Kenapa saat hamil mual pusing lemas?

“Di trimester ketiga kehamilan, ibu hamil disarankan untuk lebih menjaga kehamilannya agar terhindar dari gangguan kesehatan tertentu. Terlebih lagi, ibu perlu menjaga kesehatan fisik dan mental karena sebentar lagi adalah momen persalinan. Lantas, apa saja gejala berbahaya yang perlu diwaspadai?”

Halodoc, Jakarta – Trimester ketiga adalah masa-masa yang mendebarkan buat pasangan menunggu kelahiran si buah hati. Karenanya memang butuh perhatian dan perawatan yang ekstra supaya terhindar dari risiko penyakit selama kehamilan trimester ketiga.

Ada gejala maupun situasi yang patut diwaspadai seiring dengan usia kehamilan yang menginjak trimester ketiga, di antaranya sebagai berikut:

1. Perdarahan

Jika ibu hamil mengalami perdarahan hebat yang diiringi dengan sensasi nyeri perut yang parah dan kram seperti menstruasi, itu bisa menunjukkan gejala gangguan ibu hamil trimester ketiga yang berbahaya. Ada beberapa kemungkinan kenapa kondisi demikian bisa terjadi. Bisa karena kondisi plasenta yang tidak berada di tempat semestinya, infeksi di mulut rahim ataupun kondisi rahim yang sobek. Sebenarnya tidak perlu sampai menunggu perdarahan sampai terjadi. Caranya, ketika ibu hamil merasakan rasa sakit yang sangat parah maka segera datang ke rumah sakit untuk mendapatkan informasi dan saran medis yang tepat.

2. Mual Parah

Kondisi mual saat kehamilan adalah situasi yang normal. Namun, ketika rasa mual diiringi dengan muntah hebat apalagi diare maka ini gejala tanda bahaya hamil trimester ketiga. Pada beberapa situasi gejala mual dan muntah parah bisa jadi merupakan tanda kalau ibu mengidap preeklamsia. Apalagi kalau disertai dengan pembengkakan anggota tubuh serta gangguan penglihatan dan pernapasan.

3. Tingkat Aktivitas Bayi yang Menurun

Umumnya menginjak kehamilan trimester ketiga aktivitas janin akan semakin intens. Gerakan janin bisa mulai dirasakan di minggu ke-16. Karena itu, penting untuk ibu hamil memperhatikan kapan saja bayi bergerak intens dan menghitung setiap pergerakannya. Mengetahui jadwal bayi bergerak akan membuat ibu sadar kapan tingkat aktivitas bayi menurun.

Umumnya bayi akan bergerak sehabis ibu makan atau ketika mengonsumsi minuman dingin. Ketika bayi tidak melakukan pergerakan selama dua jam ataupun kurang dari enam kali selama 24 jam ini bisa jadi penanda berbahaya.

4. Kontraksi Pada Awal Trimester Ketiga

Kontraksi yang terjadi di awal trimester ketiga bisa jadi tanda persalinan prematur. Mengalami kontraksi palsu menginjak kehamilan trimester ketiga awal adalah hal yang biasa terjadi dan umumnya kontraksi ini tidak intens dan akan segera menghilang. Namun, kalau kontraksi yang dirasakan ibu hamil tidak kunjung hilang dan berlangsung selama lebih dari empat kali dalam kurun waktu sejam, lalu diiringi dengan pecahnya air ketuban bisa jadi ini menandakan kelahiran awal.

5. Sakit Kepala Parah

Sakit kepala parah diiringi dengan sakit perut, gangguan visual dan pembengkakan selama trimester ketiga, bisa jadi ini merupakan tanda-tanda preeklamsia. Ini adalah kondisi yang serius dan berkembang menjadi kondisi yang fatal. Gangguan ini ditandai oleh peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine yang biasanya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.

6. Flu

Flu pada masa kehamilan trimester ketiga kerap menjadi gejala yang patut diwaspadai oleh ibu hamil. Ini bisa jadi pertanda kalau kondisi ataupun stamina ibu sedang tidak fit. Flu yang terjadi menginjak usia kehamilan trimester ketiga dapat berkembang menjadi komplikasi yang berbahaya, seperti bronkitis dan pneumonia.

Itulah beberapa gejala berbahaya di trimester ketiga kehamilan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, ibu disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin di

adalah kondisi mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester awal (3 bulan pertama kehamilan). Kondisi ini normal terjadi dan pada umumnya akan hilang setelah masuk trimester kedua. Jika mual dan muntah terjadi hebat, maka disebut hiperemesis gravidarum sehingga memerlukan penanganan segera.

 

Gejala Morning Sickness

Gejala morning sickness adalah mual, yang muncul terutama pada pagi hari. Terkadang mual ini dapat berujung pada muntah yang tidak terlalu banyak. Gejala lain yang bisa menyertai adalah pusing, lemas, dan sensitif terhadap bau-bauan menyengat.

 

Penyebab dan Faktor Risiko Morning Sickness

Penyebab kondisi ini adalah peningkatan hormon beta HCG pada wanita hamil. Kondisi ini normal dan banyak ahli yang percaya bahwa kondisi ini merupakan pertanda baik, yaitu mengindikasikan adanya plasenta yang tumbuh dengan baik dan normal. Faktor risiko kondisi mual dan muntah pada wanita hamil adalah riwayat kondisi yang sama pada kehamilan sebelumnya dan saat mencium bau-bauan menyengat.

 

Diagnosis Morning Sickness

Diagnosis dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk kondisi morning sickness. Namun bila dokter mencurigai ada kondisi hiperemesis gravidarum, maka dokter melakukan pemeriksaan keton urin untuk memastikan diagnosis.

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan ada tidaknya hormon beta HCG pada urine (test pack) untuk memastikan morning sickness yang terjadi disebabkan karena adanya kehamilan.

 

Penanganan Morning Sickness

Pada umumnya morning sickness adalah kondisi normal, maka tidak ada penanganan khusus untuk kondisi ini. Gejala ini dapat hilang setelah usia kehamilan di atas 12 minggu. Untuk mengurangi keluhan ibu hamil dapat mengkonsumsi air rebusan jahe. Jika dokter mencurigai kondisi hiperemesis gravidarum, maka tata laksana yang sesuai meliputi:

  • Vitamin B6;
  • Obat antihistamin H1;
  • Antiemetik;
  • Cairan infus.

 

Pencegahan Morning Sickness

Jika ibu hamil tidak ingin mengalami morning sickness, ini pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu :

  • Menghindari bau-bauan yang menyengat;
  • Pola makan sehat;
  • Olahraga teratur;
  • Istirahat cukup.

Kapan Harus ke Dokter?

Kamu dapat menemui dokter jika pengobatan yang dilakukan tidak membantu untuk mengurangi gejalanya. Selain itu, muntah yang terkait dengan gejala-gejala ini, yang mungkin berasal dari penyebab lain, seperti demam, sakit perut, dan sakit kepala. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, kamu dapat melakukan janji temu dengan dokter di rumah sakit yang terbaik menurut kamu

Bagaimana cara mengatasi mual dan pusing saat hamil muda?

Cara Mengatasi Mual saat Hamil.
Pilih Makanan dengan Hati-Hati. ... .
Perbanyak Makan Camilan. ... .
Minum Banyak Cairan. ... .
Hindari Pemicu Mual. ... .
Hirup Udara Segar. ... .
Hati-hati dengan Vitamin Prenatal. ... .
Bilas Mulut Usai Muntah..

Mual pusing lemas gejala apa saat hamil?

Kadar hormonal dan volume darah mengalami perubahan pada masa kehamilan awal. Hal ini berdampak pada timbulnya keluhan seperti mual dan pusing saat hamil. Salah satu hormon yang cukup berperan dalam timbulnya keluhan pusing dan mual pada ibu hamil ada hormon beta-HCG.

Berapa lama mual dan lemas saat hamil muda?

Ibu hamil mulai merasakan mual pada minggu awal kehamilan hingga mencapai puncaknya pada minggu ke-9. Setelah itu mual akan berangsur membaik dan hilang pada minggu ke-12. Namun, tidak sedikit pula wanita kembali merasa mual di trimester ketiga layaknya saat hamil muda.

Bagaimana cara mengatasi lemas saat hamil?

Agar keluhan sering lelah saat hamil bisa terasa lebih ringan, Bumil bisa mencoba beberapa cara berikut:.
Mengurangi aktivitas. ... .
Mengonsumsi makanan sehat. ... .
Mencukupi kebutuhan air putih. ... .
4. Berolahraga secara teratur. ... .
Mengonsumsi suplemen sesuai rekomendasi dokter..