Masyarakat dan suku bangsa asli Papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain tifa stamina mereka tetap terjaga apa rahasianya?

 Tujuan Pembelajaran :  1. Membandingkan keunikan fungsi musik tradisi dan fungsi musik masa kini.  2. Melakukan tehnik dan gaya bernyanyi dalam musik tradisi.

Di kelas VII kita telah mempelajari teknik vokal. Kamu telah belajar teknik pernafasan perut, teknik pernafasan diafrahma, belajar tentang posisi, dan sikap badan dalam bernyanyi. Mungkin kamu bingung melihat penampilan penyanyi musik tradisi berpakaian ketat bahkan memakai stagen, bernyanyi dengan posisi bersimpuh, tetapi suaranya terdengar merdu dan menarik Hal ini sesuai dengan peribahasa bahwa “banyak jalan menuju Roma”, artinya banyak cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan atau cita-cita.

 Masyarakat dan suku bangsa asli Papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain tifa yaitu alat musik pukul dengan sumber bunyi membran alat musik gendang masyarakat Papua dalam kelompok. Stamina mereka tetap terjaga, mereka memakan ulat sagu yang kaya akan protein. 

 
Menyanyi secara unisono pada tradisi seni pertunjukan di Jawa dan Papua.  

Musik vokal dalam musik tradisi di Indonesia amat beragam. Pada masyarakat Sunda di Cianjur dikenal dengan sebutan Mamos atau Mamaca. Mamaos adalah tembang yang telah lama dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada awalnya mamaos dinyanyikan kalangan kaum laki-laki. Namun selanjutnya juga di nyanyikan oleh kaum perempuan. Banyak kalangan perempu an yang terkenal dalam menyanyikannya adalah Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu O’oh, Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah. Bahan mamaos berasal dari berbagai seni suara Sunda se per ti pantun, beluk mamaca. Pada Suku Bangsa Jawa ada ma ca pat. Mamaos pantun sering disebut papantunan, ada pu puh yang sering dikenal dengan tembang ada lagi istilah lain yaitu Kawih dan Sekar Ganjar Kurnia Bagaimana tradisi musik vokal di daerahmu? Amati dan kemudian ceritakan hasil pengamatanmu Penyanyi musik tradisi amat memperhatikan kesehatan badan de ngan mengonsumsi jamu tradisional. Apakah kamu tahu bahan jamu tradisional dari jenis tanaman atau hewani yang di gunakan. Selain itu penyanyi atau pesinden musik tradisi mempunyai banyak pantangan, dan harus mendekatkan diri pada Sang Khalik, pencipta alam semesta. Apakah ada hubungannya antara mengonsumsi jamu, meng hindarkan diri atau melakukan pantangan tertentu serta pen dekatan pada Sang Khalik Pencipta Alam semesta Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dengan suara merdu yang dilatun kan nya. Identifikasi bahan jamu tradisional penyehat badan dan per panjang nafas. Hasil pengamatan terhadap larangan dan anjuran agar suara menjadi merdu. Hasil pengamatan kepada pesinden agar suara terdengar merdu. Penyanyi musik tradisi disebut Pesindhén, atau s i n d h é n d a r i B a h a s a J a w a adalah sebutan bagi pe rempuan yang bernyanyi mengiringi gamelan, umumnya sebagai penyanyi satu-satunya. Pesindhén yang baik harus mem pu nyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vokal yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan tembang. Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki Mu jo ko Joko Raharjo berasal dari kata “pasindhian” yang berarti yang kaya akan lagu atau yang melagukan melan tunkan lagu. Sinden juga disebut waranggana “wara” berarti seseorang berjenis kelamin perempuan, dan “anggana” berarti sendiri.        Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan. Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan gendhing yang disajikan baik dalam klenengan maupun pergelaran wayang. Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti Banyumas, Yogyakarta, Sunda, Jawa Timur, dan daerah lainnya, yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan. Sinden tidak hanya tampil sendiri dalam pergelaran tetapi untuk saat ini bisa mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih untuk per gelaran yang sifatnya spektakuler.Pada pergelaran wayang zaman dulu, Sinden duduk ber simpuh di belakang dalang, tepatnya di belakang pe main gender dan di depan pemain kendang.

Pertanyaan:

Carilah perbedaan antara " Mamaos " dan "Pesindhen " sebutkan juga asal daerahnya?

Jawab di komentar blog ini ya..Terima kasih

Kompetensi Dasar:

3.3 Memahami  teknik dan gaya bermain  musik tradisional sederhana secara perorangan dan kelompok

4.3 Memainkan instrumen musik sederhana secara perorangan dan  kelompok

Setelah mempelajari Bab ini, siswa diharapkan mampu:

1. Mengidentifikasi keunikan lagu daerah Indonesia.

2. Membandingkan keunikan lagu daerah Indonesia.

3. Mengidentifikasi fungsi musik tradisi/daerah Indonesia.

4. Membandingkan fungsi musik tradisi dan fungsi musik masa kini.

5. Melakukan teknik dan gaya bernyanyi dalam musik tradisi.

6. Bernyanyi lagu daerah secara unisono.

7. Mengomunikasikan teknik dan gaya bernyanyi lagu daerah secara unisono dalam musik tradisi baik dengan lisan maupun tulisan.

     Menyanyi merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia. Aktivitas ini manusia dapat mengungkapkan perasaan melalui nada dan irama serta kata–kata. Ada yang menyanyi dilakukan secara unisono tetapi ada juga yang dilakukan dengan membentuk vokal grup.

A. Kedudukan dan Fungsi Musik Dalam Tradisi Masyarakat Indonesia

    Penampilan musik daerah di Indonesia sering berkaitan dengan musik tradisi. penampilan nusik daerah kadang–kadang menyatu dengan pertunjukkan tari, digunakan sebagai pengiring dalam upacara upacara adat dan sering sebagai ilustrasi pergelaran teater tradisi serta sebagai media hiburan. Musik daerah pada umumnya memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat pendukungnya. Secara umum, musik berfungsi sebagai media rekreatif/hiburan untuk menanggalkan segala macam kepenatan dan keletihan dalam aktivitas sosial budaya sehari–hari. Berikut beberapa fungsi musik bagi masyarakat.

1. Sarana Upacara Adat

    Musik daerah bukan objek yang otonom/berdiri sendiri. Musik daerah biasanya merupakan bagian dari kegiatan lain. Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi–bunyian tertentu dianggap memiliki kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis. Inilah sebabnya music terlibat dalam berbagai upacara adat. Sebagai contoh, Upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyi–bunyian untuk memanggil dan menggiring kepergian roh ke Pantai Merapu (Alam Kubur). Begitu pula pada masyarakat Suku Sunda menggunakan musik angklung pada upacara Seren Taun (Panen Padi).

2. Musik Pengiring Tari

    Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakan–gerakan indah dalam tari. Berbagai macam tari daerah yang kamu kenal pada dasarnya hanya dapat diiringi dengan music daerah tersebut. Contoh karya tari diiringi musik daerah yaitu Tari Kecak (Bali), Tari Pakarena (Sulawesi), Tari mandalika (Nusa Tenggara Barat), Tari Ngaseuk (Jawa Timur), Tari Mengaup (Jambi), Tari Mansorandat (Papua).

3. Media Bermain

    Lagu–lagu rakyat (Folksongs) yang tumbuh subur di daerah pedesaan banyak digunakan sebagai media bermain anak–anak. Masih ingatkah permainan dengan lagu ketika di Sekolah Dasar?. Banyak lagu sering dijadikan nama permainan anak–anak. Contohnya lagu Cublak–Cublak Suweng dari Jawa Tengah, Ampar–Ampar Pisang dari Kalimantan, Ambil–ambilan dari Jawa Barat, Tanduk Majeng dari Madura, Sang Bangau dan Pok Ame–Ame dari Betawi.

4. Media Penerangan

    Lagu–lagu dalam iklan layanan masyarakat merupakan contoh fungsi musik sebagai media penerangan. Lagu sebagai media penerangan misalnya berisi tentang pemilu, KeluargaBerencana dan ibu hamil, Penyakit AIDS, dll. Selain dalam iklan layanan masyarakat, lagu–lagu yang bernapaskan agama juga menjadi media penerangan, musik qasidah, terbangan dan zipin dengan syair–syair lagu dari Al–Qur’an.

B. Teknik dan Gaya Bernyanyi Dalam Musik Tradisi

Masyarakat dan suku bangsa asli Papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain tifa stamina mereka tetap terjaga apa rahasianya?

    Masyarakat dan suku bangsa asli Papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain Tifa yaitu alat music pukul dengan sumber bunyi membrane (alat musik gendang masyarakat Papua) dalam kelompok. Stamina mereka tetap terjaga, mereka memakan ulat sagu yang kaya akan protein.

    Musik vokal dalam musik tradisi di Indonesia amat beragam. Pada masyarakat Sunda di Cianjur dikenal dengan sebutan Mamaos atau Mamaca. Mamaos adalah tembang yang telah lama dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada awalnya mamaos dinyanyikan dikalangan kaum laki–laki. Namun, selanjutnya mamaos juga dinyanyikan oleh kaum perempuan. Banyak kalangan perempuan yang terkenal dalam menyanyikan mamaos, seperti Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu O’oh, Ibu Resna dan Nyi Mas Saodah.

    Bahan mamaos berasal dari berbagai seni suara sunda seperti pantun, beluk (mamaca). Pada suku Bangsa Jawa ada Macapat. Mamaos pantun sering disebut papantunan. Ada Pupuh sering dikenal dengan tembang, ada juga istilah Kawih dan Sekar.

    Penyanyi musik tradisi amat memperhatikan kesehatan badan dengan mengonsumsi jamu tradisional. Selain itu penyanyi atau pesinden music tradisi mempunyai banyak pantangan dan harus mendekatkan diri pada Sang Khalik, pencipta alam semesta.

    Penyanyi musik tradisi disebut Pesindhen atau Sindhen (dari bahasa Jawa) adalah sebutan bagi perempuan yang bernyanyi mengiringi gamelan, umumnya sebagai penyanyi satu–satunya. Pesinden yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vokal yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan tembang.

    Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki Mujoko Joko Raharjo berasal dari kata “Pasindhian” yang berarti yang kaya akan lagu atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana. “Wara” berarti seeorang berjenis kelamin perempuan dan “Anggana” berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu–satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan (Kliningan). Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan gending yang disajikan baik dalam klenengan maupun pergelaran wayang.

    Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti Banyumas, Yogyakarta, Sunda dan Jawa Timur yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan. Sinden tidak hanya tampil sendiri dalam pergelaran tetapi untuk saat ini bisa mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang sifatnya spektakuler. Pada pergelaran wayang zaman dulu, Sinden duduk bersimpuh di belakang dalang, tepatnya di belakang pemain gender dan di depan pemain kendang.

C. Bernyanyi Secara Unisono

    Bernyanyi Unisono adalah bernyanyi satu suara. Banyak masyarakat dari beberapa suku di Indonesia yang hanya terbiasa bernyanyi dalam satu suara, yaitu sesuai dengan melodi pokoknya saja. Lagu daerah yang ada di setiap provinsi merupakan warisan budaya.

    Mengenal budaya di setiap daerah tidak harus dengan berkunjung ke daerah tersebut. Banyak yang dapat dipelajari dari sebuah lagu daerah. Kita dapat mengerti bahasa daerah walaupun tidak semahir orang yang tinggal disana. Lagu yang diciptakan di setiap daerah sebagai warisan budaya mengandung nilai–nilai yang baik.

Contoh Lagu daerah tersebut adalah:

1. Pakarena dari Sulawesi Selatan

2. Sirih Kuning dari Jakarta

3. Ampar–Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan

4. Ayam Den Lapeh

5. Kicir–Kicir dari Jakarta

6. Sarinande dari Maluku

7. Yamko Rambe Yamko dari Papua Barat

    Lagu daerah kita begitu beragam dan unik ini semua merupakan kekayaan dan kejayaan budaya bangsa Indonesia, termasuk alam dan lingkungannya. Kita harus berjanji untuk menghargai dan melestarikan karena kita cinta Indonesia.

    Berjanjilah untuk mencintai dan menjaga bangsa dan budaya Indonesia. Nyanyikanlah lagu Hymne Indonesia karangan Ulli Sigar Rusadi.

Baca juga: Menggambar Ilustrasi (Seni Budaya Kelas VIII/1)

Sumber: Seni Budaya Kelas VIII

Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud