Apakah gejala usus buntu harus dioperasi

Cara mengatasi radang usus buntu umumnya melibatkan proses operasi untuk mengangkat usus buntu yang sedang meradang. Selain itu, untuk mendukung kesembuhan, Anda dapat melakukan beberapa perubahan gaya hidup dan perawatan dari rumah. Informasi lengkapnya dapat Anda simak di artikel berikut ini.

Apakah gejala usus buntu harus dioperasi

Dokter biasanya akan menyarankan beberapa makanan yang sesuai untuk dikonsumsi pasca operasi.

Baca Juga: Gejala Radang Usus Buntu
  
Cara Mengatasi Radang Usus Buntu Melalui Operasi

Jika ada kemungkinan Anda sedang menderita radang usus buntu, pembedahan sering dianjurkan untuk mengatasinya. Mengapa demikian? Operasi mengangkat usus buntu yang telah meradang dianggap lebih aman, dibanding dibiarkan dan berisiko terjadi kepecahan di dalam.

Pengangkatan usus buntu tidak akan menimbulkan efek yang signifikan dalam tubuh, karena pada prosesnya usus buntu tidak melakukan fungsi penting apapun dan mengeluarkannya tidak menyebabkan masalah jangka panjang. Ada dua jenis operasi yang biasa dilakukan untuk mengatasi radang usus buntu, berikut di antaranya:

1. Operasi Lubang Kunci (Laparoskopi)

Ini adalah jenis operasi yang banyak disukai karena proses pemulihannya cenderung lebih cepat dibandingkan dengan jenis operasi yang lain. Untuk prosesnya sendiri, operasi ini akan memberikan 3-4 sayatan kecil di perut Anda. Setelah itu, ada beberapa instrumen yang akan dimasukkan ke dalam tubuh seperti, tabung tempat gas dipompa yang berguna untuk mengambangkan perut Anda. Hal ini bertujuan agar dokter bedah dapat melihat kondisi usus buntu Anda lebih jelas dan memberi ruang yang luas bagi mereka untuk melakukan perawatan.

Selanjutnya ada laparoskopi, ini merupakan tabung kecil dengan lampu dan kamera yang berguna untuk menyorot bagian dalam perut agar bisa ditampilkan di monitor pemantauan dan terakhir, dokter akan memasukkan instrumen bedah kecil untuk mengangkat usus buntu. Setelah diangkat, beberapa jahitan akan diberikan untuk menutup sayatan. Jahitan harus dilepas dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah proses operasi dilakukan.

Baca Juga: Gejala Kanker Usus Besar

2. Operasi Terbuka

Operasi lubang kunci mungkin tampak lebih mudah. Namun, pada beberapa kondisi operasi lubang kunci tidak dianjurkan untuk digunakan. Kondisi tersebut antara lain adalah ketika usus buntu sudah pecah dan membentuk gumpalan yang disebut dengan massa usus buntu, saat ahli bedah tidak berpengalaman dalam pengangkatan laparoskopi, dan ketika pasien telah menjalani operasi perut terbuka di waktu sebelumnya.

Pada operasi terbuka, satu sayatan lebih besar dibuat di sisi kanan bawah perut untuk mengangkat langsung usus buntu Anda. Apabila selama proses pembedahan dilihat ada infeksi yang meluas pada lapisan dalam perut peritonitis, kadang-kadang dokter akan mengoperasi melalui sayatan di sepanjang bagian perut. Prosedur ini disebut dengan laparotomi.

Setelah operasi selesai dilakukan, sayatan akan ditutup menggunakan jahitan yang dapat dilarutkan atau jahitan biasa yang perlu dilepas di kemudian hari. Setelah kedua jenis operasi, usus buntu yang diangkat dikirim ke laboratorium untuk memeriksa tanda-tanda kanker. Ini adalah tindakan pencegahan dan jarang ditemukan masalah serius.

Apakah gejala usus buntu harus dioperasi

Pembedahan sering dianjurkan untuk mengatasi radang usus buntu.

Cara Mengatasi Radang Usus Buntu Melalui Perawatan di Rumah

Setelah operasi selesai dilakukan, pemulihan akan terjadi selama beberapa minggu, atau mungkin lebih lama jika usus buntuAnda sudah pecah. Oleh karena itu, untuk membantu proses penyembuhannya, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Hindari Melakukan Aktivitas Berat

Ini merupakan hal penting yang perlu Anda lakukan setelah melakukan operasi usus buntu. Jika operasi yang Anda lakukan adalah operasi lubang kunci (laparoskopi), maka batasi aktivitas Anda selama tiga sampai lima hari. Sedangkan, jika operasi yang Anda jalankan adalah operasi usus buntu terbuka, maka Anda mungkin perlu banyak istirahat selama 10 sampai 14 hari lamanya. Sementara untuk memvalidasinya, Anda dapat menanyakan pada dokter, sampai kapan sebaiknya Anda perlu beristirahat, dan kapan Anda dapat melanjutkan aktivitas normal.

2. Minum Banyak Cairan dan Makanan Sehat

Selain membatasi aktivitas berat dan banyak beristirahat, hal lain yang perlu Anda lakukan adalah minum banyak cairan dan makanan kaya akan serat. Dalam beberapa kasus, dokter biasanya akan menyarankan beberapa makanan yang sesuai untuk dikonsumsi pasca operasi. Jika Anda merasa mual setelah proses operasi, Anda dapat mencoba makan makanan hambar seperti roti tawar atau nasi putih. Lalu, jika Anda merasa sembelit, mengkonsumsi suplemen serat akan membantu mengurangi hal tersebut.

3. Berikan Penyangga Pada Perut Anda

Penyangga diberikan terutama ketika Anda sedang melakukan aktivitas yang memberikan tekanan lebih pada perut seperti, tertawa, batuk, atau gerakan lainnya. Penyangga dapat berupa bantal. Cara penggunaannya adalah letakkan bantal di atas perut Anda, dan beri sedikit tekanan saat Anda sedang batuk atau tertawa. Hal ini berguna untuk mengurangi rasa sakit yang Anda alami.  

4. Hubungi Dokter Jika Obat Pereda Nyeri Tidak Bekerja

Rasa sakit memberikan tekanan ekstra pada tubuh dan dapat memperlambat proses penyembuhan. Jika Anda sudah diberikan obat pereda nyeri. Namun, masih terasa sakit, segera hubungi dokter untuk mendapatkan solusi lebih lanjut.

5. Latih Tubuh Anda Secara Perlahan

Tubuh Anda mungkin tidak nyaman untuk dibuat bergerak pasca melakukan operasi. Walaupun begitu, Anda tetap dapat melatih tubuh Anda, dengan mulai melakukan gerakan-gerakan sederhana sesuai dengan kondisi Anda. Misalnya, seperti  jalan-jalan pendek di area rumah.

6. Lakukan Kegiatan untuk Mengalihkan Rasa Sakit

Lakukan apapun kegiatan yang Anda sukai. Anda dapat mulai melakukan aktivitas seperti mendengarkan musik, mengobrol dengan teman, menonton film, atau kegiatan lain yang dapat mengalihkan Anda dari rasa sakit pasca operasi.

Cara mengatasi radang usus buntu melalui operasi memang yang paling umum direkomendasikan. Sebab, dokter akan mengatasinya langsung ke sumber masalah. Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan operasi, karena pengangkatan usus buntu akan dilakukan dengan anestesi umum, sehingga Anda akan terbius tidak sadar dan tidak nyeri selama proses operasi berlangsung. Semoga informasi di atas dapat Anda pahami, tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa.

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

  • Semuanya yang Anda Ingin Ketahui Tentang Radang Usus Buntu
  • Pengobatan Radang Usus Buntu
  • Bagaimana Operasi Lubang Kunci Laparoskopi Dilakukan?

Kapan penderita usus buntu harus dioperasi?

Operasi terutama dibutuhkan untuk penyakit usus buntu akut, yakni apendisitis dengan gejala berat yang muncul secara mendadak, terutama rasa sakit yang tak tertahankan di perut. Pada kondisi ini, usus buntu sudah mengalami peradangan parah, membengkak, dan berisiko robek atau pecah.

Apakah boleh usus buntu tidak dioperasi?

Jika mengidap radang usus buntu akut, kamu mungkin bisa disembuhkan dengan terapi antibiotik dan tidak perlu melakukan operasi untuk mengangkat usus buntu. Sebagian besar kasus radang usus buntu tidak parah, yang berarti organ belum pecah, sehingga bisa diobati dengan antibiotik.

Apa gejala awal penyakit usus buntu?

Kendati demikian, gejala penyakit usus buntu pada umumnya dimulai sebagai kram ringan di perut bagian atas, atau daerah pusar yang kemudian pindah ke kuadran kanan bawah perut..
Kehilangan selera makan..
Gangguan pencernaan..
Muntah..
Pembengkakan perut..
Demam ringan..

Apakah usus buntu bisa di sembuhkan?

Jawabannya adalah, ya. Usus buntu hanya dapat diobati melalui prosedur pembedahan untuk mengangkat usus buntu yang meradang.