Uraikan tentang kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung

Home Nasional Nasional Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Rabu, 02 Des 2020 16:01 WIB

Uraikan tentang kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung

Kerajaan Mataram Islam memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Berikut awal kejayaan hingga runtuhnya Kerajaan Mataram Islam. (Foto: iStockphoto/awicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejarah awal terbentuknya Kerajaan Mataram Islam diketahui berdiri sekitar abad ke-16, tepatnya pada tahun 1582 di Pulau Jawa. Kesultanan ini merupakan kerajaan berbasis pertanian, dengan menerapkan ajaran Islam dalam perjalanan kejayaannya.

Kerajaan Mataram Islam pernah mempersatukan tanah Jawa dan Madura. Kesultanan ini juga pernah memerangi Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC di Batavia untuk mencegah penyebaran kekuasaan VOC.

Pusat Pemerintahan Kesultanan Mataram Islam terletak di wilayah Kuthagedhe yang berada di Kota Yogyakarta sekarang.

Dalam perjalanannya, Kesultanan ini meninggalkan beberapa jejak sejarah yang masih terlihat hingga kini, seperti kampung Matraman di Jakarta, sistem persawahan di Jawa Barat (Pantura), serta beberapa batas administrasi wilayah yang masih diberlakukan hingga kini.

Berikut perjalanan sejarah Kerajaan Mataram Islam, dari masa awal berdiri hingga runtuhnya kesultanan tersebut.

Masa Awal dan Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Uraikan tentang kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Ilustrasi. Masa Awal dan Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Masa awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam ini dimulai dari perebutan wilayah Pajang oleh Sutawijaya. Lalu, Kerajaan Mataram menjadi salah satu Kesultanan Islam yang dinilai berkembang di tanah Jawa.

Kerajaan Mataram rutin menerjemahkan naskah Arab dan menerjemahkan Alquran ke bahasa Jawa. Mulai saat itu, kesultanan ini mendirikan pesantren yang menjadikan wilayahnya sebagai pusat agama Islam.

Selain membangun pesantren, ada bermacam cara dilakukan para penguasa untuk menjadikan wilayah Kesultanan Mataram sebagai pusat agama Islam, di antaranya dengan mendirikan rumah ibadah.

Kejayaan Kesultanan Mataram terjadi pada saat Raden Mas Rangsang atau biasa dikenal dengan Sultan Agung memimpin Kerajaan Islam Mataram pada 1613-1645.

Pada masa kepemimpinannya, ia diklaim sebagai raja terbesar dari semua pemimpin kerajaan Mataram.

Pada masa kejayaannya, Sultan Agung Hanyokrokusumo berhasil melakukan ekspansi ke sebagian pulau Jawa dengan cara menundukkan raja-raja lainnya.

Cakupan wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian wilayah di Jawa Barat.

Sultan Agung Hanyokrokusumo juga melakukan perlawanan kepada VOC dengan memboyong beberapa kerajaan untuk disatukan, meliputi Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon.

Namun sayangnya, kejayaan itu harus berakhir karena ia wafat saat menyerang VOC di Batavia pada 1628 hingga 1629 M.

Runtuhnya Kesultanan Mataram Islam

Uraikan tentang kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi keraton. Runtuhnya Kesultanan Mataram Islam

Setelah Sultan Agung Wafat, takhta kesultanan diserahkan pada putranya, Susuhunan Amangkurat I. Di bawah kepemimpinan Amangkurat I, ia memindahkan lokasi keraton ke Plered. Sejak saat itu gelar Sultan diganti menjadi Sunan.

Berbeda dengan ayahnya, Amangkurat I justru bukan sosok anti-VOC. Ia justru berteman dengan VOC.

Pada 1645 hingga 1677 terjadi pertentangan dan perpecahan dalam keluarga Kerajaan Mataram Islam. Lantas, momen ini dimanfaatkan VOC untuk menguasai Kesultanan tersebut.

Kemudian pada 1677 Susuhunan Amangkurat I meninggal. Putra Mahkota dilantik menjadi Susuhunan Amangkurat II. Di masa kepemimpinan itu, Susuhunan II memindahkan pusat pemerintahan ke Kertasura.

Belanda pun mulai menguasai sebagian besar wilayah kerajaan Mataram saat Raja Amangkurat II memimpin. Hal ini kemudian membuat rakyat menderita karena kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Belanda.

Kepemimpinan Kesultanan Mataram terus berganti. Takhta kerajaan diwariskan kepada Amangkurat III, Pakubuwana I, Amangkurat IV, dan Pakubuwana II.

Pada kepemimpinan Pakubuwana II merupakan akhir dari kejayaan Kerajaan Mataram Islam. Hal ini ditandai dengan penandatanganan penyerahan kedaulatan Mataram kepada VOC pada 11 Desember 1749. Namun secara de facto, Mataram ditundukkan sepenuhnya pada 1830.

Sampai akhirnya pada 13 Februari 1755 menjadi puncak perpecahan Kerajaan Mataram Islam. Hal ini ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta.

Usai dibagi menjadi dua wilayah, perpecahan kembali melanda Kerajaan Mataram Sehingga pada 1757 terjadi perjanjian Salatiga. Namun perpecahan ini berakhir pada 1830 saat perang Dipenogoro selesai.

Seluruh daerah kekuasaan Surakarta dan Yogyakarta dirampas oleh Belanda. Akhirnya pada 27 September 1830 terjadi perjanjian Klaten yang menentukan wilayah kekuasaan Belanda.

Akhirnya secara permanan Kerajaan Mataram diserahkan kepada Belanda lewat perjanjian tersebut.

Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Uraikan tentang kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Ilustrasi. Salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Islam adalah Makam Raja Mataram Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta

Ada banyak peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam yang masih bisa disaksikan hingga kini. Yakni Pasar Kotagede, Masjid Agung Negara di Yogyakarta, Kompleks Makam Kerajaan Imogiri di Bantul Yogyakarta, hingga Masjid Agung Surakarta di Solo.

Selain itu, ada juga kitab Sastra Gending yang menjadi sumber sejarah Kerajaan Mataram Islam.

Itulah perjalanan panjang berdiri dan berjaya, hingga runtuhnya Kerajaan Mataram Islam yang menjadi salah satu kesultanan terbesar kerajaan Islam Nusantara.

(cha/fjr)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Jakarta -

Ada banyak kesultanan yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya kerajaan Mataram. Kerajaan ini diketahui berdiri sekitar abad ke-16 dan menjadi salah satu kerajaan Islam di Tanah Air.

Walaupun memiliki nama Mataram, letak kerajaan Mataram bukan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat tetapi di Jawa Tengah. Nah, penasaran kan bagaimana sejarahnya?


Berikut sejarah kerajaan Mataram dikutip dari buku 'Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa' karya Alik Al Adhim:

Kerajaan Mataram menjadi salah satu kesultanan Islam yang berkembang pesat di tanah Jawa. Ada berbagai cara yang dilakukan penguasa kala itu demi menjadikan Kerajaan Mataram sebagai pusat agama Islam, misalnya mendirikan rumah ibadah.

Selain itu, kerajaan Mataram juga rutin menerjemahkan naskah Arab, menerjemahkan Al Quran ke bahasa Jawa, hingga mendirikan pesantren demi menjadikan wilayahnya sebagai pusat agama Islam.

2. Masa Kejayaan Kerajaan Mataram

Masa kejayaan berhasil didapatkan saat Sultan Agung Hanyokrokusumo menjabat menjadi raja. Ia diketahui berhasil menyatukan pulau Jawa dengan mendudukkan raja-raja lainnya.

Adapun, wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Sayang, masa kejayaan itu harus berakhir karena ia diketahui wafat saat menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 hingga 1629 M.

3. Raja-raja

Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Mataram adalah Sutawijaya atau dikenal juga dengan nama Panembahan Senopati. Kala ia menjabat ia sering melakukan ekspansi ke beberapa daerah untuk mengembangkan wilayah.

Bahkan, para penduduk di daerah yang ditaklukkan harus menganut agama Islam. Hal ini dilakukan demi mencapai keinginannya menjadikan kerajaan Mataram sebagai pusat agama Islam.

Sutawijaya diketahui menjabat selama 26 tahun lamanya dari 1575 M hingga 1601 M. Selanjutnya, di tahun 1601 M kerajaan dipimpin oleh Mas Jolang atau Panembahan Sedo Krapyak.

Sayang, di tahun 1613 M ia meninggal dunia karena gugur dalam usahanya ekspansi kerajaan Mataram ke daerah Krapyak, Yogyakarta. Posisinya pun digantikan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Raja Sultan Agung Hanyokrokusumo menjadi raja terbesar dari semua pemimpin kerajaan Mataram. Namun, di tahun 1645 M ia meninggal dunia karena usahanya merebut Batavia. Selanjutnya, kepemimpinan dipegang oleh Amangkurat I yang tidak lain anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Ia memerintah kerajaan Mataram mulai tahun 1645 hingga 1677 M. Terakhir, kepemimpinan dilanjutkan oleh Amangkurat II hingga akhirnya kerajaan Mataram mengalami keruntuhan.

4. Keruntuhan

Runtuhnya kerajaan Mataram Islam dikarenakan hubungan dengan para kolonial Belanda atau VOC yang tidak baik. Diketahui, Belanda mulai menguasai sebagian besar wilayah kerajaan Mataram saat Raja Amangkurat II memimpin. Hal ini pun membuat rakyat menderita karena kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Belanda.

5. Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Ada banyak peninggalan dari kerajaan Mataram Islam, yakni Masjid Agung Gedhe Kauman di Yogyakarta, hingga Masjid Agung Surakarta di Solo. Selain itu, ada juga kitab Sastra Gending yang menjadi sumber sejarah kerajaan mataram islam.

Dalam kitab yang ditulis oleh Raja Sultan Agung Hanyokrokusumo dari kerajaan Mataram, dikisahkan bahwa setiap orang harus menjadi pribadi yang sopan dan santun, baik di keadaan apapun.

Simak Video "Momen Silaturahmi Empat Trah Kerajaan Mataram Islam"



(pay/pal)