Apakah makanan kaleng bisa langsung dimakan

Makanan Kaleng Langsung Santap

18 Jul 2011

Apakah makanan kaleng bisa langsung dimakan
Apakah benar makanan kaleng, seperti kornet, ikan tuna kalengan, atau sosis kalengan, bisa langsung disantap tanpa dimasak terlebih dulu?

Makanan siap saji, seperti kornet, ikan tuna kalengan, atau sosis kalengan, memang sengaja disiapkan untuk dikonsumsi langsung. Sebab, pada saat pembuatannya, produk pangan ini sudah melewati tahap pemasakan dengan suhu sterilisasi (di atas 120º C). Tujuannya, untuk membunuh mikroorganisme jahat yang terkandung di dalam bahan makanan tersebut, sehingga aman dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dulu. Namun, untuk memperkaya cita rasa, produk tersebut sering diolah lebih lanjut dengan penambahan bumbu segar, seperti cabai merah, bawang bombay, atau bawang daun. (f)

Konsultan:
Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si.
Jurusan Ilmu dan teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor



MORE ARTICLE

Apakah makanan kaleng bisa langsung dimakan

Apakah makanan kaleng bisa langsung dimakan

Suara.com - Makanan kaleng sejatinya adalah makanan masak yang diawetkan. Praktis, karena kita hanya tinggal memanaskannya ketika ingin menyantapnya. Mengonsumsi makanan kaleng biasanya jadi solusi saat kita tak punya banyak waktu untuk memasak.

Namun, banyak orang takut mengonsumsi makanan kaleng, lantaran dianggap sebagai makanan awetan dan tak bergizi. Padahal, dilansir dari Healthline, menurut Kayla McDonell, RD, seorang nutrisionis, proses pengwetan dengan pengalengan justru akan menyimpan sebagian besar nutrisi makanan.

Kandungan protein, karbohidrat, dan lemak pada makanan tidak terpengaruh oleh proses pengalengan. Pun sebagian besar mineral dan vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E dan K juga dipertahankan. Itu sebabnya, penelitian menunjukkan bahwa makanan tinggi nutrisi tidak kehilangan nutrisinya setelah dikalengkan.

Tapi, karena proses pengawetan dengan pengalengan biasanya melibatkan panas tinggi, beberapa jenis vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin B dan vitamin C memang dapat rusak. Namun kerusakan ini tidak hanya terjadi pada makanan kaleng, karena faktanya vitamin-vitamin ini juga dapat hilang selama proses pemasakan normal akibat suhu tinggi yang digunakan.

Baca Juga: Restoran Cepat Saji Ini Buka Rahasia Soal Menu Favoritnya

Nah, jadi sebenarnya tidak masalah kalau sesekali Anda mengandalkan makanan kaleng sebagai makanan siap saji di rumah. Biasanya, jenis makanan yang dikalengkan adalah buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, sup, daging, dan makanan laut.

Tapi ingat, ada rambu-rambu yang harus diperhatikan. Makanan kaleng rentan tercemar bakteri Clostridium botulinum yang menyebabkan botulisme, sejenis keracunan makanan yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian. Pastikan Anda mengolah makanan kaleng dengan tepat. Begini cara aman mengonsumsi makanan kaleng.

1. Pilih makanan kaleng dengan kondisi fisik baik

Artinya, kondisi fisik kaleng harus masih utuh, tidak gembung, tidak ada karat, bocor, penyok atau luka yang menyebabkan tergoresnya permukaan kaleng.

2. Tiriskan cairan di dalam kaleng sebelum dimasak

Baca Juga: Terungkap! Ini Makanan Cepat Saji Favorit Pangeran Harry dan Meghan Markle

Makanan kaleng umumnya direndam dalam cairan yang mengandung natrium atau gula tinggi yang berfungsi sebagai pengawet. Buang cairan atau kuah dalam makanan kaleng. Anda bisa membuat kuah sendiri dengan bahan-bahan segar untuk mengurangi kadar natrium atau gula dalam makanan.

Pengalengan adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengawetkan makanan dalam kemasan kaleng kedap udara, agar tahan untuk jangka waktu yang lama. Makanan sebelumnya dicuci terlebih dahulu, disiapkan (dimasak), dan lalu dimasukkan ke dalam kaleng. Kaleng ini kemudian dipanaskan agar steril dan untuk membunuh organisme yang menyebabkan kerusakan pada makanan. Isi dalam kaleng akan tetap steril sampai wadah dibuka. Namun untuk menyimpannya dirumah, tidak bisa sembarangan, yah!


Apakah makanan kaleng bisa langsung dimakan

 

Jenis-jenis makanan kaleng

Karena praktis dikonsumsi, banyak makanan yang dikalengkan. Makanan yang umumnya dikemas menjadi makanan kaleng adalah buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, daging, dan makanan laut.
Sayuran dan buah kaleng terkadang lebih baik daripada yang segar. Sayuran dan buah yang dipilih untuk dikalengkan adalah yang sudah matang dan baru dipetik. Hal inilah yang membuat sayuran dan buah kaleng bisa mempertahankan lebih banyak nutrisinya.

Proses pemanasan kaleng tidak merusak kandungan vitamin A, vitamin B, dan mineral seperti kalium. Proses pengalengan juga menyebabkan sayuran mentah tertentu, seperti jagung dan tomat, melepaskan antioksidan yang berguna untuk tubuh.

Buah dan sayuran segar seringkali harus melalui perjalanan panjang hingga sampai ke tangan pembeli. Penyimpanannya pun belum tepat sehingga nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak terjaga. Bisa juga karena penyimpanan yang tidak tepat menyebabkan kaleng makanan menjadi rusak sehingga isi di dalamnya pun menjadi rusak.

Jenis kacang yang biasa dikalengkan adalah kacang merah dan kacang hitam. Kacang kalengan rendah kalori dan lemak jenuh namun tinggi kandungan seratnya. Banyak jenis makanan laut yang biasa dikalengkan seperti tuna, salmon, makerel, tiram, dan udang. Rasanya juga bermacam-macam seperti saus tomat, bumbu kari, mayones.

Ikan kaleng merupakan sumber lemak omega 3 yang baik. Sedangkan ikan kaleng dengan tulang seperti sarden dan salmon kaya akan kalsium dan vitamin D. Daging kalengan ada yang berbentuk cincang seperti korned atau sosis.

Daging kalengan bisa langsung ditambahkan ke dalam masakan dan tidak perlu repot-repot untuk menyiapkannya terlebih dahulu, misalnya mencincangnya. Daging kalengan tergolong memiliki daya tahan yang cukup lama yaitu sekitar dua tahun.

Apakah makanan kaleng bisa langsung dimakan

Apakah makanan kaleng bisa langsung dimakan

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait kemasan kaleng

 
  • Perhatikan kondisi fisik kaleng

Pilih kaleng yang tidak berdebu dan labelnya tidak robek. Jika tampak berdebu dan labelnya robek, berarti ini merupakan stok lama. Hindari kaleng yang menggembung, penyok, atau bocor karena berarti segelnya cacat. Kondisi kaleng yang seperti ini membuat makanan di dalamnya kemungkinan sudah terkontaminasi dan tidak layak dikonsumsi.

  • Periksa tanggal kedaluwarsa

Makanan yang sudah lewat masanya akan berkurang kualitas dan kandungan nutrisinya dan tentu saja tidak layak dikonsumsi.

  • Bacalah label yang berisi keterangan tentang kandungan makanan

Secara umum, makanan kaleng yang sehat adalah yang tidak mengandung bahan pengawet dan pewarna buatan. Saat berbelanja, carilah buah kalengan yang mengandung air buah asli atau air biasa dan tanpa pewarna buatan.

Buah kalengan yang mengandung sirop kental atau encer memiliki kandungan gula yang banyak. Sedangkan koktail buah kalengan biasanya mengandung pewarna buatan. Pilihlah buah kalengan yang mengandung air buah asli atau air biasa.

Jika sedang mengurangi asupan garam, pilihlah sayuran kaleng dengan keterangan "rendah natrium " atau "tanpa garam". Waspada pula terhadap sayuran kaleng yang mengandung sulfit. Sulfit adalah senyawa berbasis sulfur yang berfungsi untuk mengawetkan sayuran.

Biasanya pada labelnya akan tertera kandungan sulfur dioksida (sulfur dioxide, kalium bisulfit (potassium bisulfite), kalium metabisulfit (potassium metabisulfite), atau natrium sulfit (sodium sulfite). Ada orang-orang yang sensitif terhadap sulfit sehingga bisa mengalami sesak nafas.

Kandungan garam yang tinggi juga terdapat dalam kacang kalengan. Sebaiknya memilih kacang kalengan yang rendah sodium atau bebas sodium. Namun, jika telanjur membeli kacang kalengan yang mengandung garam, bilas kacang tersebut untuk mengurangi kadar garamnya.

Ikan kalengan yang baik adalah yang mengandung air dan bukan minyak. Ikan kalengan yang mengandung minyak bisa meningkatkan kolesterol. Jika ikan diproses dengan cara diasap, direndam air garam, atau diberi pewarna sebelum dikalengkan, maka bisa mengandung sodium yang tinggi.

  • Sebisa mungkin pilih kaleng yang bertanda BPA-free

Makanan kaleng seringkali dilapisi plastik yang mengandung bisphenol A atau BPA. Tujuannya agar kaleng tersebut tidak mudah berkarat. Meski belum pasti, banyak yang mengkhawatirkan penggunaan plastik BPA ini karena bisa menimbulkan risiko keguguran, kanker prostat, dan kanker payudara. Ibu hamil yang terpapar zat ini bisa melahirkan anak yang hiperaktif dan agresif.

Baca juga: Ketahui Bahaya Mengabaikan Logo Angka pada Kemasan Wadah Plastik!

Cara menyimpan makanan kaleng yang benar

 
  • Perhatikan tempat penyimpanannya

Simpan makanan kaleng yang sudah dibeli di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu antara 10° -21° Celsius. Jika disimpan di tempat yang hangat dekat oven atau terkena sinar matahari langsung bisa membuat kalengnya berkarat dan menyebabkan kebocoran sehingga makanan di dalamnya rusak.

Selain itu, karena panas, suhu di dalam kaleng akan mulai meningkat dan menjadi lingkungan yang bagus bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Proses oksidasi bisa membuat mikroorganisme masuk ke dalam kaleng dan membuat makanan di dalamnya menjadi rusak. Proses oksidasi terjadi akibat dapur yang lembap atau kalengnya basah.

  • Konsumsilah makanan kaleng secara tertib

Jangan biarkanmakanan kaleng yang sudah lama berada di bagian belakang rak atau lemari. Makanan kaleng yang pertama dibeli dan disimpan sebaiknya dikonsumsi terlebih dahulu. Jangan lakukan sebaliknya, karena bisa membuat makanan kaleng tidak layak dikonsumsi.
 

  • Jangan simpan makanan kaleng selama bertahun-tahun

Meskipun makanan kaleng adalah makanan yang tahan lama, usahakan untuk tidak menyimpannya lebih dari satu tahun. Makanan kaleng dengan kandungan asam yang rendah seperti daging dan sayuran bisa disimpan dengan baik selama 2-4 tahun.

Namun, perubahan warna dan tekstur akan menurunkan kualitasnya. Sedangkan makanan kaleng dengan kadar asam yang tinggi seperti buah dan tomat bisa disimpan antara 12-18 bulan.

  • Bersihkan terlebih dahulu

Seka atau cuci permukaan kaleng sebelum dibuka. Gunakan pembuka kaleng yang tajam dan cuci setelah digunakan.

  • Perhatikan dulu sebelum dikonsumsi

Segera buang makanan yang sudah berubah warna dan aroma. Jika setelah dibuka makanan kaleng mengeluarkan aroma yang aneh atau warna makanannya mencurigakan, atau bagian dalamnya berkarat, segera buang dan jangan coba-coba untuk mencicipinya.

  • Simpan makanan kaleng yang sudah dibuka dengan benar

Jika tidak semua isi dalam kaleng digunakan, pindahkan sisanya ke dalam plastik atau wadah kaca kedap udara dan masukkan ke kulkas agar rasanya tetap enak. Sisa makanan ini harus dikonsumsi dalam waktu 3-4 hari. Rapikan dan bersihkan lemari dapur beberapa tahun sekali dan buang makanan kaleng yang sudah kedaluwarsa.

Demikan beberapa tips untuk menyimpan makanan kaleng, semoga bermanfaat ya, bunda.

Ingin tulisan kamu dimuat di Priceza? Cari tahu caranya disini, ya!

Artikel terkait


Apakah sarden kaleng bisa langsung di makan?

Ikan sarden biasanya dikemas dalam air, minyak, saus tomat, dan bumbu lainnya dalam kaleng. Sarden kalengan ini bisa langsung dikonsumsi setelah dipanaskan atau diberi tambahan bahan-bahan lain sebagai penyedap.

Apakah makanan kaleng harus dimasak?

Popularitas dari makanan kalengan ini pun meningkat, sehingga banyak masyarakat yang menjadikannya pilihan makanan untuk di rumah. Sebetulnya, makanan kalengan ini memang aman dikonsumsi tanpa dimasak. Sebab makanan kalengan merupakan makanan matang yang sudah melalui sterilisasi ketat.

Apakah kornet bisa langsung dimakan tanpa dimasak?

Padahal, makanan kalengan apapun sebenarnya aman loh dikonsumsi secara langsung, termasuk kornet yang cocok dijadikan sebagai isian untuk berbagai jenis makanan Arab yang menjadi favorit orang Indonesia seperti kebab, misalnya.

Apakah makanan kaleng aman dikonsumsi?

Mengutip Healthline, makanan kaleng dianggap kurang sehat karena dapat mengandung bakteri berbahaya yang dikenal sebagai Clostridium botulinum, jika dalam proses pengalengannya tidak dilakukan dengan benar.