Apa dampak Agresi Militer Belanda 1 dan 2 bagi bangsa Indonesia

Proklamasi kemerdekaan bukanlah titik puncak dari perjuangan Indonesia untuk hidup sejahtera dan aman sentosa dari serangan penjajah. Masyarakat harus masih berjuang mempertahankan kemerdekaan. Salah satu usaha penjajah untuk merebut kedaulatan Indonesia adalah Agresi Militer Belanda 1. Simak penjelasan lebih dalamnya hanya di Museum Nusantara!

Latar Belakang Agresi Militer Belanda 1

Belanda mengalami kekalahan dari Jepang dalam Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. Hal ini menyebabkan Belanda harus meninggalkan Indonesia dan menyerahkannya pada Jepang pada tahun 1942. Jepang menduduki Indonesia selama 3 tahun, sampai tanggal 17 Agustus 1945 ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.

Setelah Jepang berhasil dikalahkan oleh Sekutu dalam Perang Dunia II, Kekuatan Jepang melemah dan kemudian menyerahkan kembali daerah jajahan kepada pemilik semula. Pasukan Sekutu bersama NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie / Pemerintah Sipil Hindia Belanda) mendarat di Sabang, Aceh pada tanggal 23 Agustus 1945. Kemudian, pasukan ini tiba di Jakarta pada tanggal 15 September 1945.

Kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia adalah melucuti sisa kekuatan Jepangkan. NICA memanfaatkan kesempatan ini untuk merebut lagi wilayah di Indonesia, sesuai dengan pidato Ratu Wilhelmina pada tanggal 6 Desember 1942 yang ingin membentuk persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda.

Belanda dan Indonesia kemudian melakukan Perjanjian Linggarjati. Belanda diwakili oleh Van Mook dan Indonesia diwakili oleh Mohammad Roem, Sutan Syahrir, A.K. Gani dan Susanto Tirtoprojo. Pihak Inggris menjadi penengah yang diwakili Lord Killearn. Perjanjian ini kemudian tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Van Mook mengultimatum Indonesia untuk menarik mundur pasukannya sejauh 10 km dari garis gencatan senjata. Indonesia menolak ultimatum tersebut. Van Mook kemudian menyatakan melalui siaran radio bahwa Belanda sudah tidak terikat dengan Perjanjian Linggarjati. Maka, terjadilah peristiwa Agresi Militer Belanda 1.

Tujuan Agresi Militer Belanda 1

Belanda memiliki berbagai tujuan ketika melakukan gerakan agresi ini. Museum Nusantara membaginya ke dalam tiga tujuan, yaitu :

  • Tujuan Ekonomi : Belanda ingin merebut daerah yang kaya bahan pangan, komoditas pertambangan, dan produk ekspor.
  • Tujuan Politik : Belanda ingin mengembalikan wilayah Indonesia ke Hindia Belanda
  • Tujuan Militer : Belanda ingin menghancurkan Tentara Nasional Indonesia yang menjadi kekuatan utama dari Indonesia dalam melakukan perlawanan.

Baca Juga:  Kabinet Natsir: Program Kerja, Keberhasilan, & Penyebab Jatuhnya

Pihak Belanda sendiri mengatakan bahwa agresi ini adalah gerakan polisional yang berfungsi untuk menciptakan keamanan di Indonesia.

Apa dampak Agresi Militer Belanda 1 dan 2 bagi bangsa Indonesia
Kedatangan Belanda disambut oleh masyarakat Indonesia (Sumber : Wikipedia)

Kronologi Terjadinya Agresi Militer Belanda 1

Belanda mengerahkan pasukan untuk mengambil alih secara paksa daerah yang berada di wilayah Jawa dan Sumatera pada 21 Juli 1947. Menurut Perjanjian Linggarjati, Sumatera dan Jawa merupakan wilayah milik Indonesia

Belanda memiliki pandangan yang berbeda terkait status kemerdekaan Indonesia serta melanggar Perjanjian Linggarjati untuk kembali menguasai Indonesia. Agresi Militer Belanda 1 yang dipimpin oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook ini merupakan gerakan untuk menertibkan keadaan di Indonesia.

Kembalinya Belanda ke Indonesia

Kedatangan Pasukan Belanda ke Indonesia pada dasarnya adalah membantu sekutu untuk melucuti tentara Jepang yang tersisa di Indonesia. Namun, Van Mook bersama pasukan NICA membawa perintah dari Kerajaan Belanda untuk membentuk persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda (Indonesia).

Masyarakat Indonesia memberi reaksi yang berbeda ketika Belanda datang kembali. Indonesia sudah menjadi sebuah negara berdaulat dengan tatanan pemerintah yang sudah ada dan memiliki dukungan masyarakat yang siap berkorban jiwa dan raga untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut. Namun, beberapa rakyat Indonesia juga ingin kembali dalam kekuasaan Belanda.

Untuk mencari jalan keluar terbaik, Belanda dan Indonesia melakukan perundingan. Di sisi lain, Van Mook tidak bisa begitu saja melepaskan wilayah Indonesia yang sudah membantu Belanda selama ratusan tahun. Sebagai langkah selanjutnya, Van Mook mempersiapkan untuk menyerang beberapa wilayah vital di Indonesia dan mengambil alih secara paksa.

Belanda Tidak Ingin Kehilangan Daerah Jajahan

Indonesia adalah negara yang sudah merdeka dan dinyatakan melalui Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945. Tentu saja, Indonesia berhak mempertahankan kedaulatannya sebagai negara merdeka. Di satu sisi, Belanda secara de jure memiliki hak untuk memiliki wilayah kekuasaanya dahulu.

Baca Juga:  Zaman Paleolitikum: Ciri Ciri dan Peninggalannya di Indonesia

Setelah Jepang kalah dan menyerah, Belanda ,secara hukum internasional, berhak menguasai kembali Hindia Belanda walau Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan. Pihak Belanda sebelumnya juga sudah melakukan kesepakatan dengan Sekutu atau Inggris melalui Civil Affairs Agreement. Kesepakatan ini berisi bahwa Sekutu akan melucuti pasukan Jepang yang tersisa dan memperbolehkan Belanda ikut serta untuk kembali menduduki wilayah Indonesia. Penyerahan Indonesia kepada Belanda akan dilakukan Inggris pada tanggal 30 November 1945.

Wilayah Indonesia bagian barat dapat diatasi bersama Inggris. Untuk wilayah Indonesia timur, Belanda masuk bersama pasukan dari Australia dan kemudian mendapatkan kekuasaan atas Indonesia bagian timur. Tentunya, kepentingan Belanda dan Indonesia bertentangan sehingga terjadilah Agresi Militer Belanda 1 ini.

Apa dampak Agresi Militer Belanda 1 dan 2 bagi bangsa Indonesia
Van Mook (Sumber : Wikipedia)

Pelanggaran Perjanjian Linggarjati

Untuk mencari jalan keluar terbaik, Belanda dan Indonesia melakukan sebuah perjanjian yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Linggarjati. Perundingan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, meliputi :

  • Belanda mengakui Pulau Madura dan Jawa sebagai wilayah Indonesia secara de facto;
  • Belanda harus meninggalkan Indonesia maksimal tanggal 1 Januari 1949;
  • Belanda dan Indonesia membuat kesepakatan untuk membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS);
  • Republik Indonesia Serikat menjadi negara persemakmuran dalam naungan Kerajaan Belanda.

Secara garis besar, posisi Indonesia tetap saja dirugikan karena Indonesia menjadi bawahan dari Belanda dan banyak pro-kontra terkait hasil keputusan perjanjian ini. Namun, pemerintah Indonesia memilih jalan damai untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah. Terlebih lagi kekuatan militer Indonesia saat itu belum cukup kuat.

Beberapa kali, pasukan Belanda melakukan pelanggaran pada perjanjian tersebut sehingga memicu bentrokan yang terjadi di beberapa daerah. Titik puncaknya terjadi pada tanggal 15 Juli 1946 ketika Van Mook mengeluarkan ultimatum supaya Indonesia menarik mundur pasukannya dari garis gencatan senjata. Ultimatum tersebut tidak dihiraukan dan kemudian Van Mook menyatakan bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Perjanjian Linggarjati.

Apa dampak Agresi Militer Belanda 1 dan 2 bagi bangsa Indonesia
Iring-iringan Sekutu dan NICA (Sumber : Wikipedia)

Campur Tangan PBB

Pemerintah Indonesia kemudian melaporkan Agresi Militer Belanda 1 ini pada dunia internasional, lebih tepatnya Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati. PBB kemudian mengeluarkan resolusi pada tanggal 1 Agustus 1947 supaya konflik bersenjata dihentikan. 

Baca Juga:  Gerakan Republik Maluku Selatan : Latar Belakang & Tujuannya

Belanda mendapat desakan dari PBB dan dunia internasional. Sampai pada akhirnya, Belanda menerima resolusi dari PBB tersebut dan menghentikan agresi militer pada tanggal 15 Agustus 1947. Gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda kembali tercapai, untuk sementara. Belanda kemudian menggencarkan operasi yang lebih besar pada tanggal 19 Desember 1948. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda 2.

Dampak Agresi Militer Belanda 1

Agresi Militer Belanda 1 memiliki berbagai dampak kepada Indonesia, baik itu dampak positif maupun negatif. Berikut adalah dampak-dampak dari Agresi Militer Belanda 1 :

Dampak Positif 

  • Indonesia mendapat banyak dukungan dan simpati dari dunia internasional, sedangkan dukungan terhadap Belanda menurun;
  • Posisi Indonesia dalam dunia internasional menjadi semakin kuat;
  • Beberapa negara di dunia mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure.

Dampak Negatif 

  • Kekuatan militer Indonesia menjadi melemah;
  • Wilayah Indonesia menjadi semakin sempit karena berhasil direbut Belanda;
  • Banyak korban jiwa yang berguguran, mulai dari masyarakat sipil sampai militer;
  • Keadaan ekonomi Indonesia menjadi terganggu;
  • Penyerangan menyebabkan stabilitas politik di Indonesia terganggu.

Baca Juga : Latar Belakang, Tujuan & Dampak Agresi Militer Belanda 2

Demikian adalah penjelasan Museum Nusantara tentang latar belakang, tujuan, kronologi, serta dampak dari Agresi Militer 1. Semoga artikel ini membantu kalian untuk semakin mengenal sejarah perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.