Bacaan yang dibaca imam saat bangun dari ruku adalah

Ilustrasi sholat. Foto: pixabay

Sholat adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh setiap Muslim. Ibadah ini juga menjadi amalan pertama yang akan dihisab di akhirat kelak.

Seorang Muslim yang mendirikan sholat akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Ini tertuang dalam Surat Al-Baqarah ayat 110.

وَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّکٰوةَ  ‌ؕ وَمَا تُقَدِّمُوۡا لِاَنۡفُسِكُمۡ مِّنۡ خَيۡرٍ تَجِدُوۡهُ عِنۡدَ اللّٰهِ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ

"Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Saat melaksanakan sholat, semua gerakan harus diperhatikan. Setiap gerakan memiliki bacaan dan tata caranya masing-masing sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, salah satunya I’tidal.

I’tidal adalah gerakan sholat yang dilakukan di antara rukuk dan sujud. Gerakan ini menjadi salah satu rukun sholat yang apabila tidak dilakukan, maka sholat menjadi tidak syar’i.

Lalu bagaimana bacaan doa I’tidal dan bagaimana tata caranya yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW?

Ilustrasi sholat. Foto: pixabay

Mengutip dari buku Tafsir Shalat, ada dua bacaan doa I’tidal, yaitu tasmi’ dan tahmid. Bacaan tasmi’ dimulai sejak bangkit dari rukuk, bukan setelah berdiri dari ruku. Bacaan ini wajib dibaca oleh imam, makmum, atau orang yang sholat sendirian.

Doa pertama, bacaan tasmi’

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allahu liman hamidah

Aku mendengar orang yang memuji-Nya

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du (HR. Muslim dan Abu Awanah)

Ya Allah Tuhan Kami ! Bagi-Mu lah Segala Puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.

Berikut tata cara gerakan I’tidal yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW:

  1. Bangkit dari rukuk membaca tasmi’.

  2. Mengangkat tangan ketika berdiri di I’tidal, dengan cara yang sama seperti ketika takbiratul ihram.

  3. Pendapat yang lebih kuat, posisi tangan ketika I’tidal tidak sedekap tapi dilepas (irsal).

  4. Memperlama I’tidal dengan mengulang-ulang bacaan I’tidal.

  5. Membaca doa I’tidal setelah berdiri sempurna.

  6. Diwajibkan membaca doa I’tidal minimal satu kali.

Bacaan bangun dari rukuk atau itidal sangat dianjurkan untuk dibaca

Bacaan yang dibaca imam saat bangun dari ruku adalah

Oleh : Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, KH Ma'ruf Khozin

REPUBLIKA.CO.ID, — Itidal atau bangun dari rukuk merupakan salah satu rukun sholat. Saat itidal disertai dengan bacaan tasmi' atau  سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ “sami'a Allahu liman hamidah."

Muncul pertanyaan, sementara di hadits Bukhari makmum diperintah membaca رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ “Rabbana lakal hamd?”  

Saya sampaikan dalam masalah ini ada dua pendapat. Bagi yang menganjurkan membaca Rabbana lakal hamd berdasarkan hadits berikut: 

ﺇﻧﻤﺎ ﺟﻌﻞ اﻹﻣﺎﻡ ﻟﻴﺆﺗﻢ ﺑﻪ، ﻓﻼ ﺗﺨﺘﻠﻔﻮا ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﺫا ﺭﻛﻊ، ﻓﺎﺭﻛﻌﻮا، ﻭﺇﺫا ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، ﻓﻘﻮﻟﻮا: ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ 

"Imam adalah untuk diikuti, jangan berbeda dengan imam. Jika imam rukuk maka rukuklah. Jika imam mengucapkan sami'a Allahu liman hamidah, maka kalian ucapkan Rabbana lakal hamd." (HR Bukhari) 

Tetapi dalam Mazhab Syafii menganjurkan membaca sami'a Allahu liman hamidah. Berikut ulasan khusus dari Al-Hafiz As Suyuthi dalam kitabnya Dzikr At-Tasyni' fi Mas'alati Tasmi': 

ﻣﺬﻫﺐ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ اﻟﻤﺼﻠﻲ ﺇﺫا ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ ﻣﻦ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺣﺎﻝ اﺭﺗﻔﺎﻋﻪ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، ﻓﺈﺫا اﺳﺘﻮﻯ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ: ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ 

“Dalam Mazhab Syafii bahwa orang yang sholat ketika bangun dari rukuk membaca sami'a Allahu liman hamidauh. Dan saat berdiri tegak membaca Rabbana lakal hamd.”  

ﻭﺃﻧﻪ ﻳﺴﺘﺤﺐ اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﻫﺬﻳﻦ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻭاﻟمنفرﺩ، ﻭﺑﻬﺬا ﻗﺎﻝ ﻋﻄﺎء، ﻭﺃﺑﻮ ﺑﺮﺩﺓ، ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ، ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ، ﻭﺩاﻭﺩ 

“Juga dianjurkan membaca keduanya sami'a Allahu liman hamidah dan Rabbana lakaalhamd, bagi Imam, Makmum dan orang yang sholat sendiri. Ini juga pendapat Atha, Abu Burdah, Muhammad bin Sirin, Ishaq, dan Dawud. 

Sementara itu, dalil yang disampaikan ulama Syafiiyah adalah hadits sebagai berikut: 

ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: ﺣﻴﻦ ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ: (ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ) 

“Dari Hudzaifah bahwa saat Nabi  ﷺ mengangkat kepala (dari rukuk) Nabi  ﷺ membaca: "sami'a Allahu liman hamidah Rabbana lakal hamd." (HR Muslim). 

Dari hadits ini Imam As Suyuthi mengatakan: 

ﻭﺛﺒﺖ ﺃﻥ اﻟﺘﺼﺮﻳﺢ ﺑﺄﻥ اﻹﻣﺎﻡ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺃﺩﻟﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺩﻝ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺃﻳﻀﺎ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ; ﻷﻥ اﻷﺻﻞ اﺳﺘﻮاء اﻹﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻣﻦ اﻷﺫﻛﺎﺭ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﻛﺘﻜﺒﻴﺮاﺕ اﻻﻧﺘﻘﺎﻻﺕ ﻭﺗﺴﺒﻴﺤﺎﺕ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ. 

Dalam hadits sahih dijelaskan bahwa Imam membaca keduanya berdasarkan hadits lain. Dengan demikian makmum juga membaca keduanya. 

Sebab pada dasarnya bacaan imam dan makmum sama, seperti dalam anjuran bacaan lainnya, misalnya takbir, tasbih saat rukuk, dan sujud. Ada beberapa dalil pendukung dalam Sunan Ad Daraquthni: 

اﻻﺳﺘﺌﻨﺎﺱ ﺑﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ اﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﻋﻦ ﺑﺮﻳﺪﺓ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ( «ﻳﺎ ﺑﺮﻳﺪﺓ، ﺇﺫا ﺭﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻚ ﻣﻦ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻓﻘﻞ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، اﻟﻠﻬﻢ ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ ﻣﻞء اﻟﺴﻤﺎﻭاﺕ ﻭﻣﻞء اﻷﺭﺽ، ﻭﻣﻞء ﻣﺎ ﺷﺌﺖ ﻣﻦ ﺷﻲء ﺑﻌﺪ»   

Riwayat Ad Daraquthni dengan sanad daif dari Buraidah bahwa Nabi  ﷺ bersabda kepada Buraidah, "Jika kamu mengangkat kepala maka bacalah sami'a Allahu liman hamidah..." 

ﻭﺑﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ: «ﻛﻨﺎ ﺇﺫا ﺻﻠﻴﻨﺎ ﺧﻠﻒ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ. ﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﻭﺭاءﻩ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ» 

Dari Abu Hurairah bahwa jika kami sholat di belakang Rasulullah ﷺ, Nabi membaca sami'a Allahu liman hamidah, maka orang yang di belakang Nabi  ﷺ membaca sami'a Allahu liman hamidah.” (HR Ad Daraquthni)

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...