Mengapa dan apa maksud Jepang memanggil Soekarno Hatta ke Dalat Vietnam?

Pada 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Radjiman berangkat ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara Marsekal Hisaichi Terauchi. Dalam pertemuan tersebut, Terauchi menyatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Mengapa dan apa maksud Jepang memanggil Soekarno Hatta ke Dalat Vietnam?

Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. - Antara

Militer Jepang di Asia-Pasifik mulai terpojok oleh militer Sekutu pada 1944. Perdana Menteri Jepang Koiso Kuniaki, dalam pidatonya pada 7 September 1944, menyampaikan bahwa daerah-daerah di laut selatan, termasuk Indonesia, akan dimerdekakan. Bangsa Indonesia pun mulai diizinkan mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’.

Terkait janji kemerdekaan itu, pada 29 April 1945, dibentuklah Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Lembaga beranggotakan 60 orang itu dipimpin oleh dr KRT Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua dan Ichibangase Yosio sebagai ketua muda. Lalu sebagai sekretarisnya adalah Toyohito Masuda dan Abdul Gaffar Pringgodigdo.

BPUPKI, yang di antaranya berisi Sukarno, Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, Raden Oto Iskandardinata, KH Wahid Hasyim, Supomo, dan Haji Agus Salim, dilantik di gedung Cuo Sangi In (sekarang kantor Kementerian Luar Negeri) di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, pada 28 Mei 1945. BPUPKI bersidang dua kali membahas rumusan dasar negara dan rancangan undang-undang dasar hingga rencana membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Setelah tugasnya selesai, BPUPKI melaporkannya kepada Gunseikanbu atau penguasa Jepang pada 18 Juli 1945. Lalu badan tersebut dibubarkan dan diganti dengan Dokuritsu Junbi Inkai atau PPKI pada 7 Agustus 1945. PPKI, yang beranggotakan 27 orang, dipimpin oleh Sukarno sebagai ketua, Hatta sebagai wakil ketua, dan Ahmad Soebardjo sebagai penasihat.

Pembentukan PPKI ini sangat cepat karena melihat perkembangan politik dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Lembaga itu dibentuk sehari setelah pasukan Amerika Serikat menjatuhkan bom atom seberat 64 kilogram di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Bom nuklir atau bom little boy itu setidaknya menewaskan 90-146 ribu orang. Pada 8 Agustus, Uni Soviet mengumumkan perang melawan Jepang dengan menginvasi Manchuria. Esoknya, 9 Agustus 1945, pesawat AS kembali menjatuhkan bom nuklir ke Nagasaki yang menewaskan 39-80 ribu orang.

KEKALAHAN Jepang oleh sekutu karena dijatuhkannya bom atom di dua kota yaitu Hiroshima dan Nagasaski membuka jalan kemerdekaan Indonesia. Sejumlah tokoh seperti Soekarno, Mohammad Hatta, KRT Radjiman Wedyodiningrat dan lain sebagainya berusaha membawa negeri ini ke gerbang kemerdekaan.

Dikutip dari beragam sumber, ketiga orang tersebut oleh Jepang dianggap sebagai tokoh yang cukup berpengaruh bagi rakyat Indonesia. Selain itu, mereka juga yang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945.

(Baca juga: Soekarno Menagih Janji Jepang Ketika Bom Atom Menghantam Nagasaki)

Sebagai pimpinan PPKI, ketiganya diundang ke Dalat, Vietnam oleh Jepang untuk membicarakan kemerdekaan RI untuk bertemu Panglima seluruh Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Hisaichi Terauchi.

(Baca juga: Lahirnya PPKI, Cikal Bakal Berdirinya Negara Indonesia)

Ketiganya pun berangkat ke Dalat, Vietnam pada Pada 8 Agustus 1945. Mereka meninggalkan Jakarta pada pukul lima pagi melalui Bandara Kemayoran untuk memulai sebuah penerbangan yang harus dirahasiakan karena bisa saja pesawat yang mengangkut ketiga tokoh itu disergap dan ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat sekutu.

Dan benar saja, pada 9 Agustus 1945 Amerika Serikat kembali melakukan penyerangan ke Kota Nagasaki, Jepang ‎ Penyerangan dilakukan dengan menjatuhkan bom atom dari pesawat pengebom milik Amerika B-29 salah satu ke pelabuhan terbesar di Jepang itu.

Nagasaki merupakan kota terpenting pada saat Perang Dunia II. Bom atom diterjunkan Amerika Serikat dan menghancurkan Nagasaksi ‎sebagai bentuk penyerangan. Dalam insiden tersebut tercatat 39.000 hingga 80.000 orang tewas.

Selanjutnya, pesawat yang membawa mereka mendarat di Saigon, Vietnam pada 10 Agustus 1945. Sesampainya di Saigon, ketiga juga belum tahu mengapa dipanggil oleh Panglima Tertinggi Jepang di Asia Tenggara itu. Sehari sesudahnya, pada 11 Agustus 1945 atau tepat 75 tahun silam, ketiga ini diterbangkan ke Dalat, Vietnam. Sesampai di sana, mereka menginap lagi semalam.

KOMPAS.com - Setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu. Para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia berupaya untuk memerdekakan bangsanya. Salah satunya dengan menemui Jenderal Terauchi Hisaichi di Dalat, Vietnam.

Amerika Serikat menjatuhkan bom atom pertamanya di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Kemudian pada hari berikutnya, bom atom kembali dijatuhkan di Nagasaki. Kondisinya semakin memanas setelah Uni Soviet menyerbu Manchuria dan menyatakan perang kepada Jepang.

Kondisi inilah yang mendorong Jenderal Terauchi Hisaichi mengundang Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wediodiningrat untuk datang ke Markas Besar Tentara Wilayah Selatan di Dalat, Vietnam. Inti dari pertemuan ini ialah untuk membahas perihal kemerdekaan Indonesia. 

Menurut Restu Gunawan, dkk dalam buku Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (2015), Ir. Soekano, Moh. Hatta dan Radjiman Wediodiningrat berangkat ke Dalat pada 9 Agustus 1945.

Baca juga: Makna Proklamasi bagi Kehidupan Bangsa Indonesia saat Ini

Dalam perjalanannya, Ir. Soekarno beserta rombongannya menginap satu malam di Singapura dan di Saigon. Pada pagi buta, rombongan tersebut berangkat dari Saigon menuju Dalat. Pertemuan rombongan dengan Jenderal Terauchi dijadwalkan pukul 10.00 waktu setempat.

Pada pertemuan 11 Agustus 1945, Jenderal Terauchi mengatakan jika Pemerintah Jepang di Tokyo memutuskan untuk memberi kemerdekaan pada seluruh daerah di Hindia Belanda. Namun, wilayah tersebut tidak termasuk Malaya serta bekas jajahan Inggris di Kalimantan.

Dilansir dari situs Universitas Negeri Yogyakarta, pada pertemuan tersebut pula, Jenderal Terauchi mengatakan jika awalnya kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada 24 Agustus 1945. Namun, ternyata pemberian kemerdekaan ini dipercepat setelah peristiwa penjatuhan bom di Hiroshima dan Nagasaki.

Selain membahas perihal kemerdekaan, ada beberapa hasil lainnya dari pertemuan antara Ir. Soekarno dengan Jenderal Terauchi.

Baca juga: Susunan Acara pada Pembacaan Teks Proklamasi

Apa sajakah hasilnya?

  1. Pembentukan PPKI sebagai BPUPKI
    Setelah menyelesaikan tugasnya, yakni menetapkan dasar negara dan menyusun rancangan Undang-Undang Dasar, BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Tentunya tugas PPKI lebih tertuju atau berfokus pada persiapan kemerdekaan Indonesia.
  2. Pemerintah Jepang memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
    Jenderal Terauchi mengatakan jika Indonesia akan diberikan kemerdekaan pada 24 Agustus 1945, tetapi dipercepat setelah Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh sekutu.
  3. Wilayah kemerdekaan Indonesia
    Jepang akan memberi kemerdekaan pada seluruh wilayah bekas Hindia Belanda. Namun, tidak termasuk Malaya serta bekas jajahan Inggris di Kalimantan.
  4. Pemberian kemerdekaan dilakukan secara berangsur-angsur
    Jepang memberikan kemerdekaan berangsur-angsur, dimulai dari Pulau Jawa dan disusul pulau-pulau lainnya. Pemberian kemerdekaan ini akan dilakukan secara langsung setelah semua persiapan selesai.

Setelah pertemuan antara Jenderal Terauchi dengan Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wediodiningrat selesai dilakukan, pada 14 Agustus 1945, ketiga tokoh ini kembali ke tanah air dari Dalat, Vietnam.

Mengapa Jepang memanggil Ir Soekarno dkk ke Dalat Vietnam?

Sebagai pimpinan PPKI, ketiganya diundang ke Dalat, Vietnam oleh Jepang untuk membicarakan kemerdekaan RI untuk bertemu Panglima seluruh Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Hisaichi Terauchi.

Mengapa Soekarno dan Hatta pergi ke Dalat jelaskan?

Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat merupakan tokoh-tokoh yang dipanggil ke Dalat pada tanggal 9 Agustus 1945. Pemanggilan ini dilakukan karena pada masa tersebut posisi Jepang mulai terdesak dalam Perang Asia Timur Raya.

Apa tujuan pemerintah Jepang memanggil tiga tokoh datang ke Dalat Vietnam?

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh Indonesia untuk membahas tentang keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia yang direncanakan diberikan pada 24 Agustus 1945.

Mengapa Jepang mengundang Soekarno Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat markas tentara Jepang di Asia Tenggara pada 9 Agustus 1945?

Jenderal Terauchi mengundang Sukarno, Hatta dan Radjiman ke Vietnam karena Jepang ingin meyakinkan mendukung penuh keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka. Pertemuan itu, untuk membahas rencana penyerahan kemerdekaan. Di situ pemerintah Jepang menjanjikan memberi kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945.