Bahan Nabati dan Hewani – Coba perhatikan makanan yang anda makan. Apakah terbuat dari bahan nabati atau hewani? Lalu bagaimana cara pengawetan dari makanan yang anda konsumsi tersebut? Di artikel kali ini akan dibahas tuntas tentang bahan nabati dan hewani serta contoh dan cara pengawetannya. Show Pengertian Bahan Nabati dan HewaniBahan pangan (makanan) dibagi menjadi dua yaitu bahan pangan nabati dan hewani. Bahan nabati adalah bahan makanan yang berasal dan diolah dari bahan dasar tanaman. Jadi bahan-bahan yang didapatkan dari bagian yang ada pada tanaman entah itu buah, batang, daun atau akarnya termasuk dalam bahan nabati. Sedangkan bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang berasal dan diolah dari hewan. Tidak hanya dari dagingnya, produk lainnya yang didapatkan dari hewan seperti telur, susu dan lainnya termasuk dalam bahan pangan hewani. Perbedaan Karakteristik Antara Bahan Nabati dan HewaniIni dia perbedaan karakteristik dari bahan pangan nabati dan hewani 1. Bahan makanan hewani daya simpannya jauh lebih pendek dibandingkan dengan bahan pangan nabati apabila dalam keadaan segar. Hal tersebut dikarenakan bahan hewani tidak memiliki jaring pelindung yang kokoh dan kuat seperti pada bahan nabati 2. Bahan hewani memiliki sifat lebih lunak dari pada bahan nabati sehingga lebih mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar 3. Kebanyakan bahan pangan hewani adalah sumber karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan lemak. Dapat disimpulkan dari poin-poin di atas, pengolahan sangat penting untuk memperpanjang masa simpan, meningkatkan kualitas, daya tahan dan nilai tambah dari sebuah produk. Dengan begitu, suatu produk dapat memiliki daya ekonomi lebih setelah mendapat sentuhan teknologi pengolahan Pengolahan Makanan Nabati dan HewaniPengolahan makanan merupakan metode untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan yang layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Banyak langkah dan cara yang bisa dilakukan dalam mengolah makanan sesuai dari jenis bahan atau makanan yang ingin dibuat. Macam-macam pengolahan makanan adalah sebagai berikut
Contoh Bahan Nabati dan HewaniAda banyak sekali contoh bahan nabati dan hewani yang bisa dijadikan olahan makanan atau produk lainnya. Ini dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. Bahan Pangan Nabatisumber: samuitimes.comBahan pangan nabati didapatkan dari sayuran dan buah-buahan. Sayuran dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan iklim tempat tumbuhnya. Sayuran yang tumbuh di iklim tropis adalah petai, cabai, jengkol, petai, kangkung, buncis, daun salam, sereh, ubi jalar, jahe, kunyit dan daun singkong. Sedangkan sayuran yang tumbuh di iklim sub tropis adalah wortel, kentang, brokoli, seledri, jamur dan selada. Seperti sayuran, buah-buahan juga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buah-buahan tropis dan sub tropis. Buah-buahan tropis contohnya adalah jambu air, jambu biji merah, sawo, kesemek, duku, belimbing, sirsak, manggis, salak dan rambutan. Sedangkan buah-buahan sub tropis contohnya adalah cherry, strawberry, plum, persik dan kiwi. Bahan Pangan Hewanisumber: dairyinstitute.org
Proses Pengawetan Bahan Pangan Nabati dan HewaniBiasanya bahan hasil pertanian, perternakan dan perikanan mudah mengalami kerusakan setelah dipanen sehingga akan terjadi penurunan mutu. Untuk menjaga kualitas dari bahan pangan, maka diperlukan adanya sebuah proses pengawetan. Terdapat beberapa metode pengawetan pangan yaitu dengan menonaktifkan, menghambat dan mencegah penyebab kerusakan pada makanan. Setiap metode tersebut hanya akan berhasil apabila langkah-langkah yang dilakukan tetap dan sesuai. Beberapa metode yang dilakukan untuk mengawetkan bahan pangan adalah 1. Pengawetan dengan Suhu Rendahsumber: food.unl.eduTeknik pengawetan makanan jenis ini memanfaatkan lemari pendingin. Suhu yang dibutuhkan dalam pengawetan jenis ini adalah antara -2 sampai 8 derajat celcius. Cara pengawetan dengan suhu rendah dibagi lagi menjadi 2 macam yaitu pendinginan dan pembekuan. Pendinginan hanya berfungsi untuk mendinginkan makanan sedangkan pembekuan bertujuan untuk membuat bahan makanan menjadi beku. Biasanya suhu yang dibutuhkan dalam proses pembekuan adalah antara -12 sampai -24 derajat celcius sedangkan untuk pembekuan cepat diperlukan suhu antara -24 sampai -40 derajat celcius. 2. Pengawetan Makanan Suhu Tinggisumber: reference.comPengawetan makanan jenis ini dilakukan dengan proses memasak seperti merebus atau menggoreng. Panas yang dibutuhkan untuk mengawetkan makanan harus tepat agar kandungan gizi yang terdapat makanan tetap dapat terjaga. Pemanasan yang baik adalah dengan kadar suhu secukupnya yang sekiranya dapat mematikan mikroba pembusuk dan panthogen dalam bahan makanan. 3. Pengawetan dengan Pengeringansumber: wikimedia.orgJenis pengawetan makanan ini bertujuan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh kandungan air dari bahan makanan yang dilakukan dengan menggunakan energi panas dari matahari supaya kandungan air menguap. Dengan berkurangnya kandungan air dari bahan makanan tersebut, maka mikroba tidak dapat tumbuh lagi. Keuntungan lainnya dari produk yang diawetkan dengan cara pengeringan ini adalah lebih ringan dan volume menjadi lebih kecil sehingga memudahkan dalam proses penyimpanan dan transportasi. Pengeringan yang baik terjadi apabila pemanasan yang terjadi merata. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah suhu, luas permukaan bahan, aliran udara dan tekanan uap di udara. Selain menggunakan energi panas dari matahari, pengeringan juga dapat dilakukan menggunakan alat pengering. 4. Pengawetan dengan Bahan Kimiasumber: bellprinters.comJenis pengawetan ini sering digunakan oleh industri-industri makanan skala besar yaitu dengan menambahkan bahan kimia tertentu. Penggunaan bahan kimia ini harus dalam takaran yang tepat dan sesuai dengan prosedur supaya aman untuk manusia yang mengonsumsinya. Pemberian asam dapat menurunkan pH yang terdapat pada makanan sehingga pertumbuhan bakteri pembusuk menjadi terhambat. Itulah dia pembahasan tentang pengertian, contoh dan cara pengawetan dari bahan nabati dan hewani. Semoga bermanfaat |