Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan

Pengertian Akor – mengaransemen lagu membutuhkan akor-akor yang di susun sedemikian rupa agar membentuk nada yang selaras. Sebelumnya kita sudah membahas mengenai pengertian tangga nada. Kali ini kita akan membahas mengenai pengertian akor mulai dari nama akor, symbol akor, fungsi akor, gambar akor, rumus membuat akor dan lainnya. Simak penjelasan berikut ini.

PENGERTIAN SENI PERAN | Pengertian, Unsur, Teknik Dasar

Pengertian Akor

Pengertian akor adalah paduan beberapa nada apabila dimainkan Bersama terdengar harmonis. Dalam pembuatan akor, dapat dimainkan secara Bersama-sama atau serentak atau bergantian (arpeggio). Paduan nada sebagai penyerta melodi. Keterpaduan nada-nada dalam akor terlihat pada aransemen lagu dengan banyak alat musik dan aransemen lagu untuk untuk paduan suara. Nada-nada yang berasal dari insrumen musik atau berbagai jenis suara yang dibunyikan Bersama-sama akan membantuk suatu akor. Akor tidak banyak berperan sebagai penyerta tetapi juga menyatu dengan melodi.

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan

1.      Nama Akor Beserta Tingkatannya

Berikut ini adalah nama akor beserta tingkatannya antara lain:

Tingkat Akor Nama Paduan Suara Keterangan
I Tonika C-E-G C Mayor
II Supertonika D-F-A d Minor
III Median E-G-B e minor
IV Subdominan F-A-C F Mayor
V Dominan G-B-D G Mayor
VI Subdominan A-C-E a minor
VII Leading not B-D-F b dimished

3 aktor yang biasanya di gunakan

  • Akor I Tonika paduan nada C-E-G
  • Akor IV subdominant paduan nada F-A-C
  • Akor V dominan padian nada G-B-D

9 Unsur-Unsur dalam Musik dan Lagu Beserta Penjelasannya

2.      Rumus Membuat Akor

Untuk membuat akor yang harmonis, ada beberapa rumus membuat akor antara lain:

·         Akor Mayor

Berikut ini adalah rumus akor mayor dan paduan nadanya:

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan
Akor Mayor

·         Akor Minor

Berikut ini adalah rumus akor minor dan paduan nadanya:

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan
Akor Minor

·         Akor Diminished

Berikut ini adalah rumus akor diminished dan paduan nadanya:

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan
Akor Diminished

·         Akor Augmented

Berikut ini adalah rumus akor augmented dan paduan nadanya:

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan
Akor Augmented

Penerapan akor trinada pada garis paranada.

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan

3.      Simbol Akor

Alat musik yang di gunakan untuk membuat akor adalah gitar, piano, keyboard, electome, orgen, ukulele, dan akordion. Simbol akor diperlukan dalam membuat aransemen musik dan lagu. Dalam ilmu harmoni, simbol akor di bedakan menjadi 3 yaitu simbol angka, huruf, dan gambar.

·         Simbol Akor Angka

Simbol akor angka digunakan untuk menulis simbol akor jenis angka romawi I sampai VII. Akor ini di bedakan menjadi 2 yaitu akor mayor ditulis dengan huruf kapital besar I, II, III, IV, V, VI, dan VII. Sedangkan akor minor di tuliskan dengan huruf kapital kecil i, ii, iii, iv, v, vi, dan vii.

·         Simbol Akor Huruf

Ada dua macam simbol akor huruf yaitu akor mayor dituliskan dengan huruf kapital besar, sedangkan akor minor di tuliskan dengan huruf kapital kecil.

Contoh

Akor C mayor dimbol hurufnya C

Akor d minor dimbol hurufnya dm

Akor G septime dimbol hurufnya G7

Akor a minor septime dimbol hurufnya am7

Akor b diminshed dimbol hurufnya bdim

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan
Rangkaian Akor

·         Simbol Akor Gambar

Akor gambar di tulis dengan dua macam bentuk yaitu dengan notasi balok dan bentuk gambar posisi jari pada instrument harmonis.

1. Bentuk Gambar dalam Notasi Balok

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan

2. Bentuk gambar posisi jari pada instrument harminis

Contoh:

Penerapan pada alat musik gitar

Angka 0 berarti tanpa ditekan jari

Angka 1 berarti itekan dengan jari telunjuk

Angka 2 berarti itekan dengan jari tengah

Angka 3 berarti itekan dengan jari manis

Angka 4 berarti itekan dengan jari kelingking

Pengertian Lagu Keroncong, Ciri-Ciri dan Contoh Lagu, Tokoh

4.      Akor balikan

Akor balikan bisa di sebut dengan akor inversi. Permainan akor dalam lagu dalam pengiringan lagu tidak selalu dimainkan secara berama. Kadang akor tersebut dimainkan secara berurutan.  Permainan ini sering kita jumpai pada alat musik gitar, harpa, piano, dan siter. Dalam penyajiannya akor tidak selalu dari dasar, namun bisa di mulai dari ters dan kwint. Berikut ini adalah akor dasar dan kebalikan:

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan
Akor Dasar dan Kebalikannya

Baca Juga:

6 JENIS LAGU NUSANTARA YANG WAJIB KAMU KETAHUI

Terima kasih banyak yaa sudah membaca artikel kami. Semoga kalian mendapatkan apa yang kalian cari pada artikel ini. Salam hangat dari penulis Pelajarindo.com. Jika artikel kami sangat membantu kalian kami merasa senang sekali. Mari kita lebih giat lagi belajar agar kita mendapatkan apa yang kita mau. Terdapat kolom komentar di bawah, kalian dapat bertanya, memberi respon terkait artikel ini, dan bisa juga memberikan saran bagi penulis kami. Thank you so much, see you next artikel.

Ekor adalah kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis.[1][2] Akor bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Akor ini digunakan untuk mengiringi suatu lagu. Contoh alat musik lainnya yang bisa memainkan akor adalah gitar (akustik dan listrik), organ, electone. Akor yang memiliki nama berbeda namun bila dimainkan bersuara sama disebut Akor Enharmonis. Contohnya: akor Cb (Ces mayor) dengan B (B mayor).

Akor nada yang dituliskan dengan D-F-A disebut dengan

Akor C Mayor (C) pada gitar (dengan tuning standar)

Musik mengenal notasi sejak tahun 590 yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori. Notasi ini disebut Notasi Gregorian. Namun disempurnakan sekitar tahun 950 dengan dikenalnya Notasi Balok. Pada awalnya tahun 1600-1750 (Era Barok) orang mengenal musik polifoni dengan ilmu kontrapung, berupa melodi lain yang saling bertentangan. Baru tahun 1725 orang mengenal akor dalam musik homofoni, Remeau menulis buku Traite d'Harmonie tahun 1722. Pada awalnya akor disusun dengan tiga nada, kemudian dibalikkan, berupa mayor, minor, aughmented, diminished, dan seterusnya ditambah nada septim, sixth, dst.. Mulai tahun 1750 di Era Klasik akor juga berkembang hingga kini pada era blues (1870), jazz (1920), pop dan rock (1955), dll. yang mengenal akor ninth, eleventh, thirdteenth, dst.

Akor mayor adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 1 1/2

Contoh akor mayor:

Akor C = C - E - G

Akor mayor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor

Akor minor

Akor minor adalah akor yang interval antara nadanya 1 1/2 - 2.

Contoh akor minor:

Akor Cm = C - Es - G

Akor minor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 turun 1/2 laras.

Akor Augmented

Akor augmented adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 2.

Contoh akor augmented:

Akor Caug / C+ = C - E - Gis

Akor augmented juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-5 naik 1/2 laras

Akor Diminished

Akor diminis adalah akor yang interval antar nadanya adalah 1 1/2 - 1 1/2.

Contoh akor diminished:

Akor Cdim = C - Es - Ges

Akor diminished juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 dan ke-5 turun 1/2 laras.

  • Grout, Donald Jay (1960). A History Of Western Music. Norton Publishing.
  • Dahlhaus, Carl. Gjerdingen, Robert O. trans. (1990). Studies in the Origin of Harmonic Tonality, p. 67. Princeton University Press. ISBN 0-691-09135-8.
  • Goldman (1965). Cited in Nattiez (1990).
  • Jones, George T. (1994). HarperCollins College Outline Music Theory. ISBN 0-06-467168-2.
  • Nattiez, Jean-Jacques (1990). Music and Discourse: Toward a Semiology of Music (Musicologie générale et sémiologue, 1987). Translated by Carolyn Abbate (1990). ISBN 0-691-02714-5.
  • Norman Monath, Norman (1984). How To Play Popular Piano In 10 Easy Lessons. Fireside Books. ISBN 0-671-53067-4.
  • Stanley Sadie and John Tyrrell, eds. (2001). The New Grove Dictionary of Music and Musicians. ISBN 1-56159-239-0.
  • Surmani, Andrew (2004). Essentials of Music Theory: A Complete Self-Study Course for All Musicians. ISBN 0-7390-3635-1.
  • Benward, Bruce & Saker, Marilyn (2002). Music in Theory and Practice, Volumes I & II (7th ed.). New York: McGraw Hill. ISBN 0-07-294262-2.
  • Mailman, Joshua B. (2015). "Schoenberg's Chordal Experimentalism Revealed Through Representational Hierarchy Association (RHA), Contour Motives, and Binary State Switching" (PDF). Music Theory Spectrum. 37 (2): 224–252. 
  • Persichetti, Vincent (1961). Twentieth-century Harmony: Creative Aspects and Practice. New York: W. W. Norton. ISBN 0-393-09539-8. OCLC 398434. 
  • Schejtman, Rod (2008). Music Fundamentals. The Piano Encyclopedia. ISBN 978-987-25216-2-2. 

  1. ^ Benward & Saker (2003). Music: In Theory and Practice, Vol. I, p. 67&359. Seventh Edition. ISBN 978-0-07-294262-0.
  2. ^ Károlyi, Otto (1965). Introducing Music. Penguin Books. hlm. 63. 

  •   Media terkait Akor di Wikimedia Commons

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akor&oldid=21533799"