus memutar otak lebih keras agar tetap bisa membelanjakan sesuai kebutuhannya. Karena hubungannya yang baik, konsumen mendapatkan kemudahan-kemudahan tertentu. Misalnya, dari diskon, kemudahan pembayaran (angsur, hutang) hingga pengiriman barang ke rumah. Hal ini tentu memudahkan konsumen.

Di saat resesi / krisis, para penjual juga tahu situasi dan kondisi yang dihadapi para konsumennya: uang yang relatif terbatas. Agar terjadi transaksi, mereka harusa melakukan penyesuaikan misalnya harga. Dengan demikian, bisnis pun tetap terjadi. Ekonomi pun tetap bergulir.

Pasar tradisional dalam konteks ini bisa menjadi katup pengaman sosial ekonomi masyarakat sekaligus pilar kekuatan ekonomi yang lebih bersifat informal. Oleh karena itu, bila ingin melihat dan merasakan ekonomi Indonesia yang stabil, maju, kuat dan tahan goncangan, tidak hanya sibuk mengurusi ‘pasar-pasar modern dan sophisticated’. Tetapi fokuskan pada pasar-pasar tradisional di sekitar kita. Lakukan penataan yang baik, lingkungannya menjadi semakin bersih, transaksi pun semakin aman dan nyaman dalam suasana kekeluargaan.

Bila ingin merasakan urat nadi sejati ekonomi Indonesia, coba lah datangi dan atau berbelanja di pasar tradisional sekitar kita tinggal. Amati apa yang terjadi di sana, bagaimana suasananya, riuh rendahnya, ibu-ibu rumah tangga yang berbelanja baik sendirian maupun dengan keluarga, rasakan denyutnya dan setiap tarikan napasnya; kita akan temukan itulah hakekat pasar sebagai tempat bersilaturahmi antar umat manusia, mempertukarkan sumber daya, menguatkan ekonomi dan kohesifitas sosial hingga keintiman keluarga.