Apa yang akan terjadi jika nilai tukar masih terus turun

15 November 2018

Semua masyarakat Indonesia mengetahui bahwa nilai tukar Rupiah (Kurs Transaksi) sangat lemah terhadap dolar saat ini. Berdasarkan data di Website Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap USD pada bulan Januari 2018 sebesar Rp 13,474. Dolar sempat naik di Rp 14,000-an pada bulai Mei tetapi turun kembali pada angka Rp 13,000an di awal Juni. Dolar kembali naik sejak bulan Juli sampai dengan bulan November 2018, yaitu mencapai Rp 15,000-an (seperti yang terlihat grafik Kurs Transaksi)

Apa yang akan terjadi jika nilai tukar masih terus turun

Melemahnya nilai Kurs (rupiah terhadap dolar) memberi dampak negatif terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Dampak negatif ini bukan hanya dirasakan oleh pengusaha yang menggunakan bahan baku impor tetapi juga pada masyarakat umum yang bukan pengusaha. Seorang teman bercerita bahwa pada bulan Januari, beliau meminjam uang dari temannya di Amerika sebesar USD 2,500. Uang yang masuk ke rekeningnya seberar Rp 32,750,000. Bulan Oktober lalu beliau harus melunasi hutangnya USD 2,500 dan jumlah Rupiah yang harus dia transfer sebesar Rp 38,250,00. Beliau harus mengeluarkan tambahan Rp 5,500,00 akibat Kurs Transaksi terhadap Dolar naik. Mungkin banyak masyarakat umum lainnya mengalami kondisi yang sama dan bertanya-tanya mengapa pemerintah Indonesia tidak dapat mengatasi masalah melemahnya Kurs Transaksi terhadap mata uang asing. Bahkan mungkin banyak yang menilai bahwa pemerintah gagal melakukan tugasnya. Apakah dugaan-dugaan ini benar?

Pada sistem ekonomi terbuka, transaksi ekonomi terjadi antara satu negara dengan negara lain dalam berbagai bentuk. Transaksi ekonomi internasional ini memiliki dua kategori besar, yaitu (1) flow of goods and services- dalam bentuk Ekspor & Impor dan (2) Flow of Capital– dalam bentuk uang. Meskipun seseorang tidak pernah ke Amerika, tetapi orang tersebut dapat membeli barang-barang yang di produksi oleh perusahaan Amerika atau dapat investasi saham (membeli saham) perusahaan Amerika. Ini adalah contoh sederhana tentang sistem ekonomi terbuka. Pengaruh lain dari sistem ekonomi terbuka pada negara yang menganut sistem ini adalah nilai Kurs Transaksi (Exchange Rate). Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka. Pada negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, maka Exchange Rate dapat dipengaruhi oleh Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter.

Kebijakan Fiskal – Kebijakan fiskal sebuah negara, seperti meningkatkan pengeluaran pemerintah atau pemotongan (penurunan) pajak akan menyebabkan berkurangnya jumlah uang diinvestasikan ke luar negeri. Hal ini menyebabkan berkurangnya mata uang negara tersebut dikonversikan ke mata uang negara lain (foreign currency) sehingga Kurs mata uang negara tersebut meningkat atau semakin tinggi (kuat). Kenaikan nilai mata uang negara tersebut akan meningkatkan kebutuhan. Kebijakan negara lain menurunkan pajak atau menaikkan suku bunga akan menyebabkan investor akan menarik uangnya dari investasi asing sehingga supply uang untuk transaksi pertukaran mata uang asing berkurang dan Exchange Rate meningkat.

Kebijakan Moneter – Kebijakan moneter adalah kebijakan tentang suplai uang (money supply). Peningkatan money supply akan menekan suku bunga domestik (domestic interest rate), dan arus modal keluar karena investor akan selalu mencari higher return. Upaya ini dapat mencegah tingkat suku bunga jatuh di bawah tingkat suku bunga dunia dan juga memberikan dampak terhadap Exchange Rate. Investasi keluar negeri membutuhkan konversi mata uang domestik ke mata uang asing. Arus keluar modal akan meningkatkan suplai mata uang domestik di pasar uang untuk pertukaran mata uang. Akibatnya mata uang domestik akan mengalami depresiasi nilai atau Exchange Rate akan turun.

Negara yang transaki barang/jasa serta investor nya banyak bersumber dari negara asing seperti Indonesia akan rentan terhadap naik-turunnya Exchange Rate. Ketika negara yang menjadi sumber investasi terbesar membuat perubahan radikal terhadap kebijakan fiskal dan moneter nya maka Kurs Transaksi (Exchange Rate) kita akan tidak stabil.

Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Jaya bekerjasama dengan Bank Indonesia pada tanggal 15 November 2018 menyelenggarakan Kuliah Umum tentang Dampak Ekonomi Global Terhadap Nilai Tukar Rupiah. Kuliah umum ini dhadiri oleh 150 siswa/i SMU dari 3 SMU di Tangsel serta 300 mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan memberi pengetahuan tentang perekonomian global. Sejalan dengan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, Ibu Diana Permata Sari selaku Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia pada kuliah umum di Universitas Pembangunan Jaya menjelaskan bahwa ketidakpastian kebijakan ekonomi di Amerika Serikat mendorong ketidakpastian di pasar keuangan global dan berdampak pada penguatan dolar Amerika. Hal ini menyebabkan para investor menarik dananya dari emerging market seperti Indonesia dan menempatkan dananya di tempat yang dianggap aman, khususnya di Amerika Serikat. Strategi kebijakan Amerika Serikat ini menyebabkan penguatan nilai tukar dolar dan memberi dampak pada melemahnya nilai Rupiah. Upaya yang dapat dilakukan adalah menaikkan suku bunga untuk menarik kembali modal asing. Bank Indonesia telah membuat kebijakan-kebijakan untuk memastikan perekonomian Indonesia tetap kuat menghadapi resiko eksternal akibat ketidakpastian ekonomi global yang sangat tinggi, yang salah satunya melalui kebijakan penetapan suku bunga.

Dr. Hastuti Naibaho, M.Si

Kepala Program Studi Ilmu Manajemen

Universitas Pembangunan Jaya

Bank Indonesia. https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx. Diakses pada tanggal 10 November 2018.

Mankiw, N Gregory. 2013. Macroeconomics, 8th Edition. USA: Worth Publisher

Apa yang akan terjadi jika nilai tukar masih terus turun
 
Apa yang akan terjadi jika nilai tukar masih terus turun
 
Apa yang akan terjadi jika nilai tukar masih terus turun

Kami melakukan sejumlah perubahan penting terkait Kebijakan Privasi dan Cookies dan kami ingin memberitahu Anda, apa arti langkah ini bagi Anda dan data Anda.

  • Coba lihat apa yang berubah

Kami dan para mitra kami menggunakan teknologi, seperti cookies, dan mengumpulkan data rambanan untuk memberikan Anda pengalaman daring terbaik dengan konten dan iklan yang ditampilkan disesuaikan dengan keperluan Anda. Mohon beritahu kami bila Anda setuju.

  • Terima pengambilan data dan lanjutkan

Pengaturan itu berlaku pada halaman AMP saja. Anda mungkin akan ditanya lagi untuk mengatur preferensi ketika Anda mengunjungi halaman non-AMP BBC.

Halaman ponsel yang Anda kunjungi dibuat dengan menggunakan teknologi AMP Google

Pengambilan data sangat diperlukan

Agar situs kami tetap berjalan, kami menyimpan sejumlah informasi terbatas dalam perangkat Anda tanpa persetujuan Anda.

Baca lebih jauh tentang informasi penting yang kami simpan di perangkat Anda untuk memastikan situs kami berjalan.

Kami menggunakan penyimpanan lokal untuk menyimpan preferensi yang Anda pilih dalam perangkat Anda.

Pengambilan data opsional

Bila Anda menyetujui pengambilan data pada halaman AMP, Anda mengizinkan kami menampilkan preferensi iklan Anda, yang relevan bagi Anda bila Anda berada di luar Inggris.

Baca lebih lanjut bagaimana kami menyesuaikan iklan di BBC dan mitra-mira iklan kami.

Anda dapat memilih untuk tidak menerima iklan yang disesuaikan dengan pilihan Anda dengan mengeklik "Tolak pengambilan data dan lanjutkan" di bawah ini. Anda tetap dapat melihat iklan, namun tak sesuai dengan pilihan Anda.

Anda dapat mengubah pengaturan dengan mengeklik "Pilihan iklan/Jangan sebarkan informasi saya" di catatan kaki, kapan saja.

  • Terima pengambilan data dan lanjutkan
  • Tolak pengambilan data dan lanjutkan

BBC News, Indonesia

Langsung ke konten

Menjelang Idul Fitri, dampak perlambatan ekonomi dirasakan oleh industri tekstil dan alas kaki. Sejumlah pabrik yang bergerak di industri tersebut terpaksa berhenti beroperasi dan merumahkan karyawannya.

13 Juli 2015

Penurunan nilai tukar rupiah dan kenaikan harga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat menjelang lebaran tahun ini. Sejumlah pedagang di Tanah Abang mengaku penjualan mereka menurun sedikitnya sampai 30%.

12 Juli 2015

  • Melemahnya nilai rupiah atas dolar Amerika Serikat, seperti saat ini, tidak selalu berdampak buruk tetapi juga bisa dilihat sebagai momentum untuk meningkatkan ekspor. Namun pelaku ekonomi punya pengalaman berbeda.

    10 Juli 2015

  • Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menuai banyak dampak. Salah satunya adalah meningkatnya harga bahan pangan yang diimpor dari luar negeri, termasuk kedelai. Hal ini praktis membuat harga tahu dan tempe kian mahal.

    8 Juli 2015

  • Penurunan nilai tukar mata uang rupiah yang kini berada di atas Rp13.000 per US$1 dinilai sudah tidak sehat dan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi ekonomi Indonesia, kata pengamat.

    7 Juli 2015

  • Sektor industri Indonesia akan semakin terpukul akibat penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang didorong oleh krisis ekonomi Yunani, kata pengamat.

    7 Juli 2015

  • Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan seluruh kementerian, lembaga dan terutama BUMN agar mengurangi produk dan barang impor.

    16 Juni 2015

  • Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan harga acuan khusus sejumlah bahan pokok setelah harga cenderung naik menjelang permulaan Ramadan, termasuk bawah merah yang mengalami kenaikan tajam, kata seorang pejabat.

    7 Juni 2015

  • Pemerintah Yunani telah menyepakati program reformasi ekonomi dan mengajukan usulan kepada para kreditor Eropa.

    10 Juli 2015

  • Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, yang akan memimpin sidang eurozone, berharap menerima "proposal yang kongkret dan realistis dari Athena".

    9 Juli 2015

  • Setelah sempat terjadi pembelian secara besar-besaran di toko swalayan Yunani pekan lalu, sekarang konsumen tidak kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok walau daya beli merosot.

    2 Juli 2015

  • Para pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa memperingatkan warga Yunani bahwa negara mereka harus keluar dari zona mata uang euro jika mereka memilih menolak proposal kreditur dalam referendum pada Minggu (05/07) mendatang.

    30 Juni 2015

  • Pasar sepatu dan sandal dalam negeri turun menjelang Lebaran padahal biasanya permintaan meningkat sehingga sejumlah industri untuk pasar lokal mengurangi produksi, seperti dilaporkan wartawan BBC, Jerome Wirawan .

    13 Juli 2015

  • Bahan baku impor yang digunakan dalam industri tekstil dan beberapa produk ekspor lainnya membuat penurunan nilai rupiah atas dolar tidak bisa memberi keuntungan maksimal bagi pengusaha Indonesia dengan produk ekspor. Laporan Liston P Siregar.

    10 Juli 2015

  • Turunnya nilai rupiah tidak langsung membuka peluang ekspor Indonesia karena perekonomian beberapa negara tujuan ekspor melambat. Wawancara wartawan BBC Liston Siregar dengan pengamat ekonomi dari Universitas Gajah Mada, Dr Revrisond Baswir.

    9 Juli 2015

  • Melemahnya rupiah dewasa ini memiliki banyak dampak, salah satunya adalah meningkatnya harga bahan pangan yang diimpor dari luar negeri.

    9 Juli 2015

  • Nilai rupiah turun karena mata uang dolar Amerika Serikat menguat di tengah peningkatan pertumbuhan ekonomi, kata staf khusus Kementerian Keuangan Arif Budimanta kepada Rohmatin Bonasir.

    7 Juli 2015

  • Krisis ekonomi Yunani diperkirakan berimbas secara tak langsung pada sektor industri Indonesia, kata pengamat.

    7 Juli 2015