Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

You're Reading a Free Preview
Page 4 is not shown in this preview.

Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

7th-9th gradeIlmu Pengetahuan Sosial

Konten pertanyaanTentukan latar yang di gunakan dalam kutipan cerpen berikut!

Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

Latar waktunya ad ga kak?

latar waktunya antara sore/malam. bukti=>" ... anak-anak mengaji" biasanya anak anak mengaji antara sore hari atau malam hari

Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

analisislah amanat tersebutbdengan kehidupan masa kini!

Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

maaf ya dek. jatah roomchat ini kakak hanya boleh jawab 1 pertanyaan saja, kalau kakak melanggar nanti kakak dapat sanksi aplikasi ini, mohon maaf dan pengertiannya ya dek😇🤗 kalau kamu ingin tanya lagi, kamu daftarin dulu pertanyaannya ke aplikasi ini, seperti kamu daftarin pertanyaan sebelumnya. 😇

Kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1-5.


Tidak

    Tidak semua orang memiliki kesempatan bilang tidak. Apalagi Sami. Dua puluh tahun ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Kobot, orang terkaya di kotanya. Kata "tidak", seperti sudah terlepas dari perbendaharaan Sami.

    Setiap hari ia melayani keluarga pedagang yang sukses itu. Mereka memperlakukannya dengan baik. Pendapatannya cukup. Untuk makan, menyekolahkan anak, dan sedikit senang-senang. Tetapi justru itu menyebabkan ia bertambah jauh dari kata tidak. Seluruh hidupnya sudah diatur oleh Kobot.

    Sami tak perlu lagi berpikir. Kalau harga-harga kebutuhan naik, ia tinggal bersabar saja menunggu. Keluarga Kobot akan mengerti, lalu memberikannya kenaikan atau hadiah-hadiah untuk mengganjal. Pada hari raya atau awal tahun pergantian pelajaran, Sami juga tinggal menunggu hadiah-hadiah untuk mengongkosi sekolah dan keperluan keluarga yang lain.

    Hidup Sami cukup. Ia tinggal memperhatikan tugas-tugasnya, merawat supaya rumah tetap bersih. Menyediakan segala keperluan kalau ada tamu. Ia bertanggung jawab atas segala keselamatan di dalam rumah. Ia mendapat kebebasan untuk melakukan apa saja sesuai dengan tugas-tugasnya. Tetapi dengan begitu sekaligus ia juga sama sekali tidak muncul setiap hari karena sudah menjadi bagian dari siang di dalam rumah itu.

    Karena Sami sepanjang hari berada di dalam rumah Kobot, Sami tidak pernah benar-benar hadir di rumahnya sendiri. Malam ia duduk bersama keluarga menonton televisi. Kadang-kadang ikut ngobrol di dalam gang bersama tetangga. Seringkali ikut menghadiri rapat pemilihan RT. Sekali-kali keluar kerja bakti. Nimbrung satu dua kalimat kalau ada orang berembuk. Tetapi ia tidak pernah sampai pada soal memutuskan ya atau tidak. Ia lebih banyak ikut suara terbanyak. Ia sudah terbiasa ikut saja. Yang jelas pasang surut di dalam kehidupan sama sekali tidak pernah memengaruhi nasibnya. 

(Sumber:  Putu  Wijaya,  "Tidak"  dalam  Zig  Zag  Kumpulan  Cerpen, Jakarta,  Pustaka Firdaus,  2003) 

Tentukan nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut! 

Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut Desember 1946

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by gumantinr on Sun, 26 Jun 2022 20:15:16 +0700 with category B. Indonesia and was viewed by 345 other users

Jawaban:

Struktur kutipan teks cerpen tersebut yaitu

1. Pengenalan situasi cerita

Desember 1946 baru saja dimulai ketika sebuah kabar tiba di langgar tempatku setiap hari mengajari anak-anak mengaji.

2. Pengungkapan peristiwa

Aku memberi isyarat kepada Rahing; jangan sampai anak-anak dengar, kataku memelankan suara sambil berdiri menuju belakang langgar yang kemudian disusulnya. Anak-anak kuminta melanjutkan bacaannya, nanti Bapak kembali, janjiku kepada mereka.

3. Menuju pada adanya konfik

“Mereka tiba di Makassar,” suara Rahing tidak pernah secemas itu, “pasukan tambahan, tambahannya banyak,” susulnya gemetar.

4. Puncak konfik

“Siap-siap saja,” kucoba setenang mungkin meski dadaku tentu saja kembali bergolak. Dari Makassar baru saja kudengar kabar kalau mereka kembali ingin menguasai pusat-pusat perlawanan di Sulawesi Selatan, kabar itu tiba beberapa minggu sebelum Rahing menyusulkan kabar tentang ketibaan pasukan khusus Depot Speciale Troepen–DST, KNIL, yang mulai bergerak ke kampung kami ini; di Bacukikki, jantung Afdeling Parepare.

Bersama Rahing, bersama Laskar Andi Makassau lainnya, aku pernah berjuang sebelum kemerdekaan–dan ketika semuanya telah kami rebut, penjajah l*knatullah itu kembali. Sebelum pulang, Rahing sempat menanyakan bagaimana langgar, bagaimana anak-anak, dan sedikit mengeluh bahwa ia telah capek mengawal penduduk keluar masuk hutan. Aku menepuk pundaknya sebelum mengatakan: Insya Allah, semuanya akan baik-baik saja.

5. Penyelesaian

“Saya pamit, assalamualaikum, Ustad.”

Aku menjawab salam Rahing lantas memenuhi janji pada anak-anak. Sayup-sayup kudengar mereka mengeja hijaiah dengan bahasa Bugis yang membuat bola mataku terasa hangat; yase’na lefue nakkeda a, yase’na lefue mallefa nakkeda aaa…. Aku mengenang bocah lima tahunku yang gugur lebih awal–dan air mata tidak lagi bisa kucegah membuat lurik di pipiku.

Penjelasan:

Unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks cerpen tersebut yaitu

1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna kelampauan. Contoh:

Desember 1946 baru saja dimulai ketika sebuah kabar tiba di langgar tempatku setiap hari mengajari anak-anak mengaji.

Bersama Rahing, bersama Laskar Andi Makassau lainnya, aku pernah berjuang sebelum kemerdekaan–dan ketika semuanya telah kami rebut, penjajah l*knatullah itu kembali.

2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh:

Aku memberi isyarat kepada Rahing; jangan sampai anak-anak dengar, kataku memelankan suara sambil berdiri menuju belakang langgar yang kemudian disusulnya.

3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti mengawal, mengatakan, memenuhi, membuat

4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh:

Aku menepuk pundaknya sebelum mengatakan: Insya Allah, semuanya akan baik-baik saja.

5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh:

Sayup-sayup kudengar mereka mengeja hijaiah dengan bahasa Bugis yang membuat bola mataku terasa hangat; yase’na lefue nakkeda a, yase’na lefue mallefa nakkeda aaa….

6. Menggunakan banyak dialog. Contoh:

“Saya pamit, assalamualaikum, Ustad.”

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

Contoh: “Mereka tiba di Makassar,” suara Rahing tidak pernah secemas itu, “pasukan tambahan, tambahannya banyak,” susulnya gemetar.

Pelajari lebih lanjut nilai-nilai kehidupan dalam cerpen pada #Link#

#BelajarBersamaBrainly

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.