Ucapan salam yang tepat kepada teman yang berbeda agama yaitu

Jakarta -

Dalam agama Islam, mengucapkan salam sangat dianjurkan bagi sesama muslim. Ucapan salam mengandung makna doa atau selamat, sejahtera dan keberkahan.

Apabila seorang muslim berjumpa dengan muslim lain maka disunnahkan memberi salam, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh yang berarti selamat sejahtera atas kamu.

Bagi yang menerima atau mendengar salam tersebut maka wajib menyahut atau membalas salamnya dengan lafaz, Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh yang artinya selamat sejahtera atas kamu juga.

Namun dalam pergaulan sehari-hari, seringkali teman non muslim kita terbiasa ikut mengucapkan salam pada kita, dan kita pun terkadang melemparkan salam untuk mereka. Apa hukumnya apabila kita mengucapkan salam kepada selain yang beragama Islam dan bagaimana sikap kita saat menerima salam dari non muslim?Menjawab pertanyaan ini, Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr Abdul Moqsith Ghazali menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri, banyak kegiatan dan aktivitas yang sebenarnya melibatkan muslim dan non muslim. Beberapa di antaranya seperti hidup bertetangga dan bekerja sama dengan umat agama lain. "Kita hidup di Indonesia, kita bertetangga dengan umat agama lain. Umat Islam bertetangga dengan orang Kristen, bertetangga dengan orang Hindu, bertetangga dengan orang Budha, bertetangga dengan orang Konghucu dan seterusnya. Bahkan di lingkungan kantor kita menyaksikan umat Islam bekerja di dalam satu kantor dengan umat agama lain," ujar Moqsith.Disampaikan Moqsith, mengenai bagaimana hukumnya mengucapkan salam kepada umat agama lain atau sebaliknya, dalam kitab fiqih, secara jelas akan menemukan perbedaan pendapat para ulama.Sebagian ulama menyatakan, mengucapkan salam kepada umat agama lain atau menerima salam dari umat agama lain, itu diperbolehkan. Hal ini didasarkan kepada ketentuan umum di dalam Alquran yang menyatakan:

'Waidza khuyyitum bitakhiyyatin fakhayyu biakhsana minha au ruddhuha'

Jika mereka mengucapkan salam kepada umat Islam, ungkapan salamnya adalah ungkapan yang baik.

"Misalnya mengucapkan 'Assalamu'alaikum' kepada kita, maka kita diperbolehkan untuk mengucapkan 'wa'alaikumussalam'. Bahkan jika mereka sempurna mengucapkan 'Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh', maka kita mengembalikan salam itu kepada mereka juga secara sempurna," ucapnya.

Akan tetapi bagaimana apabila kita ingin mengucapkan salam kepada individu-individu atau kepada komunitas umat agama lain? Sebagian ulama menyatakan jika kita sesama umat Islam, langsung mengucapkan 'Assalamu'alaikum', baik umat Islam itu sedang sendiri atau bersamaan dengan yang lain.

Tidak demikian halnya mengucapkan salam kepada umat agama lain. Contoh, jika kita bertemu dengan orang Kristen sedang sendirian, maka para ulama mengatakan kita tidak perlu mengucapkan 'Assalamu'alaikum', tapi mengucapkan 'Assalamu'alaika', yang artinya salam sejahtera hanya buat kamu.

Tapi jika mereka sedang bersama dengan yang lain dalam jumlah yang banyak, maka sebagian ulama memperbolehkan mengucapkan 'Assalamu'alaikum'.

"Apa inti dari ajaran salam ini? Kalau kita teliti redaksi, makna dan kandungan 'Assalamu'alaikum', sebenarnya adalah perintah untuk menebarkan perdamaian di permukaan bumi ini," urai Moqsith.

Alumni Ma'had Aly Situbondo Jawa Timur ini kemudian menuturkan, pernah ada sebuah kisah ketika umat Islam bersitegang dengan umat agama lain, persisnya adalah umat Islam dengan orang Yahudi di Madinah.

Orang Yahudi mengucapkan salam dengan makna yang diskriminatif, dengan makna yang buruk kepada umat Islam mereka menyatakan 'Assamu'alaikum', artinya kematian, kecelakaan buat kalian umat Islam. Dalam konteks ini maka kemudian umat Islam diperintahkan untuk menjawab 'Wa'alaikum', artinya begitu juga dengan kalian.

Moqsith mengatakan, hal tersebut adalah suasana yang tidak normal, di mana umat Islam berada dalam sebuah konflik dan ketegangan. Dalam konteks yang seperti itulah, maka keluar sebuah hadis dari Baginda Nabi Muhammad SAW yang melarang umat Islam untuk mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan orang Kristen.Artinya, jika suasananya di dalam perdamaian damai dan tidak sedang di dalam konflik, maka tidak ada argumen yang cukup memadai untuk melarang umat Islam mengucap salam kepada umat agama lain atau juga sebaliknya, menerima salam dari umat agama lain."Tapi dalam konteks Indonesia, seringkali kita menggunakan salam-salam yang lain. Misalnya selamat pagi, selamat sore, salam sejahtera, yang dari sudut dan maknanya memiliki kesamaan dengan apa yang diperintahkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Perdamaian, toleransi, kerukunan adalah ajaran pokok yang terpatri di dalam anjuran untuk mengucapkan salam kepada sesama umat manusia," pungkas Moqsith.Simak penjelasan selengkapnya dalam sketsa berikut ini:

Saksikan program Tanya Jawab Islam, setiap hari pukul 17:35 WIB selama Ramadan di detikcom.

Tonton juga video spesial Ramadan lainnya tentang mengaji berikut ini:

(rns/rns)

Ulama menjelaskan hukum mengucapkan salam kepada Non-Muslim.

Senin , 28 Dec 2020, 06:21 WIB

Republika/Prayogi

Bolehkah Mengucapkan Salam kepada Non-Muslim?. Foto: Toleransi [ilustrasi]

Rep: Meiliza Laveda Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Banyak pendapat terkait hukum mengucapkan salam kepada Non-Muslim. Bagaimana Rasulullah memandang hal tersebut?

Sementara ulama khususnya ulama masa lampau menduga tidak diperkenankan memulai ucapan salam kepada non-Muslim. Mereka mengacu pada salah satu hadits Rasulullah,

“Janganlah memulai mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani dan bila kamu bertemu salah seorang dari mereka di jalan maka desaklah ia ke arah yang sempit [HR Muslim].

Baca Juga


Pakar Tafsir Alquran asal Indonesia, Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Islam yang Saya Pahami, hadits tersebut tidak ditujukan kepada semua orang Yahudi, Nasrani, atau non-Muslim lain. Ada banyak riwayat, baik lisan maupun praktik hidup Rasulullah yang menunjukkan keramahan kepada non-Muslim. Misal, memberi mereka hadiah, mengunjungi orang sakit, menerima undangan makan, dan lain-lain. Atas dasar itu, larangan tidak diperbolehkan mengucapkan salam tertuju pada sejumlah mereka non-Muslim yang memusuhi Islam.

Menurut banyak ulama, mereka adalah orang Yahudi dari Bani Quraizhah yang memusuhi Nabi dan mengkhianati perjanjian atau telah berulang-ulang menampakkan kebencian dan penghinaan terhadap Nabi dan umat Islam. Alquran mengisyaratkan sejumlah orang Yahudi sengaja mempermainkan lidahnya untuk mengucapkan kata-kata yang sepintas bermakna baik tapi maksudnya buruk, antara lain as-samû ‘alaykum yang berarti kecelakaan buat kamu sebagai ganti as-salâmu ‘alaykum.

Jadi, larangan memulai mengucapkan salam bukan terhadap semua orang Yahudi, Nasrani, dan non-Muslim lainnya, melainkan orang-orang tertentu yang permusuhan mereka telah melampaui batas. Ada di antara orang-orang Yahudi yang mengucapkan kata as-samû ‘alaykum bukan as-salâmu ‘alaykum namun Rasulullah tetap memperlakukan mereka dengan baik.

Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya bahwa sejumlah orang-orang Yahudi datang kepada Nabi dan berucap “as-samû ‘alaykum” maka Aisyah menjawab mereka dengan berkata, “’Alaikum bahkan semoga Allah mengutuk kalian dan semoga murka Allah menimpa kalian.” Mendengar ucapain Aisyah, Nabi menegurnya dengan bersabda, “Perlahanlah, wahai Aisyah. Hendaklah engkau berlemah lembut dan hindarilah kekerasan dan ujaran buruk.”

Aisyah berkata, “Tidakkah engkau, wahai Rasul, mendengar apa yang mereka ucapkan?” Nabi bersabda, “Tidakkah engkau mengdengar apa yang telah saya ucapkan? Aku menjawab mereka dan Allah mengabulkan apa yang kumohon buat mereka dan Allah tidak mengabulkan apa yang mereka mohonkan [keburukan] atasku.”

Dari hadits tersebut terlihat kendati orang-orang berucap buruk terhadap Nabi, namun dia tetap menjawab salam mereka. Oleh karena itu, sekian banyak ulama membolehkan atau menganjurkan seorang Muslim mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani. 

Berikut ini soal dan kunci jawaban tema 3 kelas 2 SD Subtema 1 halaman 92 93 94 95 96 mengenai agama

Ilustrasi salam dalam agama - soal dan kunci jawaban tema 3 kelas 2 SD Subtema 1 - Freepik

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ayo kita belajar menggunakan artikel ini mengenai soal dan kunci jawaban tema 3 kelas 2 SD Subtema 1.

Berikut ini soal-soal dan kunci jawaban tema 3 kelas 2 SD Subtema 1 halaman 93 sampai 96.

Yaitu tepatnya pada halaman 92, 93, 94, 95, 96 pada tema 3 kelas 2 SD.

Tema yang akan kita pelajari di artikel ini adalah '3: Tugasku sebagai Umat Beragama'.

Kita akan belajar tentang berbagai salam dari agama yang ada di Indonesia.

Pada tema 3 kelas 2 SD Subtema 1 ini diperuntukkan bagi orang tua dalam mmembimbing anak saat belajar di rumah.

Lalu, anak-anak di rumah harus mengerjakan soal-soalnya terlebih dahulu melalui buku paket.

Belajar dari rumah [Ilustrasi]. [Freepik.com]

Orang tua mengoreksi pekerjaan anak melalui artikel ini.

Artikel tema 3 kelas 2 SD Subtema 1 halaman 93, 94, 95, 96, ini dikutip dari buku paket Guru dan Siswa serta sumber-sumber lainnya.

Yuk kita belajar mengenai tema 3 kelas 2 SD Subtema 1 halaman 93 sampai 96.

Ayo kita pelajari!

Mengucap Salam

Gambar mengucap salam [Buku tematik]

Gambar mengucap salam [Buku tematik]

Ibu guru selalu mengucap salam sebelum membuka pelajaran.

Setiap agama mengajarkan untuk mengucap salam.

Salam diucapkan ketika bertemu dengan orang lain.

Salam juga diucapkan ketika berbicara di depan umum atau berpidato.

Setiap agama memiliki ucapan salam yang berbeda-beda.

Setiap siswa wajib menghormati dan menghargai ucapan salam.

Menjawab salam adalah bukti penghargaan kepada orang lain.

Mengucap atau menjawab salam adalah budaya siswa.

Ketika bertemu dengan teman lain agama, ucapkan salam yang umum.

Contohnya : “Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, atau selamat malam”.

Ayo Berlatih

Tulislah berbagai ucapan salam berdasarkan agamanya!

1 Islam

2 Katolik

3 Kristen

4 Hindu

5 Buddha

6 Konghucu

Jawaban:

1. Islam: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

2. Katolik: Salam sejahtera bagi Kita Semua

3. Kristen: Salam sejahtera

4. Hindu: Om Swastyastu

5. Buddha: Namo Buddhaya

6. Konghucu: Salam Kebajikan

Ayo Membaca

Bacalah teks tentang budaya salam di atas!

Tuliskan ucapan salam sesuai agama yang kamu anut!

Tuliskan jawaban salam sesuai agama yang kamu anut!

Jawaban:

Ucapan salam: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Jawaban salam : Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Ayo Berdiskusi

Diskusikan dengan temanmu!

Bagaimana perilakumu dengan teman yang memiliki salam berbeda?

Jawaban:

Perilaku saya kepada teman yang punya salam berbeda adalah menghargai teman yang berbeda agama beserta salam yang diucapkan mereka.

Kemarin, Siti memberikan sumbangan kepada korban banjir.

Selain uang, beberapa siswa menyumbang alat tulis.

Ada anak korban banjir yang kehilangan buku dan alat tulis.

Ayo Berlatih

Ayo, perhatikan beberapa harga alat tulis berikut!

Daftar harga peralatan sekolah [Buku tematik]

Urutkanlah harga alat tulis di bawah ini dari yang paling murah!

Siti memiliki uang Rp2.000,00. Barang apa saja yang dapat ia beli?

Daftar harga peralatan sekolah [Buku tematik]

Jawaban:

1. Urutan barang dari yang paling murah ke yang paling mahal adalah:

1. Penghapus

2. Pensil

3. Pulpen

2. Barang yang bisa dibeli Siti adalah:

2 buah penghapus, 1 buah pensil, dan 1 buah pulpen.

[Tribunnewsmaker.com/Talitha]

Jakarta -

Dalam agama Islam, mengucapkan salam sangat dianjurkan bagi sesama muslim. Ucapan salam mengandung makna doa atau selamat, sejahtera dan keberkahan.

Apabila seorang muslim berjumpa dengan muslim lain maka disunnahkan memberi salam, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh yang berarti selamat sejahtera atas kamu.

Bagi yang menerima atau mendengar salam tersebut maka wajib menyahut atau membalas salamnya dengan lafaz, Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh yang artinya selamat sejahtera atas kamu juga.

Namun dalam pergaulan sehari-hari, seringkali teman non muslim kita terbiasa ikut mengucapkan salam pada kita, dan kita pun terkadang melemparkan salam untuk mereka. Apa hukumnya apabila kita mengucapkan salam kepada selain yang beragama Islam dan bagaimana sikap kita saat menerima salam dari non muslim?Menjawab pertanyaan ini, Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr Abdul Moqsith Ghazali menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri, banyak kegiatan dan aktivitas yang sebenarnya melibatkan muslim dan non muslim. Beberapa di antaranya seperti hidup bertetangga dan bekerja sama dengan umat agama lain. "Kita hidup di Indonesia, kita bertetangga dengan umat agama lain. Umat Islam bertetangga dengan orang Kristen, bertetangga dengan orang Hindu, bertetangga dengan orang Budha, bertetangga dengan orang Konghucu dan seterusnya. Bahkan di lingkungan kantor kita menyaksikan umat Islam bekerja di dalam satu kantor dengan umat agama lain," ujar Moqsith.Disampaikan Moqsith, mengenai bagaimana hukumnya mengucapkan salam kepada umat agama lain atau sebaliknya, dalam kitab fiqih, secara jelas akan menemukan perbedaan pendapat para ulama.Sebagian ulama menyatakan, mengucapkan salam kepada umat agama lain atau menerima salam dari umat agama lain, itu diperbolehkan. Hal ini didasarkan kepada ketentuan umum di dalam Alquran yang menyatakan:

'Waidza khuyyitum bitakhiyyatin fakhayyu biakhsana minha au ruddhuha'

Jika mereka mengucapkan salam kepada umat Islam, ungkapan salamnya adalah ungkapan yang baik.

"Misalnya mengucapkan 'Assalamu'alaikum' kepada kita, maka kita diperbolehkan untuk mengucapkan 'wa'alaikumussalam'. Bahkan jika mereka sempurna mengucapkan 'Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh', maka kita mengembalikan salam itu kepada mereka juga secara sempurna," ucapnya.

Akan tetapi bagaimana apabila kita ingin mengucapkan salam kepada individu-individu atau kepada komunitas umat agama lain? Sebagian ulama menyatakan jika kita sesama umat Islam, langsung mengucapkan 'Assalamu'alaikum', baik umat Islam itu sedang sendiri atau bersamaan dengan yang lain.

Tidak demikian halnya mengucapkan salam kepada umat agama lain. Contoh, jika kita bertemu dengan orang Kristen sedang sendirian, maka para ulama mengatakan kita tidak perlu mengucapkan 'Assalamu'alaikum', tapi mengucapkan 'Assalamu'alaika', yang artinya salam sejahtera hanya buat kamu.

Tapi jika mereka sedang bersama dengan yang lain dalam jumlah yang banyak, maka sebagian ulama memperbolehkan mengucapkan 'Assalamu'alaikum'.

"Apa inti dari ajaran salam ini? Kalau kita teliti redaksi, makna dan kandungan 'Assalamu'alaikum', sebenarnya adalah perintah untuk menebarkan perdamaian di permukaan bumi ini," urai Moqsith.

Alumni Ma'had Aly Situbondo Jawa Timur ini kemudian menuturkan, pernah ada sebuah kisah ketika umat Islam bersitegang dengan umat agama lain, persisnya adalah umat Islam dengan orang Yahudi di Madinah.

Orang Yahudi mengucapkan salam dengan makna yang diskriminatif, dengan makna yang buruk kepada umat Islam mereka menyatakan 'Assamu'alaikum', artinya kematian, kecelakaan buat kalian umat Islam. Dalam konteks ini maka kemudian umat Islam diperintahkan untuk menjawab 'Wa'alaikum', artinya begitu juga dengan kalian.

Moqsith mengatakan, hal tersebut adalah suasana yang tidak normal, di mana umat Islam berada dalam sebuah konflik dan ketegangan. Dalam konteks yang seperti itulah, maka keluar sebuah hadis dari Baginda Nabi Muhammad SAW yang melarang umat Islam untuk mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan orang Kristen.Artinya, jika suasananya di dalam perdamaian damai dan tidak sedang di dalam konflik, maka tidak ada argumen yang cukup memadai untuk melarang umat Islam mengucap salam kepada umat agama lain atau juga sebaliknya, menerima salam dari umat agama lain."Tapi dalam konteks Indonesia, seringkali kita menggunakan salam-salam yang lain. Misalnya selamat pagi, selamat sore, salam sejahtera, yang dari sudut dan maknanya memiliki kesamaan dengan apa yang diperintahkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Perdamaian, toleransi, kerukunan adalah ajaran pokok yang terpatri di dalam anjuran untuk mengucapkan salam kepada sesama umat manusia," pungkas Moqsith.Simak penjelasan selengkapnya dalam sketsa berikut ini:

Saksikan program Tanya Jawab Islam, setiap hari pukul 17:35 WIB selama Ramadan di detikcom.

Tonton juga video spesial Ramadan lainnya tentang mengaji berikut ini:

[rns/rns]

Video yang berhubungan