Show
Hai adik-adik kelas 6 SD, berikut ini Osnipa akan membahas materi Persamaan dan Perbedaan Ciri Fisik Anak Laki-Laki dan Perempuan pada Masa Pubertas Kelas 6 SD. Masa pubertas merupakan masa yang sangat berharga dalam perjalanan hidup manusia. Perkembangan dan pertumbuhan terjadi sangat pesat pada masa ini. Orang tua serta lingkungan hendaknya membawa pengaruh positif terhadap perubahan pada masa remaja ini. Lingkungan keluarga masyarakat yang sejahtera, akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan para remaja. Ada beberapa perbedaan yang bisa dilihat pada masa pubertas yang terjadi pada anak laki-laki dan perempuan. Apa saja perbedaan yang terdapat pada anak laki-laki dan perempuan pada masa pubertas? Agar Ananda mendapatkan informasi yang jelas, silakan disimak video pada link berikut ini. Jangan lupa untuk mencatat materi agar Ananda dapat mempelajarinya lebih lanjut. 1. Apakah kalian sudah memasuki masa pubertas? Untuk menjawabnya, isilah dengan menjawab secara jujur pertanyaan-pertanyaan dalam tabel berikut. Isi tabel dengan tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia. Untuk kolom kesimpulan, isi berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tersedia. kolom di bawah ini sesuai dengan jenis kelamin kalian. Jika jawaban lebih banyak pada kolom “Sudah” berarti kesimpulannya kalian sudah memasuki masa pubertas. Namun, jika jawabannya lebih banyak pada kolom ”Belum”, berarti kalian masih anak-anak.Kolom diisi oleh anak laki-laki
Kolom diisi oleh anak perempuan
2. Sebutkan persamaan fisik yang dialami oleh anak laki-laki dan perempuan pada masa pubertas!Pembahasan:Persamaan fisik yang dialami oleh anak laki-laki dan perempuan pada masa pubertas:(1) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar alat kemaluan(2) Muka mulai berjerawat(3) Lebih banyak mengeluarkan keringat (4) Mengeluarkan bau badan 3. Isilah kolom di bawah ini untuk menentukan perbedaan fisik yang dialami oleh anak laki-laki dan perempuan pada masa pubertas!Pembahasan:
Demikian pembahasan mengenai Persamaan dan Perbedaan Ciri Fisik Anak Laki-Laki dan Perempuan pada Masa Pubertas Kelas 6 SD. Semoga bermanfaat.
Hirsutisme adalah tumbuhnya rambut tebal pada wanita, di bagian tubuh yang biasanya tumbuh rambut pada pria, seperti di wajah (janggut), dada, dan punggung. Kondisi ini juga dapat disertai dengan beberapa gejala lain, seperti suara menjadi berat dan otot membesar. Hirsutisme terjadi untuk jangka panjang, maka tak heran banyak wanita yang mengalami kondisi ini dapat merasa malu, tertekan, bahkan sampai depresi. Untuk menanganinya, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan, mulai dari perawatan mandiri hingga penggunaan obat-obatan tertentu. Penyebab HirsutismeHirsutisme terjadi karena tingginya kadar hormon androgen dalam tubuh atau karena tubuh menjadi lebih sensitif terhadap hormon tersebut. Androgen sendiri adalah kelompok hormon yang mengatur karakteristik pada pria, seperti pertumbuhan rambut di beberapa bagian tubuh dan perubahan suara. Meski lebih dikenal sebagai “hormon pria”, androgen juga diproduksi dalam tubuh wanita, hanya saja dalam kadar yang lebih sedikit. Namun, kadar hormon androgen bisa menjadi lebih tinggi dari normalnya jika seorang wanita memiliki kondisi di bawah ini:
Faktor risiko hirsutismeHirsutisme dapat dialami oleh setiap wanita. Akan tetapi, hirsutisme lebih sering terjadi pada wanita yang keluarganya memiliki riwayat hirsutisme. Selain itu, wanita yang menderita obesitas juga lebih berisiko mengalami kondisi ini. Gejala HirsutismeGejala utama hirsutisme adalah pertumbuhan rambut yang tebal pada wajah (kumis atau janggut), leher, dada, perut, paha, punggung bagian bawah, kaki, atau bokong. Selain itu, penderita juga dapat mengalami gejala yang timbul akibat kadar hormon androgen yang terlalu tinggi, seperti:
Kapan harus ke dokterLakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala berupa pertumbuhan rambut di bagian tubuh yang umumnya hanya ada pada pria. Pemeriksaan sejak dini diperlukan untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya, serta untuk menentukan pengobatan yang paling tepat. Diagnosis HirsutismeUntuk mendiagnosis hirsutisme, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala atau keluhan yang dialami pasien, riwayat menstruasi pasien, riwayat penyakit terdahulu, riwayat kesehatan keluarga, serta obat-obatan yang mungkin sedang dikonsumsi oleh pasien. Selanjutnya, , dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mengamati bagian tubuh yang ditumbuhi rambut dan melihat pertumbuhan jerawat di wajah. Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
Pengobatan HirsutismePengobatan hirsutisme dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya, serta seberapa banyak rambut yang tumbuh. Beberapa pilihan pengobatannya adalah: Obat-obatan Beberapa jenis obat bisa digunakan untuk menangani hirsutisme, tetapi biasanya hasilnya baru terlihat setelah digunakan selama 6 bulan. Obat yang dapat digunakan antara lain:
Prosedur medis dan terapi Selain dengan obat-obatan, ada dua jenis pengobatan yang juga dapat menghilangkan rambut untuk waktu yang lama, yaitu:
Perawatan di rumah Untuk menghilangkan atau mengurangi pertumbuhan rambut sementara, ada beberapa perawatan yang bisa pasien lakukan sendiri di rumah, yaitu:
Komplikasi HirsutismeJika tidak ditangani, hirsutisme dapat menimbulkan rasa malu, stres, bahkan depresi, karena memiliki rambut di bagian tubuh yang umumnya tidak dimiliki wanita. Selain itu, hirsutisme juga dapat menimbulkan komplikasi jika penyebab yang mendasarinya tidak tertangani dengan tepat. Misalnya, PCOS dapat menghambat kesuburan pada wanita (infertilitas). Pencegahan HirsutismeHirsutisme sulit dicegah. Namun, risiko terkena hirsutisme dapat dikurangi dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti:
Terakhir diperbarui: 6 Juli 2021 |