Identifikasi kembali faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nasional

Identifikasi kembali faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nasional
Memasuki awal abad ke-20, perjuangan bangsa Indonesia memiliki corak yang berbeda daripada perjuangan sebelumnya. Perjuangan dengan tujuan yang jelas yakni sebuah negara mulai muncul. Munculnya pemikiran itu tidak lain disebabkan oleh adanya politik etis yang menghasilkan kaum cendikiawan. Kaum cendikiawan atau kaum terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia. Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi adanya pergerakan nasional Indonesia, khususnya dari luar negeri.

Faktor dari luar yang mempengaruhi adanya pergerakan nasional Indonesia diantaranya:

Kemenangan Jepang atas Rusia

Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 menjadi salah satu faktor yang mendorong bangsa bangsa di Asia pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya untuk melakukan pergerakan nasional. Kemenangan ini meruntuhkan mitos selama itu bahwa orang kulit putih selalu superior. Kemengan ini kemudian menjadi inspirasi untuk mengalahkan bangsa Barat. Jepang bangsa Asia bisa mengalahkan Rusia yang termasuk bangsa Barat/Eropa. Hal ini menjadi semangat bagi kaum cendikiawan Indonesia yang juga sama berjuang untuk menentang bangsa Barat yakni Belanda.

Masuknya paham baru ke Indonesia

  1. Nasionalisme adalah suatu paham rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air yang ditimbulkan oleh persamaan tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisinya sebagai milik bersama dari anggota bangsa itu sebagai kesatuan bangsa. Munculnya nasionalisme Eropa dipengaruhi oleh hal-hal berikut (a) Magna Charta (1215) di Inggris yang kemudian menjadi akar demokrasi, (b) Adanya Piagam Bill of Right (1689) di Inggris., (c) Revolusi Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam semboyan revolusi liberte, egalite, fraternite yang berkembang ke seluruh Eropa.
  2. Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas, yang artinya kebebasan, sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty, artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul. Di Eropa, liberalisme didukung oleh kaum borjuis dan terpelajar di kota. Bagian terpenting dalam liberalisme adalah individu. Masyarakat harus mementingkan individu, karena masyarakat itu terdiri atas individu-individu dan karena itu masyarakat adalah akibat dari adanya individu. Kemerdekaan individu harus dijamin. Pada hakikatnya, paham liberalisme ini timbul karena reaksi terhadap penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan kaum agama di zaman absolute monarchie. Orang ingin melepaskan dirinya dari kekangan manusia, ini dikemukakan oleh Rousseau dalam bukunya Du Contrat Sosial
  3. Demokrasi. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos, artinya rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan. Jadi, demokrasi dalam arti sempit adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam arti luas, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung. Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi adalah adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental dan upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara.
  4. Sosialisme adalah paham yang menghendaki suatu masyarakat yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang sejahtera/bahagia. Kata sosialisme berasal dari bahasa Latin, socius, artinya kawan. Tujuan sosialisme adalah mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan secara kolektif sarana produksi dan memperluas tanggung jawab negara bagi kesejahteraan rakyat.
  5. Pan Islamisme. Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan untuk menyatukan umat Islam sedunia. Paham ini berasal dari gagasan Jamaluddin al Afgani (1839 – 1897). Ide tersebut sebenarnya secara samar-samar pernah dicanangkan oleh At Tahtawi (1801 – 1873), seorang tokoh pembaharu Islam Mesir. Ia sudah menyebutkan dua ide yaitu Islam dan patriotisme. Ia menegaskan bahwa antara ide Islam dan patriotisme tidak bertentangan. Dua ide tersebut kemudian menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan, yaitu persaudaraan (ukhuwah) Islamiah dan persaudaraan (ukhuwah) wathaniah.

Pergerakan nasional di negara-negara lain

Pergerakan nasional tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan negara Asia yang lainnya yang berupaya memelapaskan diri dari penjajahan. Faktor berbagai negara melakukan pergerakan nasional juga hampir sama dengan faktor yang berkembangnya pergerakan nasional di Indonesia

Di kawasan Asia, kesadaran nasional baru bangkit sekitar permulaan abad ke-20 untuk melepaskan cengkeraman dari kekuasaan Barat. Misalnya, gerakan nasional India yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi, gerakan nasional Cina yang dipelopori oleh Sun Yat Sen, gerakan nasional Turki yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha.

Mahatma Gandhi mengajarkan beberapa hal.

  1. Swadesi, yaitu gerakan rakyat India untuk membuat dan memakai bahan buatan dalam negeri sendiri.
  2. Ahimsa, artinya melawan tanpa kekerasan (dilarang membunuh) artinya tidak berbuat apa-apa.
  3. Satyagraha, artinya gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan penjajah (Inggris) sehingga disebut gerakan nonkooperatif.
  4. Hartal, artinya berkabung karena ada kejadian yang menyedihkan. Berkabung sebagai tanda protes (mogok).
  5. Purnaswaray, yaitu merdeka penuh.

Hasil perjuangan rakyat India ialah pada tanggal 15 Agustus 1947 rakyat mendapatkan status dominion dan berhak mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Pada tanggal 26 Januari 1950, negara India mendapat kemerdekaan penuh dengan Nehru sebagai perdana menterinya.

Sun Yat Sen, pelopor gerakan nasional Cina, mengajarkan Sun Min Chu I (tiga asas kerakyatan), yaitu Min Chu (nasionalisme), Min Chuan (demokrasi), dan  Min Shen (sosialisme). Gerakan nasional Cina berhasil mengusir Inggris serta melahirkan Republik Cina (1912).

Gerakan nasional Turki dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha. Sebelumnya, terjadi Gerakan Turki Muda yang bertujuan untuk menyelamatkan Turki dari keruntuhan, mengembangkan rasa nasionalisme, dan membulatkan semangat kebangsaan Turki.  Kemal Pasha mengambil tindakan,  memproklamasikan Turki menjadi republik pertama dengan Mustafa Kemal Pasha sebagai presidennya pada tanggal 29 Oktober 1923;

Untuk materi lebih lengkap tentang ORGANISASI ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Jikalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih

Identifikasi kembali faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nasional

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

JAKARTA - Ada faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi pergerakan nasional Indonesia dalam merebut kemerdekaan.

Bangsa Indonesia sejak dahulu sebagai bangsa yang gigih dalam menggapai cita-citanya. Meskipun berbeda zaman, namun spirit berjuang terus berkobar. Dimulai dari zaman Kerajaan Majapahit, bagaimana Patih Gadjah Mada mengucap kan Sumpah Palapa. Diketahui isi sumpah tersebut untuk mempersatukan Nusantara.

Beberapa faktor-faktor dari luar yang memengaruhi pergerakan nasional Indonesia juga sudah terjadi saat dijajah Belanda dan Jepang, perlawanan tak pernah berhenti. Hingga puncaknya Soekarno dan Bung Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Gagasan mengenai Pergerakan Nasional muncul dari para golongan terpelajar pada awal abad ke 20. Golongan terpelajar ini adalah hasil dari kebijakan Politik Etis yang dikeluarkan oleh Belanda.

Dari sinilah, muncul corak perjuangan yang berbeda, yakni memiliki tujuan yang jelas untuk menjadikan Nusantara sebagai sebuah negara yang bebas dari penjajahan.

Berikut  4 faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi pergerakan nasional Indonesia

1. Kemenangan Jepang

Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905. Berita ini menjadi faktor pendorong bangsa Asia, termasuk Indonesia, untuk terus berjuang menentang penjajahan oleh bangsa barat (Belanda).

2. Penerapan Pendidikan

Penerapan pendidikan dari kebijakan Politik Etis dengan sistem barat yang memberikan dampak positif, yaitu luasnya wawasan para pelajar Indonesia meski jumlahnya masih sedikit.

3.  Ideologi Baru

Masuknya paham atau ideologi baru dari Eropa, seperti Nasionalisme, Liberalisme, Demokrasi, Sosialisme, dan Pan Islamisme.

4. Gerakan Nasional Asia

Adanya pergerakan nasional dari negara-negara Asia lainnya yang terjajah oleh bangsa Barat. Seperti gerakan nasional India, gerakan nasional Cina, gerakan nasional Turki.

Tentunya, selain faktor-faktor dari luar tersebut, adapula faktor dari dalam yang mempengaruhi para golongan terpelajar untuk melakukan gerakan nasional. Mengutip dari buku Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia: Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan, berikut adalah faktor-faktor dari dalam tersebut:

Adanya tekanan dan penderitaan yang terjadi secara terus menerus yang menyebabkan rakyat bangkit. Adanya rasa senasib sepenanggungan antar rakyat yang tengah berada dalam cengkeraman penjajah sehingga muncul semangat untuk bersatu. (RIN)