JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin dewasa, umumnya anak akan mulai berkeinginan untuk bisa mengendarai kendaraan, contohnya seperti sepeda motor. Menanggapi keinginan anak tersebut, orangtua haruslah bisa bersikap bijak. Mengajari anak untuk mengendarai sepeda motor membutuhkan syarat wajib dan langkah-langkah yang harus diikuti agar tetap aman. Paling utama adalah anak harus sudah cukup umur dan sesuai dengan peraturan lalu lintas mengenai batas minimal seseorang mengendarai sepeda motor. Baca juga: PPnBM 0 Persen Diperpanjang Bikin Diler Galau Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, batas minimal seseorang boleh memiliki SIM C sebagai tanda kelayakan mengendarai sepeda motor adalah 17 tahun. Jika orangtua sudah membolehkan anak mengendarai sepeda motor sebelum usia tersebut, maka secara hukum tindakan tersebut adalah ilegal.
Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana menjelaskan, jika anak sudah masuk batas usia minimal tersebut, hal yang pertama kali harus diajarkan adalah mengenai etika dan aturan berlalu lintas. "Sebaiknya seperti itu, agar pengendara paham bahwa etika juga ada ketika kita berkendara, agar berkendaranya selalu aman dan nyaman, saling menghormati dan menghargai sesama pengguna jalan di lalu lintas," kata Agus kepada Kompas.com, Selasa (15/6/2021). Baca juga: Honda Super Cub C125 Diskon, Pesan Sekarang Datang Tahun Depan Jika sudah benar-benar memahami etika dan aturan lalu lintas, selanjutnya adalah mengenalkan anak kepada berbagai instrumen dan komponen sepeda motor. Hal tersebut perlu dilakukan agar si anak paham sepenuhnya cara kerja dan cara mengoperasikan sepeda motor.
Lihat Foto Lalu, Agus menyarankan untuk mengajari anak menuntun atau mendorong sepeda motor yang akan dikendarainya. Si anak juga harus belajar cara mendirikan sepeda motor dari posisi motor terjatuh. Hal ini bertujuan agar anak terbiasa dengan bobot kendaraan yang akan ia kendarai. Baca juga: Lebih Terjangkau, Berikut Estimasi Harga Daihatsu Rocky 1.2L "Setelah itu diajarkan buka tutup gas dalam kondisi motor standar ganda dengan posisi mesin hidup, lalu diajarkan penggunaan rem yang baik juga," kata Agus menambahkan. Setelah semua itu sudah sepenuhnya dipahami oleh si anak, maka baru bisa mengajari berkendara sepeda motor dengan posisi motor berjalan. Tentu saja di area yang aman bukan di jalanan umum agar tidak membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Lihat Foto JAKARTA, KOMPAS.com - Anak di bawah umur mengendarai sepeda motor masih umum terjadi di jalanan Indonesia. Padahal secara hukum, hal ini jelas melanggar aturan lalu lintas. Dari perspektif safety dan defensive riding pun juga salah. Dalam waktu yang berdekatan, terdapat dua unggahan video mengenai anak di bawah umur mengendarai sepeda motor. Unggahan video pertama datang dari grup Facebook Info Kecelakaan Hari Ini. Dalam cuplikan video tersebut terlihat anak di bawah umur mengendarai sepeda motor bonceng tiga secara ugal-ugalan. Akhirnya mereka terperosok ke selokan. Baca juga: Sandiaga Uno Pastikan Indonesia Gelar MotoGP Mandalika dan Superbike
Lihat Foto Video selanjutnya berasal dari akun Instagram @dashcam_owners_indonesia. Nampak dalam unggahan video tersebut, anak-anak mengendarai sepeda motor hingga bonceng empat. Agus Sani selaku Head of Safety Riding Promotion Wahana menyayangkan mengenai fenemona tersebut. Menurutnya, anak-anak jangan sampai dibiarkan mengendarai sepeda motor karena belum memiliki kemampuan memprediksi bahaya yang baik. "Jika dilihat dari sisi safety riding, pengendara seperti itu memiliki potensi kecelakaan yang sangat besar, baik untuk dirinya dan juga orang lain. Pengendara di bawah umur rata-rata belum memiliki kemampuan memprediksi bahaya," kata Agus menjelaskan kepada Kompas.com, Senin (19/4/2021). Baca juga: Begini Cara Benar Mengecas Baterai Mobil Listrik Selain kemampuan memprediksi bahaya, kontrol emosi anak-anak juga masih sangat labil. Misalnya jika melihat polisi akan mudah takut. Ini membuat anak-anak memiliki sikap berkendara yang tidak aman. Agus mengatakan bahwa orangtua memiliki peran paling besar dalam mendidik anaknya mengenai aspek keselamatan di jalan umum. Jangan sampai anak dibiarkan mengendarai sepeda motor padahal belum memiliki kompetensi yang baik. "Tanggung jawab penuh orangtua dalam mengontrol anaknya karena bagaimana pun si anak tidak akan bisa berkendara jika tidak mendapatkan izin dari orang tuanya," kata Agus lebih lanjut. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Mengendarai sepeda motor bersama anak sudah menjadi pemandangan yang biasa dilihat di Indonesia. Tetapi sayang, tidak semua pengendara sepeda motor peduli dengan keselamatan anak yang diboncengnya. “Sepeda motor menjadi pilihan praktis mayoritas masyarakat Indonesia untuk berkendara bersama keluarga. Maka pemahaman dalam berkendara perlu menjadi perhatian utama. Apalagi saat berkendara bersama anak, yang tentunya butuh persiapan dan perencanaan,” ungkap Antonius Widiantoro, Manager Public Relation, YRA, & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Supaya aman mengendarai sepeda motor bersama anak, Yamaha Riding Academy membagikan beberapa tips yang penting untuk diterapkan. Perlengkapan Safety RidingSebelum memulai perjalanan menggunakan sepeda motor, pastikan anak yang hendak dibonceng menggunakan perlengkapan safety riding komplet. Mulai dari helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu. Perlengkapan tersebut dapat mengurangi cedera parah ketika terjadi kecelakaan di jalan. Posisi Anak di Belakang PengendaraTempatkan anak di posisi belakang pengendara, supaya tidak menggangu konsentrasi berkendara. Selain itu, supaya anak terhindar dari debu dan angin. Anak Siap DiboncengJangan memaksakan diri untuk membonceng anak jika postur tubuhnya masih terlalu kecil. Pastikan Pegangan Tangan KuatSebelum memulai perjalanan, pastikan dahulu tangan anak mendekap dengan kuat di tubuh pengendara. Ini untuk menghindari anak terjatuh ke samping ketika melewati tikungan tajam atau jatuh kebelakang saat pengendara memutar handle gas terlalu cepat. Posisi Kaki AnakBeri penjelasan kepada anak agar kaki tidak terbuka lebar (mengangkang) agar terhindar dari benturan dengan kendaraan lain Kecepatan BerkendaraPastikan berkendara sepeda motor dengan kecepatan rendah dan lakukan pengereman secara halus agar anak tidak mudah bergerak. Kondisi anakTidak jarang anak mengantuk ketika dibonceng. Bila dipaksakan tetap berkendara, bisa membuat keseimbangan berkurang. Sebaiknya berhenti dahulu dan beristirahat sejenak. Jarak Tempuh BerkendaraAnak mudah lelah, oleh karena itu pastikan jarak tempuh berkendara menggunakan sepeda motor bersama anak jangan terlalu jauh dan lama. Usahakan mencari jalan alternatif supaya terhindar dari kemacetan dan bisa sampai di lokasi tujuan dengan cepat. Gunakan Sepeda Motor yang Ramah AnakSupaya nyaman selama perjalanan, pastikan sepeda motor yang digunakan ramah bagi anak. Sebagai contoh, pilih sepeda motor yang tidak memiliki body terlalu lebar, atau memiliki jok rata dan tidak terlalu tinggi pada bagian belakang. Baca Juga: Penulis: Santo Sirait Editor: Dimas |