Ada tiga jumrah yang harus dilakukan oleh jamaah haji jelaskan masing-masing

Lempar jumrah atau lontar jumrah (bahasa Arab: رمي الجمراتramy al-jamarāt) adalah sebuah kegiatan yang merupakan bagian dari ibadah haji tahunan ke kota suci Mekkah, Arab Saudi. Para jemaah haji melemparkan batu-batu kecil ke tiga tiang (jumrah; bahasa Arab: jamarah, jamak: jamaraat) yang berada dalam satu tempat bernama kompleks Jembatan Jumrah, di kota Mina yang terletak sebelah timur Mekkah. Para jemaah mengumpulkan batu-batuan tersebut dari tanah di hamparan Muzdalifah dan meleparkannya. Kegiatan ini adalah kegiatan kesembilan dalam rangkaian kegiatan-kegiatan ritual yang harus dilakukan pada saat melaksanakan ibadah haji, dan umumnya menarik jumlah peserta yang sangat besar (mencapai lebih dari sejuta jemaah). Ini adalah pemeragaan simbolis haji Nabi Ibrahim, dimana dia melemparkan batu ke tiga tiang yang merepresentasikan godaan untuk tidak mematuhi Allah.[1]

Ada tiga jumrah yang harus dilakukan oleh jamaah haji jelaskan masing-masing

Lemparan jamrah pada tahun 1942

Pada Idul Adha (hari ke-10 Dzulhijjah), jamaah haji harus melontar jumrah aqabah/Al-Jamrah Al-Aqaba dengan tujuh batu kerikil. Setelah pelontaran selesai, setiap jamaah harus memotong atau mencukur rambutnya.[2] Kemudian, pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, mereka harus melontar jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah aqabah dengan masing-masing tujuh batu kerikil, secara berurutan. Biasanya, kerikil yang digunakan diambil di Muzdalifah, pada malam sebelum pelontaran pertama, namun juga bisa diambil di Mina.

  1. ^ "Hari Terakhir Jemaah Haji di Mekkah". VOA Indonesia. Diakses tanggal 2021-12-05. 
  2. ^ "Day 3: 10th of Dhul Hijjah | Hajj & Umrah Planner" [Hari ke-3: 10 Dzulhijjah | Perencana Haji & Umrah]. hajjumrahplanner.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-07. Diakses tanggal 2017-04-07.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

 

Artikel bertopik Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lempar_jamrah&oldid=19507721"

IHRAM.CO.ID, — Allah SWT telah mewajibkan hamba-Nya memiliki bekal untuk  menjalankan ibadah haji.  Kewajiban tersebut ditegaskan Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 197.

 وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ “…Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” 

Kiai Ahmad Chodri Romli mengatakan, sangat penting jamaah memiliki bekal untuk menjalankan ibadah haji, terutama bekal takwa.  Bekal yang sifatnya rohani dan nonfisik implementasinya banyak sekali dan sangat luas di antaranya sebagai berikut:

Pertama, niat yang ikhlas  

Jauh-jauh datang ke Haramain, dengan meninggalkan keluarga, anak yang disayangi, pekerjaan yang dicintai, mengeluarkan biaya yang tak sedikit tiada lain kecuali semata-mata memenuhi undangan Allah untuk mendapatkan ridha-Nya. Maka dari itu niat bakal ikhlas harus ada di dalam diri masing-masing jamaah.

Kedua, bekal manasik haji dan umrah  

Orang naik haji bukan sekadar datang ke Makkah sebagaimana umumnya para turis melakukan perjalanan ke mancanegara, lalu melakukan kegiatan menurut kemauan dan seleranya sendiri, melainkan haji adalah ibadah mahdhah yang terikat dengan aturan yang baku

“Ilmu pengetahuan tentang ibadah haji itulah yang disebut manasik haji,” kata Kiai Ahmad dalam bukunya ‘Ensikloped Haji dan Umrah.’ 

Ketiga, bekal kesehatan jasmani dan rohani

Berbeda dengan sebagaimana ibadah ibadah yang lainnya, Haji merupakan ibadah badaniyah (ragawi) di samping ibadah maliyah (harta) dan sekaligus sebagai ibadah qalbiyah (mental).

Maka kesehatan fisik sangat penting mengingat hampir semua rangkaian ibadah haji itu berupa perbuatan, kegiatan yang melibatkan anggota badan.

“Jadi, menjaga kesehatan dengan cara mengatur pola makan, olahraga, dan sebagainya adalah termasuk salah satu upaya memaksimalkan ibadah Haji untuk meraih nilai status yang mabrur,” katanya.  

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Thu, 07 Jul 2022 22:50:13 +0700 with category Sejarah and was viewed by 345 other users

Jawaban:

Penjelasan:

1. Jumrah ula = jumrah terdekat ke masjid khaif dan paling jauhnya jumrah ke arah mekah

(menjauhkan diri dari sifat" qorun seperti pelit dan tamak)

2. Jumrah wustha = berada di antara jumrah ula dan jumrah aqabah

(menjauhkan diri dari sifat" bal'am seperti menjilat dan menjual ayat)

3. Jumrah aqabah = jumrah terdekat ke arah mekah

(menjauhkan diri dari sifat" fir'aun seperti sombong dan durhaka)

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Thu, 07 Jul 2022 22:50:15 +0700 dengan Kategori Sejarah dan Sudah Dilihat ### kali

Jawaban:

Penjelasan:

1. Jumrah ula = jumrah terdekat ke masjid khaif dan paling jauhnya jumrah ke arah mekah

(menjauhkan diri dari sifat" qorun seperti pelit dan tamak)

2. Jumrah wustha = berada di antara jumrah ula dan jumrah aqabah

(menjauhkan diri dari sifat" bal'am seperti menjilat dan menjual ayat)

3. Jumrah aqabah = jumrah terdekat ke arah mekah

(menjauhkan diri dari sifat" fir'aun seperti sombong dan durhaka)

Baca Juga: 14. Bu Prima selalu membanggakan dirinya


wx.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Rencana Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Rp3,75 Juta, Sudah Tepat?

Oleh Liputan6.com pada 13 Agu 2019, 17:27 WIB

Diperbarui 13 Agu 2019, 17:27 WIB

Ada tiga jumrah yang harus dilakukan oleh jamaah haji jelaskan masing-masing

Perbesar

Jemaah melakukan prosesi pelembaran jumrah di Mina. | via: youtube.com

Liputan6.com, Jakarta - Melontar jumrah merupakan bagian dari rangkaian ibadah haji. Jemaah melaksanakan kegiatan tersebut pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhujjah. 

Lempar jumrah atau ramy al jumrah adalah melemparkan batu kerikil pada waktu, tempat, dan jumlah yang sudah ditentukan. Sebagaimana diketahui ada tiga tempat jumrah di Mina. 

  • VIDEO: Penuh Tenaga! Pria Ini Emosi saat Lempar Jumroh

Halimi Zuhdy  dalam bukunya Sejarah Haji & Manasik membahas secara lengkap tentang jumrah. Menurut dia, jumrah dilakukan di tiga tempat. Yaitu

1. Jumrah Ula, terletak dekat dengan Masjid Khoif. Jarak antara jumrah wustho dan jumrah ula adalah kurang lebih 156,5 meter.

2. Jumrah Wustho, terletak di tengah antara jumrah ula dan jumrah aqabah. Jaraknya antara jumrah ula dan jumrah aqabah kurang lebih 117 meter.

3. Jumrah Aqabah, terletak paling dekat ke Makkah.

Pada 10 Dzulhijjah, jumrah yang dilontar hanyalah jumrah aqabah. Rasullah SAW melontar pada 10 dzulhijjah selepas dari Muzdalifah setelah matahari terbit.

Ada riwayat yang mengatakan bahwa sebagian orang diizinkan Rasullah meninggalkan Muzdalifah sebelum fajar, melontar jumrah 'Aqabah sebelum matahari terbit bahkan sebelum terbit fajar.

Tetapi ada yang secara tegas melarang melontar jumrah sebelum matahari terbit bahkan sebelum terbit fajar, tetapi ada yang secara tegas melarang melontar jumrah sebelum matahari terbit bahkan untuk keluarga beliau yang diizinkan meninggalkan Muzdalifah pada malam hari.

Berdasar pada hal itu, diusahakan jemaah haji melontar sebelum matahari terbit. Tidak mengapa seandainya jemaah haji melontarnya pada sore hari sekembali dari Mekkah melakukan thawaf ifadah.

Ada tiga jumrah yang harus dilakukan oleh jamaah haji jelaskan masing-masing

Perbesar

Tempat lontar jumrah di Mina, Mekah, Arab Saudi, lengang.

Adapun kegiatan lontar jumrah pada 11,12,dan 13 Dzulhijjah adalah tiga jumrah. Dimulai dari dari jumrah ula,wustha, dan aqabah. Adapun waktu melontar di hari-hari itu adalah tiap setelah matahari tergelincir ke barat.

"Jangan sampai kita melontar sebelum waktunya. Orang boleh melontar pada dua hari, yaitu pada tanggal 11 dan 12. Hal tersebut dinamakan nafar awwal. Boleh juga dilakukan sampai pada tanggal 13. Itulah yang dinamakan nafar tsani," Tulis Zuhdy.

 (Desti Gusrina)

Lanjutkan Membaca ↓

Ada tiga jumrah yang harus dilakukan oleh jamaah haji jelaskan masing-masing