Iklan yang akan muncul hanya untuk istilah pencarian yang memiliki kata kunci yang ada di dalamnya

Google Ads adalah salah satu tool untuk keperluan digital marketing yang populer dan powerful. Namun, sudahkah Anda mengetahui berbagai jenis pencocokan kata kunci pada Google Ads?

Google Ads bekerja sesuai dengan kata kunci yang dicari oleh customer. Ketika seseorang mengetikkan kata kunci tertentu di kotak pencarian Google, maka secara otomatis Google pun akan menampilkan iklan produk yang relevan atau memiliki kesamaan arti dengan kata kunci tersebut.

Misal, Anda menjual kain batik Madura dan menggunakan layanan Google Ads. Maka begitu ada customer yang mengetikkan “kain batik Madura” di kolom pencarian Google, maka iklan produk Anda dapat ditampilkan.

Oleh karena itu, Anda harus cermat dalam menggunakan kata kunci untuk keperluan Google Ads. Selain itu, tentu saja, jenis pencarian berdasarkan kata kunci yang digunakan juga harus tepat. Jika tidak, sekalipun telah menggunakan Google Ads, maka hasil yang Anda peroleh pun menjadi tidak maksimal.

Nah, sebagai langkah awal, Anda perlu mengenali dulu jenis pencocokan kata kunci yang ada pada Google Ads, yakni broad match, phrase match, exact match, dan negative keywords. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya.

1. Broad Match

Jenis pencocokan kata kunci ini memungkinkan pencarian yang sangat luas, tetapi tingkat relevansinya cenderung rendah. Artinya, iklan Anda bisa jadi muncul di hasil pencarian yang tidak terlalu sesuai dengan maksud utama Anda.

Misalnya Anda menjual pakaian wanita dengan kata kunci “dress wanita”. Google bisa saja menargetkannya dengan berbagai kata kunci yang lain yang merupakan sinonim atau kata-kata lain yang masih berkaitan dengan dress wanita. 

Dengan begitu, iklan Anda bisa saja muncul saat orang lain mengetikkan “dress cewek”, “baju cewek”, “pakaian wanita”, dan sebagainya. Tak lupa, beberapa kata kunci yang salah ketik seperti “dres wanita” juga bisa termasuk di dalamnya.

Jenis pencocokan ini memungkinkan Anda menarik lebih banyak pengunjung ke website Anda. Namun, pastikan Anda tidak menggunakan kata kunci yang berkebalikan (misal: dress wanita dan wanita dress) karena akan dinilai sebagai duplikat. Google Ads pun hanya akan menampilkan satu di antara keduanya dengan peringkat yang paling tinggi.

2. Phrase Match

Jenis pencocokan kata kunci ini menargetkan kata kunci berupa frasa dan urutan kata dalam pencarian pun harus berurutan dengan yang digunakan. Di samping itu, iklan Anda juga dapat muncul jika pencarian yang dilakukan masih merupakan arti dari kata kunci yang Anda gunakan.

Dengan kata kunci “toko bunga” misalnya, maka iklan Anda akan muncul pada pencarian “toko bunga terdekat”, “toko bunga di Jakarta”, “toko bunga murah”, “toko yang menjual bunga”, dan beberapa lainnya selama membentuk sebuah frasa.

Dibandingkan broad match, phrase match akan menampilkan iklan Anda dengan lebih terbatas. Meski begitu, customer yang datang mengunjungi website Anda akan cenderung lebih potensial.

Pasalnya, kata kunci yang dimaksud lebih spesifik sehingga besar peluang produk Anda sesuai dengan apa yang dicari oleh customer tersebut. Dengan demikian, potensi terjadinya pembelian pun lebih besar.

3. Exact Match 

Seperti namanya, jenis pencocokan kata kunci ini benar-benar menargetkan pencarian dengan iklan yang diberikan sama persis. Kemunculan iklan Anda pada sebuah pencarian akan lebih menyempit.

Tentu saja, hal ini lebih menguntungkan jika tujuan Anda adalah mendatangkan customer yang benar-benar potensial. Kemungkinan terjadinya sales pun lebih tinggi selama produk yang ditawarkan sesuai dengan ekspektasi dan kondisi customer tersebut.

Sebagai contoh adalah sepatu pria. Maka, iklan produk Anda hanya akan muncul jika customer mengetikkan kata kunci tersebut atau beberapa yang lebih mirip: “sepatu laki-laki”, “sepatu cowok”, dan sebagainya.

Iklan Anda tidak akan muncul di frasa yang lebih panjang sekalipun terdapat kandungan kata kunci tersebut, seperti “sepatu tenis laki-laki”, “sepatu sneaker cowok”, dan sebagainya.

4. Negative Keywords 

Penggunaan jenis pencocokan kata kunci ini memungkinkan Anda tidak menampilkan iklan pada pencarian tertentu yang “serumpun”. Ini merupakan salah satu cara untuk menampilkan iklan dengan lebih luas, tetapi lebih “terkontrol”.

Misal Anda menjual sepatu, tetapi tidak mengakomodasi seluruh jenis sepatu sehingga meminimalkan pencarian. Maka, iklan Anda bisa saja muncul ketika customer mengetikkan “sepatu lari warna merah”, “sepatu bola bagus,” dan “sepatu lari laki-laki”, tetapi tidak akan muncul pada pencarian “sepatu tenis laki-laki”, “sepatu voli merah”, dan “sepatu lari tali”.

Opsi ini cocok bagi Anda yang memang mempunyai banyak rentang produk, tetapi tetap membatasi ekspektasi customer. Website Anda pun akan terlihat lebih customer centric sehingga customer tidak menilai bisnis Anda “overpromising” atau berlebihan dan hanya “menebar jala”.

Itulah beberapa jenis pencocokan kata kunci yang ada di Google Ads. Masing-masing memiliki karakternya yang bisa Anda sesuaikan dengan tujuan pemasangan iklan. Jangan lupa, update berkala kata kunci yang digunakan agar tetap optimal.

Diperbarui 25 Mar 2022 - Dibaca 15 mnt

Paham dengan berbagai jenis keyword adalah poin penting di dunia digital marketing. Penasaran dengan berbagai variasinya?

Biasanya, seseorang mencari berbagai hal menggunakan keyword atau kata kunci di search engine seperti Google.

Jika kamu bekerja di bidang marketing dan menggunakan keyword yang tepat, kontenmu akan lebih mudah ditemukan oleh publik, seperti dikutip dari Search Engine Journal.

Itulah yang sering kita sebut sebagai search engine optimization (SEO).

Untuk mengetahui apa saja jenis keyword yang bisa digunakan, yuk, simak penjelasan Glints berikut ini!

Baca Juga: 5 Cara Riset Keyword untuk Tembus Halaman Pertama Google

Jenis Keyword Berdasarkan Panjangnya

Iklan yang akan muncul hanya untuk istilah pencarian yang memiliki kata kunci yang ada di dalamnya

© Pexels.com

1. Short-tail keywords

Short-tail keywords adalah kata kunci yang pendek. Biasanya jenis keyword ini hanya terdiri atas 1-2 kata dan menyatakan sesuatu yang umum.

Oleh karena itu, biasanya kamu akan kesulitan menempatkan konten dengan short-tail keywords di urutan teratas sebab sifatnya yang sangat kompetitif.

Contoh dari keyword ini adalah: “digital marketing”

2. Mid-tail keywords

Mid-tail keywords berada di antara short-tail dan long-tail keywords.

Jenis keyword yang satu ini biasanya terdiri atas 2-3 kata dan ditambahkan dengan sedikit deskripsi daripada short-tail keywords.

Untuk urusan kompetisi, mid-tail keywords lebih ringan dibandingkan short-tail keywords.

Contoh: “tips digital marketing

3. Long-tail keywords

Sesuai namanya, long-tail keywords memiliki jumlah kata yang lebih panjang daripada dua jenis kata kunci sebelumnya.

Long-tail keywords memiliki topik dan target audiens yang spesifik.

Oleh karena itu, biasanya jenis keyword ini memiliki volume pencarian yang lebih sedikit, tetapi mudah untuk di-ranking.

Dikutip dari Alexa, long-tail keywords juga memiliki conversion rates yang lebih tinggi.

Contoh: “perbedaan digital marketing dengan content marketing

Jenis Targeting Keyword

Iklan yang akan muncul hanya untuk istilah pencarian yang memiliki kata kunci yang ada di dalamnya

© ajsautopartsmerkel.com

1. Market segment keywords

Market segment keywords adalah kata kunci yang berhubungan dengan suatu industri atau brand.

Biasanya kata kunci ini bersifat umum dan luas. Fungsinya yang secara spesifik membahas suatu industri atau brand, alhasil market segment keywords bisa langsung menyasar pada target audiens tertentu.

Dengan demikian, tujuan suatu brand bisa lebih mudah tercapai dengan jenis kata kunci ini.

Contoh: “jaket denim”

2. Customer-defining keywords

Jenis keyword selanjutnya adalah customer-defining keywords.

Kata kunci ini langsung menyebut secara spesifik konsumen yang ditargetkan. Oleh karena itu, pencarian ini bersifat lebih spesifik karena konsumen mencari hal yang benar-benar sesuai dengan kebutuhannya.

Contoh: “jaket denim pria”

3. Product keywords

Product keywords adalah kata kunci yang mengandung produk atau jasa, serta brand secara spesifik.

Konsumen yang mencari dengan kata kunci ini umumnya sudah memiliki keinginan untuk tahu lebih dalam hingga melakukan pembelian.

Maka, penting bagi perusahaan untuk menerapkan strategi terbaik agar kata kunci ini bisa digunakan dengan maksimal.

Contoh: “Adidas Yeezy Boost”

4. Branded keywords

Jenis keyword selanjutnya adalah branded keywords.

Kata kunci dengan branded keywords biasanya menyebutkan nama brand dan jenis produk yang dimiliki.

Tidak seperti jenis kata kunci sebelumnya, orang yang mencari dengan branded keywords memiliki keinginan untuk mengetahui lebih lanjut tentang produk yang dicarinya.

Mereka masih menimbang beberapa hal hingga memutuskan untuk membeli produk-produk yang ada di wishlist-nya.

Contoh: “Sepatu basket Adidas”

5. Competitor keywords

Competitor keywords adalah kata kunci yang sifatnya cukup unik. Jenis kata kunci ini menyebutkan nama brand kompetitor dari sebuah perusahaan.

Meskipun terkesan aneh, tetapi setiap perusahaan perlu mencari tahu tentang keyword kompetitor ini.

Keyword ini bisa menjadi kesempatan bagi sebuah brand untuk mengalihkan perhatian konsumen yang sedang mencari sebuah produk.

Bisa saja konsumen jadi lebih tertarik dengan brand yang merupakan dari kompetitor perusahaan yang dicarinya.

Contoh: competitor keywords dari Adidas adalah “sepatu basket Nike”

6. Geo-targeted keywords

Geo-targeted keywords adalah kata kunci yang secara spesifik menyebutkan suatu lokasi.

Biasanya orang menggunakan jenis kata kunci ini untuk mencari sesuatu yang dekat dengannya.

Dengan begitu, sifatnya menjadi lebih spesifik daripada kata kunci lainnya.

Contoh: “Hotel murah di Jogja”

Jenis On-site Keyword

Iklan yang akan muncul hanya untuk istilah pencarian yang memiliki kata kunci yang ada di dalamnya

© Freepik.com

Kata kunci on-site mengacu pada jenis keyword dalam SEO yang digunakan untuk membuat konten dalam situs, seperti posting blog baru atau landing page.

Jenis-jenis kata kunci yang termasuk dalam kategori ini adalah primary dan LSI keyword.

1. Primary keyword

Primary keyword adalah pilihan kata utama yang akan ditargetkan pada halaman web. Setiap halaman konten SEO harus memiliki satu primary keyword di dalamnya,

Halaman ini pun harus mengikuti praktik terbaik pengoptimalan kata kunci, untuk mengirim sinyal yang jelas ke search engine bahwa halaman tersebut mengandung kata kunci tersebut.

Mengikuti praktik terbaik ini akan membantu meningkatkan traffic dalam situs dan peringkat untuk konten dan kata kunci tersebut.

Contoh untuk primary keyword sendiri adalah: sepatu lari wanita.

2. LSI keyword

Menurut laman Indeed, Latent Semantic Indexing (LSI) keyword adalah jenis frasa konseptual yang digunakan search engine untuk memahami konten situs web.

Mereka biasanya digunakan untuk mendukung primary keyword dalam sebuah konten.

Sebagai contoh, saat menulis artikel dengan kata kunci “manfaat makan telur”, kamu merancang konten menulis audiens yang ingin tahu lebih banyak tentang manfaat khusus makan telur.

Baca Juga: 15 Keyword Tools Terbaik untuk Menemukan Kata Kunci yang Tepat

3. Long term evergreen keyword

Long term evergreen keyword adalah sebuah frasa yang akan tetap relevan tanpa memiliki batas waktu.

Meskipun volume penelusuran sifatnya fluktuatif, hal tersebut tidak akan memengaruhi jenis keyword ini.

Long term evergreen keyword akan tetap relevan selama berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun setelah konten diterbitkan.

Mengapa demikian? Sebab, audiens akan terus mencari konten yang berhubungan dengan kata kunci tersebut.

Contoh dari long term evergreen keyword adalah “Cara mengurangi berat badan”.

Jenis Google Ads Keyword

Iklan yang akan muncul hanya untuk istilah pencarian yang memiliki kata kunci yang ada di dalamnya

© Freepik.com

1. Broad match keyword

Broad match keyword adalah jenis kata kunci yang mengacu pada istilah dalam sebuah kampanye penelusuran Google Ads.

Pada dasarnya, saat sebuah kata kunci ditetapkan sebagai broad match keyword, ia akan memberi tahu Google untuk menampilkan iklanmu untuk penelusuran yang menggunakan kata kunci tersebut.

Iklan tersebut akan muncul jika seseorang menelusuri frasa serupa, istilah dalam bentuk tunggal atau jamak, salah eja, bentuk dasar, sinonim, atau variasi terkait lainnya.

Contoh keyword ini adalah kata “shoe”. Meskipun audiens akan menelusuri Google dengan frasa shoes, shoeses, atau shoe store, yang muncul adalah artikel dengan keyword shoe.

2. Phrase match keyword

Jenis keyword satu ini mengacu pada frasa penelusuran spesifik yang ditargetkan marketer dalam kampanye Google Ads mereka.

Saat sebuah kata kunci ditetapkan sebagai phrase match keyword, istilah tersebut menginformasikan Google untuk hanya menampilkan iklan jika kueri penelusuran menyertakan frasa yang sama persis.

Contoh: “women shoes”, atau “sepatu wanita”. Iklan mengenai produk ini hanya muncul jika audiens menggunakan frasa tersebut.

3. Exact match keyword

Exact match keyword sejatinya cukup serupa dengan long tail keyword.

Jenis keyword ini biasanya digunakan advertiser yang iklannya hanya bisa terbuka ketika pengguna internet mencari frasa tertentu di search engine.

Sebagai contoh, iklan yang menggunakan kata kunci “sepatu wanita” sebagai exact match keyword  akan terbuka bila audiens menelusuri search engine dengan frasa yang serupa.

4. Negative keyword

Negative keyword sejatinya adalah kebalikan dari exact match keyword. Mereka digunakan untuk mencegah iklan muncul setelah pengguna mencari istilah tertentu.

Sebagai contoh, keyword yang sering digunakan adalah “free” atau “gratis” untuk mendorong kepentingan bisnis dari Ads yang diterbitkan.

Jenis Buyer Keyword

Iklan yang akan muncul hanya untuk istilah pencarian yang memiliki kata kunci yang ada di dalamnya

© Freepik.com

Buyer keywords adalah sebuah istilah yang digunakan audiens ketika mereka ingin membeli produk atau layanan tertentu.

Jenis keyword ini dikategorikan berdasarkan posisi audiens di dalam purchase funnel. Setiap buyer keyword pun mewakili maksud pencarian yang berbeda.

Nah, berikut ini adalah tiga jenis buyer keyword yang kerap dimanfaatkan oleh para marketer.

1. Informational keywords

Informational keywords adalah kata kunci yang digunakan audiens saat mencari informasi mengenai sebuah topik, produk, atau layanan tertentu.

Marketer biasanya menggunakan jenis keyword ini ketika pelanggan dalam tahap awareness kampanye marketing.

Contoh penggunaan informational keywords adalah “sepatu lari terbaik untuk wanita”.

2. Navigational keywords

Navigational keywords adalah istilah yang dicari audiens ketika mereka ingin mengunjungi situs web untuk brand tertentu.

Marketer sering menggunakan jenis keyword ini ketika pelanggan berada dalam tahap pertimbangan dalam purchase funnel.

Contoh dari navigational keywords adalah “jaket olahraga Nike”.

3. Transactional keywords

Transactional keywords adalah istilah yang dicari pengguna saat mereka siap melakukan pembelian.

Marketer umumnya menerapkan jenis keyword ini ketika para pelanggan berada dalam fase konversi di purchase funnel.

Salah satu contoh penggunaan transactional keyword adalah “harga jaket olahraga Nike”.

Baca Juga: SEO Tools yang Wajib Dikuasai agar Websitemu Optimal

Itulah jenis-jenis keyword yang bisa kamu gunakan. Semuanya memiliki karakteristik yang berbeda.

Pahami kontenmu dan pilihlah jenis keyword yang cocok untuk meraih target yang diinginkan.

Masih penasaran dengan informasi seputar dunia marketing khususnya SEO? Tenang, kamu bisa langsung kunjungi kanal SEO di Glints Blog.

Di sana, Glints sudah sediakan banyak artikel mengenai istilah, tips, dan tools pemasaran berbasis search engine optimization khusus buat kamu.

Maka dari itu, tunggu apa lagi? Yuk, langsung simak kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis!