Bagaimana Belanda menerapkan politik devide et impera di Makassar?

adjar.id – Saat VOC menjajah Indonesia, mereka menerapkan sistem politik devide et impera terhadap masyarakat Indonesia.

Devide et impera sendiri bisa diartikan sebagai sistem politik yang memecah belah atau adu domba.

Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 SMA edisi revisi 2017 terdapat satu soal pada latih ulangan akhir bab di halaman 67.

Baca Juga: Berbagai Jenis Perlawanan Rakyat Indonesia dalam Melawan VOC

Soal tersebut meminta kita untuk menjelaskan mengenai politik devide et impera dan bukti VOC menerapkan politik devide et impera yang juga menjadi materi sejarah kelas 11 SMA.

Maka dari itu, kali ini kita akan membahas mengenai jawaban dari soal tersebut sebagai bahan referensi bagi Adjarian saat mengerjakannya.

Politik devide et impera ini diterapkan oleh VOC untuk memperluas wilayah kekuasaannya di Indonesia.

Yuk, kita simak penjelasan lengkapnya mengenai politik devide et impera yang dilakukan VOC berikut ini!

Pengertian Devide Et Impera di Indonesia

Belanda melalui VOC memperkenalkan sistem politik ini di Indonesia, selain membuat sistem monopoli perdagangan.

Penerapan politik ini dilakukan VOC untuk menguasai Indonesia dengan melakukan adu domba terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia saat itu.

Hal ini membuat bangsa Indonesia mengalami perpecahan sehingga beberapa daerah bisa dengan mudah dikuasai oleh VOC.

Jalan politik devide et impera di pilih karena saat itu tentara VOC masih sangat sedikit yang datang ke Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya VOC di Indonesia, Materi Sejarah Kelas 11 SMA

Adanya politik pecah belah ini membuat VOC tidak perluh susah-susah untuk berperang dan memanfaatkan kerajaan-kerajaan dan penguasa Indonesia saat itu yang diadu domba.

Tujuan dari dilakuannya politik pecah belah ini yaitu untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan cara menaklukan raja-raja di Indonesia saat itu.

Nah, dengan politik ini VOC berhasil menaklukan kerajaan-kerajaan besar di Indonesia dengan memanfaatkan perang saudara dan permusuhan antarkerjaan.

Politik becah belah ini dilakukan dengan cara, VOC membantu satu pihak dari dua pihak yang menentang VOC.

Nah, dengan begini pihak yang dibantu VOC sama saja dengan ditunggangi oleh VOC karena saat membantu VOC akan memberikan beberapa perjanjian.

Perjanjian inilah yang nantinya akan merugikan pihak yang dibantu oleh VOC, karena bagaimanapun VOC membantu juga untuk memperoleh keuntungan.

Hal ini membuat rakyat Indonesia saat itu hidup menderita karena berbagai kebijakan yang dibuat oleh VOC.

Baca Juga: Contoh Soal, Jawaban serta Pembahasan Perubahan Masyarakat Indonesia

O iya, politik pecah belah ini biasa diterapkan oleh VOC dalam hal militer, politik, dan juga ekonomi untuk mempermudah penjajahannya di Indonesia.

Sekarang, kita simak mengenai bukti dari penerapan politik devide et impera oleh VOC berikut ini!

Bukti Penerapan Devide Et Impera

Berikut beberapa bukti penerapan politik becah belah yang dilakukan VOC kepada rakyat Indonesia, yaitu:

1. Perlawanan Tidore

Politik devide et impera atau politik pecah belah diterapkan VOC di Tidore untuk menguasai daerah tidore.

Akan tetapi Pangeran Nuku yang meminpin saat itu berhasil melakukan perlawanan, ditambah lagi adanya bantuan pasukan dari Papua dan Halmahera.

Akhirnya, VOC harus mengakui keunggulan dari Pangeran Nuku tersebut.

2. Perlawanan Gowa

Peperangan di Gowa antara VOC yang ingin menguasai pelabuhan Gowa dengan pasukan Sultan Hasanuddin.

Saat itu VOC menerapkan politik pecah belah dengan menjalin hubungan dengan Pangeran Bugis dari Bone.

Baca Juga: Sejarah Sistem Tanam Paksa pada Era Belanda di Indonesia

Hingga akhirnya VOC berhasil mengalahkan pasukan Sultan Hasanuddin dengan adanya bantuan pasukan dari Bone dan Ambon.

3. Konflik Kerajaan Mataram

Konflik Mataram ini membuat kerajaan Mataram terpecah menjadi empat kerjaan, di mana VOC melakukan politik becah belah dalam beberapa perang yang terjadi untuk merebut kekuasaan.

Politik ini dilakukan pada perang padri, perang diponegoro, perang banjar, dan perang saparua.

Nah, itu tadi politik devide et impera yang diterapkan oleh VOC dan juga bukti-bukti penerapannya yang bisa menjadi referensi Adjarian dalam mengerjakan Latih Ulangan Akhir Bab di halaman 67.

Pengertian Devide Et Impera dalam Sejarah Indonesia, Foto: Unsplash.

Dalam sejarah Indonesia ada yang namanya devide et impera. Untuk kamu pastinya sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut, sebab sering kali muncul dalam pelajaran sejarah seperti di ilmu pengetahuan sosial dan PPKn. Tapi tidak jarang ada yang lupa mengenai pengertian dari istilah tersebut. Apalagi penggunaannya memakai bahasa Belanda.

Pada saat jaman penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, pihaknya membuat sebuah politik yang dikenal dengan devide et impera. Politik ini dilakukan sebagai salah satu strategi yang dilakukan pihak Belanda dalam menjajah bangsa Indonesia. Dalam menerapkan strategi ini pihak Belanda sudah memiliki tujuan yang hendak dicapai. Lalu apa sih pengertian devide et impera itu?

Simak pengertian devide et impera dalam sejarah Indonesia di ulasan berikut ini.

Pengertian Devide Et Impera

Pengertian Devide Et Impera dalam Sejarah Indonesia, Foto: Unsplash.

Dikutip dari buku Sejarah: SMA kelas XII karya M. Habib Mustopo (2005: 59), upaya Belanda untuk mewujudkan politik memecah belah atau devide et impera tak pernah berhenti . Sebagai kelanjutan dari Konferensi Malino , maka Belanda menyelenggarakan Konferensi Denpasar yang berlangsung pada tanggal 18-24 Desember 1946.

Konferensi Denpasar berhasil mengambil keputusan penting yaitu terwujudnya Negara Indonesia Timur. Sebagai presiden Negara Indonesia Timur dipilih Sukawati. Inilah sukses besar sang kreator politik devide et impera yaitu Van Mook.

Devide et impera pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Belanda melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Kemudian Belanda menggunakan taktik yang sama ketika Agresi Militer Belanda terjadi setelah proklamasi kemerdekaan RI dikumandangkan.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan devide et impera di Indonesia yang dilakukan oleh Belanda.

Dalam perang ini, VOC berhasil menaklukkan Kesultanan Gowa dan Kota Makassar pada 1669 karena dibantu oleh Raja Bone dan Arung Palakka yang pada saat itu tengah berseteru dengan Sultan Hasanudin.

2. Agresi Militer Belanda

Selama tahun 1947-1948, pihak Belanda sangat ingin menguasai Indonesia dengan membaginya menjadi kelompok kecil, dengan total 6 bagian.

3. Konflik Kerajaan Mataram

Konflik inilah telah menjadikan posisi VOC menjadi sangat diuntungkan, sedangkan di sisi lain posisi Kerajaan Mataram semakin melemah akibat terpecah menjadi empat kerajaan.

Selain itu, Belanda juga berupaya melakukan siasat devide et impera dalam Perang Saparua, Perang Padri, Perang Diponegoro atau Perang Jawa, Perang Aceh, Perang Banjar, dan Perang Jagaraga.

Dapat disimpulkan bahwa devide et impera adalah politik adu domba yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk memecah belah Indonesia. Dengan adanya politik ini akan memunculkan perselisihan antara satu sama lainnya, sehingga akan mudah untuk dirobohkan. (UMI)