3 menit Ingin membuat kutipan dari jurnal untuk memperkuat landasan teori karya ilmiah milikmu? Agar bebas dari risiko plagiarisme, pastikan kamu memahami cara mengutip dari jurnal yang benar berikut ini, ya. Show Mau tidak mau, saat membuat karya ilmiah kita memang harus mengambil kutipan dari jurnal. Tujuannya untuk menguatkan argumentasimu dalam landasan teori, Sahabat 99. Yuk, pelajari cara mengutip dari jurnal yang benar agar tidak terkena tuduhan plagiarisme! 5 Cara Mengutip dari Jurnal yang Benar untuk Karya Ilmiah1. Menulis Kutipan LangsungCara mengutip dari jurnal yang pertama adalah secara langsung. Artinya, kamu mengambil kalimat orang lain untuk kemudian menyampaikannya menggunakan kalimat sendiri. Kunci utama langkah ini adalah mempertahankan makna kutipan tersebut agar tidak berubah. Selain itu, kamu harus megikuti syarat sebagai berikut ini:
Contoh kutipan langsung adalah sebagai berikut:
2. Mengambil Kutipan Tidak LangsungApabila kamu menuliskan kembali kutipan dengan bahasa sendiri dan hanya mempertahankan intisarinya, maka ini termasuk kutipan tidak langsung. Sama halnya seperti ketika mengutip langsung, kamu harus menyertakan sumber dengan jelas. Contoh kutipan tidak langsung yaitu sebagai berikut:
3. Cara Mengutip dari Jurnal Tanpa Nama PenulisMengutip tanpa menyertakan nama penulis sebenarnya boleh saja, tetapi pastikan kamu memuat judul buku sebagai sumber. Tidak hanya itu, pastikan mengambil kutipan dengan utuh atau murni tanpa mengubahnya sedikitpun. Tidak perlu bingung, ini dia contoh kutipan dari jurnal yang tidak memuat nama penulisnya:
4. Mengutip dengan Dua Sumber BerbedaTidak jarang kamu menemukan dua kalimat saling melengkapi dari penulis yang berbeda seperti contoh skripsi di atas. Agar isi kutipanmu lebih lengkap, tentu rasanya ingin menyertakan keduanya sebagai satu kalimat bukan. Apabila ini terjadi, maka gunakan tanda ampersand atau tanda baca ‘&’ untuk menggabungkan nama kedua penulis. Contoh cara mengutip dari jurnal dengan dua sumber adalah sebagai berikut:
Selain itu kamu juga bisa mencantumkan dua nama tokoh dalam narasi isi dengan memisahkannya menggunakan kata ‘dan’. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh aplikasi cara ini:
5. Cara Mengutip dari Jurnal InternasionalBagaimana jika kutipan yang kamu ambil berasal dari jurnal internasional? Kalau begitu, kamu bisa menggunakan gaya Modern Language Association (MLA) untuk mengutip. Cara mengutipnya kurang lebih sama. Namun, kamu harus menulis nama lengkap penulis secara terbalik. Artinya, letakkan nama belakang ke depan lalu lengkapi dengan tahun terbit di akhir. Apabila sumbernya online, maka lengkapi tanggal, bulan, dan tahun akses dengan memberi footnote pada kalimat tersebut. *** Itu dia beberapa jenis jin yang berkaitan erat dengan kehidupan kita, Sahabat 99. Simak artikel menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia. Kunjungi 99.co/id untuk menemukan hunian impianmu. Ada beragam pilihan rumah siap huni dengan harga bersahabat seperti Southgate Residence. Bola.com, Jakarta - Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat/ide/gagasan orang lain yang diambil dari sumber tertentu. Satu di antara tujuan mengutip ialah untuk memperkukuh argumen dalam tulisan sendiri. Kutipan dijadikan keterangan yang diambil dari teks acuan. Adapun fungsi kutipan ialah untuk memperkuat pendapat atau ide yang dikemukakan dalam karya ilmiah. Selain itu, menulis kutipan pada karya ilmiah bertujuan untuk menghindari adanya plagiarisme. Bagi yang ingin mengutip tulisan dari karya orang lain perlu mengetahui dan memahami caranya. Cara mengutip terdiri dari kutipan langsung dan tidak langsung. Selain untuk memperkuat argumen dan menghindari plagiarsime, kutipan dapat dijadikan sebagai landasan teori, penjelasan suatu uraian, atau sebagai bukti untuk menunjang sebuah argumen. Berikut ini rangkuman tentang cara menulis kutipan yang benar, seperti dilansir dari laman Staffnew.uny.ac.id dan Bocahkampus.com, Senin (14/6/2021). Ilustrasi menulis. /Copyright unsplash.com/alexa mazzarelloSebelum membahas cara menulis kutipan, penting untuk diketahui prinsip-prinsipnya. Berikut ini prinsip-prinsip mengutip, terutama dalam jenis kutipan langsung.
Contoh: [cetak tebal dari penulis]
Biarkan apa adanya dan beri catatan singkat [sic!] yang artinya kesalahan dari naskah asli yang dikutip dan penulis (pengutip) tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Contoh: … hal itu memiliki makan [sic!] yang ambigu.
Boleh menghilangkan bagian yang dikutip asalkan tidak mengakibatkan perubahan makna. Untuk penghilangan bagian kalimat dengan titik tiga. Jika yang dihilangkan lebih dari satu baris, digantikan dengan titik sepanjang satu barisan. Ilustrasi menulis. Credit: unsplash.com/CorrineSeperti yang sudah disebutkan di atas, ada dua cara mengutip, yakni kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan Langsung Kutipan langsung merupakan jenis kutipan yang dilakukan dengan cara mengambil sama persis dari sumber aslinya. Kutipan langsung dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yakni kutipan langsung kurang dari empat baris dan lebih dari empat baris.
Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris: "Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang ingin diteliti" (Agung Hermanto, 2009: 15-16). Selain itu, bisa juga dengan memberikan sumber kutipan di depan sebelum kutipan seperti contoh berikut ini: Siswanto (1990:20) menegaskan, "keputusan ilmiah merupakan sebuah kemungkinan atau probabilitas, sehingga bukan suatu kebenaran yang mutlak".
Contoh kutipan lebih dari empat baris: Terjemahan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak memuaskan karena para penerjemah tidak terlatih dalam ilmu penerjemahan. Misalnya terjemahan berikut ini. "Suatu pikiran yang telah tersebar dengan luas sekali orang banyak menggambarkan buku-buku sebagai benda tak berjiwa, tidak effektif (sic!), serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam kelindungan-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dari universitas-universitas dan tempat…" (Sani, 1959: 7). Ilustrasi menulis. Credit: pexels.com/StartupKutipan Tidak Langsung Kutipan tidak langsung merupakan jenis kutipan yang mengambil inti sarinya saja, tanpa mengurangi makna sebenarnya dari kalimat yang ada. Jadi, untuk menulis kutipan jenis ini bisa dengan cara meringkas/menyimpulkan suatu pendapat atau menulis inti sarinya dengan gaya bahasa sendiri.
Contoh: Kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang berfungsi untuk memproses data eksternal secara cepat dan akurat (Michelle Doe, 2016: 27). Dalam menulis kutipan tidak langsung bisa juga dengan menyebutkan sumber di depan kutipan seperti berikut ini: Michelle Doe (2016: 27) berpendapat bahwa kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang berfungsi untuk memproses data eksternal secara cepat dan akurat. Ilustrasi menulis. Credit: pexels.com/YlaniteCara Mengutip Kutipan yang Dikutip Orang Lain atau Sumber Kedua Tak sedikit seorang penulis ingin mengutip sebuah kutipan yang sebelumnya telah dikutip oleh seseorang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyertakan nama pengarang aslinya kemudian diikuti dengan kata 'dalam'. Contoh: Hendry (dalam Budianto, 2005: 17) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu proses untuk melakukan perencanaan dan pengontrolan sumber daya agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pada contoh di atas, Hendry merupakan pengarang kutipan asli yang pendapatnya dikutip oleh Budianto. Cara Mengutip dari Internet Bagi yang ingin mengutip sebuah pendapat yang bersumber dari internet, cara yang dilakukan tidak berbeda dengan mengutip dari buku atau jurnal. Cukup tuliskan sumber yang berupa nama pengarang diikuti dengan tahun terbit artikel. Bagaimana dengan judul artikel dan alamat websitenya? Untuk judul artikel, alamat/URL, dan waktu akses bisa kamu cantumkan di dalam daftar pustaka saja. Misal, kamu ingin mengutip sebuah artikel yang membahas tentang jumlah pengguna internet di Indonesia dari situs Kompas. Maka, kamu bisa mengutip dengan cara seperti berikut: Berdasarkan wilayah geografisnya, masyarakat Indonesia yang paling banyak menggunakan internet adalah yang berlokasi di Jawa, yang selanjutnya disusul oleh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua (Fatimah Kartini Bohang, 2018). Sumber: UNY, Bocahkampus
|